Akira terus cemberut sambil melipat tangannya di bawah dada, sambil melirik sebal pada anaknya yang tidak mendengarkan ucapannya.
"Dah lah, biar, Kaisar kita udah dewasa." kata Farid, Akira tidak terima dan melirik Farid tajam.
"Tck! Kamu ini, kenapa si semua yang ada di diri Ishar mirip kamu semua, gak mukanya, gak fisiknya, sikapnya, sampai kemauannya juga mirip kaya kamu waktu muda." cerocosnya.
"Aku kan pengennya, anak kita sama kita semua, kecuali kalau dia udah nikah lahh." lanjut Akira mengoceh.
"I need privacy, mom."
Akira menghembuskan napas pasrah, dalam hatinya berharap mungkin dengan adanya ruang privasi yang ia berikan pada putranya, Kaisar akan lebih bisa memperhatikan Liora.
Liora gadis baik, pilihannya dan Farid.
Tapi, selama dua tahun tak sekalipun Kaisar memperhatikan tunangannya, mereka bahkan jarang pergi berdua.
Kadang, Akira benar-benar curiga tentang orientasi seksual Kaisar.
Tapi, Farid mengatakan bahwa Akira berlebihan, seperti dulu saat Akira menuduh Farid gay, sekarang ia mengira Kaisar gay.
...****************...
Akira mendidik Kaisar dengan sangat baik, punya attitude yang baik, pintar, pandai berbisnis, sopan, namun dingin dan terlampau cuek.
Akira yakin, bahwa Kaisar benar-benar cowok baik, tapi Akira tidak tahu, jika anaknya itu suka pergi ke klub, menyewa wanita malam, juga doyan minum.
Ck! Semua tahu bahwa Kaisar pria dewasa, punya gairah **** dan juga minum sedikit bukanlah masalah.
Tapi, Kaisar tidak sembarangan seperti Maxime yang sering make out dengan wanita sewaannya.
Ya, meski bajingan Maxime tidak sembarangan masuk lubang buaya juga.
Kaisar menatap bintang yang nyaris tak pernah ia lihat melalui jendela kaca penthouse yang baru saja ia tempati, hidup di hiruk-pikuk ibu kota membuatnya sulit menemukan bintang di langit.
Sambil menyesap wine miliknya, juga di temani Maxime yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Kaisar sibuk dengan pikirannya.
"Gimana pembantu buat gue?"
"Beres!" sahut Maxime tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
"Kemarin lo bilang, beras beres, nyatanya sampe gue pindahan, mana asisten rumah tangganya?!" tagih Kaisar kesal.
"Yang penting kan sampe sini, nih tempat dah bersih, kinclong, barang-barang lo rapih!" kilah Maxime.
"Dah lah, gue dah janjian sama cewek baru gue, bye!" pamit Maxime.
...****************...
Krystal memutar bola matanya malas, katanya Karina akan mengenalkan dirinya dengan sepupunya yang adalah teman si pemilik agensinya langsung.
Krystal sudah menunggu di depan gedung apartemen itu, menunggu wujud Karina yang akan menemaninya ke penthouse sepupunya.
"Karina mana sih?!"
Krystal menghentakkan kakinya karena kesal, mata indahnya itu tidak berhenti menyisir sekelilingnya.
"Udah gak jelas kasih info berubah-ubah sekarang malah gak datang-datang." gumamnya kesal sambil bersungut-sungut.
Drrrt
Ponsel dengan case pola sapi perah warna putih itu bergetar dua kali, hatinya agak lega setelah melihat sang penelepon dan langsung mengangkatnya.
"Karin lo___"
"Sorry, banget ya Krys, gue lupa ada syuting iklan siang ini, lo ketemu sama sepupu gue sendiri ya, unitnya lantai paling atas di gedung A. Oh iya, namanya Maxime!" jelas Karina, langsung mengakhiri telepon tanpa mendengar jawaban sahabatnya.
"Nyebelin! Ishh!" meski kesal, Krystal tetap memasuki gedung dengan wajah yang tetap cantik meski sedang marah, ia menaiki lift menuju lantai paling atas.
Setelah sampai, tak butuh waktu lama untuk menemukan unit sepupunya Karina.
Karena di lantai atas hanya ada satu unit penthouse milik sepupu Karina itu.
Sebenarnya ia malu, bertemu sepupunya Karina tanpa Karina, tapi gimana lagi, ia ingin jadi model jalur dalam, hehe.
Krystal sudah lelah ikut audisi, ia di tolak mentah-mentah, bukan karena ia jelek atau tidak pantas jadi model.
Tapi, itu karena pengaruh keluarganya yang tidak membiarkan agensi menerima dirinya.
Dan kali ini ia akan sembunyi-sembunyi.
Dengan agak ragu, Krystal memencet bel beberapa kali hingga sosok tampan muncul di depannya.
"Gila, sepupunya Karina ganteng banget." batinnya, bahkan sekarang matanya tengah menatap pria berdarah campuran itu dengan tidak biasa.
"Hey!" sapa Maxime sembari mengibaskan tangannya di depan wajah Krystal.
"Eh iya! Ini dengan Tuan Maxime?" tanyanya sopan, meskipun dalam hati ia merutuki dirinya yang sudah bertindak memalukan.
"Ya, ada perlu apa?"
"Emm s-saya di suruh___"
"Oh, apa kamu cewek yang katanya mau kerja itu ya? Kalau gitu, masuk dulu." ajak Maxime, karena memang dirinya sedang menunggu orang yang akan ia pekerjaan pada sahabatnya.
"Iya, Pak." jawab Krystal percaya diri sambil membawa dirinya duduk di atas sofa hitam yang ada di ruang tamu, Maxime menatap dari atas ke bawah, ia heran kenapa pembantu yang dia minta untuk Kaisar secantik dan se modis ini?
"Kamu yakin mau kerja sama direktur Antara Entertainment?" tanya Maxime, memang sih dia akan bekerja untuk Kaisar yang adalah pemilik agensi entertainment, tapi ya masa asisten rumah tangga juga harus berpakaian seperti artis ?
"Yakin Pak! Saya butuh banget pekerjaan ini." sahutnya, karena ia memang butuh pekerjaan setidaknya sampai orang tuanya membatalkan perjodohannya dengan Darren.
"Oke, kamu datang aja ke rumah Kaisar Dirgantara, penthouse nya ada di lantai paling atas gedung C, gedung paling tinggi disini." jelas Maxime.
"Eh?"
Krystal bingung, apakah semudah itu ia diterima, tentu tidak!
Ia bahkan di suruh bertemu pemilik agensi dulu kan?
"Bilang aja, kamu orang kiriman saya." pesan Maxime, sebagai seorang casanova Maxime agak sayang memberikan cewek secantik ini untuk Kaisar, mending buat dia saja kan?
Tapi ya, daripada Kaisar ngamuk, karena terlalu lama mencarikan asisten untuknya, ya sudah lah!
Tepat setelah, Krystal pergi, tiba-tiba Maxime mendapatkan panggilan dari Karina.
"Tck, tumben nih anak." kata Maxime, sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu.
"Woy kak!" sapa Karina di sebrang sana.
"Heh! Yang sopan lo sama gue, bocah!" hardik Maxime tak terima, sejak kecil Karina selalu saja bicara seenaknya dengannya.
"Yee lah yee lah." jawab Karina sambil menirukan gaya suara Mail di Upin Ipin.
"Kak, teman gue mau kesitu, gak lama lagi pasti nyampe, dia mau daftar jadi model jalur dalem, bantuin dia biar di terima sama Bang Kai, dong!"
Maxime menahan tawanya setiap mendengar panggilan Karina pada Kaisar, gak sekalian aja di gabung jadi bangkai! Wkwk.
"Berani bayar berapa lo?!"
"Ish, teman gue cantik lo pasti bakal klepek-klepek liat dia, lo bakal langsung luluh dan bantuin dia, gue jamin!"
"Elehhh!" remeh Maxime, di tengah obrolan receh itu, belnya berbunyi.
"Kayanya temen lo tuh!" kata Maxime lalu menutup telepon dan menuju pintu.
"Bener kak?" tanya Karina, "Huuu! Gak sopan!" umpat Karina saat menyadari teleponnya sudah tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Gadih Hazar
Itu bel dari siapa lagi kak author? Bukannya td Kristal sudah ketemu sm Maxime?
2023-02-05
0