C H A O T I C - 02 : Seorang Arya

...-----o0o-----...

Betul dugaan Winda. Sudah berlalu 1 jam sejak mata kuliah pertama nya selesai, kafetaria masih saja ramai. Winda hanya menatap semangkuk bakso nya yang kelihatan sangat enak.

Winda akan merasa pusing kalau dia menatap kesekitar nya, yang masih banyak pengunjung kafetaria disitu. "Eum.. Arya" Arya yang dari tadi melihat ke arah Winda hanya berdehem menjawab panggilan Winda. "Nanti gue ganti uang lo" lanjut Winda.

"Makan aja, gak usah banyak ngomong"

"Tapikan lo tau.. gue gak enakan orang nya Ya"

"Iya gue tau, anggap aja ini gantiin susu coklat lo tadi" Winda mengangguk, walaupun dia merasa ini not fair, karena susu coklat yang diganti dengan semangkuk bakso. Sudah mengangguk, yang Arya kira Winda sudah mengerti dan tidak protes tapi ternyata..

"Tottebag gue ketinggalan di gazebo, nanti gue tetep ganti uang nya"

"Win! Makan tu diem, jangan banyak omong keselek bakso beranak gak lucu anjrit"

"Lo gak pesenin gue bakso beranak deh perasaan"

"Apa dong?"

"Bakso tunggal kecil kecil, pakai mie"

"Ohh.. nah berarti itu"

Winda memutar malas kedua bola mata nya "Gak jelas si Arya" batin nya. Lagi lagi dan terus menerus Arya menatap Winda yang sedang menyantap bakso nya. "Aishh sial" celetuk Winda membuat Arya gagal fokus "Kenapa?" Tanya nya pada Winda yang menggerutu.

"Gue terlalu cantik Ya? Lo natep gue terus daritadi, ishhh"

"Hmm vibes nenek lampir sok paling cantik depan kaca nya keliatan" ujar Arya kesal karna Winda kepedean.

"Lagian lo— ishhh dahlah bodo amat!"

"Gak jelas" Winda mengolok-olok Arya, ia sangat kesal dengan Arya.

"Mana pacar lo Win?"

"Kenapa lo? Mau rebut cowo gue? Kepo banget"

"Eh juancok, gue masih demen cewe ya 1000 kali normal gue"

"Dih anjir"

"Serius gue nanya, lo putus sama cowo lo?"

"Aryaaa!! Gila lo, doa in gue putus sama Nafi??"

Arya tertawa renyah, "Bercanda Win astaga"

"Emang gak jelas, seharusnya temen itu di doa in supaya langgeng, bukan nya nunggu kabar putus" Winda berdecak kesal, seperti nya sifat emosi an Yulia menular ke Winda. Jangan anggap ini PMS, malahan Winda baru saja kelar datang bulan. Tidak mungkin ia emosi an karna PMS. Ini memang pasti ketularan Yulia haha..

"Emang kita temen Win?"

"Iyalah, kita temen sekampus, sefakultas, sekelas juga"

"Kirain temen seumur hidup hehe" Arya membatin. "Lanjutin makan sana, tadi sebelum makan doa nggak lo?"

"Doa lah"

"Kok gue gak denger?"

"Gue doa dalam hati, Arya.."

"Kok gue gak liat lo menengadahkan tangan?"

"Gue colok nih mata lo pake garpu, banyak tanya. lo beli makan juga sana biar gak banyak omong"

"Cih, iyadeh gue diem nih"

Arya memainkan gadget nya selagi menunggu Winda menghabiskan semangkok bakso nya. Setelah Winda selesai makan, ia pergi ke ruang organisasi (sekretariat) karna ada adik tingkatnya yang menghampiri nya di kafetaria dan mengajak ke sekretariat. Mungkin ada urusan mendadak tentang kegiatan mahasiswa yang ia ikuti. Sedangkan Arya menyusul teman-teman nya di lapangan basket. Sebelum mereka pergi ke masing-masing tujuan mereka, Winda tak lupa berterimakasih pada Arya.

Tepat pukul 16.00 WITA mata kuliah terakhir hari ini sudah berakhir, mahasiswa/i yang lain sudah pergi keluar kelas. Begitu juga dengan dosen nya yang sudah keluar lebih dulu setelah menutup pertemuan hari ini.

Remaja perempuan yang satu ini masih diam di kelas nya, duduk sambil memainkan gadget. Entah apa yang asik di dalam gadgetnya sehingga ia belum beranjak pada kursi nya.

"Winda, lo gak pulang?" Tanya Yulia sambil membereskan buku dan alat tulis yang ia pakai selama perkuliahan tadi.

"Nanti dulu, parkiran masih rame. Males" itulah yang sebenarnya membuat Winda malas beranjak dari kursi nya. Yulia sangat mewajari itu semenjak ia kenal Winda.

"Yasudah, gue duluan ya.. mau jemput ibu gue pulang kerja"

"Iya Yul, hati hati di jalan.." ucap Winda sambil melambaikan tangan pada Yulia yang sudah keluar dari kelas.

Winda kembali asik dengan smartphone nya, jemari nya terlihat sedang menscroll beranda instagram. Tiba-tiba seseorang menempelkan sebotol minuman dingin ke pipi nya. Membuat Winda kaget dan spontan menoleh pada empu nya.

"Ya Tuhan.. ngapain lo masih di kelas?"

"Arya? Kok lo belom pulang?"

"Tadi ada urusan bentar di sekretariat"

"Yasudah, tunggu apalagi? Pulang sana.."

"Astaga, di usir"

"Nggak ngusir dihhh.."

"Nih minuman gak di ambil? Pegel tangan gue megang nya"

"Gue gak pesan minuman, Ya"

"Gue ganti susu coklat lo tadi"

"Kan udah di ganti sama bakso tadi" Winda mengambil tottebag nya dan memasukkan gadget nya ke dalam. Tiba-tiba dia teringat "Eh! Bakso tadi belom gue bayar" Winda langsung mencari dompet nya.

"Udah Win gak usah, kapan kapan aja lo traktir gue" Arya terkekeh, ia mengasihkan minuman tadi di tangan Winda. "Malam ini?" tanya Winda sembari menyambut minuman itu.

Arya kelihatan bingung dan belum menjawab pertanyaan Winda "Mau kaga?? Kafe"

"Boleh boleh.. gue jemput ya Win"

"Gak usah Ya, gue bisa pake motor sendiri"

"Cieee.. takut dimarahin cowo lo kan?"

"Bukan begitu, buang-buang bensin lo"

"Yasudah iya.. janjian di kafe nya aja berarti?"

"Iya nanti gue share location"

"Bawa laptop juga ya, nugas bareng" Langsung mendapat anggukan dari Winda "Iya boleh tuh"

"Yaudah yuk pulang bareng" Arya langsung merangkul Winda dan mengajak nya ke parkiran. Parkiran itu masih terlihat sangat ramai, Arya tau pasal Winda yang mempunyai Social Anxiety. Maka nya Arya merangkul Winda, supaya Winda tidak merasa cemas.

Arya bukan berurusan di sekretariat, tetapi ia menunggu Winda supaya bisa pulang bareng. Kalo ia biarkan sampai parkiran sepi bisa-bisa dia pulang malam hari lagi.

📍Chingu Borneo Cafe

Perempuan yang memakai hoodie abu-abu, celana jeans berwarna hitam, sepatu converse putih maroon dan tas senada dengan warna celana nya, hitam. Ia sudah memesan makanan dan minuman untuk Arya.

"Sayang" itu bukan Arya, melainkan Nafi pacar nya Winda. Ia bekerja di kafe ini sebagai barista.

"Kaget aku, kamu ngapain nyamperin aku. Itu ada orang mau order"

"Ada ko Dio, nitip bentar ke koko. Mau nemenin kamu sampai temen kamu datang"

"Ih kasian lah koko, dia kan udah kerja dari pagi"

"Katanya lebih kasian sama cece cantik yang nama nya Winda, masa cantik-cantik di diemin" Nafi terkekeh melihat Winda yang seperti nya sudah mleyot karna di puji cantik. "Ya kan Ko??" Teriak Nafi pada Dio yang berada tak jauh dari mereka, Dio hanya mengedip kan sebelah mata nya sambil tersenyum ke arah mereka.

"Hahaha koko bisa aja"

"Ohiyaa.. tadi sore koko nanya kok cece jarang main ke kafe lagi katanya"

"Iyanih, tugas banyak banget mana organisasi juga padat padat nya"

"Terus kenapa kesini sayang? Kangen banget yaa sama aku"

"Aslii kamu pede banget haha" Winda tertawa, sebenarnya ia merasa agak canggung karena sudah 1 minggu lebih mereka tidak ketemu. "Ya kangen.. tapi janjian sama Arya juga. Karna tadi dia bayarin aku makan di kafetaria, soalnya aku ninggalin tas di gazebo sama Yulia hehe. Makanya mau aku ganti, sekalian nugas juga"

"Arya teman sekelas kamu itu?"

"Iyaa Nafi, udah sering kamu aku ceritain"

"Memastikan sayang, takutnya kamu selingkuh" ucap Nafi yang membuat Winda langsung terdiam. Menurutnya, Nafi seakan-akan tidak mempercayai nya dan terlihat seperti meragukan alasan nya.

"Yasudah nanti kalo teman kamu datang, fokus nugas aja. Jangan nakal, aku balik kerja" Nafi mengelus kepala Winda. Winda hanya memberikan senyuman pada Nafi. Ia merasa dirinya akhir-akhir ini sangatlah sensitif.

To be continue...

Follow Instagram @urascarlett_

Jangan lupa like dan komen nya yaa

See you next chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!