"Woilah, udah lama gak main-main. Muncul juga bos muda kita ini." sapa Maxime, akhirnya setelah beberapa waktu Kaisar muncul untuk berkumpul bersama di Blue Rose's, nama club tempat mereka sering berkumpul.
"Nggak enak badan." sahut Kaisar sekenanya, karena memang begitu adanya, bahkan sekarang ia masih merasakan sisa-sisa perasaan tak enak di tubuhnya.
"Kecapekan pasti habis main sama pembantu baru lo yang bodynya kaya super model itu, iya kan? Gimana enak?" usil Maxime yang mengundang kekehan dari teman lainnya,tapi malah mendapat jitakan keras dari Kaisar.
"Lawak lo, Max. Memangnya Kaisar itu elo? Dia mah setia sama neng Liora, Liora yang cakep aja gak di apa-apain." timpal Kevin.
"Lho! Kev! Jangan salah, pembantunya Kai itu, beuhh daun muda, seksi lagi, Karina mental kalau di sandingin sama dia." puji Maxime berlebihan.
Tiba-tiba, Kaisar jadi ingat, ia penasaran darimana Maxime dapat pembantu langka seperti Krystal.
"Mau dong, cariin gue yang kaya punya Kaisar dong." canda Stave, yang bersuara setelah dari tadi cuma memperhatikan sambil mengisap sebatang rokok.
"Lo pikir gue yayasan ART apa?" balas Maxime judes.
"Anjayy! Haha..." gelak Kevin, Kaisar cuma tertawa kecil lalu bersiap menyalakan rokoknya, sudah lama ia tidak menyesap barang candu itu.
"Jangan percaya sama Max, dia cari pembantu modal cantik doang, kerjaannya gak becus, jangan-jangan dia salah satu dari wanita bekas pakai lo ya, Max?!" tuduh Kaisar.
"Eh, sembarangan! Itu dia cewek baik-baik temannya Karina, gila lo!" ceplos Maxime.
"Hah? Sejak kapan Karina temanan sama pembantu?" heran Stave.
"Duh!"
Maxime menggeplak kepalanya yang sudah keceplosan.
Entah kenapa ia merasa bersalah karena sudah keceplosan padahal urusan Krystal bukan kepentingannya.
"Ya, ya dia kan temenan gak pilih-pilih, gak kaya lo!" cetusnya, berusaha memperbaiki kesalahannya, supaya Kaisar tidak curiga.
Kaisar masih menatap dalam ke arah Maxime, sambil sesekali menyesap rokoknya.
...****************...
Kaisar pulang dalam keadaan setengah mabuk, ia cuma ikut-ikutan minum sedikit tapi malah kebablasan, gara-gara Maxime terus menuangkan minuman ke dalam gelas miliknya.
Gelap, satu kata yang menggambarkan suasana rumahnya saat ini.
Kepalanya pening, menghidupkan lampu hanya akan membuat kepalanya makin pening.
Drrrt
Ponselnya bergetar, sejenak ia menilik sebab apa benda itu bergetar.
[Kai, maaf aku belum bisa jenguk kamu, aku sekarang sedang menjalani karantina, oh ya aku ikut kontes ratu kecantikan lho, do'ain aku ya... :)]
Kaisar bingung, mau membalas tapi melihat cahaya ponselnya saja ia malas, besok saja ia balas pesan itu pikirnya.
Liora tersenyum tipis, terkesan perih.
"Apa susahnya sih, balas pesanku?" gumam gadis itu meremat ponselnya.
"Kasih kata semangat aja nggak, aku selalu ragu sama kamu, Kai." ucap Liora pedih, Kaisar selalu bertindak semaunya, saat bertemu kadang manis, kadang dingin, saat berkirim pesan kadang di balas lama, kadang tidak di balas.
Terkadang ia merasa lelah, hanya saja ia mencintai pria itu jauh sebelum orangtuanya menjodohkan mereka.
Dijodohkan oleh orang yang kita cintai itu sebuah keberuntungan tak terkira, disaat di luar sana banyak pasangan saling cinta mengemis restu dari orang tua.
Krystal bersiap tidur, sejak tadi ia curhat pada Karina lama sekali, ia bosan dan tidak bisa jadi pembantu.
Tapi harus bersembunyi dari kejaran papanya.
Gadis itu mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih terbuka, ia tidak bisa tidur jika menggunakan baju lengan panjang.
Setelah mengganti pakaiannya dengan kaos putih oversize dan hotpants ia baru bisa tidur nyenyak.
Sementara itu, suasana gelap dan keadaan sedikit mabuk ternyata membuat Kaisar salah masuk kamar, yang mana kamar sebelahnya adalah milik Krystal.
Lelah, tanpa pikir panjang ia menjatuhkan tubuhnya pada tempat tidur, Krystal yang belum sepenuhnya tertidur langsung membuka matanya.
"Apa yang anda lakukan disini?!" pekik Krystal kaget, kenapa Kaisar bisa ada di kamarnya, kutuklah dia yang lupa mengunci pintu kamar.
Kaisar menoleh ke arah sampingnya, ia tidak tahu kalau ada gadis cantik di kamar ini.
"Oh! Kamu, pembantuku yang super seksi? Ck, harusnya kamu jadi bintang di agensiku ya?" celoteh Kaisar yang bahkan tidak tahu apa yang sudah ia ucapkan.
Krystal terhenyak.
"Bagus sekali, kamu pandai menipu, pantas pekerjaanmu tidak ada bagus-bagusnya!"
Kaisar mengambil posisi duduk dan menatap Krystal yang masih diam dengan tatapan dalam.
"T-tuan bicara apa? Anda mabuk ya?!" tebak Krystal saat mencium bau alkohol dari napas pria itu yang kini semakin dekat di depannya.
'Aduh, jangan-jangan aku udah ketahuan? Apa sepupunya Karina ember ya?' gumam Krystal dalam hati.
"Tck! Pantas pembantuku punya nama yang cantik dan wajah yang cantik, ternyata kau seorang tuan putri yang kabur dari rumah, hm?" tutur Kaisar, Krystal terbelalak kaget.
"A-nu, s-saya, tidak bermaksud menipu, anda salah paham." tukas Krystal panik.
"Hahah...bibirmu sudah membuatku resah beberapa malam ini." ucap Kaisar tiba-tiba yang langsung membuat Krystal merinding.
Ia langsung mendapatkan nalarnya, bahwa yang ia hadapi adalah orang yang mabuk.
"Tuan saya antarkan ke kamar anda ya, anda mabuk kan, ayo saya__"
"Tidak! Aku tidak pernah mabuk, aku cuma sedikit pusing saja." tolak Kaisar.
"T-tapi anda___"
"Diamlah! Keajaiban apa yang kamu punya huh? Kenapa tanpa komunikasi yang intens kamu bisa mencuri perhatianku malam ini?" celoteh Kaisar seduktif, ia bahkan sudah berani meraih dagu gadis di depannya.
"Bisa-bisanya kau masuk dalam mimpiku, haha.." kekeh Kaisar, sambil menarik pinggang ramping Krystal dalam dekapannya, sedikit mengangkatnya sampai jatuh di pangkuannya.
'Gawat!' pekik Krystal dalam hati, ia paham ia dalam bahaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments