Hari Pertama Mengajar

"Jadi seperti ini kamu di belakangku?" Violete menatap Issabell dan Giovano dengan tatapan tidak suka. Ia tidak suka sikap mereka yang terlihat sangat dekat itu. Namun hatinya terasa teriris melihat kedekatan mereka.

Issabell Nathan merupakan wanita yang telah menghancurkan kehidupan Viola Maurent. Hingga membuatnya kecelakaan dan namanya sekarang sudah mati. Hanya meninggalkan kenangan dan balas dendam dengan tangan orang lain.

Namun belum dipastikan, apakah dendam Viola selama ini akan terbalaskan. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya. Hanya ketika mereka berpapasan, menjadi orang asing yang tidak saling mengenal.

Violete melangkah ke arah pintu masuk dan kebetulan berpapasan dengan Giovano bersama Issabell dan juga Rosyana. Ketiganya melihat Violete yang berpenampilan cantik dan wajahnya yang masih muda.

"Hey, bukankah kau adalah adiknya Pak Ricko? Kita bertemu lagi. Apakah mengingatku?" tanya Giovano yang melihat Violete. Pria itu masih ingat jelas pertemuannya dengan Violete saat berada di mall.

Berbeda dengan ekspresi tidak suka dari Issabell karena pria yang ia kejar-kejar dari dulu langsung mengabaikannya saat bertemu dengan wanita yang lebih muda dan cantik darinya.

"Selamat pagi, bapak dan ibu mau mengantar anaknya ke sekolah, kah? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Violete pada Giovano. Juga melirik tatapan Issabell yang tidak suka padanya.

Anggukan kepala Violete ditanggapi sebuah senyuman kecut dari Issabell. Tentu saja Issabell tidak tahu menahu siapa wanita yang menghampiri mereka. Karena wanita itu tidak tahu siapa Violete sebenarnya. Sedangkan Giovano mengingat wanita yang menyapanya. Tentu saja seorang wanita penting dan merupakan adik seorang CEO dan sekaligus pemilik perusahaan terkenal.

"Eh, selamat pagi. Kurasa kita pernah bertemu di mall kemarin. Maaf karena merepotkanmu. Ini apakah guru dari anakku Rosyana? Karena penampilannya seperti ini," celetuk Giovano menebak.

"Oh, ini guru baru di sini, kah? Wah, masih muda dan cantik, ternyata. Kenalkan, aku adalah Issabell, calon istrinya Giovano, mama tiri dari Rosyana." Issabell

Violete tidak langsung menerima uluran tangan wanita yang telah menghancurkan masa lalunya. Namun ia tekankan, dirinya sudah tidak ada hubungannya dengan masa lalu. Perlahan ia ulurkan tangan sambil memaksa senyumannya.

Rosyana melepaskan tangannya dari Giovano. Lalu ia berlari ke arah Violete. "Tante bicara apaan? Aku bukan anak Tante Bella. Mama!" teriak Rosy yang langsung memeluk Violete dengan rasa rindu terhadap sosok mamanya. Ia tidak peduli pada semua orang yang baru masuk.

"Dasar anak kecil. Maaf ya, Bu Guru. Calon anak tiri saya memang belum mengakui aku sebagai mama tirinya. Padahal mama dia sudah meninggal. Sayang, jangan bikin bu guru nya sakit, Sayang."

"Sudah tidak apa-apa, Bu Bella. Kalau begitu, biar saya yang mengurus anak-anak. Ibu Bella dan pak Gio bisa menunggu di luar atau–"

Sengaja Violete tidak meneruskan ucapannya. Memperlihatkan wajah tidak nyaman dilihati terus oleh Issabell. Tentu saja wanita pelakor itu sebenarnya merasa kesal kepada Rosy yang tidak mau menganggap dia ibunya.

"Kok bisa langsung akrap dengan Bu guru, Sayang? Sama mama tidak begitu?" tanya Issabell dengan raut wajah kesal. Kesal karena harus berpura-pura menjadi wanita baik-baik di hadapan pria yang ia sukai.

"Mamanya siapa? Tante bukan mamaku," sergah Rosy yang tidak akan mau mengakui Issabell sebagai mamanya.

Mereka hanya bisa diam setelah mendengar ucapan Rosyana yang memang tidak menyukai Issabell sejak dulu. Namun saat bertemu dengan Violete, ia merasakan kasih sayang yang sama dengan mamanya.

Violete hanya bisa mengusap kepala Rosyana dengan lembut. Dalam hatinya ia terharu karena bisa memeluk putri satu-satunya. Namun ia tidak boleh membuka identitas yang sebenarnya. Ia harus bertahan lebih lama sampai semua berakhir.

Melihat kedekatan Violete dan Rosyana, membuat Issabell semakin tidak suka. Sementara Giovano hanya tersenyum senang melihat putrinya dekat dengan seorang wanita yang baru bertemu dua kalinya. Namun ia merasa akrap dengan wanita itu.

"Kalau lengket dengan ibu guru, jadi ayah tidak perlu khawatir lagi. Kalau begitu, Bu Violete, saya titip anak saya, yah? Saya masih harus berangkat ke kantor."

Violete hanya mengangguk dan tersenyum ke arah pria itu. Ia menuntun gadis berusia lima tahun itu ke dalam. Sementara itu, Issabell membuntuti dari belakang. Dengan jengahnya, ia hanya memainkan ponselnya. Meski ia hanya sroll media sosial saja.

Rosyana sangat senang bertemu dengan Violete, ia terus-terusan berada di sisinya sementara Issabelle meninggalkan mereka. Ia memilih untuk menyendiri karena tidak ada Giovano. Maka ia tidak perlu mengurus Rosyana lagi.

Setelah Giovano pergi, Issabell juga pergi. Meninggalkan Taman Kanak-kanak dengan perasaan lega. Akhirnya bisa lolos dari menjaga anak dan fokus pada dirinya sendiri sebagai seorang selebriti terkenal. Bahkan kehadirannya kadang membuat para pria menatap dengan penuh nafsu.

"Hehh, jangan harap, hanya guru TK saja mau bersaing denganku. Jika kamu ingin menjaga gadis gila itu, silahkan saja. Toh, dia bukan anakku juga. Jika terjadi apa-apa dengannya, salahkan saja dia."

Issabell menyetop taksi dan menyuruh sopir mengantarkan ke suatu tempat yang ingin dikunjungi. Nanti setelah waktunya pulang, ia akan kembali ke sekolah untuk menjemput Rosyana jika mau. Jika tidak, ia juga tidak memikirkan anak orang lain. Nantinya bisa memberi alasan mengapa tidak mau menjemput.

Rosyana merasa senang karena mendapatkan banyak teman di sana. Apalagi dengan kehadiran Violete yang ramah dan menyenangkan. Pada semua anak, ia tidak pilih kasih. Membuat rasa cemburu pada gadis itu.

"Selamat pagi nak-anak. Perkenalkan nama ibu adalah Violete Renata. Kalian bisa memanggil bu Vio atau bu Rena saja, yah. Tapi biasanya ibu dipanggil Bu Vio." Violete memperkenalkan dirinya di depan anak-anak didiknya. Ia menampilkan wajah yang ceria dan hangat.

"Selamat bagi Bu guru cantik," ucap anak-anak bersamaan. Mereka memperhatikan apa yang dilakukan oleh Violete dalam bertutur kata.

Menyenangkan berada di sebuah tempat yang berisi banyak anak-anak. Setidaknya hari pertama ia mengajar, terkesan menyenangkan. Meski ada tantangan tersendiri dalam mengurus mereka seorang diri. Terkadang ada juga anak-anak yang menangis dan buang air sembarangan.

"Bu guru, Ricko pipis di celana!" tunjuk seorang gadis ke arah anak lelaki yang namanya mirip dengan Ricko si CEO terkenal itu. Juga merupakan kakak dari Violete.

"Ricko, apa kamu pipis di celana? Kalau begitu, ikut ibu ke toilet, yah. Dan yang lainnya, bisa main-main dulu di dalam. Jangan keluar dari ruangan, yah."

Violete bekerja keras di hari pertamanya mengajar di TK itu. Ia bahkan tidak menyangka akan melakukan hal-hal itu di tempat kerjanya. Orang tua mereka pun kebanyakan meninggalkan anak-anaknya untuk dipercayakan kepada gurunya.

"Hehh, hari pertamaku kerja, langsung lelah banget," keluh Violete sambil menemani Ricko kecil buang air. Ia membantu memegang benda kecil itu dengan gemas.

Setelah selesai, barulah mereka keluar dari toilet. Dari tadi tidak melihat orang tua si anak itu. Membuat Violete bertanya-tanya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!