Anak Hiperaktif

...BAB 3...

...Anak Hiperaktif...

"Sudah Ibu katakan sejak dulu, kau menikah saja dengan Danu. Dengan begitu kita tak perlu lagi hidup susah-susah seperti ini!" Ibu Rukanda terisak kencang, menangisi semua nasib hidupnya. Membodohi Lyra karna bisa termakan oleh rayuan Raffa, yang mau-maunya Lyra di jadikan sebagai tempat pelariannya selama ini.

Sejak Lyra menceritakan kalau dirinya sudah putus dengan Raffa, Ibu Rukanda tak terima dan sangat kecewa sekali. Dia pikir dia akan cepat mendapatkan menantu yang bisa mengangkat derajat keluarganya. Sejak dirinya di tinggal pergi oleh mendiang suaminya. Rukanda jadi sering sakit-sakitan dan tak bisa lagi bekerja menjadi asisten rumah tangga. Walau Lyra memang punya bisnis kecil-kecilan menjual jenis pakaian anak. Tapi itu belum cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka. Apalagi Lyra dengan gigihnya ingin meneruskan kuliahnya lagi.

"Ibu... Kenapa sih Ibu selalu saja memaksaku untuk menikah dengan Danu?! Lyra nggak suka dia Bu..." lirihnya seraya menatap sendu pada wajah ibunya. Berharap sang Ibu bisa mengerti, bahwa pernikahan tak selalu harus di paksakan.

"Kenapa kau selalu saja membawa cinta, cinta dan cinta terus! Memangnya cinta bisa membuat perutmu kenyang apa?! Danu itu kaya, punya sawah berhektar-hektar di kampung dan juga perternakan sapi! Ibu yakin kuliahmu juga tak akan pernah putus di tengah jalan karena terpaksa harus membiayai pengobatan ibu! Lihat saja, mana cinta yang kau agung-agungkan selama ini?! Cinta hanya membuatmu sakit hati dan terpuruk saja! Coba saja bila ibu ketemu lelaki ku-rang a-jar itu lagi, ibu pasti akan memukulnya tanpa ampun!" sungutnya berapi-api, dengan nafas yang naik turun.

Lantas Bu Rukanda menyenderkan punggungnya di kursi seraya memijat kepalanya yang kembali berdenyut nyeri. Menenangkan hati dan pikirannya agar tak kembali tersulut emosi.

"Ibu... Sudah dong Bu, kalau marah-marah terus nanti tensi ibu bisa naik lagi..." Lyra menghela nafas kasar.

Bagaimana caranya agar Ibunya bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Ah bukan, tepatnya Lyra adalah wanita selingkuhannya Raffa. Karna Raffa adalah kekasih temannya. Ya, Lyra mencoba terus menyadari siapa dirinya dan menerima bahwa dirinya memang selingkuhannya Raffa, jika di bandingkan Dania yang cantik jelita dan lebih dari segala-galanya. Tentu ia akan tetap kalah saing.

Coba saja dulu ibu Rukanda tak terus menanyakan Raffa kepadanya, yang akhirnya mau tak mau Lyra menceritakan bahwa Raffa tak pernah serius menjalin hubungan bersamanya, Ibu Rukanda hampir jantungan mendengarnya, jika sebenarnya Raffa adalah kekasih dari Dania teman putrinya sendiri.

Selain memiliki riwayat darah tinggi, Bu Rukanda juga mengidap penyakit diabetes. Mau tak mau, Lyra harus berhenti kuliah dan fokus mencari uang untuk biaya pengobatan Ibunya sendiri di Surabaya. Untungnya saja Om Rudi, Omnya Lyra sigap membantu mereka. Om Rudi mengajak Lyra berserta Ibunya pergi ke Surabaya dan sementara tinggal di kontrakan miliknya disana.

"Ibu tahu kau bicara begini karna kau masih ngeharepin lelaki tak tahu diri itu kan?! Buat apa kau masih ngarepin lelaki seperti dia sih nduk?! Makan tuh cinta butamu itu! Lain kali jika ibu nemuin lelaki yang sudah mapan dan masih lajang! Mau tak mau kau harus mau Ibu jodohkan dengannya, titik!" perintahnya tegas.

Bu Rukanda pun beranjak dar kursi lalu berjalan masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Berharap rasa kecewa dan sakit di hatinya akan hilang, sebab karna putri semata wayangnya harus menjadi korban cinta dari lelaki playboy macam Raffa.

Lyra menatap kosong ke arah televisi yang masih menyala. Mengerjap matanya yang sudah perih dan mengembun. Lyra berjanji tak akan lagi mudah jatuh cinta dan menerima seorang lelaki. Hatinya sudah terlanjur kecewa dan trauma di permainkan oleh Raffa. Saat ini Lyra hanya ingin fokus dengan menekuni pekerjaannya sendiri.

Hingga waktu pun bergulir dengan cepat. Usia Lyra kini sudah menginjak 29 tahun. Itu artinya sudah tujuh tahun berlalu.

Usaha Lyra akhirnya menuai hasil, dia bisa membuka toko pakaian anak-anak dan mainan sendiri dengan kerja kerasnya selama ini, juga rumah di kampung yang berada di kota Semarang akhirnya laku terjual. Hingga di Surabaya Lyra bisa membelikan rumah untuk ibunya.

Sudah beberapa akhir ini. Telah banyak lelaki mapan yang datang ke rumah ingin melamar Lyra, namun ia masih tetap memilih hidup sendiri, dan hal itu membuat Ibu Rukanda kembali kesal karena Lyra tak mau juga menikah di usianya yang sudah tak lagi muda.

"Mau sampai kapan kamu menolak terus pria yang datang kemari, nduk?!" tanya Bu Rukanda yang sudah tak sabar ingin segera melihat putrinya menikah.

"Nggak tahu Bu... Lyra hanya belum srek aja sama mereka..." jawabnya sekenanya saja sambil memotong-motong tempe untuk di buat keringan.

Bu Rukanda mendesah kasar. "Kamu harusnya mikirin kondisi Ibu toh nduk. Ibu ini sudah tua. Teman-teman seusia ibu sudah banyak cucunya. Lah kamu nikah aja belum, gimana mau ngasih ibu cucu?!" gerutunya lagi sambil mengaduk-ngaduk kesal sayur lodeh di dalam panci, pagi itu.

"Nanti saja Bu, kalau Lyra sudah temui lelaki yang srek di hati Lyra..." jawabnya lagi dengan santai.

"Srek di hatinya itu kapan toh Nduk?! Jangan bilang ya kalau kamu itu lebih memilih menikah dengan lelaki yang harus kamu cintai! Bosan tahu nggak ibu dengernya!" sungutnya lagi. "Kamu tahu nduk, Ibu sama Ayahmu dulu saja menikah tanpa cinta. Buktinya kami bisa hidup bersama sampai punya kamu, bahkan tak sekalipun kami berdua bertengkar apalagi sampai mengkhianati pasangan!" ungkapnya lagi.

Bu Rukanda pun mematikan kompornya karena sayur lodehnya sudah matang. Lalu ia menghampiri putrinya yang masih asyik mengupas bawang merah dan putih, seolah acuh dan sudah kebal dengan ocehan ibunya sepanjang hari. "Nduk, tahu Pak Marjuki nggak?" tanyanya tiba-tiba.

Lyra menatap sekilas Ibunya lalu menggeleng kepalanya. Bu Rukanda mendengus nafas kasarnya dan duduk di depan putrinya.

"Itu loh, tetangganya kita depan kontrakan Om Rudi yang dulu kita tempati." jelasnya.

Lyra mengingat-ngingat lagi lantas ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya seraya membulatkan bibir. "Oh ya itu itu, Pak Juki-Juki itu ya tahu-tahu Bu... Emangnya kenapa dengan dia?!" tanya Lyra mengernyitkan dahinya. Bu Rukanda tersenyum lebar.

"Dia itu katanya punya anak laki-laki, sudah jadi Dokter loh... Kamu mau nggak Ibu jodohin sama dia?! Ibu sudah tanya sama Om Rudi kalau anaknya Pak Marjuki itu belum nikah lagi nyari calon istri. Eh, siapa tahu kamu cocok dan jodoh sama dia kan Nduk..." harapnya, menatap binar pada putrinya agar mau di ajak kerjasama.

Karna dia juga sudah bosan melihat putrinya melajang terus, sedang teman-teman kampungnya yang lain anaknya semua sudah menikah. Bahkan ada yang menikahkan anaknya di saat usianya yang masih belia 17 tahun.

Lyra menghela nafasnya kencang lantas meletakkan pisau di atas talenan. "Bu, bukannya Lyra nggak mau nikah! Lyra cuma malas saja ketemu lelaki dulu. Entahlah, Lyra merasa nyaman dan sudah terbiasa hidup sendiri seperti ini..."

"Astagfirullah nduk-nduk! Apa kamu mau bercita-cita jadi perawan tua?! Ibu malu tahu nggak, setiap kali ke warung di sindir terus sama ibu-ibu tetangga disini. Kapan katanya Ibu buat hajatan acara nikahan kamu Lyra?!"

Lyra kembali menghela nafasnya kencang. Lantas beranjak dari kursi lalu mencuci tangannya di wastafel. "Udah toh Bu, ngapain sih tanggepin omongan mereka?! Lagian kan mereka nggak ngasih makan kita juga... Udah ya Bu, Lyra mau siap-siap pergi ke toko udah jam setengah delapan nih..." sahutnya yang lekas mengalihkan pembicaraan.

Lyra pun bergegas masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian, karna tadi subuh dia sudah mandi. Lebih baik Lyra cepat-cepat pergi ke tokonya daripada terus-menerus mendengar ocehan Ibunya yang selalu mendesaknya agar cepat menikah.

Bukan Lyra tak ingin menikah, hanya saja hatinya belum siap menerima lelaki lain. Sedang dalam hati kecilnya masih terukir nama Raffa. Ternyata kisah mereka masih melekat di ingatan Lyra. Walau Raffa sudah membuatnya kecewa dan sakit hati, tapi Lyra tak memungkirinya jika cintanya pada Raffa begitu besar.

Lyra menaiki motornya dan bergegas pergi ke tokonya. Kebetulan tokonya memang sudah di buka dari pukul tujuh pagi. Ada dua karyawan yang Lyra pekerjakan untuk menjaga tokonya. Jadi Lyra tidak kuatir akan kewalahan bekerja sendirian.

Sesampainya di toko, Lyra pun masuk dan tiba-tiba tak sengaja perutnya di tabrak oleh seorang gadis kecil dengan rambut di kuncir dua.

"Ya Allah!" spontan Lyra mengusap dadanya kaget.

"Nenek-nenek! Key mau boneka panda yang besar itu!!" teriaknya meloncat-loncat girang di hadapan rak mainan sambil menunjuki boneka berukuran besar di atas rak. Tanpa peduli pada Lyra yang sudah di tabraknya.

"Iya Key... Sebentar dulu, tadi katanya kamu mau boneka beruang ini, kok sekarang jadi panda?! Yang benar yang mana?" tanya seorang wanita paruh baya lalu berjalan tergopoh-gopoh menghampiri cucunya.

"Pokoknya Key mau panda itu yang itu!" rengeknya lagi dengan nada kesal.

"Sayang tapi di rumah juga sudah ada dua boneka panda. Masa mau beli lagi panda?!" keluh sang Nenek. Menggeleng kepalanya tak habis pikir dengan polah cucunya itu.

"Nenek ngeselin banget sih! Setiap keinginan Key selalu aja nggak di penuhi!" anak kecil itu merenggut kesal lantas mengguncang kencang rak boneka di depannya hingga boneka-boneka itu berjatuhan ke lantai.

Semua orang disana terbelalak termasuk Lyra yang melihatnya. "Ya ampun Key, !!" teriak Nenek itu seraya menekan kepalanya yang berdenyut sakit dengan tingkah cucunya.

Lalu gadis kecil yang bernama Keyla itu pun berlari kencang keluar toko tanpa memperdulikan teriakan neneknya.

"Key! Keylaaa!" teriak wanita paruh baya itu memanggil.

"Ah, emm ibu tunggu disini saja, biar saya saja yang kejar dia yaa..." Lyra menawari diri untuk mengejar cucu nenek itu, yang di perkirakan gadis kecil itu masih berusia lima tahun.

Nenek itu mengangguk dan mengucap terimakasih banyak pada Lyra. Dan Lyra pun dengan cepat berlari mengejar Keyla.

Keyla terus berlari hingga hampir ke tengah jalan, tanpa memperdulikan banyak kendaraan yang melintas di jalanan.

"Nak, jangan lari awasss!" Lyra menarik cepat tangan gadis kecil itu ke tepi jalan. Lalu memeluknya erat. Seketika sebuah motor melintas cepat di depannya. "Ya Allah Nak, nyaris saja motor tadi menabrakmu!"

Wajah gadis kecil itu memerah, dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlarian.

"Kamu tidak apa-apa kan?! Bahaya jangan lari-lari di jalanan lagi ya!" Lyra memegang kedua bahu Keyla seraya menatapnya dengan cemas.

Bersambung...

...****...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

deeeuuh ... move on, Lyra !!!! 😓😓😓

2024-01-02

0

Defi

Defi

Aduh Ibu Rukanda kenapa terus memaksa Lyra hanya karena omongan tetangga 🤦‍♀️

2023-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Setahun Hanya Menjadi Tempat Pelarian
2 Kepergian Lyra
3 Anak Hiperaktif
4 Perubahan Sikap Keyla
5 Bakal Calon Mantu Ibu
6 Permintaan Nyonya Ambar
7 Bertemu Kembali Mantan
8 Kedekatan Putri Dan Mantannya
9 Saatnya Move-On Dari Cinta Masalalu
10 Pengasuh Baru Kejutan Untuk Keyla
11 Viona Yang Tak Tenang
12 Biarkan Cinta Datang, Seiring Berjalannya Waktu
13 Raffa Yang Bimbang Dalam Pilihan
14 Memutuskan Viona
15 Keseriusan Fadil
16 Keterkejutan Ambar
17 Ada Hubungan Apa Dengan Mereka?
18 Lyra Tak Bisa Berenang
19 Ku Ingin Kamu Menjadi Mama Baru Untuk Keyla
20 Lyra Yang Dilema
21 Masa Remaja Mereka Dulu
22 Memikirkan Keyla
23 Sebuket Bunga Mawar Untuk Lyra
24 Fadil Yang Posesif
25 Keyla Yang Merindukan Mama
26 Keyla Masuk Rumah Sakit
27 Mamamu Adalah Sahabat Kecil Tante
28 Pertemuan Fadil Dan Rubi
29 Kartu Undangan Pernikahan
30 Hati Yang Hampa
31 Kecelakaan Menjelang Pernikahan
32 Fadil Yang Koma
33 Dendam Seseorang
34 Permintaan Fadil Untuk Mereka
35 Akan Kutebus Sakit Hatimu
36 Kunjungan Raffa
37 Mimpi Buruk Rubi
38 Ganti Rugi
39 Akhir Yang Bahagia
40 Fadil Yang Gengsi
41 Seperti Mimpi Bagi Raffa
42 Rindu Menjadi Seorang Istri
43 Farah Membenci Rubi
44 Bagai Orang Asing
45 Rubi Hilang Arah
46 Terangan-Angan Kisah Cinta Mereka
47 Sikap Dingin Rubi
48 Hinaan Farah
49 Kehamilan Lyra
50 Haruskah Pergi Jauh
51 Jangan Pernah Bertemu Lagi
52 Tidak Bisa Jauh Darimu
53 Selingkuhan Suami Farah
54 Farah Pergi Menyusul Suaminya
55 Membuat Fadil Cemburu
56 Silakan Meminta Cerai
57 Membuntuti Rubi
58 Berjanji Akan Membahagiakanmu
59 Dia Bukan Wanita Penggoda
60 Seolah Karma Datang Menghantuinya
61 Siasat Sinta
62 Obsesi Sinta
63 Siapa Wanita Yang Kamu Cintai?
64 Hanya Salah Paham
65 Sinta Yang Tak Menyerah
66 Doni Yang Tak Adil
67 Farah Ingin Bercerai
68 Farah Menemui Rubi
69 Permohonan Farah Pada Rubi
70 Kedatangan Doni Meminta Yoga
71 Memperebutkan Yoga
72 Rubi Pergi Tanpa Pesan
73 Mempelai Wanita Yang Hilang
74 Menyusul Ke Luar Kota
75 Akhir Kisah Mereka
76 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Setahun Hanya Menjadi Tempat Pelarian
2
Kepergian Lyra
3
Anak Hiperaktif
4
Perubahan Sikap Keyla
5
Bakal Calon Mantu Ibu
6
Permintaan Nyonya Ambar
7
Bertemu Kembali Mantan
8
Kedekatan Putri Dan Mantannya
9
Saatnya Move-On Dari Cinta Masalalu
10
Pengasuh Baru Kejutan Untuk Keyla
11
Viona Yang Tak Tenang
12
Biarkan Cinta Datang, Seiring Berjalannya Waktu
13
Raffa Yang Bimbang Dalam Pilihan
14
Memutuskan Viona
15
Keseriusan Fadil
16
Keterkejutan Ambar
17
Ada Hubungan Apa Dengan Mereka?
18
Lyra Tak Bisa Berenang
19
Ku Ingin Kamu Menjadi Mama Baru Untuk Keyla
20
Lyra Yang Dilema
21
Masa Remaja Mereka Dulu
22
Memikirkan Keyla
23
Sebuket Bunga Mawar Untuk Lyra
24
Fadil Yang Posesif
25
Keyla Yang Merindukan Mama
26
Keyla Masuk Rumah Sakit
27
Mamamu Adalah Sahabat Kecil Tante
28
Pertemuan Fadil Dan Rubi
29
Kartu Undangan Pernikahan
30
Hati Yang Hampa
31
Kecelakaan Menjelang Pernikahan
32
Fadil Yang Koma
33
Dendam Seseorang
34
Permintaan Fadil Untuk Mereka
35
Akan Kutebus Sakit Hatimu
36
Kunjungan Raffa
37
Mimpi Buruk Rubi
38
Ganti Rugi
39
Akhir Yang Bahagia
40
Fadil Yang Gengsi
41
Seperti Mimpi Bagi Raffa
42
Rindu Menjadi Seorang Istri
43
Farah Membenci Rubi
44
Bagai Orang Asing
45
Rubi Hilang Arah
46
Terangan-Angan Kisah Cinta Mereka
47
Sikap Dingin Rubi
48
Hinaan Farah
49
Kehamilan Lyra
50
Haruskah Pergi Jauh
51
Jangan Pernah Bertemu Lagi
52
Tidak Bisa Jauh Darimu
53
Selingkuhan Suami Farah
54
Farah Pergi Menyusul Suaminya
55
Membuat Fadil Cemburu
56
Silakan Meminta Cerai
57
Membuntuti Rubi
58
Berjanji Akan Membahagiakanmu
59
Dia Bukan Wanita Penggoda
60
Seolah Karma Datang Menghantuinya
61
Siasat Sinta
62
Obsesi Sinta
63
Siapa Wanita Yang Kamu Cintai?
64
Hanya Salah Paham
65
Sinta Yang Tak Menyerah
66
Doni Yang Tak Adil
67
Farah Ingin Bercerai
68
Farah Menemui Rubi
69
Permohonan Farah Pada Rubi
70
Kedatangan Doni Meminta Yoga
71
Memperebutkan Yoga
72
Rubi Pergi Tanpa Pesan
73
Mempelai Wanita Yang Hilang
74
Menyusul Ke Luar Kota
75
Akhir Kisah Mereka
76
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!