Bagian 14 : Ayah & Ibu Bintang

Episode sebelumnya...

...Tok.. Tok.. Tokk......

...Tok.. Tok.. Tokk......

...Tok.. Tok.. Tokk......

Suara pintu yang di ketuk berkali-kali kembali terdengar, mengalihkan perhatian satu keluarga yang sedang melepas rindu itu. Bintang merasa was-was, takut bila yang datang kali ini benar-benar Leo. Matilah ia. Ini bukan waktu yang tepat.

###

Happy Reading & Enjoy Guys.

###

Bumi dan Bintang terlihat canggung. Kini di depan mereka berdua ada orang tua Bintang yang sedang memperhatikan Bumi dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Ekheeemmm." Ayah Bintang kali ini memperhatikan wajah Bumi yang terlihat berkeringat. Ruangan kos-kossan Bintang yang hanya berukuran 3x3 itu terasa sangat pengap karena di isi oleh 4 orang dewasa.

"Jadi, kamu yang mau jemput anak saya?. " Tanya Ayah Bintang kepada Bumi.

"Iya pak, eh om? Tante? Ayah dan Ibunya Bintang yah? Perkenalkan nama saya Bumi Sakti. Saya temannya Bintang, tempat tinggal saya gak jauh dari sini. " Bumi memperkenalkan dirinya dengan percaya diri ini sungguh di luar dugaannya.

Bumi yang awalnya datang ke tempat Bintang untuk mengomelinya justru berakhir seperti ini. Bagaikan penjahat yang ketahuan melakukan tindakan pidana. Ayah Bintang sedang menginterogasi dirinya, menyangka bahwa dia adalah kekasih Bintang.

"Ayahhh, kan tadi udah Bintang bilang ini itu cuman teman Bintang yang ngasih kerjaan. " Bintang mencoba membantu menjelaskan.

"Oohhh bos kamu di cafe itu yah? bukannya kamu bilang dia udah punya istri?. " Tanya Ayah Bintang penuh selidik.

"Bukan, Ayah aduh mau mulai dari mana yah, jadi Mas Bumi ini ngasih kerjaan tambahan ke Bintang buat bantuin dia belajar masak di rumahnya karena Bintang dari pagi sampai sore kerja di cafe, malamnya baru Bintang ke rumah bantuin mas Bumi ini. "

"Belajar Masak?. " Ayah Bintang merasa heran, kenapa orang seperti Bumi yang terlihat punya uang ini meminta anaknya untuk membantunya memasak. Di malam hari? Ayah Bintang mengernyitkan alisnya bersiap untuk mengeluarkan sepatah-kata lagi dari mulutnya.

Bumi yang menyadari itu merasa bahwa ia harus menyelesaikan kesalah pahaman ini ia kemudian angkat bicara.

"Iya om, saya ngasih Bintang kerjaan untuk mengajari saya memasak di Apartement saya, karena kebetulan saya tinggal sendiri dan saya cuma ada waktu di malam hari seharian saya harus mengurus perusahaan saya. Sebenarnya saya bisa saja menyewa seorang profesional tapi saya tidak punya waktu dan saya tidak gampang mempercayai orang untuk masuk Apartement saya. Maafkan saya apabila saya lancang. " Bumi berbicara dengan lancar, ia sudah terbiasa berbicara dengan orang banyak jadi wajar saja tidak ada kecanggungan dari dirinya.

"Kamu tinggal sendiri?. " Ayah Bintang kembali bertanya.

Bintang yang menyadari pertanyaan itu sedikit sensitif kemudian mecoba membantu Bumi menjelaskan hubungan di anatara mereka berdua, namun belum sempat Bintang berbicara sudah di potong oleh Bumi.

"Iya om saya tinggal sendiri tapi tenang aja saya tidak akan melakukan hal tercela kepada Bintang, itu bisa merusak reputasi saya dan reputasi perusahaan saya. Jadi, om tidak perlu khawatir saya pastikan Bintang tetap aman bersama saya. " Ujar Bumi dengan tegas sambil menunjukkan kartu namanya perusahaannya.

Bintang yang kaget mendengar ucapan Bumi barusan hanya iya-iya saja, percuma juga ia membantu Bumi menjelaskan kepada ayahnya kalau Bumi bisa membantu dirinya sendiri.

Ketegangan itu akhirnya berakhir, pembicaraan merekapun akhirnya melebar ke mana-mana, Ibu Bintang hanya tersenyum-senyum tipis melihat anak perempuannya yang terlihat sangat tegang barusan.

Bumi dan Ayah Bintang terlihat sudah sangat akrab dan terlihat sangat nyambung. Mereka terlihat seperti kawan lama yang baru saja bertemu, membahas berbagai macam hal dan Bumi dengan sabar mendengarkan Ayah Bintang menceritakan pengalaman masa mudanya. Seandainya saja Leo juga bisa seakrab itu dengan ayahnya ia tidak harus bermain kucing-kucingan berpacaran dengan Leo.

"Hiks." Batin Bintang.

Tidak lama kemudian orang tua Bintang berpamitan untuk pulang. Ayah Bintang menepuk-nepuk bahu Bumi menandakan bahwa Ayah Bintang senang dengannya, begitu pula dengan Ibu Bintang yang dari tadi hanya banyak diam. Ibu Bintang memang tidak terlalu banyak bicara, Ibunya seperti kebalikan dari Ayah Bintang. Seperti sepatu kanan dan kiri, selalu bersama, saling melengkapi dan berjalan beriringan.

Ayah dan Ibu Bintang kemudian memeluk Bintang dan memperingatinya untuk berhati-hati dimanapun ia berada.

"Ingat kalau ada yang macam-macam langsung telpon Ayah, Ayah bakalan datangi rumahnya. " Ujar Ayah Bintang, sambil melirik Bumi.

"Tolong ya nak Bumi, kami titip anak kami. " Ucap Ibu Bintang.

Bumi hanya manggut-manggut saja, pertanda ia sudah mengerti.

###

Kini tersisa mereka berdua di ruangan itu.

"Maaf yah mas soal orang tua Bintang, saya juga gak nyangka mereka bakalan datang, lebih-lebih saya nggak nyangka mas Bumi juga datang. "

"Mas Bumi, kenapa gak bilang-bilang kalau mau kesini, sayakan jadi kaget. " Ujar Bintang kepada Bumi yang asik membuka lemari kulkas Bintang mencari air minum.

"Itu airnya di galon, Mas. " Tunjuk Bintang kepada sebuah galon yang berada di sudut ruangan tersembunyi dan berada tepat di samping kulkas. Bumi segera menuangkan air ke gelasnya lalu meminumnya.

"Ahh panas banget ini kamar apa penjara sih. Kenapa gak ada Acnya ya ampun, pengap banget kamar lo. " Bumi meracau, keringat sudah membasahi bajunya.

Bintang yang melihat itu sedikit terpesona, entah kenapa Bumi jadi kelihatan lebih tampan ketika berkeringat seperti itu, apalagi tubuhnya tercetak jelas pada bajunya yang basah karena keringatnya sendiri.

"Ah seksi sekali. " Batin Bintang.

"Eh kunyuk orang kalau ngomong dengerin budeg lo yah. " Bumi menyadarkan lamunan Bintang. Pemikiran yang terlintas di pikirannya tadi langsung ia hapus.

"Menang dasar orang aneh." Batin Bintang.

"Namanya juga kossan murah mas, wajarlah gak ada Acnya, tuh masuk aja ke kulkas kalau mau dingin. " Balas Bintang.

"Mas ngapain kesini malam-malam gini. " Lanjut Bintang.

Bumi berjalan menuju ke arah Bintang yang saat ini sedang duduk di atas kasurnya. Lalu tanpa aba-aba ia langsung mendekatkan wajahnya ke Bintang. Bintang yang kaget reflek memundurkan wajahnya yang sangat dekat dengan wajah bumi, bau nafas dan keringat bumi yang harumpun bisa ia rasakan, saking dekatnnya.

Bumi menyipitkan matanya, lalu mengeluarkan selembar kertas yang berisi kontrak kerja dan meletakkan kertas kontrak itu ke tangan Bintang. Kertas kontrak itu melingkari sebuah kalimat yang bertuliskan.

"Peraturan pertama : Harus datang tepat waktu pada pukul 17.30-selesai. Pada hari yang telah disepakati yakni : Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Apabila melanggar tanpa alasan dan sebab yang jelas maka pelanggarannya itu harus di ganti dengan membersihkan rumah pembuat kontrak dalam hal ini adalah : Bumi Sakti. "

Bintang melemparkan kertas itu, lalu mengambil bantal untuk menutupi wajahnya. Dia baru ingat harus ke rumah Bumi.

"Aduh mas, maaf banget yah tadi orang tua saya tiba-tiba aja datang makanya saya lupa. " Jelas Bintang.

"Bintang, elo kan punya Hp, Hp itu gunanya buat komunikasi, buat nelpon, buat chat, elo kan bisa ngabarin gue, nelpon gue kalau emang elo gak bisa jangan tiba-tiba ngilang gitu aja tanpa kabar" Ucap Bumi menggebu-gebu. Ia sendiri tidak mengerti kenapa ia begitu menggebu-gebu jika berbicara dengan Bintang.

"Maaf yah mas, lagian ini udah jam delapan malam Mas, besok aja yah. " Pinta Bintang pasrah. Gadis itu sudah tidak sanggup untuk sekedar menyangkal.

"No no no. Hari ini, harus hari ini , di waktu ini l, di detik ini juga." Perintah Bumi.

Bintang mendengus kesal, harusnya tadi ia menyuruh Ayahnya untuk menggeplak kepala orang ini saja. Sangat egois, aneh dan keras kepala.

Bumi yang melihat Bintang sepertinya sedang kelelahan jadi merasa iba, ia kemudian memikirkan sesuatu.

"Yaudah deh elo traktir gue aja sebagai permohonan maaf dan ganti rugi atas waktu gue yang terbuang sia-sia hari ini, gue udah banyak buang-buang waktu dan buang tenaga gue yang berharga, Elo harus traktir gue makan. " Perut Bumi tiba-tiba saja mengeluarkan bunyi, pertanda cacing-cacing yang ada di pertunya butuh asupan segera mungkin.

"Mas mau makan apaan emangnya?. " Bintang sebenarnya bukan tidak ingin mentraktir Bumi, hanya saja jika harus makan di tempat mahal rasanya Bintang tidak akan sanggup meskipun uang pemberian Bumi masih ada ia simpan, setengahnya.

"Udah tenang aja makan nasi padang di pinggir kota aja kayaknya enak disana, udah gitu pas lagi sama kantong lo kan?. " Bumi diam-diam sebenarnya sudah tahu makanan favorit Bintang karena selama Bintang datang ke Apartementnya, Bintang selalu minta di pesanan nasi padang untuk makan malamnya.

Bintang tanpa pikir panjang segera menyetujuinya, kalau hanya nasi padang 10 bungkuspun akan mampu Bintang bayarkan. Gadis itu merasa bersalah sekaligus kasian juga karena dirinya, Bumi sampai harus bertemu dengan Ayahnya dan harus melalui kejadian tadi, yaitu menemani Ayah Bintang bercertita selama hampir 2 jam.

"Bintang malah ngelamun loh???????? " Panggil Bumi.

"Iya mas oke-oke ayooo, tapi sayaa harus ganti baju dulu. " Bintang mengusir Bumi secara halus dari kamarnya karna tidak mungkin ia bargati pakaian jika ada Bumi di kamarnya.

"Yaudah ganti aja. " Ujar Bumi tidak peka.

"Gimana saya mau ganti baju, kalau masnya ada disini, udah sana gih keluar tunggu diluar aja. " Usir Bintang.

"Oh iyaya haaa hehe. Gue tunggu lo di mobil. jangan lama-lama, kalau lama gue balik lagi. " Bumi beranjak pergi dan berjalan menuju pintu

"Iya iya, massssss. " Bintang sambil mengambil ancang-ancang seperti akan memukul Bumi dari belakang.

###

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca. Klik tanda suka dan ketikkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan lebih berguna untuk penulis memperbaiki karyanya. hehee.

Author

#kimel#

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!