Liora menghela napasnya, ia tahu hubungannya dan pria itu cuma perjodohan, tapi tidak bisakah Kaisar menghargainya?
Liora selalu mencoba sabar dengan Kaisar yang selalu bersikap semaunya, seperti saat ini, ia cuma bisa diam saat tahu Kaisar pindah dari rumah orangtuanya, memutuskan mandiri tanpa banyak bicara padanya.
"Sekali aja, kamu anggap aku ada, Kai." gumam Liora, matanya sudah berkaca-kaca, tapi ia segera bangkit dari kesedihannya, pergi ke bawah dan membuat cake cokelat kesukaan tunangannya.
Liora itu baik, ia juga seorang supermodel, bahkan juga membantu mamanya sebagai asisten desainer.
Wajahnya cantik dan innocent, anak penurut dan berbakti, itu alasannya kenapa ia menerima perjodohannya selain karena ia suka Kaisar.
"Wah, anak mami lagi ngapain nih?" sapa Niara, yang adalah ibu dari Liora.
"Buat cake, buat Kaisar. Dia baru pindahan lho, Mi." ujar Liora yang nampak antusias meski fokusnya berada pada adonan dan loyangnya yang sedang ia hentakan kemudian ia masukan ke dalam oven.
"Rajin banget anak mami, pantes Akira langsung suka sama kamu, calon istri idaman sih." puji Niara, putrinya itu selalu membanggakan, berprestasi,penurut, lembut dan baik hati.
Niara tersenyum hambar, mengamati gerak-gerik Liora, ia tahu putrinya sangat menyukai Kaisar, tapi pria itu bersikap biasa saja pada Liora.
"Semangat sayang, Kaisar pasti suka, makin cinta sama kamu." kata Niara menyemangati, yang justru membuat semangatnya jadi pupus.
Hatinya mencelos, "Semoga aja." batin Liora dengan senyum terpaksa ke arah Niara.
Sudah bertahun-tahun, bukannya Kaisar luluh, pria itu malah semakin jauh.
"Hah! Sadar, Li. Kamu tuh cuma cewek penyakitan, mana mau Kaisar sama kamu, tunangan juga terpaksa pasti." batin Liora pilu.
Setelah rampung dengan kegiatannya, Liora datang ke penthouse Kaisar.
Ia menekan bel berulangkali, tapi belum juga pintu itu terbuka.
Ia menatap cake buatannya yang di balut kantung plastik putih, dengan tatapan harap-harap cemas.
Semoga saja, Kaisar ada di rumah, ini kan hari minggu.
Ceklek!
Bunyi pintu terbuka, "Kai aku__" ucapannya terjeda, senyumnya luntur saat yang muncul bukan Kaisar kekasihnya, tapi seorang perempuan cantik dengan pakaian rumahan yang tidak mengganggu kecantikannya sama sekali.
"Siapa?" tanya Krystal sambil memperhatikan Liora dengan tatapan aneh.
"Mbak, cari siapa?" tanya Krystal yang merasa bodoh, di rumah ini yang ada cuma Kaisar dan dia cuma pembantu!
"Oh, maaf pasti cari Tuan Kaisar yah?" tanya Krystal merasa tidak enak, Liora menyunggingkan senyum, Tuan? Berarti perempuan ini cuma pembantu kan? pikir Liora.
"Iya! Kaisar ada?" Krystal mengangguk dan mempersilahkan Liora masuk.
"Sebentar ya mbak, saya panggil Tuan Kaisar, dia lagi di ruang kerja." kata Krystal.
Liora mengangguk paham dan duduk di atas sofa memanjang di ruang tamu, sambil menatap tempat tinggal baru tunangannya yang sangat mewah dan modern.
Senyumannya yang polos itu mengembang saat netranya menangkap sosok tampan tunangannya menghampirinya dengan senyum tipis.
"Kamu selalu gila kerja, ini hari minggu lho." ucap Liora, sedangkan Kaisar belum menjawab sampai ia benar-benar duduk di sebelah Liora.
Kaisar mengacak kecil rambut gadis polos miliknya itu, lalu mencium keningnya.
"Miss you!" ungkap Kaisar, yang mana adegan itu tertangkap oleh mata Krystal.
Pipi, Krystal memerah tiba-tiba ia gugup menyaksikan adegan manis dan romantis majikan dan kekasihnya.
Ia langsung kabur tanpa mereka ketahui.
"Jadi itu pacarnya, si tuan galak? Cantik banget, lembut lagi, bisa-bisanya orang galak dapet cewek manis." ocehnya sambil membuatkan minum untuk mereka berdua.
"Oh ya! Aku bawain cake kesukaan kamu lho!" kata Liora antusias, menyodorkan cake buatannya.
"Kenapa repot-repot? Kan bisa beli." sahut Kaisar yang tengah bersandar di sofa, sambil mengamati Liora melalui mata elangnya.
"Buat kamu spesial dong, emang kamu gak suka ya kalau aku yang buat? Gak enak?" tanya Liora dengan wajah yang hampir berubah kecewa.
"Ya, bukan gitu. Aku suka, tapi kamunya jadi capek." timpal Kaisar, tangannya tak pernah bosan untuk menyentuh surai coklat gelap milik Liora, sangat halus dan wangi.
Meski belum ada rasa cinta, tapi ia tidak bisa menampik bahwa ia suka di perhatikan oleh gadis manis nan polos ini, apalagi Liora pilihan mamanya, pasti takkan salah.
Liora tersipu mendengar, sedikit perhatian Kaisar untuknya.
"Silahkan, minumnya." ucap Krystal yang ikut tersipu saat menyajikan minum di meja, melihat adegan mesra keduanya.
"Terimakasih." ucap Liora ramah, Krystal buru-buru pergi dari sana sebelum jadi obat nyamuk.
"Pembantu kamu?" tanya Liora, apapun yang gadis itu ucapkan selalu ada aura kedamaian yang terpancar dari wajah cantiknya.
"Iya. Ngomong-ngomong kamu kok tahu aku pindah kesini?" tanya Kaisar, yang malah membuat binar kedamaian itu pudar.
"Harusnya aku yang nanya, kenapa kamu gak kasih tau aku? Kamu lupa sama aku?" tanya Liora pelan dengan senyum memaksa, kata-kata itu sukses menyentil perasaan Kaisar.
"Bukan gitu, aku cuma__"
"Iya-iya aku tau, kamu selalu sibuk sama pekerjaan kamu, jadi buat ngabarin aku dan balas chat aku aja susah banget. Kamu gak pernah kangen sama aku ya?" tanya Liora polos.
Kaisar terdiam mendengar pertanyaan itu, ia bingung harus jawab apa, karena nyatanya jawabannya hanya akan menyakiti Liora.
"Nggak tahu kenapa, aku gak pernah merasa rindu dan ingin terus bertemu kamu, layaknya seorang kekasih." jawab Kaisar, yang tentu hanya ia ucapkan dalam hatinya saja.
Mana tega ia bicara begitu pada Liora yang hatinya selembut hati peri.
Cup!
Kaisar mengecup bibir tipis Liora singkat, lalu mengelus pipinya yang tirus.
"Aku tadi udah bilang kan? Miss you, Li."
Pipi Liora memanas, pasti semburat merah sudah mewarnai pipinya sekarang, akhirnya setelah bertahun-tahun, Kaisar melabuhkan kecupan pada bibirnya meski itu singkat.
Katakanlah,bahwa Liora baperan!
Yang pasti ia sangat senang saat ini.
Meski gugup, ia tetap tersenyum cerah dengan binar bahagia yang tak pernah Kaisar lihat seterang itu dari mata tunangannya.
"E-eh, cobain dong! Aku udah susah-susah lho, buatin ini untuk kamu."
Kaisar mencubit kecil pipi Liora, tiba-tiba ia gemas, pria itu tahu bahwa gadisnya sekarang sedang salah tingkah.
"Makasih, rasanya enak." ucap Kaisar, sambil kembali mengambil satu potong cake lagi.
...****************...
"Mas, kamu minta bantuan Farid?" tanya Rayrin saat Kris selesai menelepon.
Kris berbalik dan melihat istrinya yang ternyata menguping pembicaraannya.
Ia membuang napas kasar, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ya, gimana lagi, kita bisa minta bantuan dia buat cari Krystal kita, aku cuma minta dia retas cctv apartemen Karina." jelas Kris.
Mau bagaimana lagi, putri nakalnya itu sangat licin, ia tahu Rayrin tidak suka jika mereka terlalu dekat dengan keluarga Farid dan Akira, karena ia masih merasa malu atas perbuatannya di masa lalu.
Eh sekarang, Kris malah minta bantuan.
"Aku pengen hubungan kita sama mereka sebatas kamu pemilik saham aja di perusahaan itu, jangan lebih, aku masih malu, Mas."
"Tapi ini buat anak kita, sayang."
"Kan kamu punya duit, sewa orang lain bisa kan untuk itu?"
"Rayrin, bisa kamu berdamai sama masa lalu kita?"
"Nggak! Aku aja masih terngiang-ngiang sama kedekatan kamu dan dokter itu, andai aku gak hamil, kita pasti udah__"
Ucapannya terhenti saat telunjuk suaminya sampai pada bibirnya.
"Jangan bahas itu, please." pinta Kris, pembahasan itu cuma akan membuatnya terus menerus merasa salah.
"Maaf."
Hari ini part, Liora dan Kaisar yaa
Krystal ngumpet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments