Episode sebelumnya...
Bumi merasakan Hawa panas di dalam mobilnya yang berAC. Ia segera turun dari dalam mobilnya untuk menghamoiri Bintang. Namun, baru beberapa langkah ia mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian dan Bintang akan berpikir bahwa dirinya adalah penguntit. Bumi lalu kembali masuk ke mobilnya dan memperhatikan Bintang dari jauh.
Beberapa waktu kemudian Bintang terlihat beranjak dari tempat duduknya dan sepertinya akan menuju ke jalan raya mencari kendaraan untuk pulang. Bumi lalu membuka salah satu aplikasi pada HPnya*.
###
Happy Reading & Enjoy Guys
###
Akhir pekan. Tidak ada kata libur untuk Bintang, justru di saat akhir pekan seperti ini para pengunjung Cafe malah akan semakin ramai karena Cafe tempatnya bekerja ini lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan salah satu Univeritas besar di kota ini, tempat Bintang juga berkuliah dan dimana ada kampus pasti di sekitarnya akan ada banyak perumahan yang di kontrakan ataupun di sulap menjadi sebuah kos-kossan untuk si sewakan kepada para mahasiswa yang merantau. Salah satunya adalah Bintang.
Saat ini adalah musim libur bagi para mahasiswa sebenarnya karena akhir tahun kemarin ujian akhir semester telah dilaksanakan. Namun, bagian para mahasiswa tingkat akhir tidak ada hari libur untuk mengerjakan skripsi, melakukan penelitian dan kejar-kejarran dengan dosen pembimbingnya. Seperti itulah yang Bintang saksikan saat ini. Para mahasiswa berambut gondrong duduk berkumpul dengan laptop di depan wajah mereka masing-masing.
Cafe tempat Bintang bekerja memang menyediakan menu yang pas dengan isi kantong para mahasiswa. Namun, Kadang-kadang Bintang juga merasa kesal ketika ada beberapa mahasiswa yang datang, duduk dan tinggal berjam-jam di mejanya namun hanya 1 atau 2 orang di antara mereka yang memesan minuman, belum lagi Cafe itu sudah menyediakan wifi gratis. Para mahasiswa biasanya seenaknya saja, Bintang merasa kasihan kepada boss yang menggaji dirinya jika ada banyak mahasiswa yang melakukan hal seperti itu bisa-bisa usaha bossnya ini bangkrut. Bintang sungguh takjub memikirkan kebesaran hati bossnya yang tidak pernah menegur para mahasiswa yang tidak tau diri itu.
Satu hal lagi yang membuat Bintang merasa sangat takjub kepada bossnya adalah 2 minggu yang lalu bossnya merenovasi dan menambah ruangan di samping Cafenya, di dalam ruangan itu terdapat beberapa kursi panjang dan meja, di atas meja masing-masing sudah terdapat colokan. Bintang yang merasa penasaran untuk apa ruangannya di buat seperti itu.
Bossnya dengan tersenyum menjawab.
"Itutuh nanti kalau ada mahasiswa yang datangnya kelompokkan ngerjain tugas dan skripsinya bakalan lebih nyaman di ruangan situ karena gak terlalu bising. kalau disinikan bisa ke ganggu sama pengunjung lain yang lagi nyanyi atau karokean. " Ujar bossnya sambil menjelaskan kenapa ia menambah ruangan samping Cafenya. Bintang hanya mengangguk-angguk saja mendengar penjelasan bossnya yang baik hati itu.
###
Di dalam sebuah Apartement bernuansa hitam dan putih, sebuah pintu kamar terlihat terbuka lebar menampilkan ruangan kamar yang berantakan. Beberapa pakaian berhamburan di lantai. Seorang laki-laki tanpa atasan, hanya mengenakan bawahan boxer terlihat masih tertidur sangat pulas. Garis-garis menbentuk kotak di perutnya dapat dilihat dengan jelas. Semalam sepertinya laki-laki mabuk.
"Tiiiit tiiiiiitttt.. tiiiiiittt.."
Dering Hpnya berbunyi menandakan ada panggilan telepon yang masuk. Hpnya sudah berdering sejak tadi, Namun Bumi tak juga terbangun dari tidur pulasnya.
10 panggilan tak terjawab dari Shanti.
"Tiiiiitttt.. tiiiittt..." HPnya kembali berdering.
Bumi akhirnya membuka matanya, mengambil tarikan nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, ia melakukannya 3 kali lalu mengumpulkan kesadarannya. Kepalanya sakit. Dering teleponnya berhenti.
11 panggilan tak terjawab.
Bumi kemudian mengambil Hpnya berada di atas meja samping tempat tidurnya. Laki-laki itu melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari pacarnya dan langsung mengklik panggilam tersebut. Hpnya berdering kembali Bumi langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo sayang. " terdengar suara lembut seseorang dari telepon.
"Hmmm Halo. " Suara Bumi terdengar serak dan berat.
"Kamu pasti baru bangun yahh, semalam pasti habis minum lagi sama teman-temanmu kan.? Panggilan ku kok gak di angkat-angkat dari tadi, aku pikir kamutuh kenapa-napa tau. "
Belum sempat Bumi akan berbicara, Shanti langsung memotong.
"Aku tadi hampir aja nelpon Pak Mamang buat cek kamu, seandainya 1 kali lagi kamu gak ngangkat." Cecar Shanty, merasa bete karena teleponnya tidak di angkat-angkat.
"Iya sayang maaf, kemarin ada lembur sama klien terus semalam gak enak mau pulang duluan jadi ikut minum". Jelas Bumi.
" Kamu lagi dimana, kangen tau kok baru ngabarin?. " Bumi kemudian bertanya.
"Iya nih sayang aku lagi ada urusan diluar kita nemenin papa, maaf yah beberapa hari ymgak sempat ngabari soalnya lagi sibuk banget. " Shanti menjelaskan keadaannya.
"Gapapa sayangku, yang penting kamu sehat dan happy." Balas Bumi.
Mereka berbincang-bincang selama hampir setengah jam, lalu tidak lama kemudian telepon itu berakhir.
Waktu telah menunjukkan pukul 12.10 menit, Bumi menutup matanya ingin kembali tidur menikmati akhir pekannya. Namun, ia tiba-tiba teringat sesuatu. Laki-laki itu bergegas bangung menuju kamar mandi dan memunguti pakaiannya yang berserakan. Hari ini ia harus mengantarkan pakaian kotornya ke laundry.
Tidak lama kemudian bel berbunyi.
Bumi bergerak menuju pintu dan mendapati cleaning service yang akan membersihkan Apartementnya datang ia lalu mempersilahkannya masuk dan Bumi kembali ke kamarnya untuk mandi.
###
Sorenya Bumi sedang berada di Cafe tempat Bintang bekerja. Sebenarnya ia tidak sengaja mampir karena kebetulan tempat laundry langganannya berada di dekat Cafe tempat Bintang bekerja.
Meja nomor 1, Bumi mengetuk-ngetukkan jarinya pada Ho yang berada di genggamannya. Ia sedang menunggu pesanan kopinya. Berharap Bintang yang akan datang mengantarkannya. Bumi lalu membuka aplikasi WA dan membuka chat salah satu kontak yang ada di Hpnya itu. Bintang.
Beberapa hari yang lalu setelah melihat insiden Bintang yang di tinggalkan pacarnya di pinggir pantai Bumimendaoat mengirim chat dari Bintang dengan kata-kata kasar, Bintang mengatakan bahwa Bumi adalah penyebab pertengkaran antara Bintang dan pacarnya. Lalu, keesokan harinya setelah chat itu di terima oleh Bumi paket berisi 3 lembar bajunya yang sudah di cat dengan berbagai macam warna datang ke Apartement nya di antar oleh seorang kurir.
"Ini mas kopinya. " Bumi menoleh mendengar suara seorang gadis yang familiar di telinganya. Laki-laki itu tersenyum karena harapannya menjadi kenyataan.
Sambil meletakkan kopi tersebut ke atas meja si gadis itu terlihat sangat canggung.
"Se.. selamat menikmati. " Gadis itu melangkah pergi namun Bumi memanggilnya.
"Bintang.. " Panggil Bumi.
Bintang yang sudah membelakanginy pun kembali menoleh sambil menggigit bibir bawahnya.
"Iya mas, ada yang bisa saya bantu." Ujar Bintang mencoba berbicara se normal mungkin.
"Sini dulu gue mau ngomong." Bumi menari tangan Bintang agar duduk di dekatnya.
"Saya lagi kerja mas, kalau mau ngomong nanti aja kalau saya udah pulang, permisi mas." Bintang menepis tangan Bumi dan langsung kabur ke dapur bagian dalam Cafe itu.
Bumi terkekeh melihat tingkah Bintang yang salah tingkah. Ia tahu bahwa Bintang pasti sangat malu bertemu dengannya setelah mengirim chat dengan umpatan-umpatan kasar. Namun, ada satu chat lagi yang membuat Bumi merasa tergelitik jika mengingatnya. Chat Bintang yang mengirimkan puisi yang panjangnya seperti surat kabar. Chat yang seharusnya Bintang kirim ke Leo namun malah terkirim ke Bumi.
###
Bersambung...
Terimakasih telah membaca, tinggalkan like dan komentar untuk mendukung author biar semangat nulis. hehehee..
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments