Sesampainya di rumah Cia langsung mencari kotak P3K. Tetapi karena baru pindah belum ada P3K di rumah itu.
"Ash, sialan.." gumam Cia.
"Cari apa sih?" tanya Zayyan yang melihat Cia mondar-mandir.
"Di dekat sini ada rumah sakit nggak? Atau kalau nggak minimal klinik atau bidan gitu?" tanya Cia.
"Hah? Mau ngapain?"
Cia menoyor kepala Zayyan. "Ngobatin luka Lo lah! Itu lutut Lo lukanya parah bege! Kalau nggak di obati bisa infeksi tolol! Lagian Lo sih gak hati-hati! Luka aja pakai di lutut! Kan pasti lama keringnya!" ucap Cia nyerocos sambil menatap tajam Zayyan.
Zayyan menelan ludahnya susah payah. "Kok jadi kayak mama kalau ngomel?" batin Zayyan melihat Cia.
"Diam aja! Jawab hih!"
Zayyan menggelengkan kepalanya. "Adanya minimarket gak jauh dari sini." jawab Zayyan.
"Gak ngomong dari tadi!" semprot Cia. Kemudian cewek itu langsung keluar rumah untuk membeli obat-obatan.
Zayyan menatap punggung Cia yang mulai menjauh. Setelah terdengar suara deruman motor Zayyan mengalihkan pandangannya ke arah lukanya.
"Padahal gak ada seminggu udah sembuh. Kenapa seheboh itu sih?" gumam Zayyan.
Mata cowok itu menatap setiap sudut rumahnya. Sepi jika sendiri. Kemudian matanya beralih menatap dapur yang masih kosong. "Mau susu..." ucap Zayyan lirih.
Cowok itu berjalan perlahan menuju dapur kemudian membuka beberapa kantong plastik yang ada di atas meja makan. Mencari benda yang dia inginkan. Sudut bibirnya terangkat ketika menemukan susu di dalam salah satu kantong plastik tersebut. Tapi senyumnya luntur ketika mengingat sesuatu. "Gue kan gak bisa bikinnya.." gumam Zayyan kemudian meletakkan lagi susu yang tadi di pegangnya.
Cowok itu memilih menunggu Cia pulang untuk membuatkannya susu. "Cia lama banget sih..." batin Zayyan sambil menatap jam dinding. Padahal Cia pergi belum ada lima menit.
Drrtt... drrtt... Handphone Zayyan berdering. Terlihat nama Mommy-nya Cia di layar. Cowok itu langsung mengangkatnya.
"Halo mom?"
"Zayyan, dapur masih kosong banget. Nanti ajak Cia belanja buat isi dapur ya. Tadi mommy udah bawain susu kamu sama beberapa sayuran. Yang lain belum ada. Mommy telepon Cia nggak di angkat." ucap mommy-nya di balik telepon.
"Iya mom." jawab Zayyan.
"Yaudah mommy tutup ya."
"Iya.."
Tut. Sambungan telepon terputus..
Zayyan mengusap wajahnya yang sedikit panas. "Kok bisa mommy tahu gue minum susu?" batin Zayyan. Mata cowok itu beralih ke sebuah handphone yang ada di meja makan tersebut. Tepatnya sedikit tertutup taplak meja.
"Orang hp-nya aja gak di bawa.." gumam Zayyan.
"ZAYYAN!!" tiba-tiba terdengar suara banyak orang yang memanggil dirinya. Cowok itu langsung buru-buru memasukkan susunya kedalam kantong plastik lagi.
Ternyata anak-anak Los Galacticos yang datang bersama Cia.
"Lo gapapa Zay?" tanya Mahen.
Zayyan hanya menggelengkan kepalanya.
"Lagian tuh setan emang hobinya main curang!" cetus Vanno.
"Udah curang, kalah lagi." imbuh Diego.
"Kata Cia kaki Lo luka?" tanya Samuel dengan wajah super datarnya.
"Lecet doang." jawab Zayyan singkat dan dengan wajah yang tidak kalah flat.
Cia langsung sigap mengobati lutut Zayyan yang terluka. Cewek itu terlihat sangat ahli menggunakan alat-alat tersebut karena dia adalah mantan anggota PMR.
"Lecet mata Lo! Luka lebar gini di bilang lecet! Baru kalau gue mutilasi Lo bilang luka!" omel Cia sambil mengobati Zayyan.
Anggota Los Galacticos langsung tertawa melihat ekspresi wajah Zayyan saat di omeli istrinya. Bahkan Samuel yang hampir tidak pernah terlihat tersenyum pun kali ini sudut bibirnya terangkat melihat hal itu.
"Kasihan kakak ipar gue. Udah luka malah Lo omelin." cetus Diego.
"Yaudah sini ganti Lo yang gue omelin." sahut Cia, tetapi matanya masih fokus dengan lutut Zayyan.
"Lo sejak kapan ikut balapan kayak gitu? Kenapa gak pernah bilang gue?! Udah muka kayak kerak panci, di arena balap sok cool! Dikira ganteng gitu?! Pantas aja Lo kalau bonceng gue cosplay Valentino Rossi! Gue aduin mommy sama Daddy tahu rasa Lo!" omel Cia kepada Diego.
Bahkan dengan tanpa melihat Diego omelan Cia mampu membuat adiknya tersebut tersenyum kikuk ketakutan. Anggota Los Galacticos yang lain pun agak speechless melihat Cia ternyata lebih galak daripada yang mereka perkirakan.
"Udah jangan ngomel lagi.." ucap Zayyan sambil menepuk pelan pipi Cia.
"Gimana gue nggak marah, kalian aja--" ketika Cia mendongak cewek itu melihat tatapan Zayyan yang teduh. Wajahnya memang datar, tetapi Cia bisa melihat ketulusan di mata cowok itu.
"Njayy! Zayyan bisa romantis ternyata!" seru Gebi.
"Romantis tapi mukanya tetap datar." sahut Vanno sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah Cia selesai mengobati luka Zayyan. Cewek itu berdiri menghadap seluruh anggota Los Galacticos sambil tersenyum manis.
"Apa Lo senyum-senyum? Pasti ada maunya kan?" tanya Diego sambil memicingkan matanya.
"Gapapa, senyum aja biar gak serem." sahut Vanno.
"Jadi gini... kan kaki Zayyan lagi sakit. Nah gue pengen ada sofa di kamar. Kalian bisa tolong gue nggak? Pindahin sofa yang panjang itu ke kamar?" pinta Cia dengan senyumannya.
"Kamar kalian yang mana Ci?" tanya Mahen.
Samuel, Mahen, Andra, dan Gebi sudah mendekati sofa yang di maksud Cia dan memegang masing-masing sudutnya.
"Yang pintu--" sebelum Cia menyelesaikan kalimatnya Diego memotongnya.
"Ehh? Tunggu!"
Semua mata langsung mengarah kepada Diego.
"Kenapa?" tanya Andra.
"Van.." panggil Diego sambil menyikut pelan lengan Vanno.
"Apaan?"
"Lo sepemikiran gak sama gue?" tanya Diego.
Vanno diam sebentar. Cowok itu menatap sofa, Cia, dan , Zayyan secara bergantian. "Gak! Jangan pindahin Sofanya ke kamar!" ucap Vanno setelah mengerti maksud Diego.
"Kenapa sih emangnya?" tanya Gebi penasaran.
"Mereka itu niat pindahin sofa biar mereka gak tidur satu ranjang!" jawab Diego dengan yakin.
Cia dan Zayyan mengumpat di dalam hatinya.
"Heh! Duit! Ga usah sok tahu Lo anjr. Gue cuma mau ada sofa di kamar." ucap Cia agar teman-temannya mau membantu mengangkat sofa ke kamar.
"Emang iya Zay?" tanya Andra kepada Zayyan.
Zayyan mengangguk.
"Halah! Bohong! Di kamar mereka itu sengaja gak di kasih sofa sama mama biar mereka tidur seranjang." cetus Diego.
Dan keempat anggota Los Galacticos meletakkan sofa yang tadi sudah di angkat.
"Gak mau gue berurusan sama Tante Sella." ucap Gebi sambil bergidik ngeri membayangkan kalau mamanya Zayyan ngamuk.
"Hm. Emak Lo kalau ngamuk serem Yan." imbuh Andra.
Samuel menanggapi dengan mengangguk setuju.
"Lagian udah pernah nganu kenapa gak mau tidur seranjang?" tanya Mahen dengan wajah polosnya.
"Gue gak ngapa-ngapain!" jawab Zayyan menyangkalnya.
"Yakin?" tanya Gebi dan Vanno ikut meledek.
"Gue robek juga mulut kalian!"
"Kabur!!!" Mahen, Vanno, dan Gebi langsung lari dari sana.
...***...
...Bersambung... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rika Khoiriyah
mampus gk tuhhh kena Omelan singa betina 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-30
3
Rika Khoiriyah
kan emang pengganti mamamu🤭🤭🤭
2023-01-30
2
Rika Khoiriyah
buatlah, punya tangan dan kaki kan😌😌😌
2023-01-30
1