Krystal meremas jari jemarinya, ini sudah pukul lima sore, ia harus menemukan cara untuk tidak bertemu dengan Darren.
Bukan karena Darren jelek, tapi usia dua puluh tahun menikah? No!
Ia mulai cemas apalagi melihat dari atas sini, nenek dan ibunya tengah sibuk bersama beberapa maid, mondar-mandir menata jamuan untuk makan malam keluarga.
"Jangan berpikir untuk kabur." bisik Shine, di telinganya, yang membuatnya terperanjat kaget.
"Ish! Lo tuh!" hardiknya kesal, membuat sang kakak terkikik geli.
"Ganti baju, ayo ikut gue, gue bertanggungjawab buat dandanin lo." kata Shine menarik pergelangan tangan sang adik.
Krystal sudah siap duduk menghadap kaca rias, "Kak!" panggilnya, yang membuat Shine heran, sejak kapan nih bocah mau memanggilnya dengan sebutan kakak?
"Kesambet apa lo?!" ledek Shine, yang sedang menyisir rambut sang adik.
"Lo aja gih yang nikah sama Darren." ucapnya gusar.
"Terus, Langit gue mau di kemanain?" cibir Shine, Langit adalah calon suaminya, sebentar lagi mereka akan menikah.
"Kalau gitu, Disha aja yang nikah sama Darren. Nah kan pas, inisialnya aja sama-sama D." ucap Krystal melirik Disha melalui bayangan gadis itu yang memantul di kaca riasnya.
"Yang butuh bimbingan itu kamu, Krystal." sahut Disha, dingin, datar tanpa mengalihkan pandangannya dari iPadnya.
Di antara ketiga putri itu, cuma Disha yang paling waras, paling sopan, paling baik, kesayangan mama dan papa.
Pintar, berprestasi, calon dokter pula.
Krystal menghela napasnya yang terasa makin berat, jantungnya berdebar tak karuan.
"Terima aja, Krysie. Dokter Darren itu baik, sopan, kamu bakal aman sama dia." ucap Disha, tentu saja ia tahu karena ia koas di bawah bimbingan Darren.
"Sekali-kali, turutin aturan orang tua, selama ini juga, permintaan kamu selalu di turuti sama kita semua." lanjut Disha menasihati, lalu melenggang pergi dari kamar sang adik.
"Disha gak asik!" serunya dengan wajah sebal.
"Butuh bimbingan itu ya sekolah,bukan nikah!" cibirnya lagi.
...****************...
Krystal merasa gugup, ia banyak minum sampai botol air di kamarnya kosong, ia merasa harus mengambil lagi di dapur.
Saat sedang minum, melalui jendela dapur, matanya melihat pintu pagar belakang yang terbuka.
Matanya, melirik ke seluruh sudut dapur.
"Sepi, buat kabur pasti lancar." gumamnya.
"Tapi kabur kemana?" ia berpikir cepat sebelum situasi yang sunyi ini berubah jadi ramai lagi.
Otaknya berpikir keras sampai ada bunyi dari jentikan jemarinya, "Karina!"
Dengan berjalan mengendap-endap,ia berhasil keluar dari pagar belakang rumahnya, buru-buru ia berlari sampai ke jalan utama dan mencari kendaraan umum agar bisa pergi ke rumah sahabatnya, Karina.
Sedangkan, di rumah semuanya kacau, rasa malu di rasakan keluarga Adijaya karena putri mereka yang kabur.
"Tidak masalah, Krystal masih muda , mungkin dia takut." ujar Haruka, ibunya Darren.
"Iya, sudah paman jangan sama siapa saja, kita kan masih keluarga." kata Deanno.
"Maafkan cucuku ya, yang satu ini memang sangat sulit, sepertinya sikapnya menurun dari aku sendiri." canda Bram.
"Maafkan, kelakuan Krystal ya, Nak." ucap Bram, sembari menepuk bahu pria muda yang tampan itu.
Darren itu tampan, jangan di ragukan visualnya, ia tinggi, bahunya tegap, punggungnya lebar, ada satu lesung pipi yang akan muncul jika ia tersenyum, Darren juga pria yang hangat, ramah dan bijaksana.
Bram sangat mengenalnya, tentu itu sejak kecil.
Sebenarnya, ada rasa kecewa yang bergelayut di hati pria berdarah Indonesia-Jepang itu.
Krystal, satu nama itu sudah memasuki hati dan pikirannya sejak ia melihatnya pertama kali.
Ia tak menyangka, ada kebetulan seperti ini, namun sepertinya gadis dambaannya itu tak menyukainya.
"Tidak apa-apa, kakek. Mom, benar. Krystal masih terlalu muda untuk menikah, mungkin di takut." sahut Darren tenang yang membuat pria tua itu makin kagum dengan sikapnya.
"Darr, Krystal dua puluh tahun dia sudah memasuki usia dewasa, tapi ini juga salahku sudah terlalu memanjakannya." sesal Bram.
...****************...
Di tempat lain, Krystal mengetuk pintu apartemen itu dengan buru-buru seolah sedang di kejar-kejar.
Walaupun merasa tidak di kejar tapi rasa waspada tetap menggelayuti hatinya, jangan lupa kakeknya punya banyak penjaga ataupun pengawal yang akan mengawasi gerak-geriknya tanpa ia ketahui.
"Karina!" teriaknya.
"Apaan sih?!" tanya seorang gadis yang baru muncul dengan muka bantalnya, gak peduli dengan itu Krystal langsung menerobos masuk ke dalam apartemen gadis itu.
"Lo tidur? Jam segini tidur?" tanya Krystal tak percaya, temannya yang satu ini memang gampang sekali mengantuk.
Tak menjawab, Karina duduk di sebelah Krystal dengan lemas dan wajah yang terkantuk-kantuk.
Krystal memutar bola matanya malas, lalu mengguncang bahu gadis itu.
"Karin, bangun! Bantuin gue, gue mau ngumpet disini!" ucapnya yang langsung membuat Karina melek selebar-lebarnya.
"Ngumpet?" tanyanya heran.
"Pokoknya, kalau mama papa gue telepon, bilang aja lo gak tau gue dimana."
"Tapi itu artinya gue bohong, gue gak mau!"
Krystal mendengus kasar mendengar jawaban sahabatnya, Karina itu cewek super polos yang tidak bisa berbohong dengan baik.
"Dengar, kan Karina sahabat gue, jadi tolongin gue, gue gak mau nikah sam__"
"Nikah?!" pekik Karina tak percaya.
"Iya gue di jodohin, gue gak mau, jadi please umpetin gue..." rengeknya.
Setelah, permohonan dramatis itu akhirnya Karina setuju menyembunyikan Krystal di apartemen mewahnya.
Karina adalah temannya yang merupakan seorang model, Krystal ingin jadi model sepertinya tapi sayang orang tuanya tidak mendukung.
"Krys, kalau lo nikah makin gagal jadi selebritis dong." celetuk Karina yang membuat gadis itu jadi tidak mood melahap roti tawarnya.
Krystal meletakkan kembali roti tawar itu ke piring, "Makannya gue kabur, gue pengin jadi model kaya lo, bukan jadi ibu rumah tangga!" sebalnya, lalu mengambil lagi rotinya dan melahapnya dengan kasar.
"Gimana kalau lo, kerja bareng gue, di agensi tempat gue kerja." tawar Karina.
"Serius?!"
"Ya serius, yang punya agensi itu anaknya adiknya mama gue. Jadi, ntar bisa lah gue omongin ke mama." ujar Karina belibet.
"Tinggal bilang aja sepupu lo gitu, kan bisa!" ketus Krystal.
"Alah, sama aja!" timpal Karina sambil, mengunyah makanannya.
"Aaaa! makasih, Kayin cantik! Kenapa gak dari dulu sih lo!" ucapnya girang memeluk Karina yang ada di sampingnya.
.
.
.
Lanjut nggak yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Gadih Hazar
Kristal jangan kabur dong, nanti kamu bakalan rasakan bagaimana indahnya nikah sama seseorang yg udah matang kedewasaannya... hehehe
2023-02-04
0