Perubahan Sikap Keyla

...BAB 4...

...Perubahan Sikap Keyla...

Wajah gadis kecil itu memerah, dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlarian.

"Kamu tidak apa-apa kan?! Bahaya jangan lari-lari di jalanan lagi ya!" Lyra memegang kedua bahu Keyla seraya menatapnya dengan cemas.

Kepala gadis itu mengangguk dan sedikit tertegun menatap wajah teduh Lyra. Begitu pun dengan Lyra yang terus menatap penuh padanya. Sekilas wajah gadis itu seperti tak asing baginya. Wajahnya mirip dengan seseorang yang pernah ia kenali, namun Lyra masih belum mengingatnya dimana ia pernah bertemu.

Wajah anak ini_ Kenapa seperti tak asing bagiku yaa?! Tapi dimana aku pernah melihatnya? pikirnya. Lyra mengerutkan keningnya sambil terus mengingat-ngingat lagi.

Hingga suara wanita paruh baya tadi terdengar kencang memanggil cucunya dan membuyarkan semua lamunan Lyra.

"Keylaaa.... Ya Tuhann..." teriak Nenek itu panik, cepat dia menghampiri Lyra dan cucunya dengan langkah tergopoh-gopoh.

"Aduh Key, jangan bikin Nenek jantungan! Kalau Papa tahu kamu nakal begini, Papamu nanti bisa marah sama kamu!" gerutunya.

"Biarin aja Papa marah! Lagian Papa juga jahat, setiap hari nggak ada waktu buat temenin Key! Pasti pergi ke luar kota lagi dan lagi, alasannya selalu saja kerja dan akhirnya ninggalin Key di rumah sama Nenek!" timpalnya yang terus menggerutu kesal pada Neneknya.

Nenek menggeleng kepalanya seraya menarik nafasnya kasar. Lalu menoleh pada Lyra.

"Terimakasih banyak ya Nona sudah mengejar cucu saya ini, kalau tidak mungkin cucu saya barusan sudah tertabrak motor." ucapnya lega, pada Lyra.

"Sama-sama Bu... Em Key, namamu Keyla ya?!" kini Lyra memberanikan diri bertanya pada gadis kecil itu dan mencoba untuk mengakrabkan dirinya.

Gadis kecil itu mengangguk sekilas, yang masih betah dengan wajah cemberutnya, lalu bersedekap tangan di depan dada, membuat Lyra menahan senyumnya. Ya walau tampak judes, tapi gadis kecil itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

"Tadi, katanya kamu mau boneka panda?!" tanya Lyra mencoba membujuk gadis kecil itu agar tidak terus merajuk pada Neneknya.

Lyra hanya kasihan saja melihat Ibu yang sudah sepuh itu tampak sangat kewalahan dengan tingkah polah cucunya. Ya, di perkirakan wanita paruh baya itu sepuluh tahun lebih tua dari usia Ibunya Lyra. Sedang Ibunya Lyra sudah memasuki kepala lima.

Keyla mendongak dengan tatapan bengong menatap Lyra. "Iya, emangnya kenapa?" ketusnya lagi.

"Key! Bicara yang sopan ya Nak sama orang?!" tegur Nenek, lantas Nenek meminta maaf pada Lyra atas sikap cucunya yang memang terkenal bandel dan tidak bisa diam itu.

Lyra menggeleng tak apa. "Kalau gitu mau nggak, Tante kasih kamu boneka pandanya dengan cuma-cuma?!" tawar Lyra.

Gadis kecil itu kembali mendongak lalu membuka matanya lebar. "Mau! Mau-mau iya Tante?!" jawabnya yang tiba-tiba wajahnya berubah ceria.

"Ya udah, kalau gitu ikut Tante ke toko lagi yuk..." ajak Lyra seraya mengulurkan tangannya untuk di pegang Keyla. Keyla pun tersenyum lebar, dan tiba-tiba saja mau di ajak Lyra untuk bergandengan tangan.

Nenek itu tampak tersohok dengan sikap Keyla yang tak biasanya. Keyla terbilang anak yang tak mudah akrab dengan orang lain, apalagi orang yang baru saja di kenalnya. Lantas Nenek pun berjalan mengikuti dari belakang mereka.

Di toko, dua karyawan Lyra tampak sibuk membereskan semua kekacauan yang di lakukan Keyla barusan.

"Ehm, nah Key... Tante bakal kasih boneka panda itu sama kamu. Tetapi ada syaratnya, kamu mau nggak bantuin dua mbak-mbak di sana membereskan mainannya?" Lyra menunjuk dua orang karyawannya pada Keyla. "Pasti mau, 'kan Key anaknya pinter..." lagi Lyra terus mencoba merayu gadis kecil itu agar mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah diperbuatnya.

Keyla cukup lama bergeming menatap ruangan toko yang berantakan itu karna ulah dirinya, dan dua mbak-mbak di depannya tampak kerepotan membereskannya, padahal sudah banyak pembeli disana yang sedang menunggu untuk membayar barang yang sudah mereka beli. Keyla pun menoleh pada Lyra yang terus tersenyum melihatnya.

"Bagaimana?!" tanya Lyra lagi.

Keyla menundukkan kepalanya, lalu mengangguk kecil. Terbesit rasa bersalah pada dirinya, karena sudah membuat orang di sekitarnya jadi kerepotan. "Baik Tante..." ucapnya pelan.

Entah ada dorongan apa di hatinya, tiba-tiba Keyla jadi ada keinginan untuk membantu dua karyawan disana membereskan mainan yang berantakan karna ulahnya sendiri.

Kedua karyawan Lyra tampak terheran-heran melihat anak kecil yang super bandel itu, tiba-tiba saja dia menuruti apa yang di perintahkan bosnya.

Nenek yang baru saja kembali ke toko sedikit terkejut melihat cucunya yang begitu semangat merapikan mainan tadi dan menatanya kembali ke dalam rak.

"Sudah rapi kembali Tante!" serunya dengan senyuman yang lebar seraya mengusap keningnya yang sudah berkeringat. Setelah beberapa menit dia menyelesaikan tugasnya.

"Waahh wahh... Kamu hebat sekali, bisa rapi banget bahkan lebih rapi dari sebelumnya!" puji Lyra seraya bertepuk tangan, lantas Lyra menghampiri dan berjongkok di depan Keyla mensejajarkan tinggi badannya dengan gadis kecil itu. Lalu tangannya mengusap puncuk kepala Keyla dengan lembut.

"Karna kamu sudah bantu kedua mbak ini membereskan mainannya. Jadi... Tante bakalan kasih boneka ini, sesuai janji Tante tadi!" Lyra mengambil boneka panda yang di pegang salah satu karyawannya lalu menyodorkannya pada Keyla.

Keyla menatap lebar boneka panda yang masih di pegang Lyra, cukup lama ia tertegun melihatnya. Seketika hatinya menjadi ragu untuk menerima boneka pemberian Lyra.

"Ambillah, ini untukmu..." Lyra kembali menyodorkan boneka itu pada Keyla. Namun tiba-tiba gadis kecil itu menggeleng sambil tersenyum. Lalu menundukkan kepalanya malu-malu.

"Tidak Tante, terimakasih banyak... Seharusnya Key lah disini yang minta maaf karna sudah buat tokonya jadi berantakan..." ucapnya tiba-tiba, yang sontak membuat kedua mata Neneknya berkaca-kaca mendengarnya.

"Keyla..." lirihnya tersenyum haru melihat sikap perubahan cucunya yang tiba-tiba saja berubah baik dan penurut.

Lyra menghela nafasnya pelan dan ikut tersenyum mendengar ucapan Keyla yang lebih tenang dan tak lagi marah seperti tadi. "Tidak apa sayang, ambillah. Kan tadi Tante sudah janji udah mau kasih boneka ini buat Keyla. Kalau Keyla tak mau, anggap saja ini hadiah kenalan dari Tante untuk Keyla, gimana?!"

Keyla menatap lagi Lyra dengan wajah seriusnya. "Beneran Tante?!" tanyanya girang, Lyra pun mengangguk lagi.

Walau tadi memang Keyla menolak boneka itu, namun hati kecil Keyla tak menyangkal ingin sekali memiliki boneka panda itu. Walau di rumahnya memang sudah ada sepasang boneka panda.

"Terimakasih banyak Tante_?" Keyla menggantung ucapannya karna belum tahu nama Lyra.

"Lyra. Nama Tante, Lyra. Tapi kalau kamu mau, kamu bisa panggil Tante Rara..."

"Oke, makasih ya Tante Rara bonekanya!" serunya lagi. Lalu mengambil boneka di tangan Lyra dan memeluknya dengan erat. Boneka itu bahkan setengah lebih besar dari tubuh Keyla sendiri.

Jadi karyawan Lyra sigap membantu membawakannya setelah memasukkannya ke dalam kantung plastik besar agar bonekanya tidak kotor terkena debu.

Nenek Keyla tak berhenti mengucap terimakasih karna kebaikan Lyra, yang tak mempermasalahkan tokonya yang sudah di buat berantakan oleh cucunya dan malah memberi boneka gratis untuk Keyla.

Sebelum berpamitan pulang dan menaiki mobilnya, Keyla pun kembali mendekati Lyra dan mengecup singkat di pipinya, membuat Lyra terkejut dan pipinya jadi bersemu merah.

"Nanti boleh nggak Key, main kesini lagi Tante?" tanyanya.

"Boleh sayang, Key boleh main kemari sesuka hati Key..." jawab Lyra tersenyum.

Di dalam jendela mobil, Keyla terus melambaikan tangannya pada Lyra, dan Lyra pun membalas lambaiannya.

"Dadaaahh Tante Rara, sampai jumpa lagi..." serunya setelah mobil Keyla melaju pergi.

Selama di perjalanan pulang Keyla terus memeluki boneka pandanya, hingga tak terasa matanya terpejam dan tertidur. Nenek Keyla melihat cucunya sambil mengusapi kepalanya, bibirnya tak berhenti menyungging senyum terharu.

"Baru kali ini, anak ini terlihat begitu ceria di depan oranglain..." gumamnya pelan. Supir pribadinya tak sengaja mendengar ucapan majikannya itu lantas menyahutinya ikut senang.

"Itu artinya wanita tadi memang cocok dengan Non Keyla, Nyonya..."

"Iya kau benar, apakah kita perlu memintanya untuk mengasuh anak ini saja, Damar!" tanyanya meminta saran pada supirnya yang usianya hampir setengah abad. Sontak Damar pun terkekeh nyaring mendengarnya.

"Hehehe, kalau itu sih, terserah pada Nyonya Ambar saja gimana baiknya... Ya mudah-mudahan saja wanita cantik itu mau mengasuh Keyla yang susah di atur ini. Dengan begitu, Nyonya juga tak terlalu kerepotan lagi karena terus menjaganya sendirian..." ujarnya.

"Iya kau benar juga, besok kita temui dia lagi dan memintanya... Akan ku bayar berapapun yang dia mau, asal dia mau menjadi pengasuh cucuku..." ujarnya tersenyum.

Sudah tak terhitung banyaknya pengasuh yang di pekerjakan oleh Ambar dan putranya untuk menjaga dan mendidik Keyla. Namun tak satupun pengasuh yang dapat bertahan lebih dari satu bulan. Ambarwati, selaku Nenek Keyla benar-benar sangat kewalahan karena tingkah laku cucunya yang melebihi batas normal anak-anak seusianya pada umumnya.

Keyla lebih cenderung sulit di atur dan bertingkah semaunya, sebab semenjak lahir Keyla memang sudah kehilangan sosok Ibunya, tentunya ia tak pernah merasakan kasih sayang dan juga sentuhan lembut dari sang Ibu.

Sesampainya di rumah mewah, Keyla pun di pangku oleh Damar dan di bawa masuk ke dalam kamarnya untuk di baringkan. Bibi Sumi pun lekas membawa bonekanya yang tadi di peluk cucu majikannya di mobil.

"Panda?!" Bibir Bibi Sumi melongo menatap boneka besar bermata hitam itu. Ambar menoleh pada asisstennya dan tersenyum miring.

"Sudah simpan saja di tempat tidurnya. Mungkin panda itu lebih berarti dari panda yang lain." celetuknya yang membuat Bibi Sumi mengangguk kepala, sambil menutup mulutnya yang menahan tawanya.

Benar saja tak lama dua jam kemudian, Keyla terbangun lalu mengambil kursi belajarnya. Menaiki kursi itu dan membawa dua boneka panda di atas lemari pakaiannya.

"Hehe, saatnya kalian aku buang... Maaf ya sebenarnya aku suka kalian sih tapi aku tak suka Tante pirang itu yang ngasih!"

Keyla melempar dua panda itu keluar kamarnya.

"Bibiiiii!!!!" teriaknya menjerit nyaring.

Bi Sumi yang sedang asyik mengupas buah apel untuk Nyonya Ambar di meja makan, sontak terkejut mendengar teriakan Keyla yang berada di atas loteng.

"Astagfirullah ya Allah ya Allah..." celetuknya seraya mengusap dadanya karena kaget.

Bibi Sumi pun cepat-cepat meletakkan pisau dan apel di piring yang baru saja selesai di kupas lalu bergegas naik ke loteng. "Ada apa Non?!"

"Bi cepat buang boneka itu! Key nggak suka ngelihatnya!" titahnya dengan wajah cemberut.

"Tapi kan Non, nanti kalau di buang Papa Non Keyla bisa marah sama Bibi!" kilah Bi Sumi khawatir jika Papa Keyla akan marah karena dua boneka panda tersebut adalah pemberian calon istrinya putra majikannya tersebut. Itu artinya pemberian dari calon Ibunya Keyla.

"Pokoknya buang aja titik! Key nggak bakalan mau mandi dan makan kalau boneka itu belum di buang!" perintahnya lagi dengan amarah seperti biasanya.

"Eh, e i-iya Non iyaa... Bibi akan buang bonekanya... Aduuh!" Bibi Sumi pun lekas membawa dua boneka panda karakter Kiki dan Miu-Miu itu keluar rumah dengan pikiran yang bingung.

Keyla tersenyum lebar setelah Bibi Sumi membawa pergi dua panda itu, lantas menutup rapat lagi pintu kamarnya lalu meloncat naik ke kasur dan memeluk erat boneka pemberian dari Lyra.

"Sekarang hanya kamu saja yang boleh ada di kamarku..." gumamnya senang.

Bersambung...

...****...

Terpopuler

Comments

🍓🍓🍓

🍓🍓🍓

keyla anak raffa kah

2023-08-14

1

Defi

Defi

Hadiah dari calon Ibu baru, wajar juga Keyla ga suka sama bonekanya. Mungkin Ibu baru ga sayang benaran sama Key

2023-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Setahun Hanya Menjadi Tempat Pelarian
2 Kepergian Lyra
3 Anak Hiperaktif
4 Perubahan Sikap Keyla
5 Bakal Calon Mantu Ibu
6 Permintaan Nyonya Ambar
7 Bertemu Kembali Mantan
8 Kedekatan Putri Dan Mantannya
9 Saatnya Move-On Dari Cinta Masalalu
10 Pengasuh Baru Kejutan Untuk Keyla
11 Viona Yang Tak Tenang
12 Biarkan Cinta Datang, Seiring Berjalannya Waktu
13 Raffa Yang Bimbang Dalam Pilihan
14 Memutuskan Viona
15 Keseriusan Fadil
16 Keterkejutan Ambar
17 Ada Hubungan Apa Dengan Mereka?
18 Lyra Tak Bisa Berenang
19 Ku Ingin Kamu Menjadi Mama Baru Untuk Keyla
20 Lyra Yang Dilema
21 Masa Remaja Mereka Dulu
22 Memikirkan Keyla
23 Sebuket Bunga Mawar Untuk Lyra
24 Fadil Yang Posesif
25 Keyla Yang Merindukan Mama
26 Keyla Masuk Rumah Sakit
27 Mamamu Adalah Sahabat Kecil Tante
28 Pertemuan Fadil Dan Rubi
29 Kartu Undangan Pernikahan
30 Hati Yang Hampa
31 Kecelakaan Menjelang Pernikahan
32 Fadil Yang Koma
33 Dendam Seseorang
34 Permintaan Fadil Untuk Mereka
35 Akan Kutebus Sakit Hatimu
36 Kunjungan Raffa
37 Mimpi Buruk Rubi
38 Ganti Rugi
39 Akhir Yang Bahagia
40 Fadil Yang Gengsi
41 Seperti Mimpi Bagi Raffa
42 Rindu Menjadi Seorang Istri
43 Farah Membenci Rubi
44 Bagai Orang Asing
45 Rubi Hilang Arah
46 Terangan-Angan Kisah Cinta Mereka
47 Sikap Dingin Rubi
48 Hinaan Farah
49 Kehamilan Lyra
50 Haruskah Pergi Jauh
51 Jangan Pernah Bertemu Lagi
52 Tidak Bisa Jauh Darimu
53 Selingkuhan Suami Farah
54 Farah Pergi Menyusul Suaminya
55 Membuat Fadil Cemburu
56 Silakan Meminta Cerai
57 Membuntuti Rubi
58 Berjanji Akan Membahagiakanmu
59 Dia Bukan Wanita Penggoda
60 Seolah Karma Datang Menghantuinya
61 Siasat Sinta
62 Obsesi Sinta
63 Siapa Wanita Yang Kamu Cintai?
64 Hanya Salah Paham
65 Sinta Yang Tak Menyerah
66 Doni Yang Tak Adil
67 Farah Ingin Bercerai
68 Farah Menemui Rubi
69 Permohonan Farah Pada Rubi
70 Kedatangan Doni Meminta Yoga
71 Memperebutkan Yoga
72 Rubi Pergi Tanpa Pesan
73 Mempelai Wanita Yang Hilang
74 Menyusul Ke Luar Kota
75 Akhir Kisah Mereka
76 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Setahun Hanya Menjadi Tempat Pelarian
2
Kepergian Lyra
3
Anak Hiperaktif
4
Perubahan Sikap Keyla
5
Bakal Calon Mantu Ibu
6
Permintaan Nyonya Ambar
7
Bertemu Kembali Mantan
8
Kedekatan Putri Dan Mantannya
9
Saatnya Move-On Dari Cinta Masalalu
10
Pengasuh Baru Kejutan Untuk Keyla
11
Viona Yang Tak Tenang
12
Biarkan Cinta Datang, Seiring Berjalannya Waktu
13
Raffa Yang Bimbang Dalam Pilihan
14
Memutuskan Viona
15
Keseriusan Fadil
16
Keterkejutan Ambar
17
Ada Hubungan Apa Dengan Mereka?
18
Lyra Tak Bisa Berenang
19
Ku Ingin Kamu Menjadi Mama Baru Untuk Keyla
20
Lyra Yang Dilema
21
Masa Remaja Mereka Dulu
22
Memikirkan Keyla
23
Sebuket Bunga Mawar Untuk Lyra
24
Fadil Yang Posesif
25
Keyla Yang Merindukan Mama
26
Keyla Masuk Rumah Sakit
27
Mamamu Adalah Sahabat Kecil Tante
28
Pertemuan Fadil Dan Rubi
29
Kartu Undangan Pernikahan
30
Hati Yang Hampa
31
Kecelakaan Menjelang Pernikahan
32
Fadil Yang Koma
33
Dendam Seseorang
34
Permintaan Fadil Untuk Mereka
35
Akan Kutebus Sakit Hatimu
36
Kunjungan Raffa
37
Mimpi Buruk Rubi
38
Ganti Rugi
39
Akhir Yang Bahagia
40
Fadil Yang Gengsi
41
Seperti Mimpi Bagi Raffa
42
Rindu Menjadi Seorang Istri
43
Farah Membenci Rubi
44
Bagai Orang Asing
45
Rubi Hilang Arah
46
Terangan-Angan Kisah Cinta Mereka
47
Sikap Dingin Rubi
48
Hinaan Farah
49
Kehamilan Lyra
50
Haruskah Pergi Jauh
51
Jangan Pernah Bertemu Lagi
52
Tidak Bisa Jauh Darimu
53
Selingkuhan Suami Farah
54
Farah Pergi Menyusul Suaminya
55
Membuat Fadil Cemburu
56
Silakan Meminta Cerai
57
Membuntuti Rubi
58
Berjanji Akan Membahagiakanmu
59
Dia Bukan Wanita Penggoda
60
Seolah Karma Datang Menghantuinya
61
Siasat Sinta
62
Obsesi Sinta
63
Siapa Wanita Yang Kamu Cintai?
64
Hanya Salah Paham
65
Sinta Yang Tak Menyerah
66
Doni Yang Tak Adil
67
Farah Ingin Bercerai
68
Farah Menemui Rubi
69
Permohonan Farah Pada Rubi
70
Kedatangan Doni Meminta Yoga
71
Memperebutkan Yoga
72
Rubi Pergi Tanpa Pesan
73
Mempelai Wanita Yang Hilang
74
Menyusul Ke Luar Kota
75
Akhir Kisah Mereka
76
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!