C H A O T I C - 04 : Arya Winda Time

...-----o0o-----...

Banjarmasin,Kalimantan Selatan

19.20 WITA

📍 Tasty Kuy Kafe

          Dua remaja yang memilih untuk nongki walau keadaan mereka sangatlah depresi, mereka masih mencoba bersantai dengan menyantap hidangan yang ada di depan nya. Winda yang sangat enjoy dengan es krim di buat malas karna Arya...

"Susah banget nyari jurnal, gue capek kalo tugas harus review jurnal mulu"

Winda menaruh es krim bermangkuk ukuran sedang itu di atas meja, ia menghela nafas. "Lo jangan ngeluh ke gue dong Ya, es krim gue jadi gak nikmat gegara kecampur sama keluhan lo!" protes Winda.

Di seberang sana, tepatnya di kursi yang ada di depan Winda, lelaki itu hanya terkekeh "Mau adu depresi lo sama gue?" tanya Winda

"Lah napa?" Arya balik menanyai Winda, membuat Winda mencoba sabar. "Gue ketua mata kuliah ini Arya... capek banget gue nyuruh anak-anak di kelas buat ngumpulin tugas, apalagi yang ngumpulin tugas nya h- beberapa jam deadline"

"Dan lo tau sendiri.. pak syafii gak pernah ngasih kelonggaran sama kita. Gue tertekan jadi ketua matkul ini, huhhh..." panjang lebar Winda menjelaskan dan berkeluh kesah, hanya gelak tawa yang ia dapat dari Arya. Bukan pembelaan maupun sedikit ucapan semangat.

"Hahahha.. Win, lo ngomong begini sadar gak sih? lo nyindir diri sendiri pasal deadline?"

"Enggaklah.. gue h-1 biasanya"

"Apa beda nya anjir? sama-sama last minute LoL" Arya semakin terbahak-bahak, Winda mendengus melihat Arya yang sangat puas mengeluarkan tawa nya. Daripada mengurusi Arya yang tak habis-habis dengan tawa nya, ia mengambil lagi es krim miliknya dan kembali menyantap tanpa menghiraukan Arya yang menurut nya sangat kurang ajar.

Arya memperhatikan Winda, "Win, lo umur berapa sih?" ia mengambil tissue dan menyeka sudut bibir Winda yang belepotan karna es krim nya. Winda terdiam, mematung, jantung nya berdetak kencang, wajahnya memanas, tangan nya gemetar, ia tidak tau mengapa diri nya seperti ini. "Ini gue meriang apa gimana sial?" batin Winda. Mungkin karna ia sudah lama tak diperlakukan seperti ini oleh pacar nya.

"setelah ini makan nya pelan-pelan, jangan sampai belepotan lagi" ucap Arya sambil mencubit pelan pipi Winda, membuat Winda mengangguk patuh.

"Btw, tumben ngajakin nongki? mana cowo lo?"

"Ada, dirumahnya"

"Gak kerja?"

"Udah pulang dia" Arya mengernyitkan dahi nya, "Kenapa gak nongki sama cowo lo aja? nanti salah paham lagi, capek gue klarifikasi kayak seleb" Arya benar-benar bingung kenapa Winda sesantai itu.

"Enggak kok tenang aja.. lagian gue lagi berantem sama dia"

"Hah?! Kenapa kenapa??" Arya kaget, takutnya sahabat perempuan nya itu tersakiti karna lelaki yang ia nilai posesif berlebihan itu.

"Yaelah kek gak pernah pacaran aja lo, berantem itu suatu hal yang wajar dalam suatu hubungan kan ada dua kepala yang pemikiran nya berbeda" jelas winda.

"Eh iya juga sih.. tapi kenapa gak lo bujukin anjer? ntar kalo ketauan jalan sama gue tambah rumit"

"Ngapain? harusnya gue dong yang di bujukin"

"Emang ya prinsip cewek itu aneh, cowok nya ngambek malah balas ngambek"

"Haha, karna lo temenan sama gue, lo jadi tau sedikit banyak nya tentang cewe. Anggaplah ini simulasi buat lo nanti punya pacar"

"Hadeh, lo udah kayak adek gue tau Win" Arya mengelus kepala Winda

"Adek lo?"

"Heem, adek gue kan punya pacar. Sifat dia 11 12 sama kek lo, ntah semua cewe begini atau gimana entahlah gue gak tau"

Winda tak bisa menahan tawa nya, ia tertawa terbahak-bahak. Kali ini dia merasa sangat lucu, yang biasa Arya lah menertawakan nya, sekarang terbalik. "maaf maaf nih ya, gue ketawa banget HAHAH, adek lo punya pacar kok lo jomblo??"

"Bacot ah Win, gue lagi pengen free aja"

"Freehatin?"

"Win lo minta gue gibeng haa??"

"Ya maaf :( " ekspresi Winda berubah menjadi cemberut, Arya langsung menangkup wajah Winda dan menyuruhnya untuk senyum, Winda menurut.

"Lo pacaran sama Nafi dah berapa lama sih?"

"Dari kelas 3 SMA"

"ANJIR!! udah lama banget cokk, sekarang udah semester 5 bentar lagi semester 6, apa gak jenuh pacaran selama itu?"

"Bosen sih, gue sama dia pernah ngerasa sama-sama bosen"

"Dan lo berdua putus?"

Winda menggeleng "Kita lebih memilih sering ketemuan biar gak bosen, karena kadang apa yang gue sama dia bicarakan di chat itu yang membosankan, kalo ketemu.. gak kok, asik malah"

"Oh begituu, untungnya kalian berpikir dengan kepala dingin, kadang kan ada orang yang ngambil keputusan gegabah"

Winda mengangguk membenarkan perkataan Arya, "Lalu kenapa sekarang berantem?" lanjut Arya

"Gak kenapa-kenapa kok Ya.." jawaban klasik seorang wanita, mereka kira itu adalah jawaban teraman.

"Heleh tai kucing, seperti yang lo bilang tadi Win. Gue sedikit banyak nya tau tentang cewek, apalagi gue punya adik cewek yang sering curhat ke gue, jadi gue tau kalo cewe bilang gapapa berarti ada apa apa, lagian masa berantem gada alasan nya?"

"Iyadeh iya.. gue bakal cerita, tapi awas aja kalo mulut lo bocor"

"Gak kok.. kenapa coba sini cerita" Arya mulai menyiapkan diri nya untuk menyimak cerita Winda.

"Di tempat kerja si Nafi ada pelayan baru, cewe.."

"OHHH TAU GUE MASALAH NYA" spontan Arya menjawab sampai membuat Winda terlonjak kaget. "Babi ni anak" batin Winda sambil mengelus dada nya, jantung nya jadi sangat berdetak kencang karna suara Arya yang membuatnya kaget.

"Pasti tuh cewe kegatelan kan?" Arya nyinyir mode on, Winda mengangguk mengiyakan pertanyaan Arya. "Ah, sudah biasa masalah kek gini. Walaupun si cowo nya gak nanggepin, sedikit demi sedikit juga bakalan kemakan pancingan nya" lanjut Arya.

"Maksud lo?"

"Ini pengalaman gue sih ya, sebagai lelaki bajingan dulu. Gue dulu punya pacar beda sekolah sama dia, nah di kelas gua ada murid baru, cewe nih cakepp. Awalnya gak gue tanggepin, makin lama malah nyangkut gue ke dia dan brengseknya gue malah ninggalin pacar gue terus jadian sama cewe murid baru itu"

"Bajingan banget lo" Winda benar-benar kaget dengan cerita nya Arya, tak hanya kaget dia juga jadi khawatir akan Nafi berujung seperti cerita Arya.

"Gue tau, tapi akhirnya gue dapet karma juga kok dari Tuhan"

"Pantas aja lo dapet karma Ya"

"Disclaimer, itu cerita masa lalu. gue udah tobat gak lagi-lagi sebajingan itu.."

Winda menghela nafas, pikiran nya buyar, ia jadi overthinking karena mendengar cerita Arya sebelumnya. "Jadi ada kemungkinan Nafi bakalan nyangkut sama si pelayan baru itu?"

"Gue sih gak tau pasti, soalnya gue bukan Tuhan yang tau takdir manusia. Tapi ya lo waspada aja" Arya mengambil minuman nya, dan menyesap sedotan yang ada di gelas minuman nya. "Kalo emang cowo lo bucin banget sama lo, kemungkinan tipis sih tuh cewe bakalan di tanggepin sama cowo lo" lanjut Arya sembari menaruh kembali gelas nya ke atas meja.

"Semoga aman-aman aja deh" raut wajah Winda sudah berubah, "Tapi ya gak mungkin gak di tanggepin juga Win.. soalnya mereka rekan kerja" ternyata Arya belum menyelesaikan perkataan nya. Membuat Winda tambah gelisah mendengar nya, namun Arya tak bermaksud untuk membuat Winda seperti itu, apalagi untuk memburukkan Nafi atau membuat hubungan mereka menjadi renggang.

"Iya juga ya.. huhh, gue harus apa :( "

"Gimana ya.. gue juga bingung Win"

"Yasudahlah..nanti gue pikirin, lanjut nugas yuk deadline semakin dekat lohh" Arya mengangguk, dan mereka kembali fokus pada tugas mereka.

To be continue...

Follow instagram @urascarlett_

Jangan lupa like dan komen nya yaa

See you next chapter ^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!