"Kamu ketemu Krystal, Dar?"
Darren cuma mengangguk sambil menyesali kelambatan dirinya.
"Kapan? Dimana?" sambar Rayrin yang langsung nyaut saat mendengar anaknya di ketemukan.
"Kemarin aku ke mini market, terus gak sengaja lihat Krystal, tapi maaf Om, Tante... aku gak berhasil bawa dia pulang, dia larinya cepat." sesal Darren.
"Duh, Mas! Aku jadi khawatir sama dia, dia kan selama ini manja banget, apa dia bisa hidup dengan baik tanpa kita?" omel Rayrin gusar.
"Maaf, Om kalau lancang, tapi saya rasa batalkan saja semuanya, saya gak masalah tidak menikah dengan Krystal, setidaknya dia akan pulang, saya mengalah." ungkap Darren yang jujur saja membuat Kris dan Rayrin bimbang sekaligus merasa tidak enak.
"Bentar, Darren... Krystal kabur bukan sepenuhnya karena kamu, salah kami juga karena terlalu mengaturnya." Kris mencoba menenangkan, padahal selama ini anak gadisnya satu itu lebih ke bebas daripada terlalu di atur.
.
.
.
Sejak kejadian Kaisar yang kesal tak jelas padanya, Krystal jadi segan pada majikannya itu.
Beberapa hari ini ia bekerja selayaknya saja, ia cuma membersihkan kamar Kaisar dan seluruh rumah, tapi ia jadi jarang masak soalnya terakhir kali dia masak, Kaisar tak menyentuhnya sama sekali.
'Tuan Dirgantara itu marah sama aku? Aku memang bohong sih, cuma kan seenggaknya gak usah sampai menghina kaya gitu, apa aku keluar aja ya, pulang ke rumah.' pikirannya sambil mengaduk nasi goreng yang jadi makanan kesukaannya.
'Iya deh, habis makan aku beresin barang aku, aku pergi aja dari sini.' tekadnya, lalu memindahkan nasi goreng yang sudah jadi itu ke atas piring dan segera melahapnya.
Krystal sudah bertekad untuk menyerah saja.
Krystal menunggu sampai Kaisar pulang, setelah di hina seperti itu, Krystal harus bersikap sopan untuk mengembalikan harga dirinya di depan orang yang menghinanya.
Cklek!
Krystal menoleh cepat ke arah suara pintu terbuka, ia menunggu sampai Kaisar muncul di ruang tengah.
Krystal berdiri, "Tuan Dirgantara!" sebutnya lantang, saat Kaisar berusaha menghindar seolah tidak ada Krystal di ruangan itu.
Kaisar menghentikan langkahnya, tanpa menoleh pada Krystal.
"Saya pamit!" ucapnya jelas dan lugas.
Baru setelah mendengar kata pamit dari Krystal, Kaisar menoleh dan melihat Krystal dengan mata yang memicing heran.
"Lalu?"
"Saya akan pulang."
"Dan menikah dengan pria yang mengejarmu kemarin?" pertanyaan yang tak pernah keduanya duga keluar dari mulut Kaisar.
"Saya tidak tahu. Jika bisa saya tolak, jika terus di paksa, saya akan menikahi Dokter Darren."
'Oh, jadi pria itu dokter.' batin Kaisar.
"Kalau begitu saya pamit, saya minta maaf kalau sudah membohongi anda tentang latar belakang saya, tapi sebenarnya itu bukan alasan yang tepat untuk anda marah pada saya, karena saya cuma pembantu disini dan saya tetap melakukan peran saya sebagai pembantu, terlepas dari keinginan saya yang sebenarnya kepada anda." jelas Krystal panjang lebar.
Sebenarnya, Kaisar juga heran, kenapa dirinya semarah itu?
Bahkan menghina Krystal?
Kaisar akui, dirinya sudah berlebihan oleh karena itu ia malu berhadapan dengan Krystal.
"Kamu benar, kalau gitu saya minta maaf." kata Kaisar yang membuat Krystal mendongak kaget.
"Saya cuma kurang suka di bohongi, padahal kamu bisa menjelaskan itu di awal, saya bisa saja mengerti, kamu boleh tinggal disini sampai aku memberikan gaji terakhirmu."
Tentu, Kaisar tidak mungkin membiarkan Krystal pergi tanpa di gaji, gadis itu sudah bekerja keras, meski masakannya kadang enak kadang tidak enak.
"Beneran? ini anda ikhlas kan?"
"Kembali ke kamarmu, sebelum aku berubah pikiran." ucap Kaisar malas.
Krystal langsung bergegas kembali ke kamarnya, "Oh ya!" Krystal berhenti saat Kaisar kembali bersuara.
"Masak sesuatu yang enak untuk berterimakasih pada majikanmu ini." katanya dingin, tapi Krystal tersenyum senang karena itu.
Awalnya, ia merasa seperti tidak tahu diri terus tinggal di rumah orang yang tak menganggapnya ada setelah ketahuan berbohong.
Tanpa membuang waktu, Krystal bergegas masak makan malam setelah melihat beberapa referensi di sebuah platform video short.
Krystal tersenyum penuh melihat, tumis brokoli di campur jamur dan wortel yang sudah ia sajikan di meja.
Sekarang, Krystal tinggal menyajikan ayam mentega dan telur balado ke atas meja.
"Wah! Masak banyak kamu, kelihatannya enak." Kaisar menggosokkan tangannya seperti tidak sabar.
"Anggap saja, ini saya menebus rasa bersalah saya karena bekerja dengan tidak jujur pada anda." kata Krystal.
"Tapi kamu masak ini dengan uang belanja yang aku beri, jadi sama saja." cibir Kaisar sambil duduk di atas kursi sedangkan Krystal mengambil piring dan mengisinya dengan nasi.
"Tidak! Aku membeli bahan-bahan ini barusan dengan sisa uang simpananku." sanggahnya, tadi saat Kaisar mandi dan istirahat, ia pergi ke bawah untuk membeli bahan-bahan ini dengan sisa uang yang ia bawa dari meminjam pada Karina.
"Baguslah, kamu tahu caranya meminta maaf. Semoga ini benar-benar enak." kata Kaisar sebelum melahap makanannya.
Sepertinya, semua makanan terasa enak, Kaisar nampak lahap, Krystal senang memperhatikan itu, siapa yang tidak senang kalau ada orang yang lahap ketika makan masakannya?
"Kamu tidak makan?" tanya Kaisar.
"Oh, saya nanti saja, kalau anda selesai."
"Makanlah! Kita makan sama-sama." ucap Kaisar.
"Bener nih, Tuan? Apa gak masalah?"
"Kamu putri keluarga Adijaya pemilik rumah sakit terbesar di negeri ini kan? Mana mungkin aku membiarkan seorang tuan putri makan setelah aku." ucap Kaisar yang mengejutkan Krystal seketika.
"B-bagaimana anda tau___"
"Jangan banyak tanya, makanlah!" titahnya sambil menepuk kursi di sebelahnya.
Kaisar tersenyum samar saat melihat Krystal yang makan dengan lahap, "Sok menolak padahal lapar juga kan?" kata Kaisar yang membuat Krystal jadi malu.
"Enak ya, tumben enak banget. Jangan-jangan kamu beli di restoran ya?" pertanyaan Kaisar itu membuat Krystal buru-buru menelan makanannya ia tidak sabar untuk menyela ucapan Kaisar, ia tidak terima kerja kerasnya tidak di percaya.
"Enak aja! Saya masak dengan sepenuh hati, lho!" tukasnya dengan wajah masam.
Kaisar menghadap Krystal dengan kepalanya yang menyender pada tangan yang ia tumpukan di atas meja makan.
'Cantik.'
Andai Krystal melihat tatapan Kaisar sekarang, Krystal yang sangat peka itu pasti bisa menebak bahwa Kaisar memiliki ketertarikan terhadapnya.
"Lapar banget ya? Sampai cemong kaya gitu?" ucap Kaisar saat melihat ada saus dari ayam mentega itu di sudut bibir Krystal.
"Apa?" sahut Krystal bingung.
"Itu belepotan!" tunjuk Kaisar pada sudut bibir Krystal, Krystal segera mencari-cari bagian yang kotor dan menghapusnya.
Kemudian, ia melihat punggung tangannya yang ia gunakan untuk menghapus itu.
"Mana sih? Masih ada ya?" tanyanya pada Kaisar yang terhanyut dalam pikirannya sendiri yang entah kemana karena sibuk memperhatikan gerak-gerik Krystal.
Cup!
Krystal membelalakkan matanya saat bibir Kaisar mendarat sempurna di sudut bibirnya.
"Membersihkan seperti itu saja, tidak bisa." ucap Kaisar tenang, padahal jantung Krystal sedang tak tenang.
Kaisar tersenyum tipis saat melihat semu merah di kedua pipi Krystal, kemudian ia usap lembut.
Krystal semakin salah tingkah di buatnya.
"Emm, anda sudah selesai makan? Saya juga sudah, kalau gitu saya bereskan." ucap Krystal salah tingkah dan bergegas membereskan semuanya.
Sumpah !
Jantung Krystal berdebar tak karuan.
Bukannya melawan saat di perlakukan seperti itu pada Kaisar, ia malah salah tingkah.
Tapi di balik sikap tenangnya, sebenarnya Kaisar juga merasa heran, setan apa yang mempengaruhinya agar mengecup Cinderella nya itu.
Ya, Cinderella.
Seorang putri yang menyamar menjadi upik abu, namun sayangnya perannya tidak menghilangkan pesonanya sebagai seorang putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments