Takdirku Berubah Berkat Lukisan Tua
"Woah, ini adalah keputusan terbaik. Aku tidak mau membebani rekan-rekan," ucap seorang pria dengan seragam militer yang khas, loreng hijau. Ia bernama Zian Zaidan.
Ia baru keluar dari ruangan atasannya setelah menyerahkan surat pengunduran diri. Pria berambut hitam pendek bergaya bros itu baru berusia 21 tahun. Ia pensiun dini setelah mengidap penyakit Lou Gehrig’s Disease. Itu adalah penyakit langka yang membuatnya tidak bisa mengikuti aktivitas sebagai seorang tentara. Penyakit yang belum bisa disembuhkan, membuatnya mudah lelah dan lemas, kesalahan fungsi otot. Ia tidak bisa melakukan aktivitas fisik yang berat.
Ia sebetulnya masih menyesalkan keputusannya, tapi setelah berpikir lebih dalam. Keputusan untuk pensiun adalah pilihan paling tepat.
Pria itu mengintip amplop berisi uang pesangonnya. "Aku mungkin akan menggunakannya untuk hidup santai."
Setelah menyelesaikan semua urusannya di kamp militer, seperti membereskan barang-barang dan berpamitan dengan semua rekannya. Zian bergegas pergi. Tapi, ia tidak menyangka hal ini.
"Hati-hati di jalan, Zian. Itu adalah beberapa tahun yang menyenangkan. Saat kami libur, kami pasti akan datang berkunjung!" Rekan-rekannya mengantar Zian sampai di bis tumpangannya.
Zian mengangguk dan melambaikan tangannya dari jendela bis. Itu perpisahan yang mengharukan, ia tidak akan pernah melupakan rekan-rekannya yang baik itu.
Zian tidak berniat langsung pulang ke rumahnya, melainkan pergi rumah sakit untuk menjenguk seseorang. Ia adalah ibu dari teman yang telah membawanya masuk ke militer, ia adalah alasan Zian bisa menjadi tentara. Jasanya tidak akan pernah dilupakan.
"Aku akan membalasmu, Raden," gumamnya.
Zian berniat untuk membiayai pengobatan ibu teman seperjuangannya itu, ia mengidap penyakit Uremia.
Zian berniat menjual rumah peninggalan kakeknya dengan harga murah agar cepat terjual. Begitu ada yang membelinya, ia langsung membayar biaya pengobatan ibunya Raden dan mentransfer sisa uangnya ke rekening ibu dari teman seperjuangannya itu.
Temannya yang bernama Raden itu sedang misi di tempat terpencil yang susah sinyal, jadi Zian tidak bisa menghubunginya perihal niatnya.
Zian kini dalam perjalanan pulang ke rumahnya sendiri. Ia kini kehilangan warisan dari kakeknya, tapi tidak masalah. Dengan begini ia bisa membalas jasanya Raden meski belum seberapa.
"Tolon——"
Zian melihat seorang gadis diseret oleh pria ke tempat sepi. Ia langsung bergerak untuk mengikutinya. Sebagai mantan tentara, ia tidak bisa membiarkan kejahatan terjadi di hadapannya.
Gadis itu hendak dirampok dan dip3rkosa, pria dengan topeng ski yang menutupi wajahnya itu mengeluarkan pisau untuk mengancam si gadis agar menurut.
Zian bergegas muncul dan mencekik penjahat itu dari belakang.
"Woi, apa-apaan ini? Brengsek!"
*Siyat!
Zian tidak sekuat dulu karena penyakitnya. Ia sudah kelelahan hanya dengan menahan si penjahat. Pria dengan topeng ski berwarna hitam berhasil menggores lengan Zian, kemudian kabur.
"Hei, Nona. Kau tidak apa-apa?" tanya Zian melihat gadis yang memakai seragam SMA itu tertegun.
"Ah? Lenganmu?!" gadis itu panik, ia celingukan ke sekitar untuk melihat apakah ada seseorang, ternyata tidak ada orang di gang kecil itu. "Kita harus mengobatinya. Ayo, aku antar ke puskesmas atau rumah sakit!"
Zian menggeleng dan menyunggingkan senyumannya pada si gadis. "Ini bukan luka serius. Yang terpenting, apakah barang-barangmu aman?"
"Ya, aku berterima kasih untuk itu. Tapi, apakah tidak apa-apa? Darahnya terus menetes!" Gadis itu melirik cairan merah yang menetes dari lengan kiri Zian.
"Aku begini-begini adalah mantan tentara. Luka ini kecil!" Zian sedikit menyombongkan diri.
Zian kemudian langsung pergi tanpa menghiraukan ucapan dari gadis SMA itu. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, ia akhirnya sampai di rumah. Ia buru-buru mencari kotak P3K. Tapi, darahnya tidak sengaja menetes ke sebuah gulungan lukisan kuno yang tercecer di lantai.
"Lukisan milik kakek? Ah, aku tidak sengaja mengotorinya!" Zian mengambil gulungan lukisan itu, ia agak bingung kenapa benda itu ada di sini, yang seharusnya tersimpan di gudang.
Beberapa detik kemudian, Zian menjadi kaget. Noda darahnya meresap ke lukisan dan seketika mengeluarkan cahaya emas yang menyilaukan
"Apa ini?" Zian kaget bukan main. Ia tidak sengaja melemparkan gulungan lukisan itu hingga terbuka.
Zian teringat jika lukisan itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu, diturunkan dari generasi ke generasi. Dan yang lebih penting, katanya lukisan itu spesial. Yah, meski Zian tidak mengerti apa yang membuatnya spesial.
Tapi, sekarang, ia sudah paham. Lukisan itu jelas spesial. Zian mendekat ke lukisan itu, tapi ia tertarik oleh sesuatu yang tidak terlihat menuju lukisan itu. Ia mengira akan membentur lantai. Namun, ia salah, malahan Zian kini berada di sebuah tempat misterius.
"Tempat macam apa ini? Bagaimana bisa aku ke sini?" Zian bingung melihat sekitarnya.
Itu adalah tempat yang asing, Zian berdiri di atas tanah yang berwarna hitam berbentuk lingkaran dan di tengah tanah hitam itu ada sebuah kolam kecil. Di samping kolam kecil itu juga ada sebuah tanaman.
"Bunga macam apa itu?" gumam Zian bingung. Seumur hidup, ia baru pertama kali melihat bunga yang memiliki tiga kelopak yang masing-masing berlainan warna. Biru, merah, dan kuning.
Zian hendak menyentuh bunga itu karena penasaran. Namun, lagi-lagi sesuatu yang tidak terlihat menahan tangannya yang terulur dan ia kemudian terpental menjauh.
"Apa itu? Ada semacam pelindung yang melindungi bunga itu dan membuatku terhempas?" heran Zian, memegangi pinggangnya yang sakit akibat benturan.
Beberapa saat kemudian, Zian teringat gambar lukisan peninggalan kakeknya. Itu sama persis dengan tempat yang ia singgahi sekarang.
"Mungkin, kah? Apa aku benar-benar ada di dalam lukisan itu?" gumam Zian. Ia kemudian melihat sekelilingnya.
Selain tanah hitam dengan kolam kecil di tengahnya, serta bunga aneh itu. Tempat itu praktis seperti sebuah ruangan. Zian tidak bisa menjelaskan apa yang dilihat oleh matanya, tapi mungkin ini adalah dinding. Ia berada di sebuah ruangan.
Lebih penting dari itu, bagaimana caranya keluar dari lukisan?
"Bagaimana caranya keluar? Apa ada semacam mantra?" Lelaki itu mulai panik. Ia sungguh tidak tahu caranya keluar.
"Woi, bagaimana ini? Apa aku akan terjebak di dalam sini seumur hidup! Tolong keluarkan aku!" teriak Zian Ia sedikit putus asa.
Beberapa saat keheningan, Zian merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan saat sesuatu yang tidak terlihat menariknya ke dalam lukisan muncul lagi. Dan detik berikutnya ia sudah berada di rumah.
"Aku berhasil keluar? Ini sungguh rumahku, 'kan?" Zian melihat sekeliling. Pandangannya berakhir di lukisan misterius yang agak membuatnya trauma.
Namun, Zian bisa memikirkan sebuah keuntungan. Ia baru saja menemukan benda aneh. Itu pasti berharga.
"Itu bukan lukisan biasa?!
Zian mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan pada lukisan ajaib itu. Menjualnya?
Yah, itu mungkin saja.
Kolektor barang antik pasti sangat menyukainya, terlebih itu bukan lukisan biasa.
Zian menjadi bersemangat untuk memanfaatkan lukisan peninggalan kakeknya itu untuk kepentingan pribadinya.
....
Note
Lou Gehrig’s Disease: Penyakit sistem saraf yang melemahkan otot-otot dan memengaruhi fungsi fisik.
Pada penyakit ini, sel-sel saraf rusak, yang mengurangi fungsi pada otot yang disuplai. Penyebabnya tidak diketahui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Sri Astuti
tks utk penjelasan ttg penyakit Zian
2023-10-15
0
car_ les
awal yang menarik...asal jangan lebay setelah nya...mantap...semangat terus thor
2023-10-15
0
Maheswarip
hola
2023-02-26
1