[Selamat pagi, Tuan]
Sapaan itu terdengar, saat Zevan membuka kelopak matanya secara perlahan. Matanya mengerjap sesaat, lalu membangkitkan tubuhnya hingga terduduk diatas ranjang. "Selaaa—mat paaagi sistem" ucapnya dalam hati, seraya menggeliat.
Zevan beranjak turun dari ranjangnya, dan berjalan terhuyung-huyung menuju kamar mandi. "Sistem, bagaimana cuaca hari ini?" tanya Zevan dalam hatinya, sambil meraih sebuah sikat gigi.
[Sistem! Pemindaian cuaca!]
[Selasa, 5 mei 2020]
[Kualitas udara: 81%]
[Tingkat polusi udara: 10%]
[Ketebalan awan: 35%]
[Kecepatan angin: 21 Knot]
[Arah angin: Barat]
[Kemungkinan hujan: 67%]
[Kesimpulan: Cuaca hari ini sedikit mendung, dengan kualitas udara yang baik. Kecepatan angin masih dalam batas normal, dan kemungkinan hujan yang terjadi pada siang hari]
"Sungguh, sangat-sangat detail sekali," ucap Zevan dalam hatinya, seraya menggosok-gosokan gigi, dengan mulut yang sudah penuh dengan busa.
(Tuk tuk tuk!)
Terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar kamar. Kedapnya ruangan dalam kamar mandi, membuat Zevan tak dapat mendengar suara ketukan tersebut.
[Tuan, Aulia datang membawakan sarapan pagi]
Zevan berkumur-kumur, lalu mengarahkan mulutnya ke arah lubang wastafel, seraya menyemburkan cairan busa pasta gigi. "Sistem, aku sedang tidak bisa keluar sekarang. Apa kau bisa mengatasinya?" pinta Zevan, yang merasa enggan untuk keluar dari kamar mandi.
[Baiklah, Tuan]
[Sistem, mendoktrin pikiran target: Aulia Maharani, diaktifkan!]
[Sistem, mengendalikan pikiran target: Aulia Maharani, diaktifkan!]
[Sistem, membuka pintu secara otomatis, diaktifkan!]
Sistem mengendalikan pikiran Aulia, agar membuka pintu kamar dan memasukinya. Gadis itu kemudian berjalan menuju meja yang terletak disudut ruangan, lalu meletakkan sepiring hidangan sarapan pagi, beserta segelas susu hangat keatas meja tersebut.
Demi membuat kenyamanan untuk Tuannya, sistem membawa tubuh Aulia berjalan menuju pintu kamar, lalu menguncinya rapat-rapat.
[Sistem! Melepas pikiran target: Aulia Maharani, diaktifkan!]
[Sistem! Melepas doktrin target: Aulia Maharani, diaktifkan!]
[Sistem! Mengunci pintu secara otomatis, diaktifkan!]
Aulia seketika tersadar dari lamunannya, meski sebelumnya ia tak menyadari, bila tubuhnya bergerak dengan sendirinya. "Loh, kenapa aku bisa ada disini?" ucapnya dengan penuh keheranan. "Ahh aku lupa harus membawakan sarapan pagi untuk para tamu!" Ia lalu bergegas menuju pintu lift dengan tergesa-gesa.
[Tuan, semua aman terkendali]
Zevan akhirnya keluar dari kamar mandi, setelah membersihkan seluruh tubuhnya. "Terima kasih sistem," ungkapnya seraya menggosok-gosokan rambutnya dengan handuk kecil.
Perhatiannya seketika tertuju pada sepiring makanan pagi, dan segelas susu hangat yang telah diantarkan oleh Aulia. "Aku sudah lama tidak minum susu," batin Zevan sambil meraih segelas susu tersebut.
[Tunggu tuan!]
Belum sempat gelas itu menyentuh bibirnya, Zevan terkejut saat sistem berusaha mencegahnya. "Ada apa? Apa ada yang salah?" tanya Zevan dalam hatinya, dengan sebuah gelas kaca yang berada dalam genggaman tangan kanannya.
[Aku mendeteksi adanya ancaman yang akan membahayakan Tuan!]
[Sistem! Menganalisa kandungan dalam susu Tuan!]
"Haaaaaa?" Zevan tercengang dengan perkataan dan tindakan sistemnya.
[•••••Komposisi susu buatan Aulia Maharani •••••]
[Susu bubuk: 25%]
[Air: 45%]
[Gula: 10%]
[Air liur: 4%]
[Sianida: 8%]
[Tetrodotoxin: 5%]
[Strychnine: 3%]
[Analisa selesai!]
[Tuan! Jangan diminum! Susu itu beracun!]
Matanya membelalak lebar, seiring dengan tangan yang bergetar-getar. "B-b-beracunn?! Apa maksudnya ini! Kenapa Aulia sangat ingin membunuhku?!" batin Zevan dengan penuh rasa ketidakpercayaan, atas rencana pembunuhan yang dilancarkan Aulia terhadapnya.
Zevan dengan segera berjalan menuju wastafel kamar mandi, lalu membuang seluruh air susu tersebut kedalam lubang wastafelnya. "Aku tak menyangka dengan perbuatannya! Apa semua gara-gara kekerabatanku dengan Alexa?!" Zevan bergegas keluar dari kamar mandi, dan meletakkan gelasnya keatas meja.
"Sistem! Tunjukkan perubahan data perasaanya padaku!" perintah Zevan dalam hatinya, seraya mengenakan seluruh pakaian seragam sekolahnya.
[Baik Tuan!]
[Sistem! Membuka data perasaan Aulia Maharani, diaktifkan!]
[Sistem! Memperbaharui data perasaan Aulia Maharani terhadap Tuan, diaktifkan!]
[•••••Aulia Maharani•••••]
[Rasa suka: 0%]
[Rasa kagum: 2%]
[Rasa segan: 4%]
[Rasa benci: 30%]
[Rasa hormat: 4%]
[•••••Membuka Data Baru•••••]
[Rasa dendam: 30%]
[Rasa ingin membunuh: 30%]
[Kesimpulan: Aulia Maharani benar-benar membenci Tuan, dan sangat berhasrat ingin membunuh Tuan!]
(Brugh!)
Zevan yang tengah mengenakan celana sekolahnya pun sampai terjungkal ke arah depan, karena terkejut mendengar pengakuan sistemnya. "Aaaleeexaaaaaa!" Hatinya menjadi murka, setelah dirinya ikut terbawa-bawa masalah, yang diperbuat oleh kakak angkatnya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa saat kemudian, Zevan yang tengah berada dalam ruangan lift, mendapati pintu lift terbuka, dan segera menapakkan kakinya pada lantai lobby. Ia lalu berjalan menuju pintu lobby apartemen, seraya menolehkan wajahnya ke arah meja resepsionis.
"Rara tidak ada? Sedang libur kah?" pikirnya sambil terus berjalan melewati pintu lobby apartemen.
Zevan kembali memusatkan perhatiannya ke arah depan, dan bergegas melangkahkan kakinya keluar dari gerbang apartemen. "Kali ini, aku mesti waspada. Tidak menutup kemungkinan ada ancaman-ancaman yang lain, yang akan berusaha untuk melenyapkanku," batinnya, sambil mempercepat langkah kakinya menuju gedung sekolah.
[Tuan! Berhati-hatilah! Aku mendapati sekumpulan orang-orang mencurigakan, yang tengah berjalan mengikuti Tuan dari kejauhan]
"Sudah kuduga! Apa sih kemauan mereka?!" Zevan sempat berniat menolehkan wajahnya ke arah belakang.
[Tuan! Jangan menoleh kebelakang!]
Zevan dengan sigap meluruskan kembali pandangan wajahnya ke arah depan, setelah mendengar seruan sistemnya.
[Tetaplah berjalan seperti biasa! Aku yang akan mengawasi tindakan mereka dari belakang!]
Zevan yang tengah berjalan terburu-buru pun seketika melambatkan langkah kakinya, karena mengerti apa maksud dari sistem. Ia berjalan-jalan dengan santai dan tenang, melewati sebuah taman perkotaan yang nampak sangat sedikit pengunjungnya, dan menunggu arahan selanjutnya dari sistem.
Terlihat enam orang pria berpakaian jas hitam, lengkap dengan masing-masing kacamata hitam yang mereka kenakan. Sekumpulan orang itu berjalan membuntuti Zevan, seraya memasukan tangan kanan kedalam sisi jas mereka, seakan-akan tengah menggengam sesuatu.
[Tuan, berhentilah dan coba menengok ke arah taman]
Mendengar arahan sistem, membuat Zevan sontak berhenti lalu menolehkan wajahnya ke arah taman, yang terletak disisi kirinya.
Saat melihat anak itu berhenti, itulah kesempatan emas mereka, dan segera memanfaatkan kesempatan tersebut dengan mengeluarkan sebuah pistol, dari masing-masing sisi jas hitam mereka, lalu mengarahkannya ke arah Zevan.
[Sistem! Memperlambat kecepatan waktu: 5 kali lipat, diaktifkan!]
(Dooooooooorr!)
Waktu pun melambat, seiring dengan lesatan peluru-peluru yang turut melambat, dan mengarah ke arah tubuh Zevan. Tanpa alasan yang jelas, para pria mencurigakan itu berniat menghabisi nyawa Zevan, dengan menembakkan pistol kearahnya.
[Sistem! Menghentikan waktu, diaktifkan!]
Lesatan peluru-peluru itu, seketika berhenti dan melayang sekitar beberapa meter dari tubuh Zevan. Sistem mengatur segalanya, demi menjaga keamanan nyawa Tuannya.
[Sistem! Memutar arah laju peluru, diaktifkan!]
Seluruh peluru-peluru itu tiba-tiba berputar dan berbalik dengan sendirinya, hingga membuat ujung proyektilnya menghadap tepat ke arah para pria mafia tersebut.
[Sistem! Mengembalikan kesadaran Tuan, diaktifkan!]
Zevan akhirnya tersadar, setelah sebelumnya terperangkap dalam konfigurasi pelambat, dan penghentian waktu oleh sistemnya.
Ia lalu menoleh ke arah belakang, dan mendapati para pria yang mencurigakan itu tengah berdiri mematung, bersamaan dengan terhentinya seluruh lalu lintas kendaraan, orang-orang yang berjalan, burung-burung yang berterbangan, serta seluruh dedaunan yang melambai-lambai. Semua aspek kehidupan dalam pandangan mata Zevan, dengan mutlak berhenti seketika.
Zevan pun sontak tertegun, saat menyaksikan beberapa peluru tengah melayang dihadapannya. "Apa yang telah terjadi?" tanya Zevan dengan penuh kebingungan.
[Tuan, orang-orang itu berniat membunuh anda. Aku telah menghentikan perputaran waktu, dan membuat seluruh peluru yang mereka tembakkan ke arah Tuan, kembali mengarah menuju mereka]
Rasa penasaran seketika muncul dalam hati Zevan, yang membuatnya berniat menyentuh peluru-peluru tersebut.
[Jangan disentuh Tuan! Peluru itu telah ku atur arahnya sedemikian rupa, agar mengarah tepat menuju tubuh pria-pria itu!]
Zevan mengedipkan matanya berulang-ulang, seakan tak menyangka dengan perkataan-perkataan sistemnya. "Lalu, apa yang harus ku lakukan sistem?!" tanya Zevan, yang sedikit beringsut mundur kebelakang.
[Tuan, anda tak perlu repot-repot memikirkan langkah selanjutnya. Cukuplah berjalan dengan tenang, menuju sekolah]
Zevan sontak berbalik badan, lalu menghela nafasnya secara perlahan. "Baiklah. Ku serahkan semuanya padamu," ucapnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut, dan bergegas menuju gedung sekolah.
Setelah mendapati Tuannya telah menjauh, sistem dengan segera mengatur langkah selanjutnya. Keamanan Tuannya, menjadi prioritas yang sangat diutamakan.
[Terkutuklah kalian wahai orang-orang suruhan keluarga Leonardo!]
[Sistem! Menjalankan perputaran waktu, diaktifkan!]
Peluru-peluru itu seketika melesat dengan cepat, menuju arah masing-masing tubuh pria mencurigakan tersebut.
(Ncebb!)
Seperti kata pepatah 'senjata makan tuan', mereka sontak tersungkur ke atas lantai trotoar, setelah peluru-peluru yang melesat dengan cepat itu, menembus tubuh mereka, hingga menancap tepat pada masing-masing jantung orang-orang suruhan keluarga Leonardo tersebut.
Peristiwa penembakan misterius itu pun membuat seluruh orang yang menyaksikannya menjadi gempar. Para pejalan kaki sontak menjerit histeris, saat mendapati enam orang pria dengan pakaian jas yang seragam itu, tergeletak tak bernyawa diatas trotoar jalanan.
...*****TBC*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Wes sak karepmu laaahh, marakke mumeett..... monitoring duluuu...🤔🙄😩😩😠
2023-05-13
1
Hades Riyadi
MC-nya pah-poh ga punya peran samasekali...cerita apa ini... MC-nya malahan sistem...🤔🙄😩😠😠😡
2023-05-13
1
GilangRamadhan
yoo
2023-02-26
1