Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan

Menjelang siang hari yang sangat terik, didalam sebuah gedung bank yang sangat besar, Zevan tengah terduduk santai, seraya memegang berkas-berkas identitas serta kartu pelajarnya.

"Nomor 291!" himbau salah seorang teller Bank.

[Tuan! Giliran anda!]

"Ya! Aku sudah tahu!" batin Zevan. Ia lalu beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kursi yang berhadapan dengan meja teller. "Saya nomor 291," ucap Zevan, dengan menyerahkan nomor antrian serta berkas-berkasnya kepada petugas teller.

"Baiklah. Silahkan duduk," seru petugas teller wanita yang terlihat sangat cantik dan menggoda itu.

Zevan dengan segera menduduki kursi, seraya menatap pada petugas teller yang tengah memeriksa berkas-berkasnya.

[Tuan, apa anda tertarik dengan wanita itu? Dia sangat cantik, dan cocok bila disandingkan dengan Tuan!]

Mendengar perkataan sistemnya, membuat Zevan sontak menggigit bibir bawah. "Sudah kubilang jangan macam-macam! Aku tak tertarik sedikitpun dengannya!" pikir Zevan. Ia berusaha untuk tetap tenang, meski wajah cantik petugas wanita itu benar-benar mencuri perhatiannya.

"Zevan Ardiansyah," ucap petugas teller seraya menatap pada kartu pelajar Zevan. "Apakah betul kamu ingin membuka rekening baru?' tanya sang wanita petugas teller tersebut.

"Ya! Apa ada masalah?" tanya kembali Zevan.

Petugas teller pun sontak tersenyum. "Tentu tidak. Tapi, apa kau membawa uang yang cukup untuk membayar biaya administrasi dan pembuatan kartunya?" tanya petugas teller, yang menatap penuh curiga pada Zevan.

Zevan terdiam seribu bahasa. "Gawat! Aku lupa kalau aku tidak membawa uang sepersenpun!" batinnya sambil menggertakan gigi.

[Jangan khawatir Tuan! Silahkan periksa saku celanamu!]

"Apa yang kau lakukan?" pikir Zevan, seraya merogoh saku celana jeans panjangnya. Ia pun sontak terkejut, saat mendapati beberapa lembar kertas, yang secara tiba-tiba telah berada dalam saku celananya. "Apa ini? Uang kah?" tanya Zevan dalam hatinya.

[Betul! Pergunakanlah uang itu Tuan!]

Zevan dengan segera mengeluarkan kertas tersebut, dan meletakkannya diatas meja petugas teller. "Apakah ini cukup?" tanya Zevan. Ia sempat tercengang untuk yang kedua kalinya, saat melihat banyaknya jumlah uang tersebut.

Wanita petugas teller itu turut tercengang, namun tetap menjaga sikap profesionalisme-nya. "Bocah, ini terlalu banyak," ucapnya seraya memungut dan menghitung jumlah uang misterius itu. "Semua totalnya satu juta rupiah. Biaya administrasi dan pembuatan kartunya lima puluh ribu. Apakah sisanya ingin kau tabung?" tanya petugas teller.

"S-s-satu juta rupiah?!! Itu bahkan cukup untuk biaya hidupku sebulan!" batin Zevan, yang masih terperangkap dalam lamunannya.

"Zevan?"

"T-t-tabung! Ya! Tabung semuanya!" Zevan sontak terkejut saat petugas teller menegurnya.

"Baiklah. Silahkan tunggu sebentar." Petugas teller lansung memeriksa dan mengurus segala keperluan data-data perbankan milik Zevan.

"Sistem! Kalau kau bisa menciptakan uang, kenapa aku harus pergi ke bank?!" protes Zevan dalam hatinya.

[Maaf Tuan! Aku berpendapat semua akan jadi lebih mudah, jika seluruh kekayaan Tuan disimpan dalam rekening tabungan. Itulah yang diterapkan oleh manusia-manusia di masa depan]

Mendengar penjelasan sistemnya yang sangat masuk akal, membuat Zevan menghela nafasnya secara perlahan. "Baiklah. Tapi, aku harap jangan terlalu banyak memanipulasi jumlah saldonya," pikir Zevan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menunggu beberapa saat, Zevan akhirnya mendapatkan buku tabungan dan kartu ATM pribadinya. Ia lalu beranjak dari kursinya, dan bergegas keluar dari gedung bank.

"Baiklah. Setelah membuat rekening tabungan, yang harus kulakukan selanjutnya adalah ...."

[Membeli rumah!]

"Benar! Tapi, rumah seperti apa yang cocok untukku?" batin Zevan, yang masih berdiri didepan gerbang gedung bank.

[Tuan, alangkah baiknya jika anda menetap di apartemen mewah. Membeli sebuah rumah sangatlah rumit, dan justru akan membuat seseorang menjadi curiga dengan Tuan!]

Perhatian Zevan seketika tertuju pada sebuah gedung apartemen mewah, yang terletak berseberangan dengan gedung bank. "Sistem, sejak kapan kau bisa menebak segala isi dalam pikiranku?" batin Zevan, seraya melangkahkan kakinya, lalu menyeberang dan bergegas menuju lobby apartemen tersebut.

[Bagaimana mungkin aku tidak bisa tahu segala isi pikiran Tuanku, sedangkan aku ini adalah pusat pikiran Tuanku]

Saat tiba didepan pintu masuk lobby, seorang petugas keamanan tiba-tiba menghampiri Zevan. "Hei, bocah. Apa ada yang bisa ku bantu?" tanya sang petugas, setelah melihat Zevan celingak-celinguk didepan lobby.

"Aku ... ingin tinggal di apartemen ini. Bagaimana caranya?" jawab Zevan dengan penuh keluguan.

"Apa kau punya cukup uang? Menetap disini membutuhkan biaya yang tidak sedikit," tanya sang petugas keamanan, yang mulai menaruh curiga pada Zevan.

Zevan seketika merogoh saku tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kartu ATM terbarunya. "Apakah bisa dibayar dengan kartu ini?" tanya kembali Zevan seraya menunjukkan kartu ATM-nya.

Melihat sebuah kartu ATM yang berada dalam genggaman Zevan, membuat sang petugas merasa yakin bila anak itu benar-benar memiliki uang. "Baiklah! Silahkan masuk kedalam lobby, dan datangi meja resepsionis. Bilang saja kau ingin menyewa sebuah ruangan," seru sang petugas sambil menunjuk pada meja resepsionis, yang terletak didalam ruang lobby.

"T-terima kasih pak!" Zevan segera berjalan memasuki pintu lobby dengan tergesa-gesa.

Terlihat dua orang gadis cantik yang tengah terduduk dibalik meja resepsionis. Mereka pun sontak berdiri seraya menanti kedatangan Zevan.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah seorang petugas resepsionis.

"Aku ingin menyewa sebuah ruangan," jawab Zevan, yang mengikuti saran perkataan dari sang petugas keamanan.

"Boleh saya lihat identitasnya?" pinta sang petugas resepsionis.

Zevan segera merogoh tasnya lalu mengeluarkan kartu pelajar dan meletakkannya diatas meja resepsionis. "Ini, identitasku satu-satunya," ucapnya seraya kembali menarik resleting tasnya.

"Oke." Petugas resepsionis yang sangat cantik itu, memungut kartu pelajar Zevan, dan membaca seluruh isi dalam kartunya. "Kamu masih sekolah?" tanya gadis petugas resepsionis tersebut.

"Ya! Apa ada masalah?" jawab Zevan sambil kembali melontarkan pertanyaannya.

"Apa sudah dapat izin dari orangtuamu?" Pertanyaan itu, sempat menyinggung perasaan Zevan.

"Orangtua kandungku sudah tiada. Dan orangtua angkatku, telah mengusirku dari rumah," jawab Zevan dengan penuh kepolosan.

Mendengar jawaban anak tersebut, membuat sang petugas resepsionis merasa iba. Gadis itu lalu menoleh ke arah rekan kerjanya, yang juga tengah berdiri dan menatap penuh iba kepada Zevan. "Rara, bagaimana?" tanya gadis resepsionis, kepada rekan kerja disebelahnya.

"Izinkan!" jawab rekannya seraya mengangguk.

Setelah mendapat persetujuan dari rekan kerjanya, gadis resepsionis tersebut lalu tersenyum dan kembali menoleh ke arah Zevan. "Baiklah. Tapi sebelum itu, apa kau punya uang?"

Zevan sontak meletakkan kartu ATM-nya ke atas meja resepsionis. "Aku ingin menyewa selama setahun, dan membayarnya dengan kartu ini. Apa bisa?" tanya Zevan, yang mulai tidak sabar.

"Tentu saja bisa! Tunggu sebentar, biar aku cek dulu saldonya," jawab gadis resepsionis. Ia lalu meraih kartu ATM milik Zevan, dan memindai jumlah saldonya pada mesin EDC.

[Saldo anda Rp. 581,766,900]

Mata sang gadis resepsionis pun sontak melotot, saat menatap pada layar mesin EDC. "B-b-banyak sekali!" ucapnya dengan terkejut

"Ada apa?!" Rekan kerjanya pun turut menoleh kearah layar mesin EDC. "L-l-lima ratus jutaaaaa?!!" ucap rekan gadis resepsionis tersebut dengan penuh kehebohan.

[Sistem! Penenang Pikiran: diaktifkan!]

Dua gadis itu seketika terdiam, dengan raut wajah yang tiba-tiba datar. "Tuan, kamar seperti apa yang anda inginkan?" tanya gadis resepsionis, dalam keadaan tenang.

"Hmm ... apakah kakak ada saran kamar yang bagus untuk pelajar?" tanya kembali Zevan.

"Apartemen kami menyediakan sebuah kamar tipe Luxury dengan tiga sekat ruangan didalamnya, dan terdapat fasilitas-fasilitas seperti perpustakaan, ruang sauna, serta gym yang diperuntukkan untuk pelanggan tipe Luxury," jawab sang petugas resepsionis panjang lebar.

"Baiklah! Aku pilih kamar itu," ucap Zevan, yang sudah semakin tidak sabaran dengan kamar barunya.

Rekan kerja gadis resepsionis berambut pendek, dan mengenakan kacamata yang menutupi wajah cantiknya itu, mengambil kunci kamar yang berada dalam laci meja resepsionis.

"Tuan, silahkan ikuti aku," ucap gadis berambut pendek tersebut.

"Tuan, ini kartu ATM-mu. Pembayaran sudah berhasil. Selamat menikmati apartemen yang sangat mewah ini," ucap gadis resepsionis berambut panjang, serta raut wajah cantiknya itu. Ia lalu membungkuk dihadapan Zevan.

Zevan dengan segera meraih kartu ATM-nya, dan menyusul kepergian gadis resepsionis, yang akan menuntunnya menuju kamar pribadinya. "Sistem, kau tidak berbuat macam-macam kan?" tanya Zevan dengan penuh kecurigaan dalam hatinya.

[Tenang saja Tuan! Anda tak perlu khawatir]

Gadis resepsionis menuntun Zevan menuju sebuah lift. "Tuan, jika anda lapar, kami akan memberikan layanan makanan mewah setiap pagi, siang, sore dan malam. Dan jika anda ingin berenang, anda boleh menggunakan kolam berenang yang berada dibelakang gedung apartemen," ucap sang gadis dengan tersenyum, seraya menekan tombol lift.

"Baiklah. Aku mengerti," ucap Zevan, dengan penuh ketenangan.

Namun, ketenangan itu seketika buyar saat berada didalam lift. Sang gadis resepsionis mencoba mendekatkan dirinya pada Zevan, yang membuat anak itu menjadi ketar-ketir. "Sistem! Aku tegaskan sekali lagi! Jangan berbuat yang macam-macam dengan kakak ini!" tegas Zevan dalam hatinya.

[Tenang saja Tuan! Anda tak perlu khawatir!]

Setelah pintu lift terbuka di lantai 42, Zevan segera keluar mendahului gadis resepsionis itu. "Hadehhh ... apa kakak itu tak sadar, kalau dirinya terlalu dekat?" batin Zevan, dengan detak jantung yang berdegup sangat kencang.

"Tuan, sebelah sini." Sang gadis resepsionis mengambil jalur kanan dan berjalan menyusuri lorong lantai 42. Ia lalu berhenti tepat didepan pintu kamar 1442. "Tuan, ini kamarmu," ucapnya sambil membuka pintu kamar.

Namun, Zevan tetap menunggu diluar kamar, yang membuat gadis itu kembali keluar dari kamar, dan sontak menarik tangan Zevan, lalu membawanya masuk kedalam kamar.

"Tuan, jangan sungkan-sungkan," ucapnya sambil mengunci pintu kamar rapat-rapat.

Zevan yang mulai curiga dengan sikap gadis itu pun segera menjauh. Ia lalu berdiri dan bersandar disudut ruangan, seraya memperhatikan gerak-gerik sang gadis. "Sudah kan? Aku sudah dikamar! Kau boleh keluar!" seru Zevan dengan penuh rasa was-was.

Gadis itu tak mengindahkan seruan Zevan. Ia tiba-tiba menanggalkan seluruh kancing seragam kerjanya satu persatu, yang membuat Zevan menjadi tercengang bukan kepalang.

"T-t-tunggu dulu! Apa yang ingin kau lakukan?!" tanya Zevan seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Tuan, nampaknya kau sangat kelelahan. Izinkan aku menyegarkan tubuh dan pikiranmu," ucap sang gadis, yang telah menanggalkan seluruh pakaian bagian atasnya, hingga buah dadanya yang sangat mulus itu, tersingkap lebar.

"Jangan! Aku masih dibawah umur! Lakukan hal itu dengan laki-laki seusiamu!" tolak Zevan, yang tak berani menoleh sedikitpun ke arah sang gadis resepsionis.

Setelah melucuti rok dan cel*na d*lamnya, gadis itu mulai berjalan mendekati Zevan. "Tuan, anggap saja aku seumuran denganmu." Ia lalu menarik tangan Zevan, dan mendorongnya hingga terpental menuju sebuah ranjang mewah.

Sang gadis resepsionis dengan segera memeluk tubuh Zevan, dan mencoba menanggalkan celana jeans anak tersebut.

"Tidak tidak tidak! Ini tidak benar! Sistem!! Cepat buat kakak ini kembali normal!" sorak Zevan seraya menahan resleting celananya, yang tengah berusaha diturunkan oleh sang gadis.

[Baiklah, Tuan! Sistem! Peningkatan nafsu birahi menjadi maksimal: diaktifkan!]

Nahas, sistem malah mengkhianatinya. Zevan seketika termenung sejenak, dan membiarkan sang gadis resepsionis melucuti celananya.

Nafsu birahi yang tak pernah muncul itu, seketika memuncak dalam diri Zevan. Ia akhirnya membalikkan tubuh sang gadis, dan mulai melepaskan keperjakaannya dengan gadis cantik tersebut.

[Tuan, maafkan aku. Tapi cara ini sangat tepat, untuk membuatmu menjadi lebih dewasa]

[Mungkin! :p]

...****TBC*******...

Terpopuler

Comments

Mas aditya

Mas aditya

agak laen

2025-01-12

0

‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌🇪‌‌🇱‌‌ 🇮‌‌🇩‌

‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌🇪‌‌🇱‌‌ 🇮‌‌🇩‌

tutorialnya untuk menjadi dewasa yaitu Ng*we 🗿

2024-11-14

0

Sak. Lim

Sak. Lim

iya la jgn munafik sok suci

2024-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3 Bab 3. Sistem Misterius
4 Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5 Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6 Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7 Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8 Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9 Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10 Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11 Bab 11. Kebaikan Sistem
12 Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13 Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14 Bab 14. Kegelisahan Rara
15 Bab 15. Kegelisahan Rara II
16 Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17 Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18 Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19 Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20 Bab 20. Naluri Lelaki
21 Bab 21. Mau Tidak Mau
22 Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23 Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24 Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25 Bab 25. Permintaan Egois
26 Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27 Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28 Bab 28. Aksi Seruni
29 Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30 Bab 30. Menertawakan Langit
31 Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32 Bab 32. Sistem, Diam
33 Bab 33. Kekecewaan Vanze
34 Bab 34. Pistol Yang Aneh
35 Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36 Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37 Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38 Bab 38. Sebuah Tragedi
39 Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40 Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41 Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42 Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43 Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44 Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45 Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46 Bab 46. Sebuah Pernyataan
47 Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48 Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49 Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50 Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51 Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52 Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53 Bab 53. Kesetiaan Vanze
54 Bab 54. Pengkhianatan
55 Bab 55. Pengunduran Diri
56 Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57 Bab 57. Hasrat Melody
58 Bab 58. Jeritan Alyssa
59 Bab 59. Siswi Misterius
60 Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61 Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62 Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63 Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64 Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65 Bab 65. Sebuah Perpisahan
66 Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67 Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68 Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69 Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70 Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71 Bab 71. Keputusasaan
72 Bab 72. Sandiwara Clarissa
73 Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74 Bab 74. Sebuah Kunjungan
75 Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76 Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77 Bab 77. Pergerakan Vanze
78 Bab 78. Hibernasi
79 Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80 Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81 Bab 81. Lansung Diterima
82 Bab 82. Tamparan Keras
83 Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84 Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85 Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86 Bab 86. Isyarat Pertolongan
87 Bab 87. Kekejaman Alexa
88 Bab 88. Sosok Malaikat
89 Bab 89. Perlawanan Zevan
90 Informasi penting
91 Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92 Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3
Bab 3. Sistem Misterius
4
Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5
Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6
Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7
Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8
Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9
Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10
Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11
Bab 11. Kebaikan Sistem
12
Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13
Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14
Bab 14. Kegelisahan Rara
15
Bab 15. Kegelisahan Rara II
16
Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17
Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18
Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19
Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20
Bab 20. Naluri Lelaki
21
Bab 21. Mau Tidak Mau
22
Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23
Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24
Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25
Bab 25. Permintaan Egois
26
Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27
Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28
Bab 28. Aksi Seruni
29
Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30
Bab 30. Menertawakan Langit
31
Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32
Bab 32. Sistem, Diam
33
Bab 33. Kekecewaan Vanze
34
Bab 34. Pistol Yang Aneh
35
Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36
Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37
Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38
Bab 38. Sebuah Tragedi
39
Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40
Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41
Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42
Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43
Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44
Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45
Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46
Bab 46. Sebuah Pernyataan
47
Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48
Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49
Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50
Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51
Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52
Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53
Bab 53. Kesetiaan Vanze
54
Bab 54. Pengkhianatan
55
Bab 55. Pengunduran Diri
56
Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57
Bab 57. Hasrat Melody
58
Bab 58. Jeritan Alyssa
59
Bab 59. Siswi Misterius
60
Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61
Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62
Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63
Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64
Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65
Bab 65. Sebuah Perpisahan
66
Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67
Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68
Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69
Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70
Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71
Bab 71. Keputusasaan
72
Bab 72. Sandiwara Clarissa
73
Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74
Bab 74. Sebuah Kunjungan
75
Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76
Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77
Bab 77. Pergerakan Vanze
78
Bab 78. Hibernasi
79
Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80
Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81
Bab 81. Lansung Diterima
82
Bab 82. Tamparan Keras
83
Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84
Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85
Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86
Bab 86. Isyarat Pertolongan
87
Bab 87. Kekejaman Alexa
88
Bab 88. Sosok Malaikat
89
Bab 89. Perlawanan Zevan
90
Informasi penting
91
Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92
Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!