Bab 7. Sistem Yang Membingungkan

Malam semakin larut, seiring dengan rasa kantuk yang mulai menerjang matanya. Zevan tengah sibuk memainkan ponsel barunya, sambil terbaring diatas ranjang yang sangat empuk dan nyaman itu.

Mulutnya menguap sejenak, lalu kembali memfokuskan pandangannya pada ponsel termahal, dengan fitur-fitur yang sangat canggih serta spek yang sangat gahar tersebut. "Sistem, apa kau bisa mengantuk?" batin Zevan.

[T-tentu saja Tuan! Aku bisa merasakan apa yang Tuan rasakan. Lapar, haus, lelah, mengantuk, bahkan tidur pun bisa ku lakukan, jika Tuan juga tertidur]

"Oh, begitu kah? Hmm ... kalau aku mati, kau juga akan mati?" batin Zevan, dengan wajah yang tersorot sinar cahaya dari ponselnya.

[Ten— Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkan Tuanku mati! Segala cara akan kulakukan, agar Tuanku hidup abadi!]

"Haa?! Abadi katamu? Itu sangat mustahil sistem. Bagaimana caramu melakukannya?" tanya Zevan, yang sedari tadi sibuk membuka aplikasi belanja online. Ia terus-menerus menggeser layar ponselnya, seakan tengah mencari sebuah produk, yang sangat dibutuhkan oleh anak itu.

[Tuan, aku lupa mengatakannya]

Zevan sontak terkejut, seiring dengan mata yang melotot tajam, saat menatap pada layar ponselnya. "Laptop seharga lima puluh juta?!! Spesifikasinya, ram 32 Gb dan hardisk-nyaa sepuluh Tb. Hmm ...." Ia sempat mengacuhkan perkataan sistemnya. "Beli jangan, beli jangan ...." ucapnya dengan penuh kebimbangan.

[Beli saja Tuan! Itu akan memudahkanmu dalam belajar!]

"Ide yang bagus! Eh?! Maafkan aku sistem! Apa yang ingin kau bicarakan tadi?" tanya Zevan, yang mulai menyadari bila dirinya telah mengacuhkan sistemnya.

Sistem itu sempat terdiam, yang membuat Zevan merasa keheranan. "Sistem?" ucapnya, sambil memalingkan pandangannya ke arah langit.

[Tuan, sejak anda mengikat kontrak perjanjian denganku, kehidupan anda telah menjadi abadi]

Mendengar perkataan sistemnya, membuat Zevan sontak bangkit dan terduduk diatas ranjangnya. "S-s-sistem! Apa maksudmu?! Tadi kau bilang akan membuatku hidup abadi, dan sekarang kau mengatakan aku telah hidup abadi! Mana yang benar?!" protes Zevan pada sistemnya.

[Tuan, maafkan aku. Yang kumaksud dengan membuatmu hidup abadi itu adalah, aku takkan pernah meninggalkanmu dan tak akan membiarkanmu meninggalkanku]

Zevan mengerjapkan matanya berulang-ulang, dan mulai memahami maksud dari sistemnya. "Jadi, itukah maksudmu?" Ia lalu menghela nafasnya dalam-dalam, dan kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

[Ya, Tuan! Anda tak perlu merasakan kesepian lagi. Karena aku akan selalu mendampingi Tuan, kemanapun Tuan pergi]

Hati Zevan seketika tersentuh dengan ucapan sistemnya. Ia akhirnya menerima rasa kantuknya, dan menutup kedua mata secara perlahan. "Sistem, apa kau bisa memundurkan waktunya tiga jam lebih kebelakang?" pinta Zevan.

[Sesuai permintaanmu Tuan!]

[Sistem! Memundurkan waktu: diaktifkan!]

Angka yang tertera pada jam digital seketika berubah, dari pukul 23.15 menjadi pukul 20.15. Sistem selalu mengabulkan permintaan Tuannya, yang membuat Zevan merasa yakin dan percaya dengan sistemnya.

[Selamat malam, dan selamat tidur, Tuanku]

Zevan belum sepenuhnya tertidur. Ia masih mendengar ucapan sistemnya. "Sistem, terima kasih ... telah menemaniku .... sejauh ini," ungkapnya, dan mulai memasuki alam mimpi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Angka pada jam digital, menunjukkan pukul lima dini hari. Zevan yang tengah tertidur pulas tanpa merubah posisi tidurnya pun sontak terbangun, lalu membuka kedua matanya secara perlahan.

[Selamat pagi, Tuan!]

Zevan mulai bangkit dan terduduk diatas ranjangnya. "Selaaaa—mat paaaagi, sistem," ucapnya seraya menggeliatkan kedua tangan ke belakang.

Zevan lalu beranjak turun dari ranjangnya, dan berjalan dengan terhuyung-huyung menuju kamar mandi. Ia lalu meraih sebuah sikat gigi, dan meraih pasta gigi , serta mengeluarkan cairan pasta gigi tersebut ke atas sikat giginya.

"Sistem, bagaimana perkiraan cuaca hari ini?" tanya Zevan, sambil menggosok-gosokan giginya, didepan cermin wastafel kamar mandi.

[Sistem! Pemindaian cuaca!]

[Senin, 4 mei 2020]

[Kualitas udara: 91%]

[Tingkat polusi udara: 8%]

[Ketebalan awan: 55%]

[Kecepatan angin: 15 Knot]

[Arah angin: Barat]

[Kemungkinan hujan: 17%]

[Kesimpulan: Cuaca hari ini sangat cerah, dengan kualitas udara yang sangat baik. Kecepatan angin masih dalam batas normal, dengan kemungkinan hujan yang terjadi pada sore hari]

"Detail sekali!" pikir Zevan, sambil berkumur-kumur dan mengarahkan mulutnya ke arah lubang wastafel.

Setelah memastikan giginya putih bersih dan terbebas dari kuman-kuman yang membandel, Zevan segera beringsut menuju shower. Ia lalu menekan sensor shower, yang membuat lubang-lubang kecil di atas langit-langit ruang kamar mandi itu, memercikkan banyak tetesan air hangat.

Hari ini, Zevan memutuskan untuk pergi ke sekolah, meski kali ini dirinya harus berangkat seorang diri, setelah sebelumnya anak itu selalu berangkat ke sekolah bersama saudara angkatnya. "Aku rasa, Joshua akan bertindak lagi disekolah nanti," batin Zevan dengan penuh perasaan khawatir akan saudara angkatnya itu.

[Tidak Tuan! Aku akan memastikan orang itu tidak akan berani macam-macam dengan Tuan]

Zevan lalu keluar dari kamar mandinya, setelah selesai membersihkan tubuhnya dari keringat dan kotoran yang menempel. Ia menggunakan sebuah handuk kecil, untuk menggosok-gosokan rambutnya yang tengah basah dan lembab itu.

"Sistem. Selama disekolah nanti, aku mohon jangan bertindak yang aneh-aneh!" tegas Zevan dalam hatinya, sambil membuka lemari dan meraih seluruh pakaian seragam sekolahnya.

[Baik, Tuan! Aku hanya akan mencegah setiap tindakan, yang berusaha mencelakai Tuan!]

"Ya! Jika kau bisa mencegah, aku akan senang dengan hal itu. Tapi, jangan ulangi lagi perbuatanmu semalam, seperti apa yang telah menimpa kakak resepsionis yang malang itu," batin Zevan, seraya mengenakan jas seragam sekolahnya. Ia lalu mengecek kembali seluruh peralatan sekolah, yang berada didalam tasnya.

[Oh, Tuan jangan salah paham! Aku sengaja melakukannya, semata-mata hanya untuk membuat Tuan senang]

Mendengar perkataan sistemnya, membuat Zevan sempat menunda menarik resleting tasnya. "Senang katamu? Lalu bagaimana dengan kakak itu? Apakah dia senang denganku?! Jangan bertindak semena-mena sistem!" omel Zevan dalam hatinya, seraya menarik resleting tasnya, lalu mengenakannya dibalik punggung.

[Baiklah Tuan, aku mengaku salah dan meminta maaf. Lain kali, akan kulakukan dengan seorang gadis yang benar-benar Tuan cintai]

Zevan yang tengah sibuk mengikat tali sepatunya, menjadi terdiam dan termenung, setelah mendengar ucapan sistemnya. "Gadis yang kucintai kah?" Ingatannya seketika terisi dengan sosok wajah seorang gadis, yang pernah disukainya.

[Bingo! Target terkunci! Hmm ... Jadi, dialah gadis yang telah membuat Tuanku jatuh cinta!]

Zevan sontak terkejut hingga terjungkal kebelakang, saat mendengar perkataan sistemnya. "S-s-sistem! Aaaah! Kau jangan salah paham! Dia hanya teman sekelasku!" batin Zevan dengan penuh kecemasan, dalam hatinya.

(Tuk tuk tuk!)

Suara ketukan pintu yang terdengar dari luar, membuat Zevan kembali terkejut untuk yang kedua kalinya.

"Permisi Tuan. Aku mengantarkan sarapan pagi untukmu," ucap sang gadis pelayan, dengan setelah gaun pelayan yang nampak seksi.

Zevan menghela nafasnya dengan perlahan, seolah mencoba untuk meraih ketenangannya. Ia lalu bangkit dan berjalan menuju pintu kamar. "Be—besar!" ucapnya dengan spontan, saat tak sengaja menatap ke arah belahan dada sang gadis pelayan, yang sangat putih dan mulus itu.

Sang gadis pelayan tersebut, seketika menatap penuh heran, pada jas dan seragam sekolah yang tengah dikenakan Zevan. "Tuan, anda masih sekolah?" tanya sang gadis, sambil menenteng sebuah nampan yang berisikan semangkuk bubur hangat, serta secangkir teh panas buatannya.

"B-b-betul! Maaf, aku sedang terburu-buru, jadi tak sempat untuk sarapan pagi!" jawab Zevan dengan terbata-bata. Kali ini, anak itu benar-benar tertarik dengan paras cantik sang gadis pelayan.

Sang gadis lalu tersenyum. "Oh baiklah. Tidak apa-apa kok," ucapnya, dengan menunjukkan sebuah senyuman yang semakin membuat Zevan terkesima.

Zevan sontak menggelengkan kepalanya, seraya berkedip-kedip. Ia lalu menutup serta mengunci pintu kamar, dan bergegas menuju pintu lift, meninggalkan sang gadis pelayan yang masih tersenyum ke arah dirinya.

[Sistem! Memindai tingkat perasaan!]

[Rasa suka: 78%]

[Rasa kagum: 10%]

[Rasa hormat: 11%]

[Rasa benci: 1%]

[Tuan, apa kau tertarik dengannya?]

Dengan pandangan yang menatap ke arah pintu lift, sambil menggigit bibir bawahnya, Zevan sempat mencoba untuk mengangguk-anggukkan kepalanya. Namun, perasaan dalam hatinya berkata lain. "Tidak tidak tidak! Aku tertarik hanya karena buah dadanya yang sangat besar itu?! Sistem! Kau harus bertanggungjawab dengan perubahan sikapku ini!" protes Zevan.

Zevan mendapati pintu lift terbuka. Ia lalu segera masuk kedalam pintu lift, dan menunggu lift tersebut membawanya turun menuju lantai lobby apartemen.

[Apa yang salah dengan menyukai seorang gadis hanya karena buah dadanya? Itu menurutku masih normal Tuan!]

Kali ini, Zevan mengacuhkan perkataan sistemnya. Ia keluar dari pintu lift, seraya berjalan dan terus berjalan, hingga tak menyadari kehadiran sang gadis resepsionis, yang tengah berdiri didepannya.

(Boing!)

Tinggi tubuh sang gadis resepsionis, terpaut sepuluh sepuluh sentimeter dengan tinggi tubuh Zevan, yang membuat anak itu tak sengaja menabrak belahan dadanya, hingga sang gadis sempat beringsut mundur, namun dengan sigap menahan kepala Zevan.

"Zevan, apa kau baik-baik saja? Kenapa terburu-buru?" tanya Rara Safitri, sang gadis resepsionis yang telah menjadi teman tidur Zevan semalaman.

Zevan pun tercengang, saat Rara mengetahui namanya. "M-m-maaf kak! Aku harus cepat-cepat berangkat sekolah!" jawab Zevan, sambil berjalan melewati tubuh Rara, yang membuat gadis itu merasa heran.

Rara sontak menoleh ke arah punggung Zevan, seraya bersedekap tangan. "Dasar Zevan! Kenapa tiba-tiba jadi canggung denganku! Padahalkan kita sudah melakukan persetubuhan, kemarin malam!" gumamnya sambil mendecih berulangkali.

...****TBC****...

Terpopuler

Comments

Deni Syahputra

Deni Syahputra

sistem keinginan ini judulnya wahahah...

2023-12-30

1

Pengguna system v.02

Pengguna system v.02

sistem nya beda dari yg laen nih

2023-05-31

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuuuutt Thor 😀💪👍👍👍

2023-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3 Bab 3. Sistem Misterius
4 Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5 Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6 Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7 Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8 Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9 Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10 Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11 Bab 11. Kebaikan Sistem
12 Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13 Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14 Bab 14. Kegelisahan Rara
15 Bab 15. Kegelisahan Rara II
16 Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17 Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18 Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19 Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20 Bab 20. Naluri Lelaki
21 Bab 21. Mau Tidak Mau
22 Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23 Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24 Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25 Bab 25. Permintaan Egois
26 Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27 Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28 Bab 28. Aksi Seruni
29 Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30 Bab 30. Menertawakan Langit
31 Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32 Bab 32. Sistem, Diam
33 Bab 33. Kekecewaan Vanze
34 Bab 34. Pistol Yang Aneh
35 Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36 Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37 Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38 Bab 38. Sebuah Tragedi
39 Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40 Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41 Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42 Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43 Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44 Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45 Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46 Bab 46. Sebuah Pernyataan
47 Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48 Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49 Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50 Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51 Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52 Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53 Bab 53. Kesetiaan Vanze
54 Bab 54. Pengkhianatan
55 Bab 55. Pengunduran Diri
56 Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57 Bab 57. Hasrat Melody
58 Bab 58. Jeritan Alyssa
59 Bab 59. Siswi Misterius
60 Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61 Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62 Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63 Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64 Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65 Bab 65. Sebuah Perpisahan
66 Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67 Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68 Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69 Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70 Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71 Bab 71. Keputusasaan
72 Bab 72. Sandiwara Clarissa
73 Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74 Bab 74. Sebuah Kunjungan
75 Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76 Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77 Bab 77. Pergerakan Vanze
78 Bab 78. Hibernasi
79 Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80 Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81 Bab 81. Lansung Diterima
82 Bab 82. Tamparan Keras
83 Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84 Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85 Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86 Bab 86. Isyarat Pertolongan
87 Bab 87. Kekejaman Alexa
88 Bab 88. Sosok Malaikat
89 Bab 89. Perlawanan Zevan
90 Informasi penting
91 Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92 Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3
Bab 3. Sistem Misterius
4
Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5
Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6
Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7
Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8
Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9
Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10
Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11
Bab 11. Kebaikan Sistem
12
Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13
Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14
Bab 14. Kegelisahan Rara
15
Bab 15. Kegelisahan Rara II
16
Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17
Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18
Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19
Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20
Bab 20. Naluri Lelaki
21
Bab 21. Mau Tidak Mau
22
Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23
Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24
Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25
Bab 25. Permintaan Egois
26
Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27
Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28
Bab 28. Aksi Seruni
29
Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30
Bab 30. Menertawakan Langit
31
Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32
Bab 32. Sistem, Diam
33
Bab 33. Kekecewaan Vanze
34
Bab 34. Pistol Yang Aneh
35
Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36
Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37
Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38
Bab 38. Sebuah Tragedi
39
Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40
Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41
Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42
Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43
Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44
Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45
Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46
Bab 46. Sebuah Pernyataan
47
Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48
Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49
Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50
Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51
Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52
Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53
Bab 53. Kesetiaan Vanze
54
Bab 54. Pengkhianatan
55
Bab 55. Pengunduran Diri
56
Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57
Bab 57. Hasrat Melody
58
Bab 58. Jeritan Alyssa
59
Bab 59. Siswi Misterius
60
Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61
Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62
Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63
Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64
Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65
Bab 65. Sebuah Perpisahan
66
Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67
Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68
Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69
Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70
Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71
Bab 71. Keputusasaan
72
Bab 72. Sandiwara Clarissa
73
Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74
Bab 74. Sebuah Kunjungan
75
Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76
Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77
Bab 77. Pergerakan Vanze
78
Bab 78. Hibernasi
79
Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80
Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81
Bab 81. Lansung Diterima
82
Bab 82. Tamparan Keras
83
Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84
Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85
Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86
Bab 86. Isyarat Pertolongan
87
Bab 87. Kekejaman Alexa
88
Bab 88. Sosok Malaikat
89
Bab 89. Perlawanan Zevan
90
Informasi penting
91
Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92
Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!