Bab 5: Menanam sayuran

"Ya, sebetulnya masih ada. Aku akan memberikannya padamu." lugas Zian.

"Wah, aku sangat berterima kasih. Aku sangat penasaran bagaimana caranya kau menumbuhkan tanaman itu dengan subur? Pupuk apa yang kau pakai?" tanya Charen dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi, sebelum itu .... aku ada sedikit permintaan."

"Permintaan seperti apa?" Charen memiringkan kepalanya. "Yah, selagi aku bisa mengabulkannya."

"Ok, terima kasih. Aku sebetulnya ingin melihat tempat penanaman bungamu? Apa kau juga berusaha menanam bunga anggrek itu? Apakah ada yang berhasil?"

"Ya, kau bisa mengunjunginya kapan saja. Dan soal aku memiliki bunga hitam itu ... ya, aku punya dan berusaha menanamnya. Tapi, ya ampun. Itu sulit sekali, aku hampir menyerah. Dan saat aku melihat postinganmu di internet. Aku jadi penasaran, bagaimana kau bisa membuatnya sesubur itu?" ucap Charen setengah gembira menatap Zian dengan serius.

"Kau bisa membagi rahasianya." sambung Charen.

"Aku juga tidak terlalu mengerti. Aku tidak memiliki metode khusus, yah aku hanya menyiramnya dengan air. Itu saja!"

"Sungguh tidak masuk akal!" Charen mengerutkan keningnya pada Zian.

"Huh, tapi ya sudahlah. Mari, aku akan memperlihatkan tempat penanaman bunga dan tanaman hias lain." Charen memimpin jalan dan keluar dari ruangannya.

Mereka menuju ke belakang gedung utama toko. Di sana ada green house yang besar. Zian pun sampai terperangah.

'Benar-benar pecinta tanaman!'

Zian dan Charen pun melakukan tur mereka di green house. Sementara Zanna akan tetap berada di parkiran. Ya, ia cukup bosan melihat tempat itu karena sudah melihatnya setiap hari.

"Ya, kami menanam beberapa jenis bunga, tanaman-tanaman hias." beritahu Charen.

Zian mengangguk mengerti. "Semuanya terawat dengan baik!"

"Ya, pengecualian untuk si bunga anggrek hitam."

Mereka sampai di area penanaman bunga anggrek hitam papua.

"Benar-benar tidak ada yang bisa tumbuh?" heran Zian melihat sekumpulan bunga yang layu.

Charen selanjutnya menjelaskan bagaimana caranya ia menanam anggrek hitam itu. Zian cuma manggut-manggut mendengar penjelasannya. Ya, memang tidak pandai di bidang tanaman.

Setelah hampir satu jam di dalam green house, Charen menyudahi tur itu dan Zian pamit.

"Terima kasih atas semuanya, Charen. Aku berjanji akan membawakan bunga anggrek hitam papua. Aku akan mengusahakannya."

"Aku menantikannya."

Zian pun kemudian pergi dari tokonya Charen. Sama seperti sebelumnya, Zanna tetap bersikeras mengantarkan pria yang disukainya sejak SMP itu pulang dengan selamat

Saat sampai di rumahnya Zian, ia bertukar nomor telepon. Harapannya di masa depan mereka bisa lebih dekat lagi.

"Terima kasih atas tumpangannya. Kau tidak mau mampir untuk sekedar minum?" Zian berbasa-basi.

Zanna sebetulnya ingin mengiyakan penawaran Zian, tapi ia sadar akan tanggung jawabnya. Jadi, wanita cantik itu dengan berat hati menolak.

"Terima kasih. Mungkin lain kali."

Zian menyaksikan Zanna mengemudikan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

"Ugh, aku mendadak lapar?!" celetuk Zian memegangi perutnya dan berjalan ke dapur.

Ia cuma menemukan mi instan dan ia terlalu malas untuk belanja keluar. Zian pada akhirnya memakan mi instan itu sampai habis.

"Hmm ... mungkin aku bisa menanam sayuran. Itu lebih higienis dan hemat uang belanja." gumam Zian setelah gagasan itu lewat di kepalanya.

Ia akan berencana menanam sayuran di dalam lukisan tanah hitam. Pasti tumbuh dengan subur.

Zian mengingat jika ia memiliki benih dari beberapa jenis sayuran. Ia pun mencarinya.

"Huh, untung masih ada. Entah kenapa dulu aku kepikiran untuk membelinya?"

Zian masuk ke dalam lukisan dengan meneteskan darahnya. Agar lebih praktis dan menghindari rasa sakit, ia sudah menyimpan sebotol kecil darahnya.

"Mari menjadi tukang kebun sejenak."

Zian mulai menanam benih ke dalam tanah hitam mengikuti tutorial di internet. Setelah sibuk berkubang dengan tanah selama hampir satu jam, ia pun selesai. Kelelahan yang ekstrem juga datang sebab penyakit langkanya.

"Sebaiknya aku tidur untuk memulihkan staminaku!"

Zian keluar dari lukisan untuk menuju kamarnya. Ia bangun dua jam kemudian.

"Wo~ah. Tidur siang yang sangat nikmat." Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan peregangan pada otot-otot dan persendian yang kaku. Ia lantas mengambil ponsel untuk mengecek jam.

"Sudah sore?"

Pria berambut bros itu masuk ke dalam lukisan lagi untuk mengecek bibit yang ia tanam, niatnya ingin disiram. Ia bahkan membawa ember.

"Apa-apaan ini?" kaget Zian hingga menjatuhkan ember yang ia bawa. Matanya yang menyipit melirik ke kiri dan kanan. Tanah hitam telah ditumbuhi oleh sesuatu yang hijau. Benih yang ia tanam sudah tumbuh dan kuncup daun hijau terlihat.

Yah, itu mustahil. Setidaknya membutuhkan waktu sehari atau dua hari lebih untuk melakukannya.

Zian mulai berspekulasi. Apakah ini khasiat dari tanah hitam atau hal lain?

Sebuah pemikiran melintas di kepalanya. Ia perlu waktu untuk menguatkan gagasannya itu.

"Jika ini benar. Itu pasti sangat luar biasa. Oke, mari sedikit bereksperimen!"

Zian keluar dari lukisan. Ia sengaja meninggalkan ponselnya dan kembali setelah satu jam berlalu.

"Sepertinya prediksiku benar." Zian tersenyum puas saat menatap layar ponselnya.

"Aku baru pergi selama satu jam, tapi jam di ponsel ini sudah sepuluh jam. Ternyata ada perbedaan waktu antara di dalam sini dengan dunia luar."

Yah, hipotesisnya terbukti. Ada perbedaan waktu yang signifikan, itu yang menyebabkan benihnya bisa tumbuh secepat itu.

"Ada untungnya jika waktu di sini lebih lambat. Kira-kira 1:10. Aku bisa tidur dan istirahat di sini lebih lama, hahaha."

Zian kemudian mendadak merasa haus, ia pun menuju ke kolam dan meminum airnya.

"Seperti biasa. Airnya sangat menyegarkan. Dan ...." Zian diam-diam menatap bunga tiga kelopak warna di dekatnya.

"Apakah bunga itu juga memiliki semacam khasiat? Khususnya untuk." Ia meraup dada kirinya.

Ia tidak memedulikan bunga itu lagi dan memilih untuk menyiram benih sayuran yang ditanam.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Keesokan harinya, Zian mulai menjalankan rencananya. Ia pertama-tama pergi untuk membeli ponsel dan membuat kartu ATM baru.

Ponsel lamanya sudah terlalu usang, jadi ia memutuskan untuk menggantinya. Sedangkan untuk kartu ATM. Ia cuma ingin menambahnya saja, tidak ada alasan khusus.

Setelah urusannya selesai, Zian kembali ke rumah. Ia langsung duduk di depan monitor laptop dan menjelajahi internet. Ia mencari-cari bibit bunga anggrek hitam papua yang langka itu

Rupanya cukup sulit untuk mencari seseorang yang menjualnya. Namun, Zian tetap berhasil menemukannya meski berhadapan dengan monitor berjam-jam.

"Akhirnya ketemu. Dan harganya .... ah, memang sedikit mahal. Tapi, keuntungan yang kudapat pasti puluhan kali lipat jika berhasil membiakkan bunga hitam itu." Zian tersenyum lalu menggerakkan cursor ke icon beli.

"Yap, setiap bisnis memang butuh modal!"

Sekarang yang perlu dilakukan Zian adalah menunggu paketnya datang dan berkebun. Dalam beberapa hari ke depan, sayuran yang ia tanam pasti tumbuh besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!