Kaisar lagi-lagi heran melihat penampilan asisten rumah tangga yang Maxime kirimkan padanya.
"Max, ini ngasih pembantu apa ngasih cewek bayaran sih?" batinnya, matanya menelusuri kaki jenjang Krystal yang nampak mulus dengan heels warna hitam, jangan lupa dress hitam sabrina namun membentuk a-line di bagian bawahnya, membuat Krystal nampak anggun dan seksi saat bahu mulusnya tertangkap pandangan Kaisar.
"Maaf, Pak. Bisa saya bicarakan maksud saya?" tanya Krystal yang membuyarkan lamunan pria itu dan seketika mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Nggak usah! Saya udah tau, mulai sekarang kamu bisa kerja disini, tugas kamu bersihin semua ruangan ini, jam tujuh sarapan harus sudah siap, gak perlu masak makan siang karena saya gak pulang untuk makan siang dan makan malam. Cukup sarapan saja!" jelas Kaisar, pandangannya ke depan, tapi netra coklat terangnya itu tidak berani menangkap sosok indah di depannya.
Krystal cuma melongo tak percaya, "Kok kerjaan saya___"
"Kenapa? Memang itu kan kerjaan pembantu, kamu bisa tinggal disini juga, karena saya gak mau kamu terlambat datang untuk menyiapkan sarapan."
"Pembantu?!" tanya Krystal setengah memekik, mata bulatnya melebar dan membuatnya semakin terlihat lucu dan menarik.
"Astaga, kenapa Max memberikan asisten rumah tangga seperti ini? Dia sangat cantik." batinnya, namun sedetik kemudian ia menepis pikiran bodohnya, sejak kapan ia memuji perempuan cantik selain mamanya sendiri?
Bahkan, Liora tidak pernah ia puji begitu.
...****************...
Rayrin memijit pelipisnya pelan, kepalanya pening karena anaknya yang satu itu sangat ajaib, baru kali ini ia merasa menyesal memberikan putrinya itu nama Miracle yang berarti keajaiban.
"Gimana? Ada kabar soal, Krysie?" tanya Rayrin tepat saat suaminya menginjakkan kakinya di ruang tamu, tempat dimana tadi ia memikirkan putrinya.
Kris menggeleng pelan yang langsung mendapatkan helaan napas kecewa dari istrinya.
"Mas, orang-orang kamu sama papa kamu itu kan banyak, masa nemuin bocah kaya Krysie aja gak bisa sih?!" dumelnya yang sudah mulai emosi, sudah mau seminggu sejak putri bungsunya kabur dan tak kunjung pulang.
"Tenang, Krysie itu manja kaya kamu, sebentar lagi dia pasti pulang sendiri." ucap Kris sembari mengusap pundak sang istri.
"Tenang gimana sih, dia perempuan loh!" balas Rayrin kesal, suaminya selalu menggampangkan jika itu soal Krystal, ia tahu anaknya yang satu itu agak ajaib tapi tetap saja ia khawatir.
"Iya-iya, dia di rumah Karina." ucap Kris pasrah, tadinya ia cuma mau mengerjai istrinya saja, tapi ternyata malah serius ngambeknya.
"Hah?! Tadi kamu bilang?! Kamu bohongi aku?" cecar Rayrin dengan tatapan mata yang menghunus tajam.
"Memang ya sejak kamu pernah selingkuh kamu jadi suka bohong." gumam Rayrin kesal.
"Sayang tolonglah, jangan di bahas, aku gak selingkuh, kami cuma sekedar dekat, aku sudah minta maaf soal itu. Dan cuma kamu yang tetap mampu mencuri hatiku dan kewarasanku, puas?!"
Kris membawa istrinya ke dalam pelukannya, Rayrin cuma diam tanpa membalas pelukan itu. Kris akui ia sempat terbesit untuk selingkuh dari Rayrin, karena kehangatan yang rekannya itu berikan padanya, tapi tidak sampai ke tahap selingkuh yang berat.
Rayrin tetap satu-satunya perempuan yang mampu menawan hatinya sampai saat ini.
Meski, ia tahu kesalahannya membuat hati wanita itu tak utuh lagi.
"Kenapa kamu bohong?!"
Rayrin mendongak menatap suaminya, lalu menyingkirkan diri dari dekapannya.
"Ya, aku cuma mau__
"Jemput anak kamu sekarang!" titah Rayrin.
"Sabar, aku udah suruh orang suruhanku buat___"
"Hah?! Kamu ini ya, Krys mana mau di jemput sama orang-orang kamu, ish gak perhatian sama anak!" tuduh Rayrin, kemudian beranjak pergi meninggalkan suaminya, tapi Kris buru-buru mencekal tangan Rayrin.
"Ya, kita jemput sama-sama, oke?" bujuk Kris, bisa bahaya jika istrinya itu ngambek terus menerus.
"Tuan!" panggil salah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan pakaian hitam dengan napas ngos-ngosan.
Sebab, ia buru-buru menemui tuannya.
Kris mengernyitkan keningnya heran, ia mencium aroma kabar tidak baik.
"Ada apa?!"
"Sesuai perintah, kami menjemput Nona, tapi __" lelaki itu masih mengatur napasnya susah payah, dengan kedua tangannya yang bertumpu pada lututnya.
"Nona, kabur lagi." ucap pria itu melanjutkan laporannya.
"Apa?!" pekik Kris dan Rayrin bersamaan.
"Iya, kami tidak menemukannya disana, bahkan temannya bilang Nona sudah tidak tinggal bersamanya."
"Mas!" pekik Rayrin, ia makin khawatir, kenapa tiba-tiba anak ajaibnya sekarang jadi licin seperti belut?!
Kris membawa istrinya di dekapannya, mencium kening itu lembut, "Sejak kapan anak kita jadi kaya belut?!" umpat Rayrin dalam pelukannya dan memukul kecil dada Kris yang masih bidang dan tegap meski usianya sudah memasuki usia tua.
Antara bingung dan ingin tertawa mendengar pertanyaan istrinya, Kris memilih diam.
...****************...
Sedangkan, di dalam penthouse mewah ini Krystal terjebak, majikannya yang tampan itu tidak percaya jika ia datang untuk minta bantuan agar bisa di terima di agensinya.
Bosnya itu malah mengatainya!
Sekarang ia bingung, bagaimana ia harus memasak?
Ia tau caranya tapi tentu tidak sejago mamanya.
"Mana tuh orang minta bubur ayam lagi! Nasib - nasib, susah-susah kabur dari perjodohan malah jadi pembantu! Mana majikannya galak lagi!" dumelnya sambil, menyiapkan segala keperluan memasaknya, matanya juga sesekali melirik ponselnya yang menunjukkan resep membuat bubur ayam.
Bukan hanya tampan, majikannya masih muda keren dan sangat disiplin.
Dan tentu saja, menyebalkan!
"Lama sekali, sepuluh menit lagi aku harus pergi ke kantor." tegur Kaisar, saat Krystal menghidangkan bubur ayam itu di atas meja makan.
Dimana dari posisi itu, Kaisar bisa mencium aroma stroberi yang manis dari tubuh Krystal.
Pembantunya ini kenapa jadi begitu meresahkan?
Cantik, seksi, harum!
"Cih! Sejak kapan pikiranku jadi kotor, cuma karena melihat pembantuku?" batin Kaisar yang merasa jijik pada dirinya sendiri.
Krystal hendak berbalik setelahnya, tapi...
"Besok bangun lebih awal, kau itu pembantu tapi kenapa bangun lebih siang daripada aku?!" cibir Kaisar yang terdengar pedas di telinganya.
"Oh iya, pakai baju yang longgar kau mau menggoda majikanmu dengan kaos ketatmu itu?!" ketus Kaisar, Krystal melirik pada pakaian yang ia gunakan.
Sopan kok.
Ia menggunakan rok plisket sepanjang betisnya dan juga kaos putih lengan pendek yang pas dengan tubuhnya.
"Dasar cowok mulut boncabe! Emang cowok di bumi ini cuma dia?" umpatnya pelan.
"Aku dengar!" teriak Kaisar, sambil memasukkan suap demi suap makanan itu.
Habis ini, ia harus protes pada Maxime, bagaimana mungkin cowok itu memberikan pembantu yang tidak sopan dan tidak profesional seperti itu?!
Krystal berjengit kaget dalam perjalanannya menuju dapur, "Kenapa Indra pendengarannya sensitif sekali sih?"
Krystal mendengus kasar, melihat pekerjaannya, ia belum pernah membersihkan seluruh rumah sebelumnya.
Tapi sekarang?
Ia harus melakukannya!
"Mom, sepertinya aku dapat karma karena durhaka padamu dengan kabur dari rumah, mereka pasti sangat malu pada keluarga Darren." gumamnya menyesal, namun ia tetap mengerjakan sampai selesai meski sambil terus-menerus mengeluh menyebut mama dan papanya.
Lapar, Krystal memilih memasak mie instan rasa ayam bawang, jangan lupa boncabe agar rasanya makin pedas dan segar.
"Jadi ingat mulutnya si, Pak Kaisar yang kaya boncabe itu Sayang banget, ganteng-ganteng galak, udah galak, ngeyel, nyebelin lagi!"
Ia tertawa sendiri mendengar julukannya pada sang majikan sambil menikmati makan siangnya.
Meski lelah, tapi menurutnya di dalam penthouse mewah Kaisar, ia jadi benar-benar tersembunyi dari kejaran papanya.
Jujur, Krystal sama sekali belum mau menikah!
Rasanya sangat menegangkan dimana ia harus kabur dari perjodohan.
Apalagi, kemarin Karina menelepon bahwa orang suruhan papanya menjemputnya.
"****** juga tuh sih, Karin!" umpatnya saat mengingat Karina, soalnya Karina menolak menjelaskan pada Kaisar bahwa ia bukan melamar pekerjaan sebagai pembantu.
Karina juga menyarankan untuk dia bersembunyi disini meski harus jadi pembantu.
...****************...
Kaisar memutuskan untuk pergi ke home's food, restauran milik mamanya.
Ia rindu masakan mamanya, apalagi bubur ayam yang di masak pembantu barunya yang aneh itu rasanya tidak seenak buatan mamanya.
"Ishar!" panggil sang mama yang tengah berada di ruangannya di lantai dua bersama dengan Viara, teman mamanya.
Akira memeluk anak sulungnya itu dengan erat, "Ma, lepas ah! Malu nih!" keluhnya, ia bisa melihat Viara tertawa geli melihat Akira yang memperlakukan putranya seperti masih anak-anak saja.
"Mama kan kangen sama kamu, emang gak boleh kangen sama anak sendiri?!" dengus Akira, mamanya ini nomor satu masalah ngambeknya, semua orang di rumah pilih mengalah kalau wanita nomor satu di hatinya ini merajuk.
"Ya, Ishar kangen, makanya kesini." jawab cowok itu memilih jujur daripada mamanya makin tak terkondisikan.
"Akira... Akira, Ishar udah gede tuh, udah mau nikah, tapi masih lo sayang-sayang kaya bocah SD. Malu kali, anak lo." sahut Viara, di susul kekehan kecil.
"Vi, jangan gue-lo di depan anak-anak!" peringat Akira yang membuat Viara makin terbahak-bahak.
"Kir! Tuh!" Viara menunjuk ke atas, sontak bola mata Akira dan Kaisar mengikuti arah tangan Viara, hingga tangan itu turun lagi menunjuk ke bawah sepatu Kaisar.
"Anakmu itu, sudah dewasa, lebih tinggi dari kamu, dia sudah ngerti bahasa seperti itu, gak perlu di lindungi lagi. Ya kan, son?" ucap Viara dengan nada meledek lalu mencubit kedua pipi keponakannya yang kini menjauhkan wajahnya karena risih.
"Mom, tante!" adu Kaisar, Akira mengulum senyum, Kaisar tetap sama, tidak suka di sentuh sembarangan sejak kecil.
Akira menatap sebal sahabatnya, walaupun anak-anak tumbuh dewasa, Akira merasa seperti baru kemarin melahirkan mereka.
"Gimana makan kamu? Kan gak ada yang masakin?" tanya Akira tanpa memperdulikan Akira yang masih meledeknya dengan tatapan jahil.
"Ma, aku ada asisten rumah tangga, terus ya ma, cuma urusan makan aku bisa beli." terang Kaisar sambil duduk di atas sofa panjang warna krem di ruangan itu.
"Mama bawain kamu makanan deh kapan-kapan. Mama belum berkunjung lho, ke penthouse kamu." sindir Akira, sebab sudah ada satu minggu anaknya pindah tapi tidak mengajak dirinya melihat rumah barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Gadih Hazar
Kak author pintar juga kasih istilah, licin seperti belut, hehehe
2023-02-06
0