Bab 2: Bunga anggrek yang langka

Zian masih berpikir tentang lukisan ajaib yang baru ditemukan. Yah, tidak, ia sudah memilikinya sejak lama dan itu adalah peninggalan dari kakeknya. Masih banyak tanda tanya pada lukisan itu.

"Aku sering bermain-main dengan lukisan ini saat masih kecil, tapi kenapa tidak pernah tertarik masuk ke dalamnya?" ucap Zian menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya dengan bingung. Ia lalu melihat luka gores di lengan kirinya.

Darah yang mengalir sudah berhenti. Ia punya sedikit spekulasi.

"Apa karena tetesan darah ini?" ucap Zian sedikit ragu. Lagipula, kebenaran dari teorinya belum bisa dipastikan. Ia harus mengulangi apa yang dilakukannya tadi.

Yah, jujur. Zian sedikit trauma. Ia berpikir andai kata tidak bisa keluar dari lukisan.

Setelah beberapa saat berpikir dan menimbang-nimbang keputusan. Zian ingin bertindak nekad. Ia harus mengetahuinya jika tidak ingin penasaran setengah mati.

Zian ambil ancang-ancang, ia berdiri di atas lukisan itu, bersiap untuk meneteskan darahnya dengan sengaja.

"Semoga aku bisa kembali?!"

Lukisan itu bersinar untuk kali kedua dan Zian benar-benar terhisap ke dalam lukisan.

"Aku benar-benar berada di dalam lukisan itu?"

Apa yang dilihat Zian masih sama seperti yang sebelumnya. Itu tetap tanah hitam berbentuk melingkar dengan kolam kecil di tengahnya, tidak lupa bunga indah yang memiliki tiga kelopak dengan warna berlainan.

"Sekarang bagaimana caranya keluar. Aku tadi cuma menyampaikan keinginan kuat untuk terbebas dari tempat ini. Apakah begitu caranya?" gumam Zian.

Ia menarik nafas dalam, menguatkan hatinya untuk keluar.

"Aku ingin keluar!" teriak Zian lantang sembari memejamkan mata.

Saat ia membuka mata, pemandangan sudah berganti menjadi isi dalam rumahnya.

"B-berhasil? Apakah memang begitu caranya?"

Zian masih belum puas, ia ingin mencoba lagi. Ini untuk penguatan teorinya. Ia meneteskan darahnya untuk ketiga kalinya.

Detik berikutnya, Zian kembali ke dalam lukisan.

"Yap, ini masih berhasil. Lalu ... aku ingin keluar!"

Detik selanjutnya, Zian kembali ke dalam rumahnya. Setelah percobaan beberapa kali, ia baru mantap pada teori liarnya.

"Sepertinya memang begitu cara kerjanya?!"

Meski begitu, Zian mengalami efek kelelahan yang sedikit ekstrem. Itu bukan kelelahan yang pada umumnya ia rasakan——berasal dari penyakitnya.

Zian masuk ke dalam lukisan. Entah apa yang dipikirkannya, ia hendak meminum air kolam. Di rumahnya tidak ada air.

"Air kolam ini sangat segar! Aku juga merasakan rasa lelahku hilang dan ...." Zian berhenti bicara dan melirik lengan kirinya. Ia tidak merasakan rasa nyeri lagi.

Zian meraba-raba lengan kirinya. Tidak ada luka goresan dari pisau. "Lukaku sembuh? Tapi, bagaimana mungkin? Ahh, apa karena air kolam ini?"

Zian tak henti-hentinya dikejutkan oleh lukisan peninggalan kakeknya. Itu sangat luar biasa.

Zian selanjutnya mulai memindahkan barang-barang peninggalan kakeknya ke dalam lukisan. Tidak ada alasan khusus, ia cuma terbesit ingin melakukannya.

"Apakah aku bisa menghasilkan uang dari lukisan ajaib ini?" celetuk Zian melihat sekelilingnya. Ia melihat tanah hitam.

"Jika air ini memiliki khasiat, berarti tanah hitam ini juga demikian. Itu berlaku juga untuk bunganya!"

Dari semua jackpot itu, Zian mendadak teringat tentang dirinya. Ia reflek menyentuh jantungnya.

"Hidupku tidak lama lagi? Aku harus mengumpulkan banyak uang untuk Bibi."

Zian didiagnosis tidak akan bertahan lama karena penyakitnya yang langka. Itu sudah parah dan ia tidak memiliki harapan untuk sembuh.

Di sisa hidupnya, Zian ingin membalas budi pada keluarga Raden, terlebih ibunya. Ia ingin hidupnya bisa berguna bagi mereka.

Selain barang-barang, Zian juga memindahkan beberapa tanaman hias yang tampak sudah layu karena jarang dirawat. Ia menyirami tanaman itu dengan air dari kolam.

"Huh, akhirnya selesai. Ini sangat melelahkan!"

Zian keluar dari lukisan dan pergi untuk makan. Setelah itu istirahat di kamarnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Humm, jam berapa sekarang?" gumam lelaki dengan rambut bergaya bros itu, yang baru bangun tidur. Ia mengucek matanya dan berjalan keluar kamar.

Ia masuk ke dalam lukisan untuk minum air kolam.

"Eh? Tanaman ini? Kenapa bisa menjadi seperti ini?"

Zian mendapati tanaman hias yang ia pindahkan ke dalam lukisan dan menyiramnya, kini tumbuh besar dan berbeda. Itu sangat indah, seperti barang seni. Zian tidak pernah melihat tanaman semacam itu. Bunga anggrek dengan kelopak hitam dengan campuran merah sedikit ungu.

Apakah ada bunga seperti anggrek dengan warna semacam itu?

"Apa karena air kolam ini? Ah, sebenarnya ada berapa banyak khasiatnya?"

Zian melihat-lihat bunga itu untuk memastikan jika ia sesekali pernah melihatnya. Namun, setelah beberapa menit meneliti. Sudah diputuskan, ia seumur hidup belum pernah melihat tanaman itu.

Zian kembali ke kamarnya dan langsung melakukan pencarian di internet menggunakan laptop. Ia mencari-cari informasi tentang bunga yang aneh itu.

Zian menjelajahi internet sangat dalam, tidak terhitung berapa artikel yang telah ia baca, tidak peduli seberapa lelah matanya, sebab memandang monitor terlampau lama. Zian cuma menerima kegagalan. Tujuan utamanya adalah mencari nilai dari tumbuhan itu, barang kali bisa dijual.

"Aku tidak menemukan apapun. Tanaman itu sungguh belum pernah ditemukan! Itu jelas-jelas spesies baru."

Kehabisan pilihan, Zian kembali ke dalam lukisan dan mengambil foto dari bunga aneh itu. Ia berencana untuk mengunggahnya di internet. Mungkin ada seseorang yang lebih mengetahui tentang tanamannya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Keesokan

harinya, Zian terkejut setelah melihat postingannya semalam sangat ramai. Ada ribuan komentar dan share. Para netizen itu mempertanyakan tentang tanaman yang bagaikan dari dunia lain itu.

Ada beberapa kolektor tumbuhan yang menyatakan dirinya ingin membeli tanamannya Zian. Meski begitu, ada juga orang-orang yang kontra. Mereka menganggap foto yang Zian unggah adalah hasil editan. Mereka jelas mengata-ngatai Zian.

Zian tidak peduli pada hal itu. Mereka memiliki hak untuk berpendapat, lagipula kaum penentang cuma menjadi minoritas. Mayoritasnya adalah orang-orang mengagumi keindahan dari bunga hitam itu.

"Hmm? Ada pesan baru?"

Akun sosial media Zian menjadi sangat ramai. Ada ratusan orang yang mengiriminya pesan dan mengatakan tertarik dengan bunga milik Zian. Namun, dari semuanya, hanya ada seseorang yang paling berminat untuk mendapatkan bunga itu.

Zian pun menghubunginya melalui nomor yang dikirimkan calon customer.

"Halo, apa Anda sungguh ingin membeli tanaman saya?"

"Ya, bunga itu tampak sangat menarik dan langka. Saya menginginkannya. Kira-kira berapa harga yang Anda tawarkan?"

"Anda berani berapa?"

"Umm ... soal itu. Sebetulnya kurang nyaman membicarakan hal sepenting ini lewat telepon. Bagaimana kalau kita bertemu? Hubungan lewat virtual rawan sekali penipuan."

"Saya setuju. Di mana tempat pertemuannya?"

"Saya akan mengirimkan lokasinya segera."

"Oke, saya akan menunggu dengan senang."

Zian memutuskan sambungan teleponnya. Ia sangat senang karena mungkin sebentar lagi, ia akan mendapat banyak uang.

Zian bersiap-siap untuk menemui calon pembelinya. Ia mandi dan segala ***** bengkeknya. Setelah beberapa menit keluar dari kamar mandi. Zian menerima pesan yang berisi alamat lokasi.

"Waktunya menjemput uang. Semoga transaksi ini berhasil!"

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

semoga ga menyesal

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!