Dijebak

Dengan keadaan yang seperti itu. Akhirnya Cia dan Zayyan di pulangkan keesokan harinya. Padahal camping akan di laksanakan selama dua hari.

"Loh? Kok udah pulang Ci? Katanya dua hari?" tanya Hanna yang merupakan mommy-nya.

"Gapapa mom, ada masalah dikit. Jadi pulang lebih cepat." jawab Cia. Setelah mengatakan itu Cia berjalan dengan lesu naik ke tangga menuju kamarnya. Baru di tengah-tengah tangga Cia berbalik dan bertanya kepada mommy-nya. "Diego kemana mom?" tanya Cia.

"Adikmu masih sekolah lah." jawab mommy-nya.

"Oh yaudah." Cia melanjutkan jalannya dan segera masuk ke kamarnya.

"Dia kenapa dah?" gumam Hanna melihat tingkah anaknya yang agak aneh.

*

Sedangkan Zayyan cowok itu tidak langsung pulang ke rumah. Dia memilih pergi ke sebuah rumah minimalis yang merupakan tempatnya berkumpul dengan Andra dan Gebi. Markas kecil-kecilan lah enaknya bilang.

"Hah..." Zayyan menghela napas panjang. Kemudian cowok itu menoleh melihat ke arah cermin besar yang tergantung di dinding.

Cowok itu langsung mengerutkan keningnya melihat tanda di lehernya meleber. Zayyan langsung melepaskan jaketnya dan berjalan mendekati cermin. Di bukanya 3 kancing kemeja bagian atasnya. Kemudian Zayyan mengusap tanda itu menggunakan ibu jarinya.

"..!!"

Dan sesuai dugaannya. Tanda merah-merah di lehernya menghilang ketika di hapus. Zayyan mencoba mengendus aroma sesuatu berwarna merah tersebut. Cowok itu langsung tercengang ketika mencium aromanya. "Ini... lipstick?" gumam Zayyan. Dengan segera cowok itu menghapus semua tanda yang ada di dada dan lehernya.

"Sialan..." desis Zayyan. Tangan cowok itu terkepal erat membuat otot-otot di tangannya terlihat menonjol.

Di tempat camping. Vinna dan Vanno serta Andra dan Gebi tidak bisa fokus dengan kegiatan yang di adakan sekolah.

"Gue gak yakin kalau dia ngelakuin itu." ucap Gebi tiba-tiba.

"Hm, senakal-nakalnya Zayyan dia masih tahu batasan." jawab Andra.

"Kalau gitu mereka di jebak!" sahut Vinna yang baru saja datang.

Andra dan Gebi langsung mengerutkan keningnya. Siapa yang akan menjebak Zayyan? Cowok itu tidak punya musuh di SMA Pelita Cahaya. Rata-rata musuhnya semua ada di luar sekolah, yaitu lawan balapan.

"Gak mungkin, musuh Zayyan semua ada di luar sekolah." ucap Gebi.

"Lo yakin? Dia gak ada musuh di dalam sekolah?" tanya Vanno.

Gebi dan Andra terdiam. Ada benarnya juga yang dikatakan Vanno. Tidak menutup kemungkinan mereka mempunyai musuh yang tersembunyi di dalam sekolah.

Andra mengangguk kemudian mengatakan. "Kita akan coba cari yang fitnah mereka." ucap Andra.

Vinna melirik gelang hitam dengan inisial B tangan kanan Andra. Gelang yang sama juga ada di tangan kanan Bunga dengan inisial A. Cewek itu tersenyum getir melihat hal itu.

"Hm, walaupun kita emang gak dekat. Gue bakal bantu cari tahu buat Cia." ujar Vinna.

Vanno yang menyadari apa yang dilihat saudara kembarnya hingga membuatnya cemburu, buru-buru mengajaknya pergi dari sana. Dari pada terus melihat hal itu dan semakin sakit hati.

"Ada apa dengannya?" gumam Andra.

Gebi hanya diam. Dia tahu jika Vinna, cewek yang telah berhasil membuatnya jatuh hati menyukai sahabatnya yaitu Andra.

*

Sore harinya Cia masih berleha-leha di dalam kamarnya. Dia tidak melakukan kegiatan apapun karena masih heran dengan kejadian tadi malam. Ditambah saat dia mandi tadi tanda merah-merah di lehernya menghilang. Artinya tanda itu di buat-buat.

"Tapi siapa coba yang niat jebak gue kayak gitu?" gumam Cia. Cewek itu berusaha memikirkan siapa yang membencinya di sekolah. "Anjr! Kok gue baru kepikiran sekarang?!" Cia langsung duduk ketika menyadari sesuatu. "Si kunti sama dua dayangnya doang yang benci gue di sekolah."

Cia teringat beberapa saat ketika dia bertengkar dengan Vannesa. Terlihat sekali cewek itu begitu membenci dirinya. Sekarang Cia bisa menyimpulkan kemungkinan besar Vannesa, Raya, dan juga Bunga yang menjebak dirinya.

"Tapi gue gak ada bukti buat nuduh dia.." gumam Cia. "Tapi... daripada itu gue syok anjer kok bisa orang kayak kawat punya roti sobek!?" ucap Cia saat teringat Zayyan yang telanjang dada.

"Arghh.. gila gue." Cia menyembunyikan wajahnya di bantal. Jujur sih, Cia bukan terpesona dengan orangnya. Tapi cewek itu terpesona dengan sixpack yang sempurna di perut Zayyan. Jangan kaget, Cia itu pecinta cowok watt.pad. Terutama duda anak satu yang gagah dan rich. Satu lagi, cewek itu bucin sama sekian banyak mayat tampan yang ada di aplikasi orange tersebut.

BRAK!

"Kodok loncat!" Cia langsung menoleh ke arah pintu.

"Kak! Lo gapapa?!" tanya Diego dengan wajah cemas.

"Kenapa Lo?"

"Gak usah bohong! Beritanya udah nyebar." ucap Diego dengan serius.

Cia memutar bola matanya dengan malas. Kemudian cewek itu menepuk ranjang di sampingnya. Mengisyaratkan agar adiknya tersebut duduk di sampingnya. "Sini Lo."

Diego menurut dan duduk di samping Cia. Mata cowok itu meneliti kakaknya dari atas sampai bawah. "Lo serius ngelakuin itu sama si Zayyan?" tanya Diego.

"Tahu ah! Lagian cepat banget nyebar sampai sekolah beritanya?" tanya Cia.

"Sebenarnya gak di sekolah juga. Nyebar sampai ke gue maksudnya. Gosip tadi sama anak-anak di ruang OSIS." jawab Diego sambil cengengesan. Bagi yang belum tahu, Diego itu ikut Organisasi Siswa Intra Sekolah. Diego tahu, karena dia salah satu sahabat Zayyan. Sahabat Zayyan gak hanya Andra dan Gebi. Masih ada yang lain salah satunya adalah Diego."Gue gak yakin kalau Zayyan ngelakuin itu? Gue kenal banget sama tuh orang." ujar Diego.

"Gue yakin, dia gak ngapa-ngapain gue." jawab Cia.

"Yakin? Emang Lo ingat? Lo kan pingsan. Bisa aja pas pingsan dia--"

"Gue mutilasi juga Lo anjg!" semprot Cia sambil memukul Diego menggunakan bantal yang ia pangku.

"Haha, iya iya ampun."

Cia berhenti memukuli adiknya, tapi tetap menatap Diego dengan tatapan sinis.

"Tapi serius deh. Gak menutup kemungkinan kalau kalian berdua di keluarin dari sekolah loh." kata Diego.

"Ya jangan lah geblek! Dia enak, anak yang punya sekolah. Lah gue? Kalau di keluarin, apalagi karena masalah kayak gitu pasti susah nyari sekolah baru." ucap Cia.

"Nasib Lo sih." celetuk Diego. Kemudian segera lari dari kamar Cia sebelum kakaknya itu mengamuk.

"Bangshat Duit!" teriak Cia yang kesal kepada saudaranya. "Gak ngerti apa kakaknya lagi pusing, bukannya ngasih solusi malah ngeledek. Halal untuk di buang ke Palung Mariana sih." gumam Cia sambil menatap kesal pintu kamarnya yang sudah tertutup.

...***...

...Bersambung......

...Bunga Ayunda...

Terpopuler

Comments

Kay

Kay

anjay, cinta segitiga

2023-01-21

2

zzera

zzera

yap yap yap lanjut semangat kak

2023-01-20

2

Essy Kehi🦋

Essy Kehi🦋

lanjut kak 🤗👍

2023-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!