Happy Reading. Enjoy yah teman-teman.
Hening. Gadis itu kemudian berpikir untuk melarikan diri dari lelaki ini setelah mobilnya sampai pada tujuan. Gadis itu mulai berpikir dan mengatur strategi, jika mobil ini sudah berhenti melaju dan pintu mobil terbuka ia akan langsung mengambil ancang-ancang menonjok laki-laki itu, keluar dan lari meninggalkan laki-laki brengsek itu.
####
Beberapa saat kemudian mobil sedan berwarna merah terang itu melambatkan lajunya dan akhirnya berhenti.
"Ayo elo mesti turun kita udah sampai. " Ajak laki-laki itu
"Eh ini dimana?. " Belum sempat gadis itu mengambil nafas dan mengambil ancang-ancang melarikan diri tangannya telah di tarik duluan dengan cepat hingga akhirnya mereka berdua keluar dari dalam mobil sedan tersebut dengan bodohnya gadis itu sampai tak menyadari bahwa mobil sedan itu telah sampai pada tujuan.
Gadis itu terlalu sibuk memikirkan cara untuk melarikan diri, ia sungguh tidak dapat membayangkan nasib buruk apa yang akan terjadi kepadanya di tangan laki-laki itu nantinya. Entah dimana ini, gadis itu mendongakkan kepalanya dan melihat tulisan besar yang terpahat di atas kepalanya sangat estetik bertuliskan "PENTHOUSE" ia pernah melihat tulisan besar itu di pemberitaan surat kabar dan di televisi.
"Wahh inikan tempat yang mahal itu. " Ucap si gadis takjub.
Gadis itu memperhatikan sekelilingnya yang ramai orang berlalu lalang, ia kemudian mengurungkan niatnya untuk melarikan diri karena merasa tidak mungkin si laki-laki brengsek ini akan melakukan proses jual beli organ tubuh di tempat yang ramai dan terkenal akan kemewahan dan dihuni orang-orang kaya ini.
"Jika ia di bunuh dan mati disini tentunya itu akan menjadi pemberitaan besar yang bisa-bisa membuat pemegang saham Apartement ini mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut karena harga sewanya akan turun dan para orang kaya ini tentunya tidak ingin mengambil resiko dan segera mengemasi barangnya lalu pindah ke tempat yang lebih aman." pikir gadis itu berbicara dengan pikirannya sendiri.
"Ah bukankah ini Apartement? Wahhh indah sekali wahhhh mas tinggal disini yah? . " Ucap gadis itu meras canggung dan membuka obrolan.
"Hmmm." Laki-laki itu hanya bergumam, tangannya masih menggenggam erat tangan gadis itu.
Batu marmer berwarna putih yang mengkilat di setiap sudut ruangan yang ia masuki itu terasa menyilaukan mata, terasa seperti mimpi memasuki tempat orang-orang kaya ini tinggal. Mereka berdua berjalan menuju lobi Apartement. Gadis itu menunduk memperhatikan langkah kakinya yang menginjak lantai keramik berwarna kuning keemasan.
Di dinding terlihat ada beberapa lukisan yang bertengger menghiasinya, menambah kesan mewah pada ruangan itu.
"Wahh pasti ini mahal. " Gumam gadis itu sambil menunjuk salah satu lukisan bergambar monyet yang sedang makan buah anggur sambil menggendong anak-anaknya.
Laki-laki itu terus berjalan, tak menghiraukan ucapan gadis itu.
Gadis itu terus memperhatikan sekelilingnya, matanya berbinar-binar seperti anak kecil yang baru saja di berikan uang jajal lebih oleh ibunya. Ia terlalu serius memperhatikan keindahan yang tersaji di depan matanya sampai tak menyadari bahwa mereka telah berada di depan pintu lift.
Seampainya di depan kamar laki-laki itu membuka pintu kamarnya menggunakan kartu khusus lalu menarik gadis itu masuk kemudian lelaki itu mengunci pintu Apartementnya.
"Klik. " Suara pintu terkunci
Gadis itu kemudian tersadar, ia melihat ruangan di sekelilingnya yang sangat berbeda dari pada sebelumnya. Ruangan ini terasa sangat dingin, sunyi, rasa waswas tiba-tiba memenuhi kepalanya. Ruangan itu terlihat begitu rapih, dengan tembok berwarna hitam putih begitu pula dengan furniturnya seperti sofa dan lemari kecil di ujung sana mereka semua berwarna hitam dan putih di samping lemari kecil itu ada sebuah TV berukuran besar yang berhadapan langsung dengan sofa. Di belakang sofa itu sendiri ada kaca besar yang pemandangannya langsung ke alam terbuka.
Ruangan itu juga terhubung langsung dengan dapur yang dapat dilihat dengan jelas lampu bar mini disana. Yups sepertinya dapur itu juga tempat untuk menyimpan berbagai macam alkohol.
Gadis itu terkesiap melihat pemandangan yang ada didepannya tersebut. Ia melirik laki-laki yang sekarang sedang berjalan menuju ke dapur membawa kantung plastik besar dan membuka kulkasnya, entah apa yang ia lakukan. Gadis itu tidak peduli. Ia hanya mempertanyakan nasibnya.
"Apa yang mau masnya lakukan padaku? Kenapa masnya membawaku kesini?. " Gadis itu, merasa cemas.
"Tolong mas, jangan apa-apain saya, saya masih perawan mas belom pernah mabok-mabokkan juga, ampuni saya mas saya mau lakuin apa aja asal jangan bunuh saya. " Ucap gadis itu sambil menutup wajahnya yang ketakutan.
"Mas, diriku ini masih suci tanpa noda, jangan nodai aku masss, hikssss. " Air matanya akhirnya menetes juga.
"Mas ampun mass. " Gadis itu berjalan menuju lelaki tersebut ia memohon dan menggenggam tangan lelaki itu.
"Apa-apaan sih lo. " Laki-laki itu menepis tangan si gadis lalu memegang bahunya dan mengarahkannya untuk duduk di sofa depan TV.
"Elo duduk dulu, dengerin gue. " Kata laki-laki itu kepada si gadis, gadis itu lalu duduk di sofa dan menyeka air matanya ia menatap si lelaki dengan pandangan memelas.
Laki-laki tersebut kemudian keluar dari Apratement dan tak lama kemudian ia kembali membawa kantung keresk besar lainnya lalu meletakkannya di depan si gadis.
"Nih."
"Apaan ini mass? ." Si gadis merasa heran.
"Lo liat aja sendiri. "
Gadis itu lalu membuka kantong plastik kresek tersebut dan melihat isinya. Kantung keresek itu berisi sesuatu yang terasa keras dan bulat. Kentang.
"Kentang?. " Gadis itu semakin terheran-heran dengan apa yang sedang ia hadapi saat ini, matanya kemudian melirik sesuatu di atas meja sebuah buku yang berjudul '1001 resep olahan kentang untuk moms di rumah'
Laki-laki itu kemudian berdiri di depan si gadis sambil menghela nafas.
"Memangnya elo pikir apaan? Gue mau *****-***** elo gitu? Idihhh. "
"Epo gak liat tadi pak mamang ngangkatin ini sampai depan pintu? Pd amat lo pengen di *****-*****. "
"Terus? Ini mau diapain?. "
Laki-laki itu duduk di samping si gadis dan memberinya sebuah pisau silet.Pisau silet itu kemudian diserahkan bersama sebuah kentang ke tangan si gadis.
" Kupas. " Kata lelaki itu.
"Emangnya elo pikir gue bakalan tertarik gitu sama elo? Gue masih waras kaliiii. "
"Gue gak sejahat itu, pikiran elo aja yang kotor. " Laki-laki itu meracau.
"Aku masih perawan, ampuni aku mashhhh, emangnya gue laki-laki apaan. Hahahah. " Ejek si laki-laki sambil menirukan suara gadis tadi saat merengek padanya.
"Gue udah ada pacar tau. "
Pipi gadis itu memerah, ia menggigut bibirnya karena merasa malu.
"Nih tissu hapus tuh air mata elo, cengeng amat. "
"Terus aku harus gimana mas buat tanggung jawab?. "
"Ya elah udah di bilang kupas, terus masak buat gue. Nih ini resep yang ini nih gue mau yang kayak gini" Sambil membuka lembaran yang telah dilipat laki-laki tersebut memperlihatkan resep masakan steak yang terbuat dari olahan kentang.
"Gue gak bisa masak, terus nanti pacar gue mau dateng buat rayain Anniversary dan minta di masakin kayak yang di gambar itu nah kebetulan ketemu elo dari pada gue capek-capek yakan."
"Haa?."
"Iya makanya anggap aja itutuh ganti rugi elo buat gue."
"Gue gak bakalan apa-apain elo, asal elo mau bantuin gue."
Lelaki itu menyodorkan buku resep itu ke tangan si gadis.
"Gue anggap kita impas setelah elo bantuin gue masak ini. " Ucap lelaki penuh penekanan.
"Tapi, tapi mas akutuh belum pernah masak yang kayak ginian" Si gadis sambil memperhatikan gambar yang ada pada resep makanan, sepertinya masakan luar negeri.
"Terserah deh gue gak mau tau gimana caranya, intinya elo mesti tanggung jawab dengan cara masak masakan sesuai yang ada di resepnya dan itu udah harus jadi sebelum cewek gue datang. "
Laki-laki itu kemudian berdiri dan berjalan menuju ruangan yang gadis itu pikir adalah kamar si laki-laki. Laki-laki itu berhenti dan bertanya.
"Oh iya lupa nama elo siapa?. "
"Bintang, mas. "
"Oh gue Bumi, btw makasih yah elo udah mau bantuin."
Sambil tersenyum Bumi kembali berjalan memasuki kamarnya. Lalu berhenti kembali.
"Eh kalau elo ada butuh apa-apa semua bahan ada di dapur noh di kulkas atau kalau elo bingung dan butuh sesuatu panggil gue aja. Gue mau mandi dulu intinya sebelum jam 9 malam semuanya udah ok. Cewek gue suka ontime soalnya."
"Iyaaaaaaa." Ucap Bintang kesal sambil memanyunkan bibirnya.
###
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Purnama Pasedu
kirain
2023-01-31
0