Camping - Hilang

Waktu berlalu. Sudah terlihat semburat oranye di langit. Udara pun juga semakin dingin. Tetapi Zayyan dan Cia masih di dalam hutan.

"Udah ah, ayo balik!" ajak Cia.

Zayyan melihat daftar makanan yang harus mereka cari. Ternyata kurang satu yang belum mereka dapatkan. Yaitu adalah singkong.

"Kurang satu." jawab Zayyan.

"Kurang satu doang gapapa kali. Lagian tertib amat, gak sesuai sama penampilan Lo." ucap Cia.

Cowok itu menghela napas dan berjalan lagi mencari singkong. Cia dengan kesal terpaksa mengikuti kemana Zayyan pergi karena tidak mungkin dia kembali sendiri.

Itu juga yang membuat Zayyan disayangkan para guru. Cowok itu memang selalu berulah dan hobi membolos. Tetapi di balik itu Zayyan selalu melaksanakan tugas yang diberikan gurunya dengan sempurna. Misal, ketika pelajaran matematika dia bolos dia akan mencari tahu apa tugasnya dan mengerjakannya.

"Bantu!" perintah Zayyan.

"Ogah! Ntar tangan mulus gue lecet." tolak Cia.

"Mulus mata Lo! Tangan kayak parutan kelapa dibilang mulus." celetuk Zayyan sambil berusaha mencabut singkong.

"Mulut Lo perlu di jahit!"

Akhirnya cewek itu dengan ogah-ogahan membantu Zayyan mencabut singkong agar cepat selesai dan kembali ke tenda. Dia juga tidak mau terlalu lama di hutan.

Setelah dirasa cukup, mereka berjalan kembali ke tenda. Tetapi ada yang salah. Tanda jalan yang sudah disediakan sekolah tidak ada. Zayyan terdiam melihat jalan yang ada didepannya.

"Kenapa diam? Ayo jalan!" ajak Cia. Cewek itu melangkahkan kakinya hendak berjalan. Dia sama sekali tidak sadar jika tanda yang ada di jalan sengaja dicopot seseorang.

Grep. Zayyan menahan pergelangan tangan Cia.

"Ah!"

"Asu! Ngagetin njg! Apaan sih?" tanya Cia dengan emosi.

"Diam!" ucap Zayyan dengan nada yang sangat dingin. Cowok itu meneliti persimpangan yang ada didepannya. Kemudian melihat ke langit. Terlihat semburat oranye di salah satu sisi langit yang sudah mulai menghitam.

"Kenapa sih?" tanya Cia.

"Tanda yang sudah di pasang sekolah hilang." jawab Zayyan dengan nada yang datar dan dingin.

"Hah?! Terus? Gue gimana balik ke tenda? Kalau tersesat gimana?! Kalau--"

Tiba-tiba Zayyan berjalan ke jalan yang ada di sisi kiri meninggalkan Cia yang mengoceh.

"Woi! Tungguin gue!" Cewek itu berlari mengejar Zayyan yang sudah sedikit jauh dari dirinya.

"Lo yakin ini jalannya? Kalau salah jalan gimana? Ini kiri loh! Biasanya kan yang kiri itu buruk." Cia terus mengoceh.

Hal itu membuat Zayyan yang sudah kesal semakin kesal. Cowok itu berhenti. Kemudian berbalik menatap Cia yang ada dibelakangnya dengan tatapan yang menusuk. Aura cowok itu benar-benar dingin dan menakutkan.

"A-apa?"

"Gue gak nyuruh Lo ikut gue. Lo ikut terserah, pergi lebih bagus." ucap Zayyan tanpa ekspresi sedikitpun. Baik wajah atau suaranya sangat datar dan tidak bernada. Setelah mengatakan itu Zayyan kembali berjalan sesuai instingnya.

Cia tidak berani berkutik sekarang. Cewek itu hanya mengikuti Zayyan.

Disisi lain Vinna dan Vanno sangat khawatir dengan Cia karena yang lain sudah kembali sejak matahari belum terbenam.

"Pak! Kenapa gak ada yang cari Cia sih pak?" tanya Vinna dengan kesal kepada Pak Arif.

"Tidak apa-apa Vinna, batas pulang dari hutan itu pukul 18.00. Mungkin saja mereka belum mendapatkan salah satu bahan makanan." ujar Pak Arif.

"Tapi yang lain sudah pulang sejak tadi pak!" protes Vanno.

"Vannesa dan Raya belum pulang tuh." sahut seorang cewek yang tidak lain adalah Bunga. Sahabatnya Vannesa dan Raya sekaligus pacarnya Andra.

"Persetan! Gue nggak tanya Lo!" semprot Vinna.

"Pak, bisa nggak suruh orang buat nyari mereka?" tanya Vanno.

"Nanti kalau sudah lewat jam 18.00, kami pasti mencari mereka." jawab Pak Arif.

Vinna dan Vanno tidak bisa apa-apa lagi sekarang. Mau dipaksa seperti apapun kalau guru bilang tidak ya tidak. Mereka sudah minta izin untuk pergi ke hutan mencari Cia tapi tidak di izinkan.

"Zayyan juga belum kembali." ucap Gebi yang baru saja menyelesaikan tendanya.

"Kayaknya satu kelompok sama yang namanya Cia itu." jawab Andra.

Gebi melihat ke arah hutan. Terlihat sepi seperti tidak ada orang sama sekali. Tidak ada sorot senter dari dalam hutan. Artinya Zayyan dan Cia belum mendekati tenda. Mata cowok itu beralih ke Vinna yang terlihat khawatir. Dia memutuskan menghampiri cewek itu.

"Gak usah khawatir, teman Lo satu kelompok sama Zayyan." ucap Gebi.

"Itu yang bikin gue makin khawatir! Gimana kalau dia di perkos--" sebelum Vinna menyelesaikan kalimatnya Vanno lebih dahulu menabok mulut saudara kembarnya tersebut.

"Gak usah ngelantur Lo njir, kalau ngomong!" cetus Vanno.

"Sekalipun kami emang agak nakal, tapi kami nggak punya pikiran gitu." jawab Gebi sambil tersenyum ramah. "Tenang aja, Zayyan gak akan pernah tersesat." sambung cowok itu.

"Tahu ah. Sana Lo, jangan bikin gue tambah badmood!" usir Cia.

Gebi tersenyum kecil, kemudian pergi menghampiri Andra.

"Gak peka Lo jadi cewek!" ucap Vanno tiba-tiba.

Vinna langsung mengerutkan keningnya sambil menatap saudara kembarnya. "Maksud Lo?"

"Tuh cowok naksir Lo kali." jawab Vanno.

"Idih! Sok tahu!"

"Gak percaya ya terserah sih."

Kita kembali lagi ke Zayyan dan Cia.

"Lo yakin ini jalannya?" tanya Cia yang kesekian kalinya. Cia melihat sekelilingnya. Pohon tinggi-tinggi yang tadi siang terlihat rindang dan indah. Ketika malam hari terlihat menyeramkan. Apalagi ditambah suara jangkrik dan burung hantu yang bersahut-sahutan menambah suasana horor.

"Hm." jawab Zayyan singkat. Cowok itu terus berjalan hingga tidak sadar jika Cia sudah tidak di belakangnya. Zayyan melihat sorot cahaya dari sela-sela pohon. Artinya dia sudah dekat dengan tenda.

"Kita udah hampir sam--" ketika cowok itu berbalik Cia tidak ada di belakangnya lagi. "Woi! Lo dimana?!" panggil Zayyan. "Sialan, ngeribetin orang!" gumam cowok itu. Walaupun kesal entah apa yang membuat Zayyan mau kembali masuk ke hutan mencari Cia. Padahal cowok itu tergolong manusia-manusia yang cuek dengan urusan orang lain.

"Woi! Absen 5!" panggil Zayyan. Cowok itu sebenarnya tahu nama Cia. Tapi dia tidak mau memanggil namanya.

Setelah Zayyan masuk ke dalam hutan lagi. Dan mulai jauh dari tenda. Tiba-tiba seseorang memukul kepalanya menggunakan benda keras dari belakang.

"Akh! Sial..." desis cowok itu. Kepala terasa sakit dan pusing. Tetapi dia masih sadar. Cowok itu berbalik mencoba melihat siapa yang memukul kepalanya. Tetapi saat berbalik dia tetap tidak bisa mengenali siapa yang memukul dirinya karena penglihatannya menjadi kabur. "Lo siapa?" tanya Zayyan sebelum akhirnya matanya benar-benar terpejam. Bruk.. Zayyan tidak sadarkan diri.

...***...

...Bersambung......

...Zebrillio Andra...

...Zeyno Gebiora...

Terpopuler

Comments

❥︎𝐦𝐢𝐧🐱ѕυϲнιє αℓєѕγα❀シ︎

❥︎𝐦𝐢𝐧🐱ѕυϲнιє αℓєѕγα❀シ︎

kenapa panggilannya harus Gebi? saya kira Gebi itu cwe ehh ternyata berbatang 😭

2023-01-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!