"Selamat pagi, Tuan!" sapa gadis itu saat majikannya siap dengan setelan ala eksekutif muda yang membuatnya semakin tampan.
'Andai bukan pacar orang.' batin Krystal, dengan senyum yang terkulum kagum diam-diam pada sosok sempurna di depannya.
"Ceria sekali kamu." sahut Kaisar biasa, sambil duduk di kursi meja makan.
Krystal cuma bisa menahan senyumannya, bukannya malu setelah kejadian malam itu, malahan ada perasaan asing yang lancang tumbuh di hatinya.
Anggaplah dia mudah terbawa perasaan, tapi ciuman singkat kekasih orang itu di sudut bibirnya, membuat sudut hatinya menumbuhkan sebuah bunga cinta yang semakin lama semakin mekar.
"Gimana, Tuan?"
"Enak, tapi gak yang enak banget sih." komentar Kaisar setelah menelan sarapannya.
Wajah bersinar itu agak redup, karena ternyata masakannya kurang enak.
"Nggak papa, kan masih bisa di makan, makasih untuk sarapan pagi ini." kata Kaisar yang sungguh mengagetkan Krystal, soalnya....
"Baru kali ini, aku mendengarnya berkata lembut dan menenangkan. Tuhan, kuatkan hatiku agar tidak jatuh hati semakin dalam." gumamnya dengan jemari yang saling meremas.
"Kamu ngomong apa barusan?"
tanya Kaisar, karena samar-samar ia seperti mendengar Krystal bicara.
"Hah?! Nggak ada!" elak Krystal gugup.
"Nggak usah kecewa, saya paham, kamu pasti tidak pernah masak kan sebelumnya, ini enak kok untuk ukuran gadis yang tidak pernah masak seperti kamu." ucap Kaisar, Krystal menemukan sosok lain Kaisar hari ini.
"Hmm, maaf."
"Kenapa minta maaf?"
"Ya, saya tidak bekerja dengan baik." sahut Krystal tak enak, "Besok gak usah gaji saya gak apa-apa, saya sudah bersyukur dengan Tuan yang membiarkan saya makan dan berlindung disini." timpalnya lagi.
"Kamu ini.."
"Saya kenapa?" tanya Krystal penasaran, ucapan Kaisar membuatnya penasaran.
"Nggak papa, saya kerja dulu." pamit pria itu, lalu beranjak pergi.
Krystal menghela napas lega, saat melihat punggung lebar pria itu dan piring Kaisar yang sudah kosong.
"Ternyata kalau dekat, dia gak galak." gumamnya lagi dengan senyum khas gadis jatuh cinta.
Senangnya!
Hari ini segalanya terasa indah karena Kaisar yang menari-nari dalam pikirannya.
Bekerja terasa ringan dan menyenangkan.
Padahal di tengah kegembiraannya, ada kegelisahan dari orangtuanya yang tak kunjung reda.
"Dasar anak nakal, Ya ampun! Krystal ini !"
Biar bagaimanapun, Rayrin adalah seorang ibu yang mana ia tidak akan bisa tenang sebelum menemukan keberadaan anaknya yang entah dimana selama sebulan ini.
Rayrin melajukan kendaraannya, ia ingin mencari angin segar untuk menyegarkan pikirannya yang hampir setiap hari kalut gara-gara gadis kecil Adijaya itu.
Di temani Shine, Rayrin berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan.
"Mam, terus pernikahan aku gimana dong,kalau Krys, gak pulang-pulang?" rengek gadis itu sambil memilah pakaian mana yang menarik perhatiannya.
Rayrin yang melakukan hal yang sama, berhenti sejenak dari aktifitasnya, "Sabar ya sayang... Sudah jangan bahas itu disini, mama lagi ingin healing!" kata Rayrin, sebenarnya ia kasihan pada anak pertamanya yang terpaksa mengundurkan rencana pernikahannya karena ketiadaan putri bungsunya.
Tapi mau bagaimana lagi?
Ia tidak bisa merayakan apapun saat ini.
"Rin!" tiba-tiba saja Shine berteriak entah memanggil siapa Rayrin tak perduli.
"Mam! Ada Karina, teman Krystal ayo ikut Shine!" gadis itu menarik tangan Rayrin yang semula tak perduli.
"Rin! Mau kabur kemana hayo!" ucap Shine ketika berhasil mencekal tangan Karina.
'Mati gue! Kenapa bisa ketemu sih!' rutuk Karina, bisa-bisanya baru saja ia masuk toko eh malah ketahuan kakak temannya !
"E-eh, Kak, Tante.." sapa Karina kikuk.
"Sekarang jelasin, tante mohon banget..." pinta Rayrin, mereka baru saja berpindah tempat dan memilih bicara di sebuah kafe terkenal yang ada di dalam mall itu.
Karina memainkan jemarinya yang bertumpu di pahanya, gara-gara Krystal ia jadi serba salah.
"Saya nggak tahu, Krystal dimana, Tan."
"Bohong, Mam! Nggak mungkin, dia gak tahu, lo kan bestie banget sama adek gue." todong Shine tak percaya.
Karina memberengut ke arah Shine, tapi Shine tidak perduli.
"Beneran kak! Aku gak tahu, aku cuma tahu dia sekarang lagi kerja tapi aku gak tahu alamatnya." jelasnya cari aman, ia bisa memberi jawaban sekaligus menyembunyikan keberadaan Krystal.
'Semoga mereka puas sama jawaban gue...' doa Karina dalam hati.
"Karina sayang .. Tante tahu, kamu teman Krystal, tapi kali ini aja berkhianat dari dia, kasih tahu tante, dia dimana, bilangin kalau mamanya kangen banget sama dia, Tante khawatir, selama ini dia manja banget dan sekarang gak tahu dimana." ucap Rayrin sedih.
Karina jadi kasihan, dia tersentuh.
Antara kesetiaan teman atau simpati pada sesama.
"Ya, jujur. Karina sudah jujur, awalnya memang Krys, di rumah aku, Tante. Cuma, setelah itu dia pergi."
"Lo punya kontak baru Krystal kan?" Shine mencoba menyudutkan Karina lagi.
"E-nggak!"
"Bohong!"
"B-beneran, aku gak punya nomor barunya Krystal."
"Nak, mohon bantuannya ya, tante kangen banget sama anak tante." timpal Rayrin memelas.
"Tuh, lihat, lo gak kasian sama mama gue? Kan lo teman dekat Krystal kan, suka main ke rumah juga, masa gak respect sih sama mama."
Hadeh!
Shine ini membuat posisi Karina semakin terpojok.
"Y-ya deh, iya! Aku punya nomor barunya Krystal Tante, tapi aku gak tahu dia tinggal dimana sekarang."
Mata Rayrin langsung berbinar mendengar itu, "Nggak papa, berikan nomornya!" ucap Rayrin antusias.
...****************...
"Aduh!" pekik Krystal, ia menatap jarinya yang berdarah.
"Kenapa?" suara berat Kaisar terdengar, pria itu datang karena pekikan Krystal.
"Anu, ini jarinya." Krystal menunjukkan jari telunjuknya yang terkena pisau.
"Astaga, hati-hati, Krysie." ucap Kaisar, ia memasukan jari Krystal ke mulutnya dan Krystal tak menyiakan momen itu, matanya bebas menatap Kaisar dari dekat.
Deg !
Krysie?
Terdengar manis bukan?
Dan apa barusan?
Kaisar mengulum jarinya yang terluka!
"Lain kali hati-hati." kata Kaisar sambil membalut lukanya, "Mikir apa sih sampai luka gitu."
"Mikirin kamu!" jawabnya asal, "Eh!" Krystal menutup mulutnya saat sadar ia telah lancang dalam menjawab.
Kaisar mematung menatap Krystal dingin, wajahnya datar lagi sama seperti kemarin-kemarin.
"Kamu bilang apa?"
"S-saya bercanda kok!" elaknya.
"Serius juga nggak papa." sahut Kaisar di susul kekehan.
Di luar ekspektasinya, Kaisar tidak marah padanya! Ajaib!
"Tuan? Tidak marah?" Kaisar menggeleng, ia lantas duduk di sebelah Krystal setelah cukup lama duduk di karpet bulu untuk membalut jari gadis itu.
"Cuma bercanda kan?"
"Hah? Iya!" jawab Krystal cepat, pipinya bahkan sudah merona.
Berada di sisi Kaisar sedekat ini benar-benar bahaya untuk jantungnya.
"Kamu lucu juga ya?" kata Kaisar sambil mengusak rambut Krystal.
'Ya Tuhan, ujian apa lagi ini?' batin Krystal, tidak semua orang kuat menghadapi pesona Kaisar, ya ampun!
Keduanya saling menatap lama, sampai dering ponsel Krystal menginterupsi kegiatan itu.
Krystal gugup saat matanya lepas dari kekangan pesona mata tajam Kaisar, begitu juga Kaisar yang mendadak merasa aneh pada dirinya, kenapa jadi selembek itu bersama Krystal?
Krystal buru-buru mengeluarkan ponselnya dari saku celana cargonya.
Ia sembarang mengangkat teleponnya, karena salah tingkah.
"Halo? Ini siapa?" sapa Krystal, soalnya penelepon tidak menunjukkan nama, yang artinya nomornya tidak Krystal simpan.
Tidak ada sahutan dari seberang, Krystal mengernyit bingung.
"Krys!" ucap seseorang di sebrang sana, tepat saat Krystal hampir saja memutuskan sambungan telepon tak jelas itu.
Matanya membola meski sebulan sudah tak bertemu tapi dua puluh tahun sudah ia berada dalam dekapan sang pemilik suara.
"Mama?" gumamnya lirih, pegangan di teleponnya melemah.
Jujur, Krystal rindu pada mamanya. Sangat!
"Krys? Ada apa? Siapa yang menelepon?" tanya Kaisar penasaran, tapi Krystal cuma diam, ia bahkan mengabaikan sambungan telepon itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments