Liora merasa aneh dengan apa yang ia lihat, netranya menatap dua insan yang nampak sangat dekat.
Matanya memanas, ia melihat betapa luwesnya sang kekasih memperlakukan gadis lain dengan begitu manisnya.
"Pelan-pelan makannya." ujar Kaisar sambil menyeka es krim yang mengotori sekitar bibir Krystal.
Liora cuma bisa memperhatikan mereka dari belakang, sedangkan keduanya tengah santai duduk dan bercanda di bangku taman dekat area apartemen yang memang disana sedang ada festival kuliner.
"Kak, cobain!" Krystal menyodorkan satu tusuk telur gulung berukuran jumbo dengan banyak saus sambal ke arah Kaisar.
Pria itu mengernyit aneh melihat makanan yang di sodorkan Krystal.
"Apaan sih ini!" Kaisar menolaknya, namun saat mulut pria itu terbuka Krystal langsung memasukannya ke mulut Kaisar.
"Enak kan..." ucap Krystal dengan kekehan geli, Kaisar diam karena sibuk membenahi makanan yang di masukan seenaknya ke dalam mulutnya.
"Kamu ya!"
Kaisar mencubit gemas pipi Krystal yang membuat Liora semakin sakit melihatnya.
Krystal yang di cubit, tapi Liora yang merasakan sakitnya.
Cukup!
Liora sudah cukup melihat ini.
Liora bukan tipikal wanita yang suka melabrak, bahkan ia masih berpikir positif tentang apa yang ia lihat.
Mungkin mereka berteman, pikirnya.
Tapi tidak bisa!
Ini terlalu aneh, jika biasanya orang-orang cinta dalam diam, tapi Liora harus merasakan sakit diam-diam.
"Kai, bisa gak sih kamu selepas itu juga waktu sama aku?" gumamnya sambil menyusuri jalan, sesekali ia menabrak orang di keramaian.
🦋
"Puas?" sindir Kaisar, karena Krystal sudah berhasil menyeretnya untuk pergi ke keramaian yang mana dirinya tidak suka.
Krystal masih tak perduli dan tetap tersenyum senang ke arah Kaisar sambil menjulurkan lidahnya meledek, kemudian berjalan mendahului Kaisar.
Kaisar bersungut-sungut, karena Krystal sibuk dengan kesenangannya sendiri sambil memakan es krim yang entah ke berapa yang gadis itu beli.
"Krys!!" pekik Kaisar, tiba-tiba saja ia mendorong Krystal hingga terjatuh dan
Brakk
Ia membiarkan dirinya yang terserempet motor yang melaju kencang saat mereka akan menyebrang ke menuju gedung apartemen.
"Kakk!"
Krystal berusaha bangkit, meski sikunya merasa perih, ia menuju keramaian yang tercipta karena kecelakaan yang baru saja terjadi karena kecerobohannya.
"Kak, minggir dia kakak saya!" ucap Krystal susah payah menembus kerumunan, ia merasa bersalah melihat Kaisar yang sudah hampir pingsan dengan kepala yang mengucurkan darah.
***
Krystal menunggui Kaisar yang baru saja di pindahkan ke ruang rawat.
Ia merasa bersalah, Kaisar begini karena kecerobohannya.
"Ishar!" terdengar pekikan panik dari arah pintu masuk dan benar saja, Akira datang bersama Liora setelah tadi sempat Krystal hubungi sebelumnya.
"Kai kenapa, Krys?!" tanya Liora ketus bercampur khawatir, ia ketus pada gadis itu tentu kalian tahu penyebabnya kenapa sikap Liora berubah terhadap Krystal.
Tahu diri, Krystal bangkit dari kursi tunggu yang dekat dengan Kaisar.
"Maaf, Nyonya, mbak Liora, ini gara-gara Kak Kaisar nolong saya jadi celaka." jelas Krystal dengan menunduk, ia merasa bersalah.
Sangat!
Akira tidak perduli dan tetap memilih melihat putra kesayangannya, sedangkan Liora menatap Krystal dengan tatapan permusuhan.
Plakk!
Tanpa di duga, Liora menampar pipi Krystal.
"Ini semua gara-gara kamu! Keluar sana jangan dekat-dekat sama Kaisar lagi."
Krystal merasa pipi dan matanya memanas, ia tidak menyangka Liora yang lembut akan berbuat kasar padanya.
"Liora, sayang. Sudah... maaf ya Krystal mungkin Liora sedang kaget saja." ujar Akira melerai keduanya.
"Kamu keluar dulu ya, sampai Liora tenang." pinta Akira lembut.
'Nyonya Akira yang ibunya saja tidak sebegitunya menyalahkan aku, walau aku akui aku salah, tapi kenapa aku merasa Liora beda sama aku ya.' batin Krystal sambil meninggalkan ruang rawat itu dengan membawa harga dirinya agar jangan sampai hancur karena di lukai Liora.
"Krystal!"
"Disha?!"
'Astaga! Aku lupa lagi, aku gak sadar aku lagi di rumah sakit tempat Disha koas, berarti disini ada Darren, aduh pasti ada papa, ya ampun!!!'
Tanpa buang waktu, Krystal langsung mengambil langkah seribu.
"Krystal! Woi, Krys! Astaga, anak itu, balik gak lo woi!" teriak Disha brutal.
"Sejak kapan Disha jadi sebrutal itu sih." gumam Krystal sambil sesekali menengok ke belakang dan Disha masih saja mengejarnya.
"Sha! Lo mau kemana, pasien ruang melati harus di periksa!" pekik Anya, teman Disha yang ikut mengejar Disha yang lari tiba-tiba.
"Masa bodo lah!" kata Disha terus berlari mengejar Krystal sampai ke lobi rumah sakit.
Toh, rumah sakit bapaknya ini...
"Kena!" ucapnya lega saat berhasil menarik rambut Krystal yang satu-satunya mudah ia gapai dalam misinya.
"Aww! Sakit, Disha kampret!" umpat Krystal, "Lepas!"
***
"Pulang, Krys! Kasihan mama, terus kemarin kenapa kamu ganti nomor hp lagi? Mama senang banget loh, pas dapat nomor baru kamu, eh kamu malah ganti lagi." jelas Disha dengan jengkel yang terpendam.
Krystal cuma menunduk menatap rumput yang tumbuh subur di taman belakang rumah sakit.
"Gue gak mau nikah sama dia." satu-satunya jawaban Krystal setelah dari tadi Disha ceramah.
"Ya gak perlu kabur kan?"
"Perlu! Soalnya mereka maksa!"
"Ya demi kebaikan kamu juga kan?"
"Terus kebaikan lo gimana?"
"Maksud kamu apa Krystal?!"
"Lo suka sama Darren kan?" tuduh Krystal yang membuat Disha bungkam.
"Kenapa gak lo aja yang nikah sama dia?" sambung gadis muda itu.
"Nggak bisa, Krystal." jawab Disha mencoba bersikap sebiasa mungkin.
"Kenapa?!"
"Karena kamu yang Kak Darren suka, bukan aku." timpal Disha dengan suara bergetar.
"Tapi gue gak suka tuh sama dia. Jadi gue gak mau pulang sebelum mereka batalin perjodohan dan biarin gue jadi model, please ya, jangan kasih tau lo ketemu gue di rumah sakit..." Krystal menangkupkan kedua tangannya memohon pada Disha.
"Anggap aja, gue kasih lo waktu buat ngebuat hati Darren luluh, selama gak ada gue yang nongol di depan matanya." bujuk Krystal.
Disha tahu, ini licik tapi ia suka rencana adiknya, ia memilih menyembunyikan fakta kalau Krystal bertemu dengannya hari ini.
"Kamu sekarang tinggal dimana? Kata Shine kamu gak sama Karina lagi?" tanya Disha.
"Rahasia, sudah jangan banyak nanya nanti gue ketauan lagi, sekarang gue mau balik dulu." lalu tanpa bisa di cegah gadis itu pergi begitu saja, Disha hanya mendesah pasrah melihat punggung adiknya yang tengah menyetop taksi di pinggir jalan.
Padahal, Disha sangat penasaran apa sebab adiknya di rumah sakit dan dia juga belum menanyakan tentang luka di siku adiknya tadi.
***
"Enggh.."
Akhirnya, setelah beberapa jam Kaisar sadar, sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri Kaisar berusaha membuka matanya dan menyesuaikan netranya dengan cahaya ruangan rumah sakit.
"Kai?!" Liora berjengit senang, saat melihat pergerakan dari kekasihnya.
"Kamu sudah sadar, kamu apa yang kamu rasakan? Aku panggil dokter dulu___
Tapi, Kaisar menolak dengan menahan pergelangan tangan Liora.
"Krystal mana? Dia baik-baik saja kan?"
"Kai kamu harus___
"Aku nggak apa-apa, gak usah panggil dokter. Aku nanya sama kamu, Li. Krystal mana?" sela Kaisar.
Nyutt
Rasanya nyeri sekali hatinya, saat sadar yang di tanyakan kekasihnya pertama kali adalah gadis lain.
"Krystal?"
"Iya, dia mana? Dia nggak apa-apa kan, Li?"
Liora mengedarkan pandangannya ke segala arah, ia bingung mau jawab apa.
"Dia nggak apa-apa kok, Ishar."
Liora bernapas lega saat Akira keluar dari kamar mandi dan menjawab pertanyaan Kaisar.
"Barusan, mama suruh pulang buat istirahat dan ganti baju, kasihan dia." jelas Akira yang mengerti kecemasan calon menantunya, tidak mungkin kan Liora bilang kalau Krystal sudah dia usir.
"Untunglah, dia nggak apa-apa, bocah itu sangat ceroboh, kalau aku tidak ada entah apa yang akan terjadi tadi."
Akira heran dengan putranya yang tiba-tiba saja merasa begitu peduli dengan seorang gadis, sebab pada Liora saja Kaisar tidak terlalu peduli.
'Pasti ada sesuatu, sampai membuat Liora jadi kasar sama gadis itu, setauku Liora itu gadis yang lembut, dia tidak mungkin menyakiti orang tanpa alasan.' ucap Akira dalam hati, matanya melihat betapa Liora dengan telatennya menyuapi apel untuk putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments