C H A O T I C - 14 : Wisuda & Bad News

...-----o0o-----...

"...Selamat Winda, ciee lulus. Dapat gelar sarjana dong nihh". Ramai ucapan selamat untuk Winda karena sudah menyelesaikan sidang skripsi nya, ia dinyatakan lulus tanpa revisi. Semua yang ia siapkan di dalam skripsi nya tidak ada kecacatan sedikit pun, dalam pemaparan skripsi nya juga sudah sangat jelas. Membuat para dosen dosen disana meluluskan Winda karena di nilai bagus dalam penelitian dan pemaparan nya.

Sekitar jam 10 pagi, kampus sudah ramai akan mahasiswa/i, tak hanya mereka. Banyak keluarga dari mahasiswa/i tersebut juga ikut berdatangan, karena hari ini adalah hari special bagi mahasiswa/i yang sudah melewati tugas akhirnya di perkuliahan, atau bisa disebut dengan SKRIPSI. Beruntung bagi Winda dan kawan-kawan, mereka bertemu dan berjuang dari awal sama-sama, bahkan sampai Wisuda mereka masih bersama.

"YEAHHH AKHIRNYAA WISUDA!!" teriak Dika

"Iya gak kerasa ya.. kita semua ngejalanin nya penuh suka duka haha" sahut Winda dan yang lain tertawa.

"Gak cuma itu Win, lo semua depresi cuma gara-gara tugas kuliah yang isi nya observasi mulu hahah" Juna tertawa mengingat betapa depresi nya mereka dahulu, untuk hari ini mungkin mereka bisa melepas semua penat yang di pikul sebelum sampai di hari ini. Walaupun mereka tau kedepan nya mungkin mereka akan lebih melelahkan, entah nanti saat mereka sudah bekerja atau berkeluarga.

"Paling legend nih waktu file skripsi gue kehapus gegara adek gue, untung gue punya cadangan. Mana besok nya mau sempro anjir, itu bener bener gue depresi" Arya kembali mengulik cerita nya.

"HAHAHAHA iya anjirr inget gue selesai sempro lo cerita" sahut Yulia sembari tertawa dan tak lupa dengan pukulan nya. Yap! Yulia salah satu manusia yang tertawa selalu mukul orang yang ada di sebelah nya, Winda adalah salah satu langganan korban nya. "Tapi Alhamdulillah, kita semua sudah ngelewatin masa-masa sulit yaa.." lanjut Yulia.

"Kita masuk univ ini sama-sama, wisuda nya juga harus sama-sama dong, yakann.." ucap Winda membuat teman-teman nya itu mengangguk antusias.

Setelah puas mengobrol dan berswafoto, Dika mengajak teman-teman nya itu masuk ke dalam Aula Universitas, karna sebentar lagi acara tersebut akan dimulai.

Malamnya..

          Winda sedang sibuk di meja belajar nya, ia berkutik dengan banyak berkas dan laptop di hadapan nya. Sang ibu datang ke kamar nya dan menaruh segelas susu beserta roti yang berisi selai strawberry di atas nakas. "Makasih Bu.." ucap Winda namun mata nya masih terfokus pada laptop. Ibu nya duduk di atas kasur Winda dan melihat Winda yang terlihat sangat sibuk.

"Bu, Winda di terima di Dinas Sosial. Jadi mulai senin depan Winda udah kerja disana, doakan yang terbaik buat Winda ya Bu.." ucap Winda menoleh ke arah ibu nya. Sang ibu tersenyum dan mengangguk melihat anak semata wayang nya, yang ia besarkan sendiri. Winda memang sangat giat, bahkan sembari menyelesaikan tugas akhir kuliahnya pun ia tak lupa mencari pekerjaan, yang pada akhirnya.. ia mendapat pekerjaan di malam sesudah ia wisuda, berkat usaha giat nya.

Ia merasa tak punya waktu untuk berleha-leha. Ia hanya memiliki seorang ibu, dan sekarang waktunya untuk membalas budi seorang ibu. Dia tak ingin lagi menjadi beban ibu nya, makanya ia sangat ingin mendapata kerjaan secepat mungkin. Syukurlah.. Tuhan baik hati pada anak bernama Winda Syahira itu.

"Bagaimana dengan Arya? Dia udah dapat pekerjaan belom?" tanya Ibu

"Dia bakalan pergi ke Berlin sama adek nya, Arya kerja di perusahaan bapak nya disana dan adeknya dapat beasiswa kuliah di Berlin" jelas Winda sembari meminum susu yang dibawakan ibu nya tadi.

"Lalu gimana hubungan kalian?"

Winda menaruh kembali gelas berisi susu itu ke atas nampan.

"Kita sudah putus Bu.." Winda melihat ibu nya seolah-olah bernafas lega, namun bukan berarti Ibu Winda tak merestui anak semata wayang nya berpacaran dengan Arya. "Kalaupun kita berjodoh ya pasti kita akan bersama lagi bu.. Arya bilang dia gak bakalan cari cewe lagi disana, tapi entahlah kalau nanti dia sudah disana" sambung Winda dengan santai menceritakan semua nya pada sang ibu. Sedih? Sama sekali tidak terlihat, Winda orang yang paling bisa menutupi kesedihan nya, Dika bilang Winda punya topeng yang sangat kuat.

"Kapan Arya berangkat ke Berlin?" Winda terlihat sedang mengingat-ingat tanggal keberangkatan mantan kesayangan nya itu.

"Kalau tidak salah lusa, bu.." sahut Winda, sang ibu hanya mengangguk, ia beranjak pergi dari kamar sang anak, berniat untuk tidak mengganggu anak nya.

Sebelum pergi tak lupa kebiasaan seorang ibu, memberi pesan pada anak nya "Kamu sudah melakukan yang terbaik nak, jangan khawatir masalah jodoh, Allah sudah mengatur nya. Habiskan susu dan roti nya, jangan tidur larut malam lanjutkan besok saja.. istirahat yang banyak nak.." sembari mengelus surai anak nya, perempuan berinisial W itu mengangguk tanda ia mengerti ucapan sang ibu.

📍Tasty Kuy Kafe

          Dua perempuan berinisial W dan Y itu sedang menikmati sisa waktu bersantai nya, sebelum terjun ke dunia kerja. Mereka menyebut nya 'Girl Time' ya... karna mereka berdua perempuan, dan tak memperbolehkan teman-teman cowo nya join.

"Lo seriusan putus sama Arya?!"

"Serius gue Yul, berapa kali gue bilang.. kalo lo gak percaya tanya aja Arya"

"GILAA SIH! gak nyangka gue, padahal Arya sesayang itu sama lo Win, kenapa harus putus!?? Kan bisa LDR sayangkuuu.." kelihatan nya Yulia greget dengan hubungan Winda dan Arya.

"Awalnya mau komitmen, tapi kata gue gausah ada status aja. Toh kalo berjodoh bakalan ketemu lagi, kalo enggak.. ya mungkin salah satu dari kita jodohnya nyampe duluan, lagian Yul, gue di sadarkan oleh perbedaan agama.."

"Aishhh iyaa! Gue lupa kalian beda agama.."

"Gue gak bakalan ninggalin agama gue dan keluarga Arya berpegang kuat dengan agama nya, gak mungkin gue rebut Arya dari Tuhan nya"

Hela nafas Yulia terdengar, seperti ia yang memikul beban berat dalam hidupnya, padahal itu terjadi pada Winda. "Cobaan idup lo berat banget, mulai dari pacaran sama Nafi ditinggal kawin, pacaran bertahun-tahun sama Arya juga disadarkan perbedaan agama.. gue kalo jadi lo ancur sih Win"

"Lebay! Gue gapapa Yul.. walaupun gue sayang banget sama Arya, gue pasti bisa ngelewatin ini semua kok. Contohnya dulu waktu sama Nafi iyakan?"

Yulia mengangguk "Terkadang Tuhan memberi ujian pada kita sekedar ingin tahu, apakah hamba nya kuat atau tidak, apakah hamba nya ingat dengan sang pencipta atau tidak"

"Iyap! Contoh nya gue Yul, Allah menemukan gue dengan Arya yang berbeda keyakinan dengan gue.. mungkin Allah mau tau, gue lebih cinta sama yang menciptakan gue atau hamba Tuhan lain"

Lagi-lagi Yulia mengangguk, sedangkan Winda hanya tersenyum. Hening sesaat, hanya ada suara dentingan alat makan yang terdengar, dua perempuan itu sedang menyantap makanan yang mereka pesan dan terhidang di hadapan mereka.

"Btw, Juna ikut pelatihan TNI. Gue harus nunggu lama huhu.. but itsokey, gue belajar sabar dari lo Win, gue pasti bisa nunggu Juna"

"Alhamdulillah, semoga sukses si Juna. Dia dari dulu pengen banget jadi TNI"

"Iyaaa semoga aja impian nya tercapai, biar gue ikut seneng"

"Lo pasti bakalan jadi orang yang istimewa buat Juna kalo lo nemenin dia sampe dia sukses Yul"

"Aamiin" Yulia mengadahkan tangan nya "Dika kerja di dinas juga sama lo?"

"Iya, tapi Dika dinas pariwisata. Gue kan dinas sosial, dia udah mulai kerja lusa sedangkan gue ntar senin depan"

"Ohh begitu syukurlah kalo udah dapet kerjaan"

"Iya Alhamdulillah"

To be continue...

Follow instagram @urascarlett

Jangan lupa like dan komen nya teman teman

See you next chapter ^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!