...-----o0o-----...
...Via Chat...
Mas ex
Dimana yang?
^^^Me^^^
^^^Yang pala lo!^^^
Mas ex
Maaf kebiasaan hehe
Jadi lagi dimana?
^^^Me^^^
^^^Kafe tasty kuy, kenapa?^^^
Mas ex
Gapapa nanya aja
Sama siapa?
^^^Me^^^
^^^Sama bestie tercinta, Yulia^^^
Mas ex
Oalah
Quality time sebelum pada kerja ya?
^^^Me^^^
^^^Iya haha^^^
^^^Sekalian curhat-curhat an^^^
Mas ex
Titip salam deh buat Yulia
Kalo mau lusa ikut ke bandara juga boleh
^^^Me^^^
^^^Bisa..^^^
^^^Nanti gue ajakin deh^^^
Mas ex
Gue mau nyusul ke kafe
Tapi gue sibuk prepare
^^^Me^^^
^^^Gausahh, kami girl time^^^
^^^Lo prepare aja^^^
Mas ex
Nanti gue kangen banget sama lo
Gimana dong?
^^^Me^^^
^^^Gapapa^^^
^^^Nanti kalo gue ada uang^^^
^^^Gue susulin ke Berlin^^^
^^^Kalo lo ada waktu luang^^^
^^^Pulang aja ke indonesia, biar reuni kita^^^
Mas ex
Iyadeh..
Kalo gak ada uang juga gapapa Win
Asal lo ada waktu, lo terima beres
Gue yang bayar
^^^Me^^^
^^^No no no!^^^
^^^Itu uang lo, hasil kerja lo^^^
Mas ex
Gapapaa
Kan buat cantiknyaaa aku
^^^Me^^^
^^^Udah deh Arya.. sadar^^^
^^^Kita sekarang gak ada status apa-apa^^^
Mas ex
Tapi gue berdoa kita harus berjodoh
^^^Me^^^
^^^Aamiin^^^
Mas ex
Asik di amin in
Yaudah deh mau lanjut prepare
Have fun cantiknyaa akuu
^^^Me^^^
^^^Iyaaa..^^^
Yulia yang sedari tadi memperhatikan Winda yang asik dengan dunia nya sendiri, langsung bertanya selepas Winda menyimpan gadgetnya.
"Siapa Win?"
"Arya, biasalah kepo"
"Acieee, dia masih perhatian sama lo bukan nya kepo"
"Dia aja masih manggil gue 'cantiknyaa aku' tuh"
Dapat Winda lihat ekspresi menganga Yulia, kelihatan nya teman Winda itu benar-benar kaget "Serius lo? Parahsii, Arya bucin banget sama lo. Gimana nanti kalo dia di Berlin kalo gak ada lo?"
"Ntahlah si Arya"
"Hadeh, gak tau deh gue bingung sama kalian"
"Gue sama Arya yang putus, ngapa lo yang bingung?"
"Ya kan gue temen kalian, gue saksi cinta kalian.. kalian masih saling sayang tapi harus putus gara-gara mau LDR"
"Agama Yul.."
"Astaghfirullah lupa lagi gue! Yamaap Win.. huee mau nangis aja gue"
"Jangan nangis nanti gue di marahin Juna"
"Gapapa dia gak bakalan tau kalo lo gak cepu"
"Hahaha bener juga lo"
"Oiya Yul, hampir kelupaan. Arya titip salam sama lo, katanya kalo mau ikut ke bandara juga boleh"
"Oke gue ikut, nanti gue jemput lo"
"Boleh, pake motor masing-masing?"
"Nggak, gue bawa mobil tapi gantian nyetir nya gimana?"
"Okedeh gass"
"Yaudah mari pulang bestie.."
"Ayoo, see u lusa yaa"
Mereka berdua berpisah di parkiran, dan akan kembali bertemu lusa.
Di hari keberangkatan Arya dan hari perpisahan Arya Winda. Entah waktu akan bersahabat dengan mereka atau tidak, namun Winda selalu berdoa untuk kembali mempertemukan mereka, walaupun mungkin tidak bisa bersama lagi setidaknya mereka masih bisa bertemu. Akankah Arya memiliki harapan yang sama dengan Winda? Tentu saja. Arya masih sangat mencintai Winda, sampai detik ini pun ia berat untuk pergi ke Berlin.
"Kayaknya kita kepagian deh Win, Arya sama adeknya belom keliatan"
"Gapapa, feeling gue bentar lagi datang"
Yulia hanya menganggukkan kepala nya, kini netra coklat Yulia menjurus pada Winda yang terlihat sangat tenang, tapi entahlah bagaimana keadaan pikiran nya.
"Pasti berat, i feel u Win.." Batin Yulia. Yulia tahu gimana rasanya ditinggal dengan orang yang disayang, karna sekarang pun Yulia harus menunggu Juna.
"WINDAA!" teriak seseorang dari kejauhan, Winda langsung menoleh karna mengenali suara yang ia dengar. Arya sedikit berlari menghampiri Winda dan langsung menarik Winda ke dekapan nya.
Pelukan.. yaa, Yulia melihat itu. Ia tau maksud dari pelukan itu, Arya tak ingin berpisah dengan Winda, begitupun sebaliknya. Namun Winda tak punya hak untuk melarang Arya.
"Abang bucin banget sama kak Winda, jadi gak yakin disana dia gak galau brutal haha" ucap Jihan yang melihat abang nya tidak melepaskan pelukan itu sedari tadi.
"Cantikknyaa akuu" Arya masih mendekap Winda. Winda pun membalas pelukan nya sembari terkekeh. Lelaki yang sekarang mendekapnya bukanlah kekasih nya, namun lucu nya ia masih bertingkah manja layak nya dengan pasangan sendiri.
"Gue masih punya waktu buat cancel ke Berlin"
"Heh! Kok gitu?!" Winda spontan melepas pelukan nya.
"Takut kangen lo Win, gak bisa jauh jauh dari lo"
"Orang tua lo udah nunggu lo disana Ya.. nanti lo di marahin"
"Tapikan.. cantiknya akuu disini" Arya memasang ekspresi sedih nya.
Winda menghela nafas, ia tak tahu harus membujuk Arya seperti apa. Kali ini Arya memang benar tak ingin pisah dari Winda, bahkan sekarang ia menggenggam erat tangan Winda.
"Abang, kalo mau cancel gapapa.. Jihan bisa sendiri kok, disana sudah ada ibu sama bapak juga. Palingan nanti mereka ngomel karna abang sendirian di Indonesia.."
"Abang udah gede dek, abang bisa sendiri"
Jihan terdiam, padahal maksud nya berkata seperti itu supaya ia tidak mengcancel penerbangan nya.
"Arya.. dengerin gue" kini Winda kembali turun tangan, bagaimana pun Arya tidak boleh mengcancel penerbangan nya ke Berlin hanya karna dirinya.
"Orang tua lo nyuruh lo kerja disana, bapak lo nyuruh lo bantu perusahaan dia.. masa depan lo udah terjamin Ya.. mereka ngeusahain semua nya demi lo" Arya menatap Winda yang kini benar-benar serius.
"Jihan masih perlu menyelesaikan pendidikan nya, masa lo serahin semua nya sama Jihan? Orang tua lo percaya sama lo, kalo lo diam di Indonesia cuma karna gue.. gue gak bisa menjamin masa depan lo Ya.." Winda sedikit berjinjit, ia menangkup wajah Arya dan mengecup kening Arya. Bahkan mengelus kepala Arya seperti yang Arya sering lakukan pada Winda.
"Jangan membantah apa kata orang tua, gak baik Arya.."
Arya masih diam, tak berkutik, bahkan tatapan nya masih menjurus pada Winda.
"Kalo pun kalian memang berjodoh kalian bakalan bersama lagi.. Gapapa gue bantu jaga Winda buat lo, gue pastikan gak ada cowo yang deketin Winda selain Juna sama Dika atau rekan kerja nya nanti.." kini Yulia ikut membujuk Arya.
Winda terkekeh "Jihan.. kakak titip Arya ya, kalo dia bandel jewer aja kuping nya, kayak kakak biasa ngejewer dia hahaha"
Jihan langsung mempraktekkan gaya hormat, Winda tersenyum melihat tingkah manis Jihan.
"Kalau begitu.. gue titip Winda juga ya Yul. Jagain bener-bener, anaknya ceroboh, bawel, suka telat makan tuh.. kalau ada apa-apa hubungi gue Yul" Arya melihat ke arah Yulia namun tangan nya mengarah ke kepala Winda dan menyentil pelan jidat Winda.
"Aw.." bukan nya membalas Winda hanya terkekeh.
"Iye.. gak usah lo suruh gue udah pasti gue jagain, kan bestie" Yulia menepuk pundak Arya.
"Okedeh, gue mau check in"
"Iyaa.. take care, kabarin kalo sudah sampai"
"Peluk lagii :(" lihatlah tingkah manja nya Arya, bagaimana nanti di Berlin kalau tidak ada Winda. Winda tertawa ia langsung memeluk Arya, Arya pun membalas pelukan nya. Dekapan yang sangat erat, seakan-akan tak ingin melepaskan, kehilangan atau berpisah dengan wanita cantik kesayangan nya. Namun pengumuman di bandara membuat mereka melepaskan pelukan nya, Arya harus pergi dan Winda harus membiarkan Arya pergi.
"See you next time cantik.." Arya melambaikan tangan nya, begitu juga dengan adik nya. Winda dan Yulia membalas lambaian tangan mereka dan menatap punggung mereka yang semakin menghilang.
"Are u okay bestie?"
"Gue gapapa Yul.. ayok pulang"
"Bbq an dirumah lo mau gak, sekalian gue nginep udah lama gak nginep hehe"
"BOLEHH!! ayooo"
"Gasss hahaha"
Yulia dan Winda meninggalkan bandara dan pergi ke supermarket, mereka ingin membeli beberapa bahan makanan untuk girl party mereka. Setelah itu, mereka langsung menuju ke kediaman Winda.
Yulia benar-benar sosok bestie yang sempurna untuk Winda. Bagaimanapun keadaan nya mereka selalu saling melengkapi, bahkan dikeadaan yang sama seperti ini. Mereka sama-sama ingin membuat satu sama lain melupakan hal sedih yang mungkin bisa mempengaruhi kerjaan mereka.
To be continue...
Follow instagram @urascarlett_
Jangan lupa like dan komen nya
See you next chapter ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments