Menjadi Penguasa Dengan Sistem Misterius
Didalam sebuah rumah besar dan mewah, telah berkumpul semua anggota keluarga besar Leonardo, yang saling terduduk disebuah kursi meja makan mereka masing-masing.
"Alexa, bagaimana kuliahmu?" tanya Rudi Leonardo, sang kepala keluarga, kepada Alexa Leonardo, putri sulungnya.
"Sejauh ini, baik-baik saja pah," jawab Alexa, meski pandangannya selalu terfokus pada sebuah ponsel termahal yang berada dalam genggamannya.
Rudi lalu memusatkan perhatiannya pada Joshua Leonardo, putra keduanya. "Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Rudi, sambil bertopang dagu dengan sebelah kepalan tangannya.
Namun, Joshua hanya terdiam seraya menunduk. Matanya yang mengerling, menandakan kegelisahan dalam hatinya, yang membuat Rudi seketika naik darah atas bungkamnya anak tersebut.
(Brak!)
"Aku sedang bertanya padamu! Bukan menyuruhmu untuk diam!" murka Rudi, setelah menggebrak meja makannya. Urat diwajahnya menebal, dengan aliran darah yang telah mendidih di otaknya.
"Sayang! Jangan bersikap kasar dihadapan Joshua!" Celine Leonardo, yang merupakan istri dari Rudi pun sontak berdiri dari kursinya. Ia merasa cemas dengan tindakan sang suami, yang semakin membuat Joshua ketar-ketir.
Rudi menghela nafasnya, dan berusaha menurunkan tingkat emosinya. Perhatiannya lalu tertuju pada Zevan Ardiansyah, putra bungsu yang diadopsinya sejak kecil. "Zevan, bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Rudi, kepada Zevan yang tengah terduduk di sisi meja.
Rudi dan Celine duduk bersebrangan dengan Alexa dan Joshua, sedangkan Zevan terduduk disudut meja yang berada ditengah-tengah mereka. Hal itu menjadi perbedaan statusnya dengan status anggota keluarga yang lain.
Mendapat pertanyaan dari sang ayah, membuat Zevan sontak berdiri dari kursinya. "Sekolahku baik-baik saja Pah! Aku selalu berusaha mempertahankan nilai-nilai pelajaran terbaikku!" jawab Zevan dengan tegas.
Kacamata yang melekat pada matanya itu, menandakan kegigihan dan ketekunannya dalam belajar. Membaca dan menulis, adalah hobi yang sangat digemari Zevan, selain itu, tidak ada.
"Bagus! Tetap pertahankan dan jangan sampai membuatku malu!" ucap Rudi, yang seketika memalingkan wajahnya.
Penerus Leonardo grup itu, sangat-sangat tidak peduli dan tidak berharap apapun, atas prestasi yang diraih oleh Zevan. Setidaknya, jika anak itu tetap bersikap layaknya seorang anak konglomerat, maka takkan menjadi permasalahan yang berarti baginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Leonardo Group, sebuah induk perusahaan yang dikepalai oleh Rudi Leonardo, telah turun temurun menggeluti berbagai macam bidang bisnis. Mulai dari perhotelan, perbankan, industri hiburan dan properti, serta fashion, bahkan ratusan pabrik-pabrik yang tersebar dipinggir kota pun berada dalam kepemilikan mereka sepenuhnya.
Hal itu justru semakin menambah beban pikiran, bagi seorang Rudi Leonardo, yang harus siap menerima segala tantangan, serta perlawanan-perlawanan tidak lansung dari beberapa pihak yang tidak senang dengan kepemimpinannya di perusahaan.
Dua puluh tahun silam, Rudi menikahi Celine Utomo, putri seorang pensiunan militer berpangkat tinggi. Mereka lalu dikaruniai dua orang putra putri.
Setelah kepergian sang ayah yang meninggal karena menderita penyakit Kronis, membuat Rudi terpaksa memenuhi seluruh wasiatnya. Salah satunya adalah mengasuh seorang anak yatim piatu.
Rudi dan Celine berkunjung ke sebuah panti asuhan, dan memutuskan untuk mengadopsi seorang anak secara acak. Zevan Ardiansyah yang baru berumur tujuh tahun pun menjadi pilihan adopsi mereka.
Tinggal dirumah besar dan mewah, membuat Zevan yang masih sangat polos, merasakan kebahagiaan yang amat mendalam. Meski begitu, Celine tetap memperlakukannya tidak seimbang dengan dua buah hatinya yang lain.
Seiring berjalannya waktu, serta pertumbuhan akal dan fisik yang semakin meningkat, membuat Zevan menyadari bila kehadirannya di rumah itu hanyalah sebatas numpang saja. Ia bahkan rela menuruti segala perintah Celine dan kedua saudara tirinya, serta melakukan apa saja agar dirinya tetap tinggal dirumah itu.
Kini, Alexa tengah menempuh kuliah disalah satu universitas elit ternama, dan Joshua tengah menempuh pendidikan sekolah menengah swasta elit kelas dua, bersama dengan Zevan yang juga satu sekolah dengan Joshua, meski dirinya harus bersikap sebagai seorang pelayan, bagi saudara angkatnya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari ini adalah hari Minggu, hari yang sangat dinanti-nantikan bagi semua orang khususnya para pelajar, dalam menikmati waktu senggang mereka selama seharian penuh.
Celine yang telah selesai menyantap hidangannya, menatap sangat tajam ke arah Zevan. "Semuanya jadi membicarakan hal buruk tentang keluarga ini, karena anak itu. Jika Rudi tak mampu mengusirnya dari rumah ini, maka aku sendiri yang akan melakukannya," batin Celine, dengan seluruh perasaan muaknya terhadap Zevan.
Setelah mendapati Zevan menyudahi hidangannya, Celine mulai melancarkan siasat liciknya. "Zevan, tolong ambil parfum mama di kamar," perintah Celine.
"Baik Ma." Tanpa pikir panjang, Zevan segera beranjak dari kursinya dan bergegas menaiki anak tangga menuju kamar kedua orangtua angkatnya itu.
Zevan membuka pintu kamar, dan mendapati sebuah botol parfum bermerek yang terletak diatas meja rias milik Celine. Ia lalu meraih parfum tersebut, menutup pintu kamar dan bergegas turun menghampiri Celine.
"Ini Ma," ucapnya seraya menyerahkan botol parfum milik Celine.
"Bagus! Kumpulkan segala piring-piring kotor, dan cuci semua hingga bersih!" perintah Celine, saat mendapati seluruh anggota keluarganya telah selesai dalam menyantap seluruh hidangan sarapan pagi.
"B-baik Ma!" Zevan menuruti perintah Celine, tanpa sedikitpun melawan dan membantah.
"Celine, aku berangkat dulu. Ada rapat yang harus ku hadiri, di Singapura," ucap Rudi sambil berdiri dari kursinya.
Celine dengan segera menghampiri Rudi lalu membetulkan posisi dasi kemeja sang suami. "Sayang, apa tidak yang ketinggalan?" tanya Celine.
"Hmm ... sepertinya semua sudah kusiapkan dalam koperku," jawab Rudi dengan penuh percaya diri seraya meraih koper kerjanya yang terletak diatas meja.
"Baiklah. Semoga semuanya berjalan dengan lancar, sayang." Celine mengecup bibir sang suami.
Rudi lalu bergegas menuju pintu rumah, dan berjalan menghampiri mobil mewahnya yang telah terparkir didepan rumah.
"Selamat pagi, Tuan Rudi," sapa sang supir pribadi sambil membuka pintu mobil.
"Ya! Pagi," balas Rudi seraya memasuki mobil.
Setelah terduduk disantai dalam mobilnya, Rudi seketika teringat dengan perkataan sang istri. "Aku terkadang suka lupa membawa berkas-berkas yang sangat penting," batinnya.
Demi memastikan segala hal yang perlu disiapkan dalam rapat kerjanya, Rudi membuka kopernya dan mengecek satu persatu seluruh perlengkapan.
"Loh! Cek-nya kemana?! Perasaan tadi sudah aku masukkan!" keluh Rudi setelah mendapati lembar cek senilai jutaan Dollar miliknya menghilang dari koper.
"Tuan, kita berangkat se—"
"Tunggu dulu! Ada yang ketinggalan!" Rudi sontak membuka pintu mobilnya. Ia kembali bergegas memasuki rumah dengan tergesa-gesa.
Celine yang tengah terduduk santai di ruang tamu pun seketika terkejut melihat kedatangan Rudi, yang kembali masuk kedalam rumah.
"Sayang! Ada apa?!" tanya Celine.
"Berkas berhargaku! Semoga benar ketinggalan dan tidak hilang!" jawab Rudi seraya bergegas menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Bagus! Semua berjalan sesuai rencana!" pikir Celine dengan senyuman jahatnya. Ia pun beranjak dari sofanya dan turut berjalan menghampiri Rudi.
"Kemana! Kemana! Kenapa tidak ada disini!" keluh Rudi yang telah memasuki kamar. Ia mengacak-acak seluruh isi dalam lemari berkas-berkasnya.
"Sayang, kau cari apa?" tanya Celine, yang seolah-olah tidak tahu menahu apa yang tengah dicari sang suami.
"Celine, apa kau melihat lembar cek milikku?!" tanya Rudi seraya menghampiri Celine yang sedang berdiri dibalik pintu kamar.
"Cek?! Aku tidak melihatnya! Memangnya kamu simpan dimana?!" Celine berpura-pura tidak tahu, meski sebenarnya berkas cek itu telah disembunyikannya dalam laci lemari milik Zevan.
"Brengsek! Tidak mungkin ada maling dirumah ini!" gumam Rudi, dengan nafas yang menggebu-gebu.
Celine berusaha menenangkan kegelisahan sang suami. "Sayang, tenangkan dirimu. Aku akan membantumu mencarikannya," ucap Celine. "Alexa! Joshua! Cepat kemari!" himbaunya dengan suara keras.
Alexa dan Joshua yang sebenarnya telah mengetahui rencana jahat sang ibu pun dengan segera berjalan menuju kamar orangtua mereka.
"Ada apa Ma?!" tanya Alexa, seraya berjalan menghampiri Celine, dengan Joshua yang turut berjalan dibelakangnya.
"Coba kalian cari berkas cek milik papa, dan periksa diseluruh ruangan ini! Papa benar-benar khawatir dengan hal itu!" perintah Celine.
"Baik, Ma!" Alexa lalu bergegas keluar dari pintu kamar.
"Baik, Ma! Aku akan segera menemukannya!" ucap Joshua, sambil tersenyum menyeringai dihadapan sang bunda. "Rencanamu memang hebat, Ma! Sebentar lagi, anak itu akan keluar dari rumah ini!" pikirnya sambil berjalan menuju pintu kamar.
Zevan yang masih sibuk mencuci piring diruang dapur, tak menyadari bila kamarnya telah dimasuki oleh Alexa dan Joshua.
"Joshua, Mama bilang telah meletakkan cek-nya di laci. Kita tunggu disini dulu beberapa saat, setelah itu kamu coba himbau Mama dan Papa untuk datang ke kamar anak ini," ucap Alexa seraya berdiri didepan lemari milik Zevan.
"Ya!"
Setelah menunggu beberapa saat, alih-alih tengah sibuk mencari berkas cek milik Rudi, Joshua pun dengan segera berjalan keluar dari kamar Zevan. Ia lalu bergegas menuju kamar pribadi Rudi dan Celine.
"Ma! Pa! Aku sudah menemukannya!" ucap Joshua dari balik pintu kamar.
"Dimana?!" tanya Rudi.
"Dikamar Zevan!" jawab Joshua dengan tegas.
"Aaanak ituuu!" Rudi menjadi murka setelah mendengar pengakuan Joshua. Ia lalu bergegas menuju kamar Zevan, yang terletak berseberangan dengan tangga.
Rudi pun terkejut saat mendapati berkas cek-nya telah berada dalam genggaman Alexa. Ia juga melihat laci lemari milik Zevan yang tengah terbuka lebar.
"Papa! Aku menemukannya didalam laci lemari Zevan!" ucap Alexa dengan penuh percaya diri.
Gumpalan darah dalam otak Rudi seketika mendidih. "Zeeevaaaaann!!!" soraknya dengan sekuat tenaga, hingga suaranya terdengar jelas ditelinga Zevan.
Zevan seketika menunda kegiatan mencuci piringnya setelah mendengar himbauan Rudi. Ia menuju lantai dua dan mendapati Alexa telah berdiri dihadapannya.
"Zevan! Papa menunggumu dikamar!" ucap Alexa seraya menggenggam dan menarik paksa tangan Zevan lalu membawanya menuju kamar. "Aku yakin, papa pasti akan mengusirmu," pikirnya dengan rasa dendam dan benci.
Setelah mendapati Zevan berdiri dihadapannya, Rudi langsung mendaratkan tamparan keras ke pipi anak angkatnya itu.
(Prak!)
"Apa kau sudah gila? Ha! Untuk apa kau mencuri cek milikku?!" tanya Rudi dengan perasaan murka, sambil menunjukkan lembaran cek miliknya.
Zevan yang merasa kebingungan pun berusaha untuk membela diri. "Aku sungguh tidak tahu apa-apa tentang cek itu, Pa! Aku bersumpah!" belanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sayang! Mungkin anak ini mencoba untuk melarikan diri! Makanya dia nekad mencuri cek berharga milikmu!" tukas Celine seraya menunjuk pada Zevan.
Rudi sudah kalap dan tak mampu lagi menahan rasa amarahnya terhadap Zevan. "Celine! Bawa anak ini keluar dari rumah! Alexa! Persiapkan seluruh pakaiannya dan masukkan kedalam tasnya!" perintah Rudi.
"Baik Pa!" ucap Alexa. Ia lalu mengeluarkan seluruh pakaian sehari-hari serta seragam sekolah milik Zevan.
Mendengar perintah Rudi, membuat Celine merasa senang bukan kepalang. Wanita itu lansung menarik tangan Zevan, dan menggiringnya menuju luar rumah. "Dasar kau tak tahu diri!" cela Celine sambil terus menarik tangan Zevan dengan paksa.
Joshua pun turut mengikuti langkah sang bunda dan memberikan senyuman menyeringai dibelakang Zevan. "Haha! Rasakan itu! Memang sudah seharusnya kau keluar dari rumah ini!" batinnya dengan penuh perasaan senang, atas apa yang telah menimpa Zevan.
Setelah memasukkan seluruh pakaian Zevan kedalam tas, Alexa pun segera menyusul menuju gerbang rumah. "Sebenarnya, aku tidak peduli dengan kehadiran anak itu dirumah ini. Tapi, memang sudah seharusnya dia keluar dari rumah ini," pikirnya sambil menenteng tas Zevan.
Celine lansung mendorong Zevan keluar dari gerbang rumah. "Ingat! Kehadiranmu sudah tak diperlukan lagi dirumah ini! Jangan pernah kembali lagi!" ucapnya dengan penuh rasa kebencian yang amat mendalam terhadap Zevan.
Melihat Zevan tersungkur ke atas trotoar, Alexa melemparkan tas milik adik angkatnya itu, yang membuat Zevan dengan sigap menangkapnya. "Renungkan apa kesalahanmu. Semoga kau tidak mengulanginya lagi pada keluarga barumu selanjutnya!" ucap Alexa.
Mereka merasa puas atas apa yang telah menimpa Zevan, tanpa sedikitpun menaruh rasa empati terhadap anak itu. Celine dan kedua buah hatinya pun lansung bergegas memasuki rumah, dan meninggalkan Zevan yang terduduk seraya menunduk lesu, didepan gerbang rumah yang sangat besar itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zevan menyaksikan kepergian mobil ayah tirinya yang keluar dari gerbang rumah, tanpa sedikitpun menaruh perhatian kepadanya. "Kenapa semuanya jadi begini? Aku harus kemana lagi?" pikirnya seraya bangkit dari tempatnya terduduk.
Rumah yang besar itu, telah menjadi tempat ternyaman bagi Zevan, saat pertama kali anak itu diadopsi dan dirawat hingga tumbuh remaja seperti sekarang. "Mereka memang benar-benar sudah benci kepadaku, sampai-sampai membuat rencana licik supaya aku keluar dari rumah ini," batinnya sambil menoleh dari balik gerbang.
Sudah tak ada lagi yang mampu dilakukan Zevan, kecuali terus berjalan dan berjalan tanpa arah dan tujuan. "Pantas saja Mama Celine menyuruhku mengambil parfumnya, agar aku seolah-olah berencana mengambil cek milik papa Rudi. Sungguh, mereka semua sudah terlalu kejam padaku!" pikirnya seraya menunduk, dan terus berjalan tanpa henti.
Zevan seketika menghentikan langkah kakinya, tepat didepan sebuah taman kota. "Ya Tuhan, aku harus bagaimana lagi dan harus kemana lagi," batinnya sambil mendongakkan wajah ke arah langit, dengan air mata yang mulai mengalir.
...*****TBC*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
MrQues Ques
adik kakak kok jadi suami istri...rudi leonardo dan celine leonardo...?
2023-08-02
1
Hades Riyadi
Tata bahasanya bagus, gw demen.... lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍
2023-05-12
1
Hades Riyadi
Awal cerita yang menarik 😀💪👍👍👍🙏
2023-05-12
0