Gara-gara tragedi salah masuk kamar, Kaisar jadi malu sendiri ketika berpapasan pada Krystal.
Kaisar akan berangkat pagi-pagi sekali dan pulang larut malam, bahkan ia sempat menginap di rumah orangtuanya selama tiga hari.
Menyibukkan dirinya bersama Liora yang mana tak pernah ia lakukan sebelumnya.
"Aku senang deh, kamu ajak aku jalan bareng." ungkap Liora, lalu menjilat es krim vanilla yang sempat di belikan oleh Kaisar barusan.
Liora senang akhirnya, tunangannya itu punya waktu untuknya, meski sekedar duduk di taman kota seperti ini.
"Anggap aja sebagai hadiah, karena kamu masuk tiga besar." kata Kaisar menoleh sebentar ke arah Liora, lalu meluruskan lagi pandangnya ke arah monumen nasional yang nampak eksistensinya dari tempat mereka duduk.
"Yeay! Cuma jadi runner-up satu aja hadiahnya kamu, harusnya aku jadi juaranya deh." ucap gadis itu sendu, menyenderkan kepalanya pada bahu tegap Kaisar.
Kaisar agak kaget tapi tak menolak, ia malah merangkul Liora dengan lembut.
'Bahkan di posisi dekat kaya gini, aku gak merasakan debaran apapun, sedangkan Krystal? Cuma lihat dia lewat tanpa komunikasi berarti aja rasanya.... Ya Tuhan, jangan biarkan aku melakukan dosa pada gadis baik seperti Liora.'
"Kai, pergi ke kota tua yuk, aku suka deh kesana." ajak Liora yang sudah beranjak dan menarik tangan Kaisar pergi dari tempat mereka pacaran.
.
.
"Huft! Ternyata capek ya jalan-jalan seharian, tapi seru soalnya ada kamu sama aku." kata Liora dengan tatapan yang bisa Kaisar lihat ada banyak ketulusan di dalamnya, tapi kenapa Kaisar tidak pernah merasa terenyuh ataupun luluh olehnya?
"Karena kamu sudah melakukannya dengan baik, besok aku kasih hadiah,kamu mau apa dari aku, Li?"
Liora nampak berpikir, dengan ekspresi yang tak pernah luput dari senyuman.
Pokoknya hari ini, Liora sangat bahagia.
"Aku bisa di ajak jalan sama kamu aja, ini sudah jadi hadiah terbaik buat aku." kata Liora, lalu mengecup singkat bibir pria itu dan kabur begitu saja, keluar dari mobil Kaisar.
Kaisar tersenyum lirih, "Kamu sangat suka aku ya, Li? Buat aku jatuh cinta sama kamu, Li... Jangan sampai aku berdosa dan menyakiti gadis sebaik kamu." gumamnya sambil melihat pada Liora yang berlari kecil memasuki rumahnya.
Besoknya....
Hosh
Hosh
Hosh
Krystal ngos-ngosan, ia baru saja berlari dari Darren yang tiba-tiba di dekatnya.
"Bisa-bisanya aku gak sadar ada, Kak Darren, padahal milih mie instan juga sebelahan!" rutuknya pada dirinya sendiri.
Krystal berjongkok di semak-semak dekat mini market yang baru saja ia kunjungi.
Matanya menangkap sosok Darren yang celingukan mencarinya.
"Arggh! Lamban!" rutuk pria itu pada dirinya sendiri, ia menyesal tidak bisa membawa Krystal pulang saat itu juga.
Mendadak hatinya merasa nyeri, ternyata sekuat itu keinginan Krystal untuk menolak dirinya.
'Apa kurangku, Krys? Aku kurang tampan? Bahkan aku baru saja menjadi dokter, aku kira aku sudah cukup segalanya untuk meminangmu.' batin Darren.
Puk!
"Akh!" pekik Krystal kaget, siapa ini yang sudah menepuk bahunya?
"Krys, kamu ngapain sembunyi disitu." tanya Liora yang datang bersama Kaisar.
Kaisar melihat ke arah pandang Krystal barusan, ada seorang pria yang nampak uring-uringan.
"Kamu sembunyi dari siapa?" kini giliran Kaisar yang penasaran.
Hadehh, semoga saja Darren tidak menyadari komunikasi nya dengan dua manusia ini.
...****************...
"Jujur, kamu ini buronan ya?" tanya Kaisar yang seolah menyidang Krystal.
"Eh! Sembarangan." sela Krystal tak suka, wong dia bukan buronan kok.
"Terus ngapain tadi sembunyi dari orang itu? Apa orang itu penagih hutang? Kamu punya hutang? Saya gak mau ya terseret sama urusan kamu itu, apalagi kamu tinggal di rumah saya." ucap Kaisar dengan gaya angkuhnya duduk di sofa ruang tengah, dengan Krystal di depannya.
"B-bukan lah!"
Ya masa, Darren ganteng, kece begitu di kata pula penagih hutang. Yang benar saja.
"Oke! Gak usah basa-basi, Max sudah bilang sama saya, kamu teman Karina kan? Kamu dan pembantu saya yang sebenarnya tertukar."
Kaisar sudah tahu, dan karena ia tahu ia memilih untuk lebih menghindari Krystal sejak kemarin.
Apalagi dia tahu, pembantunya bukan pembantu biasa, Krystal bisa mencuri hatinya jika logikanya lengah.
"Hah?!" pekik Krystal kaget, 'Aduh, sepupu lo ember banget sih, Rin!' rutuk Krystal dalam hati.
Ternyata, ucapan Kaisar saat mabuk bukan cuma racauan orang mabuk semata, tapi itu benar adanya yang pria itu ketahui.
"Anu, Tuan Muda saya bisa jelaskan, s-saya ituu___"
"Kabur dari rumah, tidak mau di jodohkan dan mau menjadi model lewat jalur dalam." tukas Kaisar tajam, "Kamu kira saya bisa di sogok? Terus apa karena Maxime teman saya, kamu bisa minta bantuan Maxime untuk menjadikan kamu model di agensiku?"
"Saya itu mencari artis berbakat, bukan orang yang menggunakan uang bahkan tubuhnya untuk terkenal dengan label agensi saya!" hardik Kaisar, jujur saja ia merasa tertipu.
"Jaga ucapan anda ya! Saya lewat jalur dalam bukan berarti saya itu mau menyogok anda dengan uang atau bahkan dengan tubuh saya! Tapi dengan bakat!" balas Krystal yang tersulut emosi gara-gara tuduhan Kaisar tak berdasar.
Mendengar perlawanan Krystal yang mulai berani, Kaisar tersenyum miring dan menatap tajam pada gadis cantik itu.
"Berani ya?" ucap Kaisar pelan, namun sarat akan emosi bahkan hinaan.
"Yakin kau tidak mau menyogok aku dengan tubuh indahmu ini hm?" mata Kaisar menjelajahi tubuh indah Krystal dari atas ke bawah, perlahan Kaisar mendekati Krystal dan...
"Akhh!" pekik Krystal saat dagunya sudah di cengkram oleh Kaisar.
"Tapi sepertinya tubuhmu tidak buruk juga, aku bisa membuatmu terkenal." bisik Kaisar, pada telinga Krystal.
Entah apa yang sudah merasuki pikiran Kaisar, nalarnya tidak berjalan.
Emosi sudah mengambil kendali, ia sudah menahan rasa malu karena salah masuk kamar sekaligus rasa penasaran sejak lama, pada Krystal.
Dan gara-gara melihat Krystal bersembunyi tadi, membuat ia ingat akan pengakuan Maxime.
"Tuan lepass! Sakit! Saya minta maaf, saya mohon biarkan saya disini sampai semuanya membaik,..."
"Oh ya? Kau tidak berminat jadi penghuni agensi ku lagi?" ledek Kaisar, di susul kekehan mengejek.
"Aku berminat, sebelum anda menuduhku yang tidak-tidak. Sekarang, aku cuma berharap anda berbaik hati membiarkan aku disini, hingga akhir bulan ini, setelah itu aku akan pergi." ucapnya bersungguh-sungguh.
Mau marah, tapi kalau di pikir ini juga salahnya membohongi Kaisar tapi semuanya juga bukan sepenuhnya salahnya, tapi keadaan !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments