...BAB 15...
...Keseriusan Fadil...
"Bagaimana tadi, filmnya seru kan?!"
Fadil menghampiri Lyra dan duduk di sampingnya sambil membawakan dua bungkus burger dan minuman boba untuk mereka berdua.
Lyra mengangguk. "Iya, filmnya seru..." jawabnya tersenyum kecil dan menerima makanan dan minuman yang Fadil beli barusan. "Terimakasih..." ucapnya.
"Sama-sama..." ucap Fadil kembali.
Lalu Lyra kembali fokus melihat ke depan jalanan sambil meminum bobanya dengan sedotan, seraya mengamati setiap orang yang sibuk menghabiskan waktu malam mingguan bersama dengan pasangan dan juga keluarga mereka masing-masing.
Seperti halnya mereka yang sedang duduk berdua di kursi taman saat ini, dan itu adalah pertama kalinya Lyra tak menolak ajakan dari seorang pria, setelah Raffa dulu.
Lagi dan lagi, Raffa lah yang selalu Lyra ingat dan singgung di pikirannya sendiri.
Setelah tadi mereka menghabiskan waktu 3 jam lebih menonton film di bioskop. Mereka pun memutuskan untuk jalan-jalan di taman.
Fadil menghela nafasnya dalam, acapkali melihat Lyra yang kembali terdiam.
"Sepertinya, tadi kau kurang menikmati filmnya. Kenapa, apa ada hal lain yang mengusik pikiranmu saat ini?" tanya Fadil lembut seraya menatap lekat Lyra yang kini juga menoleh ke arahnya.
"Em tidak, aku baik-baik saja kok!" ucapnya tersenyum gugup.
Namun Fadil seperti menangkap ada keresahan di wajah Lyra saat ini. Senyum Lyra seolah di paksakan dan Fadil dapat merasakan itu.
"Jika ada yang mengganjal di hatimu, katakanlah padaku. Aku tidak ingin membuat orang di dekatku jadi tidak nyaman karenaku." ujarnya lagi.
Lyra kembali menggeleng kepala dan tersenyum. "Tidak. Aku tidak apa-apa Mas Fadil, beneran kok!" ucapnya lagi meyakinkan pria yang kini super perhatian padanya.
Fadil menyunggingkan senyumnya, sendu. Lalu menundukkan sedikit kepalanya. Melihat kedua tangan kekarnya yang ia kepal dan tautkan bersama, sebab rasa cemas yang berlebihan di hatinya.
Fadil khawatir, jika Lyra tak senang karna ia sudah mengajaknya jalan berdua malam ini. Tapi, Fadil pun tak bisa terus-menerus menahan gelora di dadanya. Dan ingin segera ungkapkan semua rasa yang selalu tersimpan di hatinya. Baginya, ini adalah waktu yang sangat tepat untuk ia sampaikan pada Lyra.
Fadil kembali menatap Lyra, dengan pandangan yang dalam dan juga lembut
"Lyra, kita telah sama-sama dewasa. Jadi, masa kita pun untuk bersenang-senang hanyalah sedikit. Kamu pasti tahu dan mengerti apa maksudku untuk mengajakmu jalan malam ini kan?!" ujarnya.
Fadil mencoba menguji Lyra dengan pertanyaannya itu. Apakah wanita di depannya itu akan dapat langsung mengerti dengan ucapan seriusnya atau tidak?
Lyra tertegun dengan ucapan Fadil dan mencoba untuk mencerna apa yang hendak ia katakan.
Fadil merubah posisi duduknya, berbalik ke samping, meraih kedua tangan Lyra dan menggenggamnya erat, mengusapi jari jemari Lyra dengan lembut. Sontak Lyra terkejut dengan apa yang dilakukan Fadil kepadanya. Wajahnya kembali gugup dan bersemu merah.
"Lyra, sejujurnya sudah lama sekali aku memendam perasaan suka padamu. Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu. Dan malam ini, aku ingin mengutarakan semua maksudku, bahwa aku... Ingin sekali kamu menjadi istriku... Maukah kamu, menikah denganku. Lyra Az-Zahra?!" ucapnya tiba-tiba. Pelan namun terdengar sangat jelas di telinga Lyra.
Deg deg deg
Lyra semakin terkejut. Seketika jantungnya berdegup sangat cepat, saat mendengar pernyataan Fadil kepadanya. Jujur saja, ini terlalu cepat baginya dan ia belum siap untuk menjawabnya.
Fadil memang pria yang sangat baik dan tampan, namun Lyra pun belum merasakan ada getaran cinta di hatinya untuk Fadil. Hanya ada rasa sungkan juga perasaan tak enak karena selama ini Fadil dan keluarganya selalu bersikap baik kepadanya dan juga Ibunya.
Tetapi mengingat lagi ibunya yang menginginkannya untuk segera menikah di tahun ini. Lyra pun bisa apa? Lyra juga tak ingin terus-menerus mengecewakan hati Ibunya. Beliau ingin sekali melihat putrinya menikah dan bahagia.
Lyra tahu jika Fadil pun serius dengan ucapannya, dapat ia lihat dari sikap dan perhatiannya selama ini. Namun Lyra bimbang dengan keputusan mana yang harus ia ambil saat ini. Di lain sisi dia pun sebenarnya tak ingin meninggalkan Keyla. Gadis kecil yang sudah sangat melekat di hatinya. Lyra menyayangi Keyla dan sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Lyra pun tercenung dan kembali mengingat semua perkataan Keyla tadi, sebelum gadis kecil itu terlelap tidur di tempat tidurnya, dan sebelum Lyra pulang di jemput Fadil.
"Tante, Tante janji kan, akan selalu ada temani Keyla kapanpun..." ujarnya sebelum Keyla tidur memenjamkan matanya.
Setelah sore itu ia marah besar karna membicarakan tentang Papanya yang akan menikahi Viona.
Lyra tersenyum sendu menatap gadis kecil itu seraya mengusapi pipinya yang putih.
"Maaf sayang, tapi Tante tidak bisa berjanji untuk menemanimu selamanya..."
"Kenapa Tante?!" tanyanya yang langsung mengerutkan keningnya, memelas sedih.
Lyra semakin sendu menatap wajah sedih Keyla. Tak tega sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Dia pun tak ingin jika Keyla terus menerus bergantung hidup padanya.
Perlahan Lyra mengecup lembut keningnya Keyla.
"Karna suatu saat nanti, Tante juga akan menikah, jadi Tante harus mengurusi keluarga Tante sendiri. Tapi jika kamu ingin ketemu sama Tante, Tante pasti akan senang hati menerimamu kapan saja kamu mau... Pintu rumah Tante akan selalu terbuka lebar buat kamu sayang..." ucap Lyra lembut.
Lyra mencoba menghibur hati Keyla, tapi tetap saja wajah kecilnya tak bisa menutupi rasa kesedihannya.
"Tante, kenapa tidak Tante saja yang menikah dengan Papa? Untuk itu kita bisa selalu sama-sama seperti ini..." celotehnya lagi dengan suara polosnya.
Lyra pun menggeleng tersenyum mendengar permintaan Keyla yang aneh.
"Tentu tidak bisa sayang, Papamu kan sudah mau menikah sama Tante Viona. Jadi tidak mungkin kalau Papamu menikahi Tante." ujar Lyra dengan berat hati ia katakan.
Tidak mungkin jika Lyra bersatu lagi dengan Raffa, walau misalnya Raffa masih sendiri. Karna Lyra tahu tak pernah ada cinta di hatinya Raffa untuknya.
Keyla menangis tersedu lalu memeluk erat pinggangnya Lyra. "Tante, tapi Key nggak suka dia. Keyla nggak mau dia yang jadi Mamanya Key..." ungkapnya lagi terisak-isak dalam.
"Keyla sayangnya sama Tante Rara..." lirihnya lagi.
Lyra semakin terenyuh dan ikut menangis merasakan perih di hatinya. Rasanya tak tega untuk meninggalkan gadis kecil itu.
Lyra membalas pelukan Keyla dengan penuh kasih sayang.
"Tante, Tante juga sayang sama kamu Key..."
"Tapi Tante tidak bisa terus temanin Key, kalau Tante nanti menikah dan pergi. Keyla pasti akan kesepian..." isaknya lagi yang semakin kencang dan dalam.
Tanpa Lyra sadari, ia sudah meneteskan air matanya lalu mengusapnya dengan cepat.
"A, aku..." ucapnya lirih dan terbata-bata.
Fadil membantu mengusap pipi Lyra yang sudah basah dengan air mata. Melihat ada kesedihan di wajah Lyra. Dia pun mengerti, mungkinkah Lyra belum siap menjawab dan memutuskannya. Untuk itu dia pun tak ingin memaksanya dulu.
"Jika kamu belum siap menjawabnya, aku akan menunggumu hingga kamu telah siap... Santai saja tak harus kamu jawab hari ini juga." Fadil tersenyum manis lalu ia berdiri dan meraih tangannya Lyra.
"Ayo kita pulang ini sudah larut malam. Aku khawatir Ibumu akan cemas menunggumu di rumah..." sahutnya mengajak pulang.
Lyra mengangguk setuju. "Terimakasih Mas Fadil, kamu sudah mengerti aku..." ucapnya yang semakin tak enak karna harus menggantung dulu permintaan Fadil padanya.
Namun Lyra pun butuh waktu untuk berpikir. Karna ini adalah tentang masa depannya. Dia harus memikirkannya matang-matang.
Keduanya pun kembali ke mobil dan pulang, sebab malam itu sudah sangat larut.
Bersambung...
...*****...
Siapakah nanti yang akan jadi jodohnya Lyra? Fadil-kah atau kembali bersama Raffa? ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
HARUS sama Fadil ....
🤣🤣🤣🤣🤣😍😍😍😍😍😍
2024-01-02
1
Amalia Aqmarina
lebih baik sama Fadil yg tulus cinta dr PD sama Raffa yg cuma dijadikan pelarian,,lebih bagus dicintai dr pada mencintai seseorang yg blm pasti
2023-01-30
1
Defi
maunya sama Fadil aja lagi pun sudah lama dia suka sama Lyra.. Kalau soal Lyra belum ada cinta, semoga saja bisa luluh dengan ketulusan Fadil.. Raffa sikapnya plin plan dan kurang tegas. Apalagi masalah dengan Viona belum selesai dari pada nanti menyakiti Lyra.. tapi kembali lagi ke othor, kami pembaca ngikut aja..
2023-01-29
1