Bab 14. Kegelisahan Rara

Zevan ingin Reina melupakan semua yang telah disaksikannya, karena takut gadis itu akan membongkar seluruh rahasia yang di milikinya suatu saat nanti. "Sistem, apa kau bisa menangani gadis ini?" tanya Zevan dalam hatinya, selagi tubuhnya dalam pelukan Reina.

[Oh, tentu saja Tuan!]

[Sistem! Mendoktrin pikiran target: Reina Melati, diaktifkan!]

[Sistem! Menenangkan pikiran target: Reina Melati, diaktifkan!]

[Sistem! Teleportasi target: Reina Melati, diaktifkan!]

[Tuan, anda ingin memindahkannya kemana?]

"Satu-satunya tempat yang paling aman untuknya, adalah rumah," jawab Zevan, yang mulai melepaskan pelukannya dari tubuh Reina, sementara gadis itu, telah kehilangan kontrol kesadarannya.

[Baik Tuan!]

[Teleportasi target, diaktifkan!]

Zevan mendapati tubuh Reina bersinar dan memudar seketika, lalu menghilang menuju rumahnya. Ia sempat menatap penuh iba pada wajah gadis itu, namun tak ingin berlarut-larut merasakannya.

[Tuan, teleportasi selesai!]

Perhatian Zevan seketika tertuju, pada jasad seluruh anggota berandalan yang telah dilumpuhkannya. "Sistem, apakah tidak masalah membiarkan mereka disini?" tanya Zevan.

[Tenang saja Tuan!]

[Sistem! Mengunci Target: Empat orang berandalan, diaktifkan!]

[Sistem! Penguburan massal, diaktifkan!]

Keempat tubuh berandalan yang telah tewas itu, seketika meresap kedalam tanah secara perlahan, yang membuat Zevan sempat menutup kedua matanya. "Semua ini bukanlah keinginanku, tapi karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka perbuat selama hidup didunia ini," pikirnya seraya mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

[Tuan, semua aman terkendali!]

Zevan mulai melangkahkan kakinya keluar dari gang buntu tersebut. "Baik, terimakasih sistem," ungkapnya sambil mengibas-ngibaskan seragamnya dari debu dan kotoran yang menempel, akibat pertarungan yang telah dilaluinya barusan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ada saja hal-hal yang menggangu pikiran Zevan, selama berjalan menuju gedung apartemennya. "Semakin lama waktu berlalu, semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang harus kulalui. Apakah aku harus pindah, dari apartemen itu?" Zevan bertanya-tanya dalam hatinya, imbas dari kecemasannya atas apa yang telah terjadi selama ini.

[Tuan, apapun dan siapapun yang membuatmu pikiranmu terganggu, aku takkan segan-segan melenyapkannya!]

"Tunggu dulu sistem! Jangan terlalu bertindak gegabah!" tegur Zevan dalam hatinya, selagi kakinya mulai membawanya masuk kedalam gerbang apartemen. "Kita harus menyelidiki terlebih dahulu, siapa dalang dari semua kejadian ini," ucap Zevan dalam hatinya, seraya memasuki pintu otomatis lobby apartemen.

Wajahnya terus menunduk, karena semakin berkonsentrasi dan berpikir keras untuk mengantisipasi segala tantangan selanjutnya, tanpa menyadari bila Rara telah berdiri dihadapannya.

(Boing!)

Langkah kakinya pun terhenti, seiring dengan wajah yang membentur belahan dada Rara. Gadis itu berdiri seraya berkacak pinggang, seperti sedang merasakan sesuatu pada Zevan.

"M-m-maaf Rara! Aku tidak fokus dalam berjalan!" ungkap Zevan sambil menempelkan kedua telapak tangannya dihadapan Rara.

Rara seketika menoleh kearah meja resepsionis. "Na! Aku tinggal dulu yah!" ucapnya pada rekan kerjanya, yang tengah berdiri dibalik meja.

Rara lalu menarik tangan Zevan, dan menggiringnya menuju pintu lift. "Ada yang sangat-sangat ingin kubicarakan padamu, Zevan," katanya seraya membawa Zevan masuk kedalam lift, setelah pintu lift itu terbuka lebar.

Zevan menjadi terheran-heran, dengan sikap yang ditunjukkan Rara terhadapnya. "Rara ad—" Perkataannya pun sempat terpotong, saat Rara sontak menatapnya, dan menunjukkan raut wajah sebalnya.

Sambil mendengus, Zevan akhirnya pasrah dalam menghadapi apa yang akan dilakukan gadis itu padanya. "Sistem, apa kau tahu, kenapa Rara bersikap dingin padaku?" tanya Zevan, selagi Rara membawanya keluar dari pintu lift, saat mereka tiba dilantai 42.

[Tuan, sepertinya Rara sedang merindukanmu]

"Merindukanku? Apa maksudnya itu?! Kenapa Rara tidak mengungkapkannya lansung?!" Zevan semakin bertanya-tanya dalam hatinya.

Rara seketika menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamar Zevan. "Buka pintunya," seru Rara pada Zevan, sambil memperkuat genggamannya pada tangan anak itu.

Zevan yang turut berdiri menghadap pintu kamarnya pun segera merogoh saku celana sekolahnya. "Sistem! Jangan bilang Rara ingin melakukan hal itu lagi!" duga Zevan dalam hatinya, seraya membuka pintu kamarnya.

[Tuan, nikmati saja!]

Zevan pun sontak tercengang, saat mendapati Rara tiba-tiba masuk kedalam kamarnya, dan terduduk diatas ranjangnya. "Haaaa?!" Kakinya menjadi enggan untuk melangkah masuk kedalam kamar.

"Zevan! Kemari!" Rara terduduk dengan bersedekap tangan, sambil melipat kaki kanannya dan bertumpu pada paha kiri, yang membuat bagian bawah pahanya tersingkap.

Zevan berusaha untuk tetap tenang, lalu menghela nafasnya dengan perlahan. "Rara, jika ada yang ingin kau katakan, katakanlah sekarang," ucapnya seraya melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, dan mengunci pintu kamar rapat-rapat.

"Sini!" Rara menepuk-nepuk sisi kanan ranjang, seakan memberikan isyarat pada Zevan untuk duduk disampingnya, yang membuat anak itu akhirnya menuruti perintahnya. "Zevan, apa kau tahu, kemana perginya Pak Herman?" tanya Rara, yang menghadapkan tubuhnya ke arah Zevan.

Zevan menjadi gemetaran, karena belahan dada gadis itu terlalu nampak jelas dalam pandangan matanya. "Situasi ini ... benar-benar gawat!" batinnya.

"Zeevaaan!" Rara sontak menggengam kedua pundak Zevan, dan memaksa anak itu untuk berbicara seraya menghadap padanya.

Namun, Zevan tak sengaja membuat Rara kehilangan keseimbangan tubuhnya, hingga membuatnya terjatuh dan terbaring tepat diatas ranjang.

Rara menjadi tercengang, saat tubuhnya berada dibawah tubuh Zevan, dan wajah anak itu, terlalu dekat dengan wajahnya. "Zevaan ... kalau kau mau, sekarangpun tak masalah," ucap Rara dengan pipi yang sontak memerah, seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Rara, apa yang kau bicarakan tadi? Aku sungguh-sungguh belum memahaminya," kata Zevan sambil terus menatap wajah Rara, tanpa menyadari, bila dirinya telah mengacuhkan dan mengalihkan pembicaraan gadis itu.

"Pak Herman, sudah seharian menghilang dan tak dapat ditemukan keberadaannya. Apa kau tahu kemana perginya orang itu?" tanya Rara, yang mulai menggigit jari kirinya, dan berusaha menahan gairah asmaranya pada Zevan.

Zevan pun turut memalingkan wajahnya ke arah lain. "Tidak! Yang ku tahu, terakhir kali aku melihatnya masuk kedalam lift," jawab Zevan dengan kepolosan, tanpa menyadari bila batang kem*luannya telah mengeras, yang membuat Rara sontak mendesah kecil, saat benar-benar merasakannya.

{Hadehh ... yang satu malu-malu kucing, yang satu tidak peka! Aku sudah bosan melihat ribuan adegan ini dalam novel-novel romansa!}

Sistem menunjukkan kemampuan misteriusnya, yang dapat berbicara tanpa mampu didengar oleh Tuannya.

{Tapi, kalau seperti ini, tidak buruk juga sih}

"Zevaann ...." Rara semakin tak dapat menahan gairah s*ksualnya, dan mulai membelenggu tubuh Zevan dengan kedua kakinya.

Zevan mengedipkan matanya berulang-ulang, seakan tengah merasakan sesuatu yang aneh. "Astaga!" ucapnya seraya sedikit menoleh kearah bawah, dan mulai menyadari bila dirinya telah membuat Rara semakin bergairah.

"M-m-maaaaf!" Zevan berusaha melepaskan dirinya, namun Rara sontak memeluk tubuhnya, dan menahannya untuk bangkit. "Raraaaa ...." Ia tak dapat mengelak, saat wajahnya menempel erat pada belahan dada Rara, karena gadis itu semakin memeluknya dengan erat.

{Hmm ... sepertinya, aku harus bertindak}

[Sistem! Meningkatkan nafsu birahi Tuan menjadi maksimal, diaktifkan!]

Zevan mendapati hasrat *****alnya memuncak, dan mulai menguasai tubuh Rara, lalu melucuti pakaiannya satu persatu. Sistem tak pernah keberatan, bila Tuannya berkeinginan untuk merasakan kenikmatan duniawi, karena memang sudah tugasnya membuat Tuannya bahagia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam pun datang, seiring dengan gemerlapnya cahaya bulan, yang semakin menerangi seluruh penjuru kota metropolitan.

Dengan tubuh yang tak mengenakan sehelai kain apapun, Zevan mulai membuka kelopak matanya secara perlahan, dan sontak bangkit dari tempatnya terbaring, karena terkejut saat mendapati Rara tertidur disampingnya.

Rara pun turut terbangun karena tindakan anak itu. "Zeevaaan, kau sudah banguun ...." ucap Rara, dengan mata yang memicing seakan enggan untuk membuka lebar-lebar.

Zevan akhirnya mendengus, karena tak dapat lagi melawan kenyataan yang tengah dialaminya itu. "Aku harus menikahi Rara, secepatnya!" pikirnya dalam hati, dan kembali merebahkan tubuhnya sambil menyandarkan kepalanya pada kedua telapak tangan.

Rara sontak bersembunyi didalam selimut, seraya memeluk erat tubuh Zevan dari dalam selimut. Gadis itu tiba-tiba meneteskan air matanya lalu menangis dalam kesunyian, karena merasakan suatu hal yang membuatnya amat gelisah, dan tak berani diungkapkannya pada Zevan.

...****TBC****...

Terpopuler

Comments

GilangRamadhan

GilangRamadhan

lah bucin

2023-02-26

2

Taaku

Taaku

𝓶𝓪𝓷𝓽𝓪𝓹 𝓽𝓱𝓸𝓻

2023-02-11

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3 Bab 3. Sistem Misterius
4 Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5 Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6 Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7 Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8 Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9 Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10 Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11 Bab 11. Kebaikan Sistem
12 Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13 Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14 Bab 14. Kegelisahan Rara
15 Bab 15. Kegelisahan Rara II
16 Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17 Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18 Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19 Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20 Bab 20. Naluri Lelaki
21 Bab 21. Mau Tidak Mau
22 Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23 Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24 Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25 Bab 25. Permintaan Egois
26 Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27 Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28 Bab 28. Aksi Seruni
29 Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30 Bab 30. Menertawakan Langit
31 Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32 Bab 32. Sistem, Diam
33 Bab 33. Kekecewaan Vanze
34 Bab 34. Pistol Yang Aneh
35 Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36 Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37 Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38 Bab 38. Sebuah Tragedi
39 Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40 Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41 Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42 Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43 Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44 Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45 Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46 Bab 46. Sebuah Pernyataan
47 Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48 Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49 Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50 Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51 Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52 Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53 Bab 53. Kesetiaan Vanze
54 Bab 54. Pengkhianatan
55 Bab 55. Pengunduran Diri
56 Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57 Bab 57. Hasrat Melody
58 Bab 58. Jeritan Alyssa
59 Bab 59. Siswi Misterius
60 Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61 Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62 Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63 Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64 Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65 Bab 65. Sebuah Perpisahan
66 Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67 Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68 Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69 Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70 Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71 Bab 71. Keputusasaan
72 Bab 72. Sandiwara Clarissa
73 Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74 Bab 74. Sebuah Kunjungan
75 Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76 Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77 Bab 77. Pergerakan Vanze
78 Bab 78. Hibernasi
79 Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80 Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81 Bab 81. Lansung Diterima
82 Bab 82. Tamparan Keras
83 Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84 Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85 Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86 Bab 86. Isyarat Pertolongan
87 Bab 87. Kekejaman Alexa
88 Bab 88. Sosok Malaikat
89 Bab 89. Perlawanan Zevan
90 Informasi penting
91 Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92 Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Anugerah Sang Nenek Misterius
3
Bab 3. Sistem Misterius
4
Bab 4. Sistem Yang Menguntungkan
5
Bab 5. Sistem Yang Menguntungkan II
6
Bab 6. Teleportasi Dengan Sistem
7
Bab 7. Sistem Yang Membingungkan
8
Bab 8. Sistem Tak Pernah Berdusta!
9
Bab 9. Sistem Tak Pernah Berkhianat!
10
Bab 10. Serahkan Semuanya Pada Sistem!
11
Bab 11. Kebaikan Sistem
12
Bab 12. Sistem Akan Selalu Melindungi!
13
Bab 13. Menjadi Pahlawan Dengan Sistem!
14
Bab 14. Kegelisahan Rara
15
Bab 15. Kegelisahan Rara II
16
Bab 16. Kegelisahan Rara III (Keputusan Rara)
17
Bab 17. Mencari Kebahagiaan Bersama Sistem!
18
Bab 18. Keinginan Calon Penguasa
19
Bab 19. Pertemuan Yang Tak Terduga
20
Bab 20. Naluri Lelaki
21
Bab 21. Mau Tidak Mau
22
Bab 22. Membangun Jiwa Kepemimpinan Bersama Sistem!
23
Bab 23. Menjadi Penembak Jitu Bersama Sistem!
24
Bab 24. Yang Penting, Habiskan!
25
Bab 25. Permintaan Egois
26
Bab 26. Sistem, Jelaskan!
27
Bab 27. Hadiah Untukmu, Seruni
28
Bab 28. Aksi Seruni
29
Bab 29. Pelayanan Yang Sangat Istimewa
30
Bab 30. Menertawakan Langit
31
Bab 31. Benar-Benar Tak Ada Habisnya
32
Bab 32. Sistem, Diam
33
Bab 33. Kekecewaan Vanze
34
Bab 34. Pistol Yang Aneh
35
Bab 35. Si Gadis Imut, Yang Sangat Periang
36
Bab 36. Selamat Datang, Dikeluarga Zevan Ardiansyah!
37
Bab 37. Yang Mulia Tuan Muda Presiden Direktur
38
Bab 38. Sebuah Tragedi
39
Bab 39. Menghilangnya Sistem Misterius
40
Bab 40. Menghilangnya Sistem Misterius II
41
Bab 41. Menghilangnya Sistem Misterius III
42
Bab 42. Menghilangnya Sistem Misterius IV
43
Bab 43. Menghilangnya Sistem Misterius V
44
Bab 44. Kembalinya Sistem Misterius (Pembalasan)
45
Bab 45. Selamat Datang Kembali, Sistem
46
Bab 46. Sebuah Pernyataan
47
Bab 47. Seruni, Atau Arini?
48
Bab 48. Pria Yang Benar-Benar Menyeramkan!
49
Bab 49. Lakukanlah Pelan-Pelan
50
Bab 50. Benih Arogan Sang Tuan Muda
51
Bab 51. Benar-Benar Motor Idaman
52
Bab 52. Sebuah Tugas Yang Sangat Dinantikan
53
Bab 53. Kesetiaan Vanze
54
Bab 54. Pengkhianatan
55
Bab 55. Pengunduran Diri
56
Bab 56. Pekerjaan Yang Sangat Menggiurkan
57
Bab 57. Hasrat Melody
58
Bab 58. Jeritan Alyssa
59
Bab 59. Siswi Misterius
60
Bab 60. Penderitaan, Dibalik Senyuman Yona
61
Bab 61. Kepedulian Sang Tuan Muda
62
Bab 62. Melampiaskan Kemurkaan
63
Bab 63. Ancaman, Dibalik Sebuah Tuntutan
64
Bab 64. Tangisan Sang Tuan Muda
65
Bab 65. Sebuah Perpisahan
66
Bab 66. Rasa Bersalah Anya
67
Bab 67. Perang Dingin Kedua Pelayan
68
Bab 68. Benar-Benar Tak Dapat Di Prediksi!
69
Bab 69. Bakat Yang Terpendam
70
Bab 70. Selangkah Lebih Maju
71
Bab 71. Keputusasaan
72
Bab 72. Sandiwara Clarissa
73
Bab 73. Boleh Saja, Itu Tidak Masalah
74
Bab 74. Sebuah Kunjungan
75
Bab 75. Kekuasaan Sang Tuan Muda
76
Bab 76. Pengepungan & Robot Genetik Tipe Destroyer
77
Bab 77. Pergerakan Vanze
78
Bab 78. Hibernasi
79
Bab 79. Setelah Setahun Berlalu
80
Bab 80. Perbincangan Masa Depan
81
Bab 81. Lansung Diterima
82
Bab 82. Tamparan Keras
83
Bab 83. Kiprah Agen Tersembunyi
84
Bab 84. Sambutan Yang Sangat Diluar Dugaan
85
Bab 85. Semuanya, Sama Saja!
86
Bab 86. Isyarat Pertolongan
87
Bab 87. Kekejaman Alexa
88
Bab 88. Sosok Malaikat
89
Bab 89. Perlawanan Zevan
90
Informasi penting
91
Bab 90. Dua Wajah Yang Menatap Tajam
92
Bab 91. Kembali Ke Titik Nol (Tamat)
93
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!