Zevan yang tengah terlentang tak sadarkan diri, seketika menggerakkan jari jemarinya. Ia lalu membuka kedua mata secara perlahan, seiring dengan kesadaran yang mulai membangkitkan saraf-saraf diseluruh tubuhnya.
"Dimana aku?" batin Zevan seraya mengedipkan mata. Ia pun sontak bangkit dan terduduk dengan penuh kebingungan, saat menatap ke seluruh sudut ruangan dalam gubuk tersebut.
Pupil matanya sempat memerah lalu kembali menghitam, seakan tengah mereaksikan suatu energi misterius, yang belum sama sekali disadarinya. "Nenek?! Neneeek?!" soraknya, setelah ingatannya tentang sang nenek terlintas dibenaknya.
Namun, keanehan pun terjadi. Zevan mendengar suara misterius, yang sepertinya hanya dapat didengar dalam pikirannya sendiri.
[****Kontrak Berhasil! Selamat, anda telah menjadi Tuanku!****]
Suara misterius itu sempat membuat Zevan menoleh ke kiri dan ke kanan. "Siapa itu?! Apakah ada orang disini?!" tanya Zevan dengan penuh rasa kebingungan, saat mendapati suara itu tak bertuan.
[Aku adalah sistem. Aku adalah sistem yang akan memandu anda]
"S-s-sistem?! Apa itu sistem?! Aku tidak mengerti!" Zevan sontak mendirikan tubuhnya, dan berdiri dengan tegap, seraya membentuk sikap kuda-kuda seorang petarung. "Keluar kau! Jangan bermain-main denganku!" gertaknya dengan penuh was-was.
[Tuan, sepertinya anda belum mengerti apa itu sistem. Baiklah, akan ku jelaskan. Tolong simak dengan seksama]
Tanpa disadari, pupil matanya berubah menjadi merah cerah. Zevan lalu mendapati sebuah layar proyeksi tembus pandang, yang membentang didepannya.
...•••••Your System•••••...
...[Zevan Ardiansyah]...
...[Umur: 17 tahun]...
...[Pekerjaan: Pelajar]...
...[Kesehatan: 100%]...
...[Keuangan: -]...
...[Kemampuan: membaca dan mengingat dengan cepat]...
...[Skill: -]...
...[Tingkat IQ: 115]...
...[Tingkat Sekolah: SMA]...
...[Nama Instansi Sekolah: SMA Harapan Kita]...
...[Kelas: 2C]...
Seluruh data pribadinya yang tertera dalam layar proyeksi tersebut, membuat Zevan sempat tercengang. "Apa maksudnya ini? Kenapa kau bisa tahu identitasku?" tanya Zevan, yang sama sekali belum mengerti, atas apa yang telah dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
[Tuan, anda telah membuat perjanjian kontrak denganku. Dan aku, adalah sistem yang akan memandu anda dalam menangani setiap masalah-masalah yang akan anda hadapi]
Zevan sempat termenung sejenak, setelah mendengar penjelasan dari suara tersebut. "Tidak mungkin! Kejadian seperti ini, hanya ada dalam novel saja! Apa aku sudah mati, dan masuk kedalam dunia novel?" pikir Zevan.
[Tidak, Tuan. Anda masih hidup]
Zevan pun sontak tercengang, saat suara itu menjawab segala pertanyaan-pertanyaan yang berada dalam pikirannya. "B-b-bagaimana kau bisa tahu isi pikiranku?!" tanya Zevan, dengan raut wajah penuh curiga.
[Tentu saja! Karena aku adalah sistem yang berpusat di pikiranmu]
Rasa curiganya yang semakin besar, membuat Zevan semakin takut dengan suara misterius yang hanya terdengar dalam pikirannya itu. Ia lalu beringsut mundur dengan perlahan, dan berlari melewati pintu gubuk.
"Tidak mungkin! Pasti semua ini hanya mimpi!" ucap Zevan, seraya berlari sejauh mungkin meninggalkan gubuk tersebut.
Zevan mempercepat laju kakinya, dan menuruni setapak jalan dengan tergesa-gesa. Rasa ketakutan telah menyandera seluruh pikiran dan hatinya, atas apa yang tengah dialaminya itu.
"Aku telah menolong seorang nenek-nenek, lalu terbangun didalam sebuah gubuk dan tak mendapati seorangpun disana. Tiba-tiba suara misterius itu muncul dalam pikiranku?! Apakah aku benar-benar masih hidup?!" batin Zevan, yang semakin bergulat dengan rasa ketidakpercayaannya.
Setelah menuruni jalan setapak, Zevan semakin mempercepat laju larinya keluar dari hutan, dan berlari menuju sebuah pertigaan jalan besar. Ia sempat menoleh ke arah belakang, tanpa menyadari ada sebuah mobil yang tengah melintas dengan kecepatan tinggi.
Bukannya berlari dipinggir trotoar, Zevan malah berlari ditengah jalanan besar, yang membuat mobil tersebut tak sempat menginjak pedal remnya, dan hanya mampu membunyikan klakson.
(Tiiiiiiiittt!!!!)
[Sistem! Peningkatan seluruh level status menjadi maksimal!]
[•••••Zevan Ardiansyah•••••]
[Kesehatan: 10000000%]
[Kekebalan tubuh: 1000000%]
[Kekuatan: 10000000%]
[Ketahanan fisik: 10000000%]
[Kekuatan struktur tulang: 10000000%]
[Kekuatan dasar tulang: 100000000%]
[Kebal dari segala luka: diaktifkan!]
[Kebal dari rasa nyeri: diaktifkan!]
(Bruuggh!!!)
Meski sempat mengerem, namun bemper mobil tersebut terlanjur membentur tubuh Zevan dengan keras, hingga membuat anak itu terpental ke arah belakang.
(Bughh!)
Punggung Zevan mendarat keras diatas aspal jalanan, seiring dengan kepala yang turut terbentur dan terpelanting dengan keras. Hal itu membuat pandangannya menjadi kabur dan samar-samar, meski tak merasakan apa-apa ditubuhnya.
Terlihat seorang wanita dewasa dengan setelan pakaian casual mewah, yang beranjak turun dari mobilnya. Ia lalu berjalan tergesa-gesa menghampiri Zevan seraya melepaskan kacamatanya, yang membuat wajah cantik dan anggunnya itu terpampang dengan jelas.
Wanita cantik itu seketika berlutut dihadapan Zevan, sambil menggenggam erat kedua pundak anak tersebut. "K-k-kamu tidak apa-apa kan?! Apa ada yang sakit?! Ayo, aku antar kerumah sakit!" ucapnya dengan penuh kekhawatiran.
[Sistem! Pemulihan kesadaran]
Zevan mendapati pandangannya kembali normal, dan terkejut saat melihat kehadiran seorang wanita yang tengah berlutut disampingnya.
"Sistem! Jangan bilang kalau kau yang telah menyelamatkanku dari tabrakan tadi!" batin Zevan, seraya menatap tajam pada wajah wanita tersebut.
[Ya! Itu adalah kewajibanku, sebagai pemandumu, Tuan!]
"Sudah ku duga! Pantas saja aku tidak merasakan sakit atau nyeri!" batin Zevan, seakan tengah berkomunikasi dengan suara misterius itu.
[Apakah Tuan sudah mengerti? Jika Tuan belum percaya dengan sistem yang Tuan miliki ini, maka akan ku tunjukan satu hal lagi]
"T-t-tunggu dulu!"
[Sistem! Peningkatan kharisma! Menjadi idola seluruh wanita: diaktifkan]
"Haa?! Apa yang sedang kau lakukan padaku?!" Zevan tercengang, dengan perkataan suara misterius tersebut.
Gairah asmara dari dalam diri wanita cantik itu, seketika memuncak saat menatap wajah Zevan. Ia sontak tersenyum, dan menunjukkan wajah penuh hasrat seksualnya pada anak itu.
"Tak kusangka, kau setampan ini ...." ucapnya seraya mengelus hidung Zevan.
"Aaaaaa!" Zevan terkejut bukan kepalang, melihat perubahan sikap yang dialami wanita cantik itu.
"Bocah ... maukah kau menjadi pendamping hidupku, untuk selamanya?" tanya sang wanita, yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya, menuju wajah Zevan. Bibirnya yang merah merona itu, seakan ingin ******* habis bibir Zevan.
"Aaaaaa!!! Sistem! Kembalikan seperti semula!" Zevan sontak terkejut dengan apa yang tengah dihadapinya itu.
[Aku belum mendengar jawaban Tuan!]
"Baiklah baiklah! Aku mengerti! Cepaaaat!"
[Jawaban dikonfirmasi! Sistem! Penurunan Kharisma seperti semula!]
[Sistem! Menghilangkan ingatan sang wanita: diaktifkan!]
Belum sempat bibir itu menyentuh bibir Zevan, sang wanita sempat terkejut, dan sontak menjauhkan wajahnya. Ia lalu mendapati Zevan tengah terduduk, seraya menatap penuh keheranan padanya.
"Nyonya, anda baik-baik saja?" tanya Zevan, demi memastikan bila wanita itu telah kembali seperti semula.
"S-s-siapa kamu?! K-k-kenapa aku bisa ada disini?!" tanya kembali sang wanita, dengan raut wajah kebingungan.
"Anda tadi telah menabrakku Nyonya. Tapi, aku sungguh tidak apa-apa," jawab Zevan sambil tersenyum.
Sang wanita dengan segera bangkit dan berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya. Ia lalu masuk kedalam mobil, seraya menyalakan mesinnya. "Sepertinya tadi aku hampir mencium anak itu," ucapnya seraya menginjak pedal gas.
Zevan pun segera menyingkir dari jalanan, dan membiarkan wanita yang telah menabraknya itu, pergi meninggalkannya. "Haaa ... hampir saja," ucapnya sambil menggeliatkan tangan ke arah belakang.
[Tuan. Apa ada yang bisa ku bantu?]
Mendengar suara misterius itu, membuat Zevan menghela nafasnya dengan perlahan. Ia lalu menyadari, bila semuanya benar-benar terjadi secara nyata. "Sistem, darimana kau berasal?" batin Zevan.
[Aku berasal dari kebaikanmu, Tuan!]
"Kebaikanku? Apa karena telah menolong nenek-nenek itu?" tanya Zevan dalam hatinya.
[Betul! Beliau sebenarnya berasal dari masa depan. Tuan telah menjadi subjek percobaan sebuah sistem, yang sudah diciptakannya di masa depan itu]
"Masa depan kah? ... hmm ... jadi nenek itu telah melintasi waktu, dan bertemu denganku, lalu sengaja memilihku sebagai subjek percobaannya?" ucap Zevan dalam pikirannya.
[Benar! Sistem ini, hanya akan dianugerahkannya setiap seratus tahun sekali. Dan Tuan, adalah orang pertama yang beruntung]
Zevan semakin memahami maksud dari suara misterius itu. Ia terus berfikir dan berfikir, seraya melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut.
"Hmm ... sejak tadi, aku merasakan kalau sistem itu dapat memanipulasi seluruh data, status, dan kepribadian yang ada dalam diriku. Benarkah?" tanya Zevan dalam hatinya.
[Benar! Tuan dapat memintaku untuk meningkatkan stamina, ketangkasan, kekuatan, kecerdasan, bahkan uang pun dapat ku berikan jika tuan mau]
Zevan seketika menghentikan langkah kakinya, tepat disebuah jembatan yang sempat disinggahinya. "Uang? Bagaimana caramu memberiku uang? Apakah uang itu benar-benar ada dan legal secara hukum?!" tanya Zevan, yang semakin penasaran dengan keuntungan sistemnya
[Tentu saja! Tuan tak perlu khawatirkan hal itu! Cukup membuka rekening tabungan, maka aku dapat meningkatkan jumlah saldonya sebanyak yang Tuan inginkan!]
Zevan seketika meraih beberapa kerikil kecil yang terletak diatas trotoar jembatan. "Tidak tidak tidak! Itu bisa melanggar hukum! Bagaimana nanti jika pihak otoritas keuangan mencurigai aktivitas keuanganku? Aku tak ingin berakhir dipenjara karena hal itu!" ucap Zevan dalam hatinya, seraya melemparkan kerikil-kerikil itu ke arah sungai, yang terletak dibawah jembatan.
(Cluk!)
[Hal itu sangat mudah ku atasi! Sistem akan memanipulasi data rekening Tuan, agar menghindari kecurigaan pihak berwenang. Bahkan, akupun dapat membuat Tuan menjadi penguasa di kota ini!]
(Cluk!)
Zevan sempat menunda melempar kerikilnya, setelah mendengar perkataan suara misterius tersebut. "Penguasa kah?" batinnya seraya termenung menatap aliran sungai, yang sangat deras itu.
[Betul! Bagaimana? Apa Tuan tertarik]
(Cluk!)
Setelah melempar kerikil terakhir, Zevan menghembuskan nafasnya dalam-dalam, lalu menghempaskannya dengan perlahan. "Baiklah! Selagi tidak melanggar hukum, aku akan membiarkanmu bertindak semaumu. Tapi, untuk sekarang ini, aku hanya ingin fokus sekolah. Apa kau bisa membantuku?" pikir Zevan.
[Akan ku lakukan dengan senang hati, Tuan!]
...****TBC*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sang M
Dasar Host goblokkk. dancookkk Thor !!!! pilih host yg jenius bukan bego kayak ini.
2024-09-30
0
Diva.Aya
Sistem baik uwaaa beda nih
2023-06-11
2
Pengguna system v.02
kamu nenyeea? kamu berTenyeaa-tenyea?
2023-05-31
0