...-----o0o-----...
Hari minggu pagi, hujan deras masih mengguyur kota Banjarmasin 'kota seribu sungai' itu. Winda masih berdiri di dekat jendela, melihat rintikan hujan yang membasahi kaca jendela kamar nya. Terlintas jelas di kepala nya kenangan pada saat seperti ini "...Nafi" lirih nya.
Dia masih tidak percaya dengan takdir yang ia hadapi. Ia masih menyalahkan dirinya karena tidak bisa percaya sepenuh nya pada kekasihnya yang dulu 'Nafi'. Perasaan nya selalu saja kacau, perasaan yang lain nya masih bisa di hitung dengan jari karena sudah terlalu banyak merasakan perasaan kacau ini.
"....hari ini mungkin akan menjadi hari terbahagia mu Fi, aku benar-benar masih tidak percaya akan hal ini, di hari bahagia mu ternyata bukan aku yang menjadi alasan mu bahagia dan pernikahan yang pernah kita rencanakan ternyata bukan aku yang menjadi mempelai wanita nya.. " Winda masih sibuk bergelud dengan kekacauan pada hati nya. "....bertahun-tahun kita menjalin hubungan, terjawab sudah posisi ku disitu hanya singgah bukan menetap haha.."
Winda tersadar dan berhenti meratapi takdir nya. "Ah bodoh sekali, kenapa gue memikirkan nya lagi. C'mon Win.. lo punya Arya yang begitu sempurna!". Betapa kagetnya Winda saat sang ibu berdiri di depan pintu kamar nya. "Ibu?!" Winda cengengesan, karna merasa malu dan takut saja ibu nya mendengar apa yang ia ucapkan barusan. Ibu nya mendekati Winda dan memegang pundak Winda menyuruhnya duduk di bibir kasur. Sedangkan sang ibu duduk dikursi yang tak jauh dari kasurnya.
"Kamu benar-benar sudah melupakan Nafi?" tanya sang ibu pada putri semata wayang nya itu. Winda terlihat sangat gugup mendengar pertanyaan sang ibu.
"Eum.. seperti nya iya bu.." jawab Winda penuh keraguan.
"Ibu tidak mendengar jawaban yang meyakinkan disini, kamu masih ragu Winda. Seperti nya kamu baru saja memikirkan Nafi" tukas ibu nya. "...ibu tau apa yang anak ibu rasakan. Feeling sang ibu pada anak nya itu kuat nak, ingat kamu sekarang punya Arya. Tapi, ibu tidak akan lelah mengingatkan mu, Arya memiliki keyakinan yang berbeda dengan kita" lanjut ibu nya sembari mengelus surai hitam Winda.
Winda terdiam, ia menundukkan kepala nya. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. "Mau seperti apapun pasangan mu nanti nya, ibu tidak mempermasalah kan nya nak. Tapi pesan ibu, jangan berani mencoba berpacaran dengan orang yang berbeda keyakinan dengan mu nak.." seketika nasehat ibu nya dahulu terlintas di pikiran Winda.
"Ibu..Winda tau ibu pernah menasihati Winda tentang ini, tapi Winda sayang Arya bu.. tidak ada yang sesempurna Arya" jelas Winda yang netra nya menjurus pada malaikat di kehidupan nya. Ibu menggelengkan kepala nya melihat kelakuan anak semata wayang nya itu.
"Kenapa ibu melihat yang ada di Arya juga ada pada Dika?" tanya ibu nya. Winda bingung dengan pertanyaan itu, Winda tidak mengerti kali ini. "Sebaiknya kamu siap-siap, siapa tau hujan reda. Dika hanya perlu beberapa langkah untuk sampai kerumah ini menjemput kamu" Ibu beranjak dari kursi dan pergi keluar kamar Winda. Bertambah lagi beban pikiran Winda perihal pertanyaan yang di lontarkan ibu nya tadi.
Dika dan Winda pergi ke resepsi pernikahan Nafi dan Linea. "Win sorry ya jadi pake gocar" ucap Dika sembari memberikan blazer nya pada Winda. Winda bingung namun tetap menyambut blazer yang di berikan Dika.
"Gapapa Dik, by the way blazer nya buat apa?" tanya Winda sambil melihat ke arah Dika yang tidak menatap nya.
"Pundak lo.."
Winda spontan memperhatikan pakaian nya, ia mengangguk dan langsung memakai blazer Dika. "Thanks Dik, pantesan lo gak mau pake motor" ucap Winda terkekeh.
"Apalagi motor gue moge gitu, lo malah pake dress pendek begini hadehhh.. apa kata pak Arya aset nya di liat banyak orang" Dika menghela nafas "Tapi gapapa, setidaknya rambut lo gak berantakan gara-gara helm atau angin" lanjut Dika. Winda hanya mengangguk membernarkan ucapan Dika.
Tak memakan waktu yang lama, Dika dan Winda kini sampai di gedung pernikahan Nafi dan Linea. Mereka berdua masuk ke dalam gedung itu setelah mengisi buku tamu dan mendapat souvenir dari sana. "Dik, lo disana dulu dah mau gue foto ngasih tau Arya"
"Lah harusnya gue yang fotoin lo terus laporan ke Arya"
"Hahaha laporan gak tuh"
Dika merogoh saku celana nya dan mengambil gadget nya, ia membuka kamera dan memotret Winda. Setelah satu potretan itu siap, ia langsung mencari kontak Arya dan mengirimi foto tersebut.
...Via Chat...
^^^Me^^^
^^^Kita sudah sampai nih^^^
Arya
Beuh pasti cantik banget cewe gue
Jagain Winda ya
^^^Me^^^
^^^Tapi pakaian nya masyaallah banget Ya^^^
^^^Sampe gue pinjemin blazer gue ke Winda tadi^^^
Arya
Lah ngapa?
^^^Me^^^
^^^Dress nya tanpa lengan dan panjang nya di atas lutut^^^
^^^Takut nanti lo ngamuk banyak cowo ngelirik Winda^^^
Arya
Hahahah pengertian banget sih abang Dika
Makasih yak, gapapa kok biar jadi yang paling cantik dia
Tadi lo pake motor gede berangkatnya?!
^^^Me^^^
^^^Jijik abang abang^^^
^^^Enggak anjir, gue pake gocar^^^
^^^Harusnya lo pinjemin gue mobil tadi^^^
Arya
Yaudah maaf deh
Sudah jam 12 lewat, ingetin Winda makan
Gue mau kelar nih 1 match lagi, pulang nya tunggu gue aja
Biar gue yang jemput
^^^Me^^^
^^^Iyaa bro, tenang ae lo^^^
^^^Nah gituu dong kan ga perlu nunggu gocar^^^
^^^Yaudah semangat lo^^^
^^^Read ^^^
Dika memasukkan gadget nya ke dalam saku celana setelah selesai berkirim pesan dengan Arya dan ia memakai blazer yang tadi nya di pinjamkan ke Winda. "Kata Arya nanti pulang nya tunggu dia jemput aja"
"Loh dia gak tanding basket emang nya?"
"Tinggal 1 match katanya"
"Yahh padahal mau liat"
"Alahh lo kan bisa liat dia main basket tiap hari, lagian lo pake dress pendek begini nanti dimarahin Arya kalo kesana pake dress gini. Mungkin lo gak masalah di bilang salah kostum, tapi Arya yang bakal ngamuk karna nanti cowo-cowo disana pada fokus ke lo"
"Hmm iya juga sekarang gue dimarahin sama Arya pake baju-baju terbuka, terkecuali perfom dance"
"Baguss kalo gitu, yuk makan. Biar cepet kasih hadiah ke pengantin terus salam-salam an, pulangg dehh"
"Yukk gue juga laper"
Dika menyuruh Winda lebih dulu ke meja, sedangkan Dika mengambil makanan untuk nya dan Winda. Beberapa lama kemudian, Winda masih asik mengobrol dan menyantap makanan dengan Dika, meja yang mereka tempati tak jauh dari pelaminan. Tak menutup kemungkinan, mata Nafi menangkap sosok Winda yang sangat cantik saat itu. Namun, Winda tak menyadari akan hal itu.
"Winda.. kamu benar-benar datang. Dia bahkan terlihat baik-baik saja, pasti Arya memperlakukan nya layak seorang ratu.. baguslah, aku merasa senang melihat mu seperti itu Win" Netra pengantin pria itu masih menjurus pada Winda, yang penuh senyuman, tawa karena Dika yang selalu menghibur nya.
"Aku tetap menganggap mu seorang wanita paling baik yang pernah ku kenal, walau mungkin kamu sudah menganggap ku lelaki brengsek. Itu memang sengaja ku lakukan, supaya kamu benar-benar melupakan ku. Kali ini semoga kamu dan Arya berjodoh, supaya aku bisa senang melihatnya. Karna mungkin dari dulu Arya lah yang berkesan di hidupmu.. bukan aku" Sebisa mungkin Nafi menutupi kegelisahan nya di pelaminan itu. Tanpa di sadari Nafi tersenyum melihat Winda, senyum Winda selalu saja mengundang senyum yang lain nya. Ia langsung memalingkan pandangan nya setelah melihat banyak tamu undangan datang untuk berjabat tangan dan foto bersama.
To be continue..
Follow instagram @urascarlett_
Like dan komen nya dong guyss biar aku semangat nih hehe
See you next chapte**r** ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments