WARNING 18+
...-----o0o-----...
"...Ternyata dia memang baik-baik saja, Alhamdulillah. Sudah menjadi kepala keluarga bahkan mempunyai buah hati, disini cuma gue yang terlalu mengkhawatir nya, gue masih memandang nya sebagai Arya yang tak bisa jauh-jauh dari gue. Hahaha lucu banget gue, tapi..."
"Gue turut berduka cita Ya.." ucap Winda setelah mendengar cerita dan kabar tentang adik nya Arya yang meninggal dunia. Disini Winda melihat diri nya pada Arya, kenapa? Winda merasakan apa yang di rasakan Arya, yang pasti perasaan nya sangat kacau.
"Turut berduka cita juga Ya.." sahut Dika
"Gapapa Arya jangan sedih, adek lo sudah di surga. Kalo lo sedih dia bakalan sedih juga" ucap Yulia.
Arya mengangguk dan tersenyum, berulang kali dia mengucapkan terimakasih pada teman-teman nya itu. Kini posisi Arya sekarang di kelilingi teman-teman nya, ia merasa seperti kembali ke masa kuliah nya.
"Jadi karna itu lo nama in anak lo Lucia?"
"Iya.. sebenarnya cuma mau nama in Ira karna ingat nama belakang Winda" jawab Arya dan melihat ke arah Winda.
Dika menoleh ke arah Winda sebentar, lalu ia kembali menatap Arya. "Kenapa gak jadi? Padahal bagus.." celetuk Dika
"Hahaha jangan, nanti ketular sad girl kayak gue" kata Winda sembari terkekeh.
"Darimana nya kamu sadgirl? Udah gak sad, aku bakalan bahagia in kamu" sahut suami nya Winda itu sembari mengelus lembut surai istri nya.
"Iyaa suami .." Winda terkekeh. Di sisi lain, ekspresi Arya memang menampilkan senyuman nya, namun senyuman itu berbeda. Dan itu di ketahui oleh Juna yang memperhatikan Arya.
"Suami ya? Haha bahagia sekali.. kenapa Tuhan tidak membiarkan gue yang berada di posisi itu? Konyol, pertanyaan macam apa ini Arya?? Sudahlah.. gue gak boleh jadi manusia yang maruk, mencintai istri gue tapi juga mencintai Winda? What the... lo mau jadi brengsek lagi Ya?" Lagi lagi lelaki itu membatin, di rumah Juna sepertinya memang cocok untuk membatin, bahkan Winda pun juga sangat sering membatin disini.
"Udah udah.. jangan sweet sweet an disini, nanti aja pas kalian honeymoon hahaha.." tegur Yulia yang sedari tadi memperhatikan pengantin baru itu. "Karna gue sama Winda tadi sudah masak, mending kita makan siang bareng.. gimana?" tanya Yulia pada teman teman nya.
"Gass lahh, anggap aja reuni yakann" Dika terlihat sangat antusias, karena kali ini mereka lengkap. Ada dirinya, Winda, Yulia, Juna dan Arya!
"Gue mau ganti baju dulu, kalian duluan aja ke meja makan" ucap Juna yang langsung pergi ke kamar nya.
"Yaudah yuk" ajak Winda, Yulia sudah lebih dulu ke meja makan untuk menghidangkan makan siang nya, Dika merangkul Winda untuk menyusul ke meja makan, Arya yang berjalan di belakang pengantin baru tersebut. Hanya bisa menatap punggung mereka sembari menghela nafas, tak lupa senyuman yang terlihat berbeda itu. "Biasanya gue yang ngerangkul lo kan Win?"
......................
Arya sedang duduk di taman samping rumah Juna, ia mengajak anak nya bermain disana, tak sendiri ia juga bersama Dika.
"Halo Claira, kenalan yuk" ucap Dika pada anak nya Arya, anak nya hanya menjawab dengan anggukan yang membuat Dika menjadi ragu. "Ya, anak lo ngerti bahasa indonesia kan?"
Arya tertawa "Iya ngerti kok, dia cuma masih malu aja itu Dik.."
Dika mengangguk, "Panggil aja Om Dika ya.."
"Om Dika" panggil Claira
"Iyaa pintar.." ucap Dika sembari mengelus kepala Claira, anak kecil itu hanya mengulum bibir nya karna masih merasa malu malu kucing, haha..
Dika menoleh saat nama nya dipanggil, ia melihat Winda menghampiri mereka di taman samping. "Claira mau main sama om gak? Kita liat dede bayi, anak nya om Juna sama tante Yulia" tanya Dika, tentu saja anak kecil itu antusias. Dika terkekeh dan langsung menggendong Claira, ia membawa nya melihat anak Juna dan Yulia.
Dika melewati Winda dan memberi kode menyuruh istri nya itu untuk mengobrol dengan Arya. Dika tau istri nya sangat merindukan sosok Arya, Dika percaya seratus persen pada istri nya itu bahwa Winda hanya merindukan namun tidak untuk mencintai kembali.
Kini hanya ada Arya dan Winda di taman itu, Winda duduk di salah satu kursi yang ada disana, ia menyapa Arya "Hai Ya" sebenarnya Winda benar benar bingung bagaimana ia memulai obrolan itu, bahkan ia tersenyum kikuk.
"Lo tambah cantik ya Win" celetuk Arya membuat Winda terdiam. "Tapi sekarang bukan cantiknya aku lagi, melainkan cantik nya Dika" lanjut Arya sembari terkekeh.
"Hahaha iyadong gue emang selalu cantik Ya, siapa pun boleh manggil gue cantik" Winda tertawa canggung, ia merasa suasana ini sangat awkward, mungkin karena terakhir kali ia bertemu dengan lelaki yang ada di depan nya ini dengan perasaan yang masih amat menyayangi nya, tak mau kehilangan, bahkan tak mau ia jadi milik orang. Namun, takdir berkata lain. Lihat.. sekarang ia benar benar menjadi milik orang lain, lebih dulu daripada Winda.
Perasaan nya memang sangat kacau, namun tidak dengan perasaan menyesal. Hanya ada perasaan rindu yang sudah terobati setelah melihat Arya kembali, ia tak sedikit pun meminta atau berharap takdir nya berubah. Tidak! ia sudah sangat bahagia berkeluarga dengan Dika dan juga bahagia melihat Arya baik baik saja.
Setelah itu, suasana awkward ini menghilang. Mereka melanjutkan obrolan mereka, bertukar cerita, kembali bercanda seperti beberapa tahun yang lalu. Arya dan Winda disini bukan lagi mahasiswa/i yang sedang kasmaran, namun Arya dan Winda yang sudah fokus dengan kehidupan nya masing masing. Winda tak pernah memaksa dirinya berjodoh dengan Arya, walau Winda tau Arya sangat menginginkan itu. Seburuk buruknya kepribadian Winda, ia tidak pernah ingin merebut Arya dari Tuhan nya.
......................
Di kediaman pengantin baru, Winda sibuk memilah pakaian yang akan ia masukkan ke dalam koper. Ia sedang prepare, karena mereka baru saja menikah dan mendapat cuti 2 minggu. Dika datang melihat istri nya di kamar yang terlihat sibuk sendiri, ia langsung memeluk Winda dari belakang. Winda sudah tahu siapa pemilik tangan kekar yang sekarang melingkar di pinggang nya.
"Dika, kaget lohh aku" Dika hanya terkekeh, ia menenggelamkan wajah nya di ceruk leher Winda.
"Suami ku yang ganteng, aku lagi prepare loh. Besok kita berangkat" Dika menghela nafas dan melepaskan pelukan nya.
"Kalo kamu manja manja an gini, kapan selesai nya?"
Dika membalikkan badan Winda, ia ******* bibir Winda dengan rakus. "Mmhhh, Dik..." Winda menikmati ciuman itu, namun tidak lama kemudian Winda sedikit mendorong badan Dika karna merasa kehabisan nafas. Suami nya itu hanya terkekeh dan mengecup sekilas bibir Winda.
"Yaudah ayo aku bantu prepare nih" Dika langsung membantu Winda prepare. Mereka ingin pergi berlibur sekaligus honeymoon karena mereka sekarang juga adalah sepasang suami istri, tidak ada yang bisa melarang mereka untuk honeymoon.
To be continue...
Follow instagram @urascarlett_
Jangan lupa like dan komen nya
See you next chapter ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments