C H A O T I C - 16 : Lost & Married

...-----o0o-----...

Selama bertahun tahun, tidak ada kabar, tidak ada kunjungan, hilang begitu saja, dan kini hanya bisa memendam rindu. Ya... benar! Winda merindukan sosok Arya, namun entah kenapa waktu benar-benar memisahkan mereka, tak ada takdir yang berpihak pada cinta mereka, Winda tak pernah menemui Arya begitupun sebaliknya..

Nomor lama Arya sudah tidak aktif, padahal jalan satu-satu nya untuk menghubungi Arya hanya nomor itu. Begitu pun semua sosial media milik Arya, tidak ada yang aktif atau mungkin sudah ganti dan ia tidak menghubungi teman-teman nya di Indonesia.

Janji mereka yang ingin selalu memberi kabar dan saling mengunjungi satu sama lain, terlupakan begitu saja setelah Arya menghilang. Teman-teman yang lain khawatir apa yang terjadi dengan Arya sedangkan Winda hanya bisa diam dan merasakan rindu yang menghantam nya.

......................

Kota Banjarmasin, kota seribu sungai itu sudah menunjukkan pukul 17.00 WITA. Di depan gedung Dinas Sosial, Winda terlihat sedang menunggu seseorang. Tetapi tak berselang lama dengan keluar nya Winda dari kantor, orang itu sampai di depan nya.

"Maaf ya lama"

Winda menggelengkan kepala nya sembari tersenyum tipis, ia naik ke motor orang yang menjemputnya.

"Udah siap tuan putri?"

"Siappp!"

"Pegangan"

Winda memeluk Dika. Yap! Itu Dika, mereka sudah sangat sering berangkat dan pulang kerja bareng. Namun terkadang juga Winda harus memakai motornya sendiri jika ada urgent dan tidak bisa berangkat bareng Dika.

Di perjalanan Dika selalu saja mengajak Winda ngobrol, mau tak mau Winda harus sedikit memajukan badan dan kepala nya. Agar suara Dika terdengar.

"Anak Juna sama Yulia berapa umur nya Win?"

"Kayaknya 1 tahun an"

"Ohh.. kalo anak kita berapa umur nya?"

"Heh! Belom punya anak" tukas Winda sambil menggetok helm Dika, sedangkan Dika hanya terkekeh.

"Hehehe, lama banget hari minggu"

"Sabar dong, gak sabaran sih banget jadi orang"

"Aku gak nyangka deh Win, kita gak pernah pacaran. Minggu lalu sudah nikah, udah sah! ga perlu nunggu resepsi langsung bikin anak aja yuk?"

"Dikaaaa!"

Dika tertawa lagi, ia sangat senang membuat istri nya itu kesal.

"Kenapa sih? Kita kan udah sah, udah tinggal seatap, udah tidur seranjang, kenapa gak mau?"

Winda masih diam "Anak nya Juna lucu banget, aku juga mauu"

"Iyaaa ayang, nanti anak kita lebih lucu"

Dika tersenyum, namun hanya bertahan beberapa detik saja, ekspresi Dika langsung berubah.

"Maaf ya Win, nunggu selama ini baru kita bisa nikah. Aku ngumpulin uang dulu buat beli rumah kita, tapi Alhamdulillah sudah kebeli"

"Dika.. harusnya kamu kasih tau aku, biar kita nabung sama sama"

"Gapapa sayang, cuma rumah kok"

"Tapikan buat kita juga, kedepan nya kamu harus bilang ke aku.. aku ini istri kamu"

"Iyaa istri.. hahaha"

Dika melanjutkan perjalanan mereka untuk sampai kerumah. Dika dan Winda sudah menikah dan di hari minggu yang akan mendatang ada lah resepsi mereka. Dika dan Winda menjadi sepasang suami istri ini karna di jodohkan oleh orang tua mereka, masing-masing dari mereka juga tidak menolak perjodohan ini.

Dika sudah lama memendam perasaan nya pada Winda, namun ia menyembunyikan perasaan nya di balik kata 'abang' dan rela mengalah demi sahabat nya, Arya. Setelah bertahun tahun tidak ada kabar dari Arya, Winda jatuh hati dengan Dika, orang yang selalu ada untuknya. Namun, ia baru saja bisa mengungkapkan perasaan itu setelah mereka di jodohkan.

......................

Setelah menghabiskan 15 menit di perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai di rumah mereka. Hadiah Dika untuk Winda kala itu, mereka tinggal disana setelah mereka menikah dan sah.

Winda baru saja selesai mandi dan mengganti pakaian kerja nya dengan pakaian santai, setelahnya.. ia langsung sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Dika duduk di ruang tengah menonton TV. Beberapa lama kemudian, Winda memanggil suami nya untuk segera makan malam.

"Sayang, makan malam yuk"

Dika menoleh, ia berdiri dan langsung memeluk Winda. "Istrikuu wangi banget"

"Mana ada wangi, orang keringetan gini abis masak. Udah sana ih jangan peluk-peluk dulu"

Dika melepaskan pelukan nya dan menangkup wajah Winda, mengecupi seluruh wajah Winda. Dika selalu gemas dengan empunya wajah cantik bak putri kerajaan itu.

"Ihhh ayoo makannn"

"Hahaha iya iyaa.. sudah laper banget nih kayaknya"

Dika merangkul istri nya ke meja makan, kebiasaan Dika dari dulu masih terbawa sampai mereka menjadi suami istri.

......................

Sabtu malam, Dika dan Winda berangkat ke rumah orang tua mereka. Mereka akan menginap disana, karna resepsi mereka akan dilakukan di sana, bukan di gedung mewah seperti impian Dika. Sepasang suami istri itu memang sangat menurut dengan orang tua mereka terlebih lagi Winda, orang tua mereka mengusulkan resepsi hanya dirumah, sedangkan Dika berkeinginan mengadakan resepsi di gedung, namun Winda lebih pintar membujuk dan meminimalisir pengeluaran, pada akhirnya Dika menyetujui nya.

Banyak kerabat/keluarga Dika dan Winda yang menginap di rumah orang tua mereka, sembari membantu persiapan resepsi mereka. Bahkan Dika pun juga membantu untuk mendekorasi pelaminan dan lain sebagai nya, sedangkan Winda di perintahkan ibu nya untuk diam di kamar saja.

Tak hanya keluarga, tetangga di sana pun ikut membantu acara yg akan dilaksanakan besok hari. Warga komplek disana sangat menjunjung tinggi solidaritas, mereka selalu menerapkan istilah 'gawi sabumi' , istilah banjar yang artinya hendak lah suatu pekerjaan di kerjakan bersama-sama, mungkin kurang lebih dengan gotong royong, right?

......................

Pagi minggu.. Winda sudah mulai di rias begitu juga dengan pengantin pria nya 'Dika'. Resepsi mereka berlangsung sampai sore, namun di sore hari sudah tidak banyak tamu undangan yang datang, hanya tersisa keluarga dan kerabat terdekat termasuk Yulia dan Juna.

"Winda!"

Sang empu nya nama Winda itu menoleh ke asal suara. "Yuliaaaa" Winda sedikit berlari menghampiri Yulia. "Kangennn.. Gue kira lo udah pulang" lanjut Winda.

"Hahaha sama nih gue juga kangen" Yulia memperhatikan penampilan sahabat nya itu dari atas kepala sampai ujung kaki "Kok udah ganti baju aja Win?"

"Gerah Yul, ini juga di suruh ibu. Katanya gapapa ganti aja"

"Oalahh.. gapapa kalo sudah foto-foto"

"Udah dong tenang..."

"Selamat ya Win" ucap Juna, Winda langsung menoleh ke arah Juna.

"Iya Jun, makasih banyak sudah datang. Sampai bawa si kecil ini, untung ga rewel yaa.." Winda berjongkok menyamakan tinggi dengan troli bayi nya. Winda menoel-noel pipi anak Juna dan Yulia itu.

"Santai aja kali Win, lo orang penting soalnya" Yulia terkekeh.

"Unchh terharu.. dek mamah kamu sosweet banget yaa" sahut Winda sambil mengajak bayi itu berbicara.

"Suami lo mana Win?" tanya Juna

"Gak tau, tadi di kamar kayaknya lagi ganti baju"

Juna mengangguk paham, namun tak lama kemudian "Oi bro" sapa Dika.

"Formal banget pakaian lo" celetuk Dika

"Apaan cuma pake kemeja di lapis blazer, gue kan ngikutin lo Dik"

"Loh gue kan pengantin pria nya"

"Gue juga pengantin pria nya Yulia 1,5 tahun yang lalu"

"Hahahaha udah gelud aja kalian disana" ucap Yulia melihat dua lelaki yang berdebat tidak ada habisnya itu.

"Dik, keren banget gak sih.. kita bisa undang pak tentara ke pernikahan kita" ledek Winda

"Iyaa yah keren banget"

"Sialan ngeledek kalian" tukas Juna dengan ekspresi sinis nya. Namun, pengantin baru itu hanya tertawa.

"Gak nyangka impian lo tercapai Jun"

"Gue yang lebih gak nyangka, lo bakalan nikah sama Dika bukan Arya.." celetuk Juna

Hening sesaat dan Juna tersadar kalau dia sudah salah mengatakan hal itu. "Sorry Win.."

"Sudah 3 tahun lost contact sama Arya.. salah satu dari kita tidak punya sosial media nya, instagram nya juga sudah tidak aktif"

"Mungkin lupa password nya" sahut Dika

"Tapi yang anehnya, akun adeknya juga hilang. Padahal harapan kita ada di sosial media adek nya" Yulia ikut menjawab.

"Iyaa bener.. kalo nomor udah pasti ganti karna di Berlin gak ada kartu XL atau indosat hahaha"

"Heh sialan masih sempet-sempet nya bercanda hahaha" Yulia ikut tertawa, memang sereceh itu humor mereka.

"Udah sore nih, kita pulang ya? Kasian juga si bayi piyik nih udah dari tadi pagi kondangan haha" lanjut Yulia

"Iyaa nih kecil-kecil udah bisa kondangan" kata Winda terkekeh. "Yaudah kalian hati-hati yaa.. kabarin kalo sudah sampai rumah"

"Iya Wiwinnn.." Yulia memeluk Winda sekali lagi, mereka bercipika cipiki, Juna hanya menepuk pundak Dika dan memberi congrats pada nya, tak lupa pesan untuk menjaga Winda baik-baik.

Juna jalan lebih dulu mendorong troli bayi nya, Yulia pun menyusul, Dika merangkul Winda melihat dua teman nya itu pulang.

To be continue...

Follow instagram @urascarlett_

Jangan lupa like dan komen nya

See you next chapter ^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!