Bab 15. Kegelisahan Rara II

Menuju gelapnya fajar, menjelang pukul lima dini hari, Rara yang telah mengenakan seluruh pakaiannya pun berusaha membangunkan Zevan. "Zevaaan, banguun ...." ucapnya seraya menggoyang-goyangkan tubuh anak tersebut.

Zevan akhirnya membuka kedua matanya secara perlahan, dan mendapati Rara tengah berjalan menuju pintu kamar. "Rara? Kamu mau kemana?" tanya Zevan, sambil berusaha bangkit dari tempatnya terbaring.

Rara membuka pintu kamar, dan keluar sambil menundukkan wajahnya. "Mungkin, ini adalah pertemuan terakhir kita, Zevan," ucapnya, lalu menutup pintu kamar rapat-rapat, yang membuat Zevan sontak beranjak dari ranjangnya.

[Biarkan dia Tuan!]

Langkah kaki Zevan pun terhenti, tepat sebelum tangannya membuka pintu kamar, saat mendengar perkataan sistem. "Sistem, apa kau mengetahui apa yang tengah dirasakannya?" tanya Zevan, dengan segala kebimbangan dalam hatinya.

[Tidak. Aku tidak tahu apa-apa. Tuan bahkan belum memintaku untuk memindai perasaannya]

Zevan pun sontak termenung, namun kembali meraih kesadarannya. "Pindai perasaanya, sistem!" perintah Zevan dalam hatinya, seraya menunjuk ke arah pintu kamar.

[Baik Tuan!]

Selagi sistem melakukan pemindaian, Zevan segera beranjak menuju kamar mandinya. Perasaannya semakin gelisah tak menentu, saat mendapati perubahan sikap yang ditunjukkan Rara.

[Sistem! Memindai perasaan Rara Safitri terhadap Tuan, diaktifkan!]

[•••••Rara Safitri•••••]

[Rasa suka: 40%]

[Rasa kagum: 30%]

[Rasa segan: 5%]

[Rasa benci: 0%]

[Rasa hormat: 1%]

[Apakah Tuan ingin membuka data baru?]

"Ya!" Zevan sontak mengangguk didepan cermin wastafel, selagi dirinya menggosok-gosokkan gigi, dengan sebuah sikat gigi yang telah berada dalam genggamannya.

[Baik Tuan!]

[•••••Membuka Data Baru•••••]

[Rasa dendam: 0%]

[Rasa ingin membunuh: 0%]

[Rasa dilema: 24%]

[•••••Pemindaian Selesai!•••••]

[Kesimpulan: Rara Safitri benar-benar sangat mencintai Tuan. Namun, ada suatu hal yang mengganjal dalam hatinya]

Zevan sontak berkumur saat mendengar laporan sistemnya, dan mengarahkan semburan air bisa pasta gigi ke lubang wastafel. "Mengganjal? Apa penyebabnya?!" tanya Zevan dalam hatinya, seraya menatap cermin wastafel dengan penuh kebingungan.

[Ada perintah lagi Tuan?]

"Sistem! Cari tahu apa penyebabnya!" perintah Zevan dalam hatinya, dan mulai bergegas membersihkan tubuhnya.

[Baik Tuan! Mohon tunggu sebentar!]

Zevan mempercepat gerakan mandinya, seiring dengan terkikisnya rasa kesabarannya, dalam menanti laporan dari sistem. "Sistem, apa sudah selesai?" tanya Zevan, yang tengah menggosok-gosokan rambutnya dengan sebuah cairan shampoo.

Namun, yang didapatinya hanyalah keheningan. Setelah menunggu beberapa menit, Zevan akhirnya menyudahi kegiatan mandinya, dan segera beranjak keluar dari kamar mandi. "Sistem?" himbaunya dalam hati.

Zevan lalu beringsut menuju lemarinya, dan bergegas mengekanan seluruh pakaian sekolahnya. "Sisteeeeem!" Ia terus menerus menghimbau sistemnya, yang belum juga kembali dalam menyelidiki, apa yang telah diperintahkan olehnya.

Perhatian Zevan seketika tertuju pada sebuah pita rambut, yang tergeletak diatas ranjangnya. "Inikan ... pita rambutnya Rara!" pikirnya seraya meraih pita rambut tersebut. "Aroma ini ...." Zevan tergugah saat menghirup aroma wangi, yang membekas pada pita rambut itu.

[Tuan! Aku kembali!]

Zevan sontak terkejut setelah mendengar suara sistemnya. "K-k-kemana saja kau?! Apakah harus selama ini?!" keluh Zevan dalam hatinya, sambil terus menggenggam erat pita rambut berwarna putih tersebut.

[Maaf Tuan! Aku tadi sedang mengawasi pergerakan Rara, dan melihat gadis itu telah memasuki sebuah mobil, bersama seorang pria didalamnya]

Mendengar laporan dari sistemnya, membuat Zevan sontak terduduk lalu termenung di atas sisi ranjangnya. "Lalu, bagaimana kelanjutannya?" tanya Zevan sambil menatap tajam pita rambut milik Rara, yang berada dalam genggamannya.

[Baiklah Tuan. Anda akan menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi]

Sistem seketika meluncurkan layar proyeksi tembus pandangnya, lalu menampilkan Rara bersama seorang pria tampan, berpakaian jas mewah, dan tengah mengendarai sebuah mobil bersama gadis itu.

[Sistem! Pengeras suara, diaktifkan!]

Zevan yang tengah menatap ke arah layar proyeksi pun, akhirnya dapat mendengar suara percakapan, dari kedua orang tersebut.

"Rara, apa kau sudah mempersiapkan mentalmu?" tanya sang pria, kepada Rara yang tengah terduduk sambil menunduk, dengan pandangan yang menatap kosong ke arah bawah.

"Ya ... aku sudah siap." Rara saling menggenggam kedua jemarinya, seraya menggesek-gesek kedua ibu jarinya, yang menandakan kegelisahan semakin menjalar, dalam hati dan pikirannya.

Pria itu seketika menjulurkan tangan kirinya, dan menggenggam erat kedua telapak tangan Rara. "Jangan khawatir. Aku akan selalu memberikan kebahagiaan untukmu," ucap sang pria, dengan menampakkan senyuman yang mencurigakan diwajahnya.

Kedua tangan pun Zevan bergetar hebat, saat menyaksikan dan mendengar percakapan kedua orang tersebut, hingga tak sengaja menjatuhkan pita rambut milik Rara. "Sistem, lacak informasi tentang pria itu!" pinta Zevan dalam hatinya, dan mulai bergegas keluar dari kamar, setelah mengenakan tasnya.

[Baik Tuan!]

[Sistem! Memindai Informasi target, pria yang tengah mengendarai mobil, diaktifkan!]

[•••••Memulai Pemindaian•••••]

[Nama: Tommy Dirgantara]

[Umur: 25 tahun]

[Pekerjaan: CEO]

[Kesehatan: 94%]

[Keuangan: Luar biasa]

[Kemampuan: -]

[Tinggi badan: 175 cm]

[Berat badan: 60 kg]

[Informasi: Tommy Dirgantara, merupakan penerus dan pemimpin dari induk perusahaan Dirgantara Grup, yang memiliki aset kekayaan senilai 17 triliun rupiah. Merupakan tunangan Rara Safitri]

[•••••Pemindaian Selesai•••••]

Zevan semakin memperkuat pegangannya, pada sabuk tas yang menggantung di kedua sisi ketiaknya. "Jadi, Rara sengaja meninggalkanku, dan lebih memilih seorang pria CEO tampan itu?" Ia tak dapat menahan rasa cemburunya, saat mengetahui Rara telah bertunangan dengan orang lain.

[Tidak, Tuan! Anda salah paham]

Mendengar teguran sistemnya, membuat Zevan sontak menghentikan langkah kakinya, tepat didepan pintu lift yang tengah terbuka. "Salah paham? Sudah jelaskan, apa yang ditampilkan dalam layar proyeksi itu? Nasib asmaraku memang benar-benar tidak beruntung!" gumam Zevan dalam hatinya, tanpa menyadari bila pintu lift telah menutup, hingga membuatnya harus menunggu kembali selama beberapa saat.

[Tuan, jika anda memperhatikan raut wajah Rara, tentu Tuan akan memahami maksud dari perkataanku]

Zevan termenung sejenak, dan mulai mengingat kembali apa yang telah dilihatnya, dalam layar proyeksi sistem. "Aku merasakan, kegelisahan yang terpampang jelas dalam raut wajah murung Rara," ucap Zevan dalam hatinya, selagi menunggu kedatangan lift.

[Bingo! Rara benar-benar tak menginginkan pertunangan itu! Dia seperti terpaksa melakukannya, karena desakan orang-orang tertentu!]

"Kegelisahan itu, seakan menandakan dirinya sedang berada dalam jebakan seseorang. Sistem! Cari tahu apa dan siapa yang telah mendesak Rara!" perintah Zevan, seraya menggertakan giginya.

[Baik Tuan!]

[•••••Sedang Menganalisis ... Mohon Tunggu Sebentar!•••••]

Pintu lift pun akhirnya terbuka, yang membuat Zevan segera masuk kedalamnya. Ia lalu menunggu mesin lift, membawanya turun menuju lantai lobby.

[Tuan! Aku dapat informasi baru!]

"Apa itu?!" tanya Zevan dalam hatinya, dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari lift, setelah pintu lift tersebut terbuka dengan sendirinya.

[Rara diketahui telah membuat perjanjian kontrak dengan Tommy, karena suatu insiden yang melibatkan kedua orang tua mereka dulu. Isi dari perjanjian itu, telah memaksa Rara untuk bersedia menikahi Tommy, meski hatinya tidak sama sekali mencintai pria itu]

"Oh ... telah terikat perjanjian kah?" Zevan sontak tersenyum, karena merasa bila dirinya tidak layak untuk mencampuri urusan Rara. "Ya sudahlah! Biarkan saja!" Ia pun akhirnya menyerah, dalam mencari tahu apa penyebab kegelisahan gadis yang pernah tidur bersamanya itu.

[Tuan, anda yakin?]

Zevan yang telah melewati pintu utama apartemen pun sontak menghentikan langkah kakinya, seraya tersenyum menyeringai ke arah depan.

"Tentu saja tidak! Aku tidak akan pernah membiarkan Rara bersedih!" pikirnya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat, dan mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang apartemen.

Zevan mulai menyusun segala rencana, untuk mencari tahu kebenaran dibalik pertunangan Rara dan Tommy. "Sistem, kau sudah mengerti rencana apa yang ada dalam pikiranku bukan?!" tanya Zevan, seraya mempercepat langkah kakinya, menuju gedung sekolah.

[Tentu saja, Tuan! Karena aku adalah pusat pikiran anda!]

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

(Tringgg!)

Setelah melewati kegiatan belajar mengajar selama tujuh jam, Zevan akhirnya beranjak dari kursinya, dan mulai melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju pintu kelas. "Sistem, bagaimana kondisi Rara sekarang?" tanya Zevan, seraya menatap pada kedua telapak tangannya.

[Baik Tuan, mohon tunggu sebentar!]

[•••••Sedang memantau Rara Safitri•••••]

Belum sempat Zevan keluar dari kelas, Reina tiba-tiba bangkit dari kursi, dan mengejarnya dari belakang.

"Zevan!" himbau Reina, dengan detak jantung yang semakin berdegup kencang tak karuan. Ia lalu berjalan mendahului Zevan, dan berhenti tepat dihadapan anak itu.

Zevan pun turut menghentikan langkah kakinya, saat mendapati Reina menghalanginya keluar dari pintu kelas. "Reina? Ada ap—"

Reina tiba-tiba mendekatkan wajahnya, dan sontak mencium bibir Zevan, seraya merangkul kedua pundaknya. "Zevan, aku sangat mencintaimu," batinnya, sambil terus mengecup bibir lelaki yang telah menyelamatkannya itu.

Zevan pun tercengang atas perbuatan gadis tersebut. Ia merasakan kehangatan dan kelembutan yang terasa jelas dari bibir Reina.

Reina lalu melepaskan ciumannya, namun tetap mempererat rangkulannya pada pundak Zevan. "Ini adalah ungkapan terimakasihku untukmu, karena telah menyelamatkanku kemarin," ucapnya, dan kembali mencium Zevan dengan penuh rasa cinta.

Tak ada satupun orang dalam kelas mereka, yang membuat Reina semakin leluasa dalam melakukan aksinya itu.

[Tuan— Wow!]

"Sistem, bantu aku!" Zevan tak dapat mengelak, saat bibirnya dil*mat habis-habisan oleh bibir Reina. Kaki kiri gadis itu bahkan terangkat dan membelenggu pinggang Zevan, seakan memberikan isyarat, bila dirinya benar-benar sangat menginginkan anak tersebut.

[Baiklah Tuan. Apa yang harus kulakukan?]

Zevan pun terkejut dengan pertanyaan sistem, yang seperti pura-pura tidak tahu, apa yang harus dilakukan. "Apapun itu, lakukan! Agar aku bisa terbebas dari gadis ini!" pinta Zevan, dengan pandangan mata yang semakin membelalak lebar ke arah mata Reina, karena tak menyangka dengan tindakan spontan gadis itu.

Permintaan Zevan pun seakan didengar oleh Reina, yang segera menarik bibirnya, serta melepas rangkulannya pada pundak Zevan. Ia lalu tersenyum, dan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kelas. "Sampai jumpa esok hari, Zevan!" ucap Reina yang telah berdiri dari luar pintu, seraya melambai-lambaikan tangannya ke arah Zevan.

Zevan masih berdiri mematung dan tercengang, atas perbuatan yang sama sekali tidak diduga-duga olehnya barusan.

[Tuan, anda baik-baik saja?]

Mulutnya yang tengah menganga lebar pun sontak menutup, saat mendengar suara sistemnya. "Sistem! Sejak kapan kau mulai lengah, hingga membiarkan Reina menciumku?!" keluh Zevan dalam hatinya.

[Maaf Tuan! Aku benar-benar tak memprediksi tindakan gadis itu! Gerakannya terlalu cepat!]

{Maaf Tuan, sebenarnya aku sangat menanti-nantikan adegan ciuman itu :p}

Zevan seketika menghirup nafasnya dalam-dalam, lalu membuangnya secara perlahan, dan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kelas. "Sistem. lain kali, berhati-hatilah," tegur Zevan dalam hatinya, seraya berjalan melewati pintu kelasnya.

[Baik Tuan! Dimengerti!]

{Aku menanti adegan selanjutnya, Tuan :p}

...****TBC****...

Terpopuler

Comments

GilangRamadhan

GilangRamadhan

saingan tuh

2023-02-26

2

Taaku

Taaku

𝓶𝓪𝓷𝓽𝓪𝓹

2023-02-11

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...ayo...

2023-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3 Bab 3. Sistem Misterius
4 Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5 Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6 Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7 Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8 Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9 Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10 Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11 Bab 11. Kebaikan Sistem
12 Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13 Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14 Bab 14. Kegelisahan Rara
15 Bab 15. Kegelisahan Rara II
16 Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17 Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18 Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19 Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20 Bab 20. Naluri Lelaki
21 Bab 21. Mau Tidak Mau
22 Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23 Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24 Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25 Bab 25. Permintaan Egois
26 Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27 Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28 Bab 28. Aksi Seruni
29 Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30 Bab 30. Menertawakan Langit
31 Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32 Bab 32. Sistem, Diam
33 Bab 33. Kekecewaan Vanze
34 Bab 34. Pistol Yang Aneh
35 Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36 Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37 Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38 Bab 38. Sebuah Tragedi
39 Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40 Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41 Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42 Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43 Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44 Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45 Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46 Bab 46. Sebuah Pernyataan
47 Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48 Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49 Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50 Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51 Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52 Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53 Bab 53. Kesetiaan Vanze
54 Bab 54. Pengkhianatan
55 Bab 55. Pengunduran Diri
56 Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57 Bab 57. Hasrat Melody
58 Bab 58. Jeritan Alyssa
59 Bab 59. Siswi Misterius
60 Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61 Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62 Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63 Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64 Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65 Bab 65. Sebuah Perpisahan
66 Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67 Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68 Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69 Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70 Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71 Bab 71. Keputusasaan
72 Bab 72. Sandiwara Clarissa
73 Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74 Bab 74. Sebuah Kunjungan
75 Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76 Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77 Bab 77. Pergerakan Vanze
78 Bab 78. Hibernasi
79 Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80 Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81 Bab 81. Lansung Diterima
82 Bab 82. Tamparan Keras
83 Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84 Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85 Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86 Bab 86. Isyarat Pertolongan
87 Bab 87. Kekejaman Alexa
88 Bab 88. Sosok Malaikat
89 Bab 89. Perlawanan Zevan
90 Informasi penting
91 Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92 Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3
Bab 3. Sistem Misterius
4
Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5
Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6
Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7
Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8
Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9
Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10
Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11
Bab 11. Kebaikan Sistem
12
Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13
Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14
Bab 14. Kegelisahan Rara
15
Bab 15. Kegelisahan Rara II
16
Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17
Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18
Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19
Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20
Bab 20. Naluri Lelaki
21
Bab 21. Mau Tidak Mau
22
Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23
Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24
Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25
Bab 25. Permintaan Egois
26
Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27
Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28
Bab 28. Aksi Seruni
29
Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30
Bab 30. Menertawakan Langit
31
Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32
Bab 32. Sistem, Diam
33
Bab 33. Kekecewaan Vanze
34
Bab 34. Pistol Yang Aneh
35
Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36
Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37
Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38
Bab 38. Sebuah Tragedi
39
Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40
Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41
Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42
Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43
Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44
Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45
Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46
Bab 46. Sebuah Pernyataan
47
Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48
Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49
Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50
Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51
Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52
Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53
Bab 53. Kesetiaan Vanze
54
Bab 54. Pengkhianatan
55
Bab 55. Pengunduran Diri
56
Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57
Bab 57. Hasrat Melody
58
Bab 58. Jeritan Alyssa
59
Bab 59. Siswi Misterius
60
Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61
Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62
Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63
Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64
Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65
Bab 65. Sebuah Perpisahan
66
Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67
Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68
Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69
Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70
Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71
Bab 71. Keputusasaan
72
Bab 72. Sandiwara Clarissa
73
Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74
Bab 74. Sebuah Kunjungan
75
Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76
Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77
Bab 77. Pergerakan Vanze
78
Bab 78. Hibernasi
79
Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80
Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81
Bab 81. Lansung Diterima
82
Bab 82. Tamparan Keras
83
Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84
Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85
Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86
Bab 86. Isyarat Pertolongan
87
Bab 87. Kekejaman Alexa
88
Bab 88. Sosok Malaikat
89
Bab 89. Perlawanan Zevan
90
Informasi penting
91
Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92
Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!