Dengan kesal, Issabell meninggalkan Taman Kasih Bunda mengendarai mobilnya. Karena perkataan satpam yang menyakiti hatinya itu, berharap bisa membuat pria yang menghinanya tidak bisa bekerja di sana lagi.
"Sial! Anak si wanita ja-lang itu sangat menyebalkan. Andaikan anak itu mati, tidak perlu repot-repot mengurus dia. Hah, tenang Bella, tenang. Kalau dia mati, itu akan membuatku menjadi wanita satu-satunya untuk Gio."
Issabell berbicara pada diri sendiri dan berpikir jahat. Ia malah berharap gadis kecil itu bisa mati. Yang penting tidak bersama dengannya. Soal pertanggungjawaban, ia bisa mengarang cerita soal Rosyana.
Jika nanti ditanya ke mana anak Giovano pergi, dengan nada sedih dan menyesal, Issabell akan menitihkan air mata. Membuat cerita kalau anak itu diculik di depannya. Ia juga akan mengatakan pihak sekolah yang harus tanggung jawab.
Setelah mengendarai mobilnya menuju ke tempat kantor Giovano, wanita itu sudah menyiapkan obat tetes mata dan perban yang sudah diberi obat merah. Ia tidak tahu akan berguna atau tidak, setidaknya harus membuat pria yang ia kejar-kejar mengakuinya.
"Untuk apa aku merawat anak yang bukan dari rahimku sendiri? Enak saja kamu, Viola. Sampai mati pun kamu masih menyusahkan ku. Tapi ini semua akan berakhir sesaat lagi."
Sesampainya di kantor, Issabell tidak langsung masuk. Ia diam di parkiran dan memakai perban yang ia siapkan. Lalu ia meneteskan obat mata ke matanya. Merobek pakaiannya dan membuat luka goresan kecil di jarinya. Juga membuat rambutnya acak-acakan.
Setelah melihat dirinya dari pantulan cermin, Issabell tersenyum senang. Sekitar tiga puluh menit kemudian, ia keluar dari dalam mobil dan langsung menjalankan rencananya. Melihat ada orang yang datang, membuatnya mencari perhatian.
Berjalan dengan sempoyongan, isakan palsu dan air mata palsu sudah disiapkan. Ia juga sudah berpenampilan berantakan dan sangat beberapa kali menggoda dan memeluk pria yang ia temui.
Para karyawan yang berada di kantor tidak ada yang berani kepada wanita itu. Meski sudah dianggap sebagai orang ketiga dari pernikahan CEO mereka. Bahkan selalu menggoda para karyawan dengan sembunyi-sembunyi. Apalagi jika karyawan itu orang tampan.
"Uohh, to-long ... aku mau menemui CEO kalian," lirih Issabell di depan salah satu karyawan tampan. Karena tidak melihat orang yang dituju, maka ia masih bersikap seperti biasanya.
"Bu Bella, ada apa Bu Bella datang ke sini? Apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?" tawar karyawan itu. Ia menelan salivanya ketika melihat penampilan wanita itu.
Issabell mengajak pria itu untuk bersama masuk ke dalam lift. Hanya ada dua orang saja di dalam lift. Sedangkan tangan wanita itu memeluk pinggang karyawan yang bekerja di kantor milik Giovano.
"Ouuh, aku ingin bertemu dengan CEO kalian. Bawalah aku ke sana, tampan." Tangan Issabell membelai wajah tampan. Karena tidak mendapat penolakan, ia membiarkan tubuhnya lengket pada pria tak dikenal.
"Pak Giovano sedang sidang, Bu Issabell. Bagaimana jika kita–" ucap pria itu terpotong karena mulutnya disumpal oleh wanita di depannya dengan mulutnya.
Tanpa ragu, Issabell membuat gerakan lebih panas dan melakukan hal yang biasa dilakukan di manapun, dengan siapapun. Asalkan sama-sama membutuhkan, tidak ada yang akan tahu dan membocorkan semuanya. Dalam ruangan yang sepi, tidak akan ada orang yang melihatnya.
Karena di dalam lift tidak ada kamera tersembunyi, membuat mereka bebas melakukan apapun tanpa ada yang melihat. Keduanya hanyut dalam suasana panas dan rambut mereka mulai acak-acakan. Namun kegiatan itu tidak bisa terlalu lama.
"Ssst, kamu jangan bilang ke siapa-siapa, yah. Awas kalau sampai ada yang tahu, kamu akan dipecat dari pekerjaanmu," ancam Issabell dengan masih mendesah panjang.
Hanya orang bodoh yang mau rahasia gelapnya diberitakan kepada orang lain. Ini bukan pertama kali sang pria melakukannya dengan wanita di depannya. Setidaknya ada sebagian karyawan yang sudah melakukan hal itu. Meski hanya adegan kecil dan tidak sampai ke tahap lanjut, tetap saja membuat pria itu mabuk kepayang.
Tidak disangka pria itu telah mendapatkan apa yang selama ini ia impikan. Bermain dengan wanita cantik yang merupakan kekasih dari CEO besar.
Mereka mulai merapikan pakaian dan bersikap seperti tidak terjadi apapun. Setelah sampai di lantai yang dituju, Issabell keluar dari lift. Lalu berjalan menuju ruangan di mana Giovano berada.
Bahkan wanita itu tidak peduli dengan penampilannya yang masih acak-acakan. Ia berpikir gadis kecil yang harusnya ia jemput, bertemu dengan penculik atau orang miskin yang menginginkan anak itu. Atau dibawa oleh organisasi penjualan bagian tubuh manusia. Berharap hilang ditelan bumi, tak akan kembali.
Karena semua orang sudah tahu siapa Issabell, membuat wanita itu bisa langsung masuk ke manapun. Masuk ke dalam ruangan kerja Giovano dengan keringat dan pakaian acak-acakan. Bersiap dalam permainan drama yang sudah disiapkan sejak tadi.
"Gio, apakah kamu ada di dalam?" Tanpa peduli dengan orang-orang yang berbisik di belakang, Issabell masuk ke dalam ruangan itu. Di dalamnya tidak ada orang yang diinginkan.
Wanita itu mengingat kembali apa yang dikatakan oleh karyawan kantor. Yang telah melakukan hal-hal yang menyenangkan tersebut. Karena tidak ada orang, ia duduk di kursi dengan senyuman jahatnya.
Karena tidak ada orang di dalam, ia bertindak dengan santai. Sembari mengingat kembali kata-kata yang akan diutarakan pada pria yang ia dambakan tersebut.
Di luar ruangan, sebenarnya Giovano melihat Issabell masuk ke dalam ruangannya. Namun wanita itu datang sendiri dan berpenampilan acak-acakan. Saat kekuar dari lift, bersama seorang pria yang merupakan salah satu staf yang bertugas di kantornya.
"Pak-pak pak Gio," ucap karyawan pria itu terkejut. Saat ini ia berhadapan dengan pria yang dianggap kekasih dari wanita yang barusan melakukan sesuatu yang tidak pantas.
"Kamu keluar dari lift dengan Bella? Sebenarnya apa yang terjadi di lift berdua saja?" selidik Giovano pada karyawan di depannya. Ia mengintimidasi pria itu dengan auranya yang mengancam.
"A ... a-a-nu ... saya ketemu bu Bella sudah sepeti itu. Kami tidak melakukan apapun di dalam lift," elak pria itu dengan gugup. Bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
Sebenarnya Giovano tidak peduli dengan wanita yang dijodohkan dengannya oleh ibunya. Karena tidak bisa menolak permintaan wanita yang telah melahirkan dirinya, ia berharap bisa membuat wanita itu pergi darinya.
Di depan umum, mereka layaknya pasangan kekasih yang serasi. Bahkan membuat orang-orang mencocokan mereka sebagai pasangan paling romantis di dunia. Elu-eluan orang-orang dari pihak Issabell yang menggegerkan dunia maya.
Dunia gelap Issabell pun diketahui oleh Giovano selama ini. Bahkan pernah suatu kali ia melihat wanita itu bersama banyak pria tak dikenal. Ia juga pernah dijebak di suatu hotel saat mabuk dan bangun di tempat tidur yang sama.
Hanya saja Giovano belum memiliki cukup banyak bukti untuk membuktikan sisi gelap Issabell kepada Rhenny, ibunya Giovano. Karena wanita paruh baya itu juga sangat percaya dan menyayangi Issabell.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments