Malam semakin larut, seiring dengan rasa kantuk yang mulai menerjang matanya. Zevan tengah sibuk memainkan ponsel barunya, sambil terbaring diatas ranjang yang sangat empuk dan nyaman itu.
Mulutnya menguap sejenak, lalu kembali memfokuskan pandangannya pada ponsel termahal, dengan fitur-fitur yang sangat canggih serta spek yang sangat gahar tersebut. "Sistem, apa kau bisa mengantuk?" batin Zevan.
[T-tentu saja Tuan! Aku bisa merasakan apa yang Tuan rasakan. Lapar, haus, lelah, mengantuk, bahkan tidur pun bisa ku lakukan, jika Tuan juga tertidur]
"Oh, begitu kah? Hmm ... kalau aku mati, kau juga akan mati?" batin Zevan, dengan wajah yang tersorot sinar cahaya dari ponselnya.
[Ten— Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkan Tuanku mati! Segala cara akan kulakukan, agar Tuanku hidup abadi!]
"Haa?! Abadi katamu? Itu sangat mustahil sistem. Bagaimana caramu melakukannya?" tanya Zevan, yang sedari tadi sibuk membuka aplikasi belanja online. Ia terus-menerus menggeser layar ponselnya, seakan tengah mencari sebuah produk, yang sangat dibutuhkan oleh anak itu.
[Tuan, aku lupa mengatakannya]
Zevan sontak terkejut, seiring dengan mata yang melotot tajam, saat menatap pada layar ponselnya. "Laptop seharga lima puluh juta?!! Spesifikasinya, ram 32 Gb dan hardisk-nyaa sepuluh Tb. Hmm ...." Ia sempat mengacuhkan perkataan sistemnya. "Beli jangan, beli jangan ...." ucapnya dengan penuh kebimbangan.
[Beli saja Tuan! Itu akan memudahkanmu dalam belajar!]
"Ide yang bagus! Eh?! Maafkan aku sistem! Apa yang ingin kau bicarakan tadi?" tanya Zevan, yang mulai menyadari bila dirinya telah mengacuhkan sistemnya.
Sistem itu sempat terdiam, yang membuat Zevan merasa keheranan. "Sistem?" ucapnya, sambil memalingkan pandangannya ke arah langit.
[Tuan, sejak anda mengikat kontrak perjanjian denganku, kehidupan anda telah menjadi abadi]
Mendengar perkataan sistemnya, membuat Zevan sontak bangkit dan terduduk diatas ranjangnya. "S-s-sistem! Apa maksudmu?! Tadi kau bilang akan membuatku hidup abadi, dan sekarang kau mengatakan aku telah hidup abadi! Mana yang benar?!" protes Zevan pada sistemnya.
[Tuan, maafkan aku. Yang kumaksud dengan membuatmu hidup abadi itu adalah, aku takkan pernah meninggalkanmu dan tak akan membiarkanmu meninggalkanku]
Zevan mengerjapkan matanya berulang-ulang, dan mulai memahami maksud dari sistemnya. "Jadi, itukah maksudmu?" Ia lalu menghela nafasnya dalam-dalam, dan kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
[Ya, Tuan! Anda tak perlu merasakan kesepian lagi. Karena aku akan selalu mendampingi Tuan, kemanapun Tuan pergi]
Hati Zevan seketika tersentuh dengan ucapan sistemnya. Ia akhirnya menerima rasa kantuknya, dan menutup kedua mata secara perlahan. "Sistem, apa kau bisa memundurkan waktunya tiga jam lebih kebelakang?" pinta Zevan.
[Sesuai permintaanmu Tuan!]
[Sistem! Memundurkan waktu: diaktifkan!]
Angka yang tertera pada jam digital seketika berubah, dari pukul 23.15 menjadi pukul 20.15. Sistem selalu mengabulkan permintaan Tuannya, yang membuat Zevan merasa yakin dan percaya dengan sistemnya.
[Selamat malam, dan selamat tidur, Tuanku]
Zevan belum sepenuhnya tertidur. Ia masih mendengar ucapan sistemnya. "Sistem, terima kasih ... telah menemaniku .... sejauh ini," ungkapnya, dan mulai memasuki alam mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Angka pada jam digital, menunjukkan pukul lima dini hari. Zevan yang tengah tertidur pulas tanpa merubah posisi tidurnya pun sontak terbangun, lalu membuka kedua matanya secara perlahan.
[Selamat pagi, Tuan!]
Zevan mulai bangkit dan terduduk diatas ranjangnya. "Selaaaa—mat paaaagi, sistem," ucapnya seraya menggeliatkan kedua tangan ke belakang.
Zevan lalu beranjak turun dari ranjangnya, dan berjalan dengan terhuyung-huyung menuju kamar mandi. Ia lalu meraih sebuah sikat gigi, dan meraih pasta gigi , serta mengeluarkan cairan pasta gigi tersebut ke atas sikat giginya.
"Sistem, bagaimana perkiraan cuaca hari ini?" tanya Zevan, sambil menggosok-gosokan giginya, didepan cermin wastafel kamar mandi.
[Sistem! Pemindaian cuaca!]
[Senin, 4 mei 2020]
[Kualitas udara: 91%]
[Tingkat polusi udara: 8%]
[Ketebalan awan: 55%]
[Kecepatan angin: 15 Knot]
[Arah angin: Barat]
[Kemungkinan hujan: 17%]
[Kesimpulan: Cuaca hari ini sangat cerah, dengan kualitas udara yang sangat baik. Kecepatan angin masih dalam batas normal, dengan kemungkinan hujan yang terjadi pada sore hari]
"Detail sekali!" pikir Zevan, sambil berkumur-kumur dan mengarahkan mulutnya ke arah lubang wastafel.
Setelah memastikan giginya putih bersih dan terbebas dari kuman-kuman yang membandel, Zevan segera beringsut menuju shower. Ia lalu menekan sensor shower, yang membuat lubang-lubang kecil di atas langit-langit ruang kamar mandi itu, memercikkan banyak tetesan air hangat.
Hari ini, Zevan memutuskan untuk pergi ke sekolah, meski kali ini dirinya harus berangkat seorang diri, setelah sebelumnya anak itu selalu berangkat ke sekolah bersama saudara angkatnya. "Aku rasa, Joshua akan bertindak lagi disekolah nanti," batin Zevan dengan penuh perasaan khawatir akan saudara angkatnya itu.
[Tidak Tuan! Aku akan memastikan orang itu tidak akan berani macam-macam dengan Tuan]
Zevan lalu keluar dari kamar mandinya, setelah selesai membersihkan tubuhnya dari keringat dan kotoran yang menempel. Ia menggunakan sebuah handuk kecil, untuk menggosok-gosokan rambutnya yang tengah basah dan lembab itu.
"Sistem. Selama disekolah nanti, aku mohon jangan bertindak yang aneh-aneh!" tegas Zevan dalam hatinya, sambil membuka lemari dan meraih seluruh pakaian seragam sekolahnya.
[Baik, Tuan! Aku hanya akan mencegah setiap tindakan, yang berusaha mencelakai Tuan!]
"Ya! Jika kau bisa mencegah, aku akan senang dengan hal itu. Tapi, jangan ulangi lagi perbuatanmu semalam, seperti apa yang telah menimpa kakak resepsionis yang malang itu," batin Zevan, seraya mengenakan jas seragam sekolahnya. Ia lalu mengecek kembali seluruh peralatan sekolah, yang berada didalam tasnya.
[Oh, Tuan jangan salah paham! Aku sengaja melakukannya, semata-mata hanya untuk membuat Tuan senang]
Mendengar perkataan sistemnya, membuat Zevan sempat menunda menarik resleting tasnya. "Senang katamu? Lalu bagaimana dengan kakak itu? Apakah dia senang denganku?! Jangan bertindak semena-mena sistem!" omel Zevan dalam hatinya, seraya menarik resleting tasnya, lalu mengenakannya dibalik punggung.
[Baiklah Tuan, aku mengaku salah dan meminta maaf. Lain kali, akan kulakukan dengan seorang gadis yang benar-benar Tuan cintai]
Zevan yang tengah sibuk mengikat tali sepatunya, menjadi terdiam dan termenung, setelah mendengar ucapan sistemnya. "Gadis yang kucintai kah?" Ingatannya seketika terisi dengan sosok wajah seorang gadis, yang pernah disukainya.
[Bingo! Target terkunci! Hmm ... Jadi, dialah gadis yang telah membuat Tuanku jatuh cinta!]
Zevan sontak terkejut hingga terjungkal kebelakang, saat mendengar perkataan sistemnya. "S-s-sistem! Aaaah! Kau jangan salah paham! Dia hanya teman sekelasku!" batin Zevan dengan penuh kecemasan, dalam hatinya.
(Tuk tuk tuk!)
Suara ketukan pintu yang terdengar dari luar, membuat Zevan kembali terkejut untuk yang kedua kalinya.
"Permisi Tuan. Aku mengantarkan sarapan pagi untukmu," ucap sang gadis pelayan, dengan setelah gaun pelayan yang nampak seksi.
Zevan menghela nafasnya dengan perlahan, seolah mencoba untuk meraih ketenangannya. Ia lalu bangkit dan berjalan menuju pintu kamar. "Be—besar!" ucapnya dengan spontan, saat tak sengaja menatap ke arah belahan dada sang gadis pelayan, yang sangat putih dan mulus itu.
Sang gadis pelayan tersebut, seketika menatap penuh heran, pada jas dan seragam sekolah yang tengah dikenakan Zevan. "Tuan, anda masih sekolah?" tanya sang gadis, sambil menenteng sebuah nampan yang berisikan semangkuk bubur hangat, serta secangkir teh panas buatannya.
"B-b-betul! Maaf, aku sedang terburu-buru, jadi tak sempat untuk sarapan pagi!" jawab Zevan dengan terbata-bata. Kali ini, anak itu benar-benar tertarik dengan paras cantik sang gadis pelayan.
Sang gadis lalu tersenyum. "Oh baiklah. Tidak apa-apa kok," ucapnya, dengan menunjukkan sebuah senyuman yang semakin membuat Zevan terkesima.
Zevan sontak menggelengkan kepalanya, seraya berkedip-kedip. Ia lalu menutup serta mengunci pintu kamar, dan bergegas menuju pintu lift, meninggalkan sang gadis pelayan yang masih tersenyum ke arah dirinya.
[Sistem! Memindai tingkat perasaan!]
[Rasa suka: 78%]
[Rasa kagum: 10%]
[Rasa hormat: 11%]
[Rasa benci: 1%]
[Tuan, apa kau tertarik dengannya?]
Dengan pandangan yang menatap ke arah pintu lift, sambil menggigit bibir bawahnya, Zevan sempat mencoba untuk mengangguk-anggukkan kepalanya. Namun, perasaan dalam hatinya berkata lain. "Tidak tidak tidak! Aku tertarik hanya karena buah dadanya yang sangat besar itu?! Sistem! Kau harus bertanggungjawab dengan perubahan sikapku ini!" protes Zevan.
Zevan mendapati pintu lift terbuka. Ia lalu segera masuk kedalam pintu lift, dan menunggu lift tersebut membawanya turun menuju lantai lobby apartemen.
[Apa yang salah dengan menyukai seorang gadis hanya karena buah dadanya? Itu menurutku masih normal Tuan!]
Kali ini, Zevan mengacuhkan perkataan sistemnya. Ia keluar dari pintu lift, seraya berjalan dan terus berjalan, hingga tak menyadari kehadiran sang gadis resepsionis, yang tengah berdiri didepannya.
(Boing!)
Tinggi tubuh sang gadis resepsionis, terpaut sepuluh sepuluh sentimeter dengan tinggi tubuh Zevan, yang membuat anak itu tak sengaja menabrak belahan dadanya, hingga sang gadis sempat beringsut mundur, namun dengan sigap menahan kepala Zevan.
"Zevan, apa kau baik-baik saja? Kenapa terburu-buru?" tanya Rara Safitri, sang gadis resepsionis yang telah menjadi teman tidur Zevan semalaman.
Zevan pun tercengang, saat Rara mengetahui namanya. "M-m-maaf kak! Aku harus cepat-cepat berangkat sekolah!" jawab Zevan, sambil berjalan melewati tubuh Rara, yang membuat gadis itu merasa heran.
Rara sontak menoleh ke arah punggung Zevan, seraya bersedekap tangan. "Dasar Zevan! Kenapa tiba-tiba jadi canggung denganku! Padahalkan kita sudah melakukan persetubuhan, kemarin malam!" gumamnya sambil mendecih berulangkali.
...****TBC****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Deni Syahputra
sistem keinginan ini judulnya wahahah...
2023-12-30
1
Pengguna system v.02
sistem nya beda dari yg laen nih
2023-05-31
0
Hades Riyadi
Lanjuuuuutt Thor 😀💪👍👍👍
2023-05-12
0