Happy reading dan enjoy yah teman-teman.
Episode sebelumnya...
"Eh kalau elo ada butuh apa-apa semua bahan ada di dapur noh di kulkas atau kalau elo bingung dan butuh sesuatu panggil gue aja. Gue mau mandi dulu intinya sebelum jam 9 malam semuanya udah ok. Cewek gue suka ontime soalnya. "
"Iyaaaaaaa." Ucap Bintang kesal sambil memanyunkan bibirnya.
###
Selamat membaca...
###
Bintang berjalan menuju dapur dan meletakkan tas selempangnya di sudut dapur dekat kulkas. Ia lalu membuka kulkas tersebut dan melihat ada apa saja yang bisa ia buat untuk acara makan malam laki-laki aneh itu.
Saat membuka kulkas Bintang melihat ada potongan ikan salmon yang sepertinya baru saja di beli dan di masukkan ke dalam kulkas, ia juga melihat ada bahan-bahan untuk membuat dessert. Sambil mencari-cari alat-alat yang ia butuhkan untuk memasak Bintang memperhatikan botol-botol alkohol yang tersusun rapih di lemari khusus untuk menaruh para botol-botol itu.
"Wahhh pastinya harganya sangat mahal." Ucap Bintang sambil memegang salah satu botol wine.
Sebenarnya Bintang juga tidak terlalu mengerti dengan minuman beralkohol tinggi yang seperti itu. Di kafe tempat Bintang bekerja hanya menyajikan minuman-minuman dingin biasa seperti Chocolatos Boba, Green tea Boba dan minuman sejenisnya.
Bintang sedikit kebingungan untuk memasak hidangan ikan salmon, ia sama sekali tidak mengerti bagaimana memulainya akhirnya ia memutuskan untuk membuat dessertnya terlebih dahulu agar bisa di masukkan ke dalam kulkas lebih cepat dan saat dihidangkan nanti dessertnya sudah dingin. Bintang mengambil coklat batang dan saset agar-agar untuk membuat dessert. Selebihnya nanti ia akan bertanya ke Gugel dan menonton tutorial di Utube.
Bintang kemudian mulai memasak dan memperhatikan sekeliling isi dapur Bumi. Peralatan dapurnya lumayan lengkap untuk ukuran seorang laki-laki yang tinggal sendirian? Atau mungkin laki-laki itu tinggal dengan pacarnya?. Ah entahlah itu bukan urusan Bintang.
###
Tik.. Tik.. Tikkk
Dentuman jarum jam berbunyi memecah keheningan malam menunjukan pukul 19.00. Sudah sekitar 2 jam lebih bintang bergelut dengan bahan-bahan itu sendirian di dapur keringat terlihat mengucur deras di dahinya, rambutnya telah ia ikat kebelakang agar tak mengganggu proses masak-memasaknya. Celemek berwarna hitam terlihat membungkus bagian depan tubuhnya untuk menghindari cipratan noda masakan tentunya.
Bintang sudah beberapa kali mencoba meminta tolong kepada Bumi namun suaranya mungkin tidak terdengar oleh Bumi dari dalam kamarnya. Percuma saja ia telah berteriak memanggil namanya dan mengetuk-ngetuk pintu kamarnya. Tidak ada jawaban, Bintang hanya mendengar suara musik yang keras.
"Terserah saja, yang penting aku sudah mencoba melakukan yang terbaik." Gumam Bintang yang untuk kesekian kalinya mencoba mengetuk pintu Bumi untuk menanyakan sesuatu.
Setengah jam berlalu.
"Akhirnya..." Bintang merasa sedikit lega karena berpikir pekerjaannya sudah hampir selesai.
Dari mulai hidangan pembuka hingga hidangan penutup telah ia siapkan seperti Dessert, Salmon dan terakhir yang akan ia olah adalah steak yang terbuat dari kentang sesuai dengan resep buku yang Bumi berikan tadi.
Sebenarnya Bintang agak kesulitan karena tangannya tidak terbiasa mengolah masakan luar negeri meskipun tentu saja ia pernah mencicipi salah satu hidangan luar negeri seperti sushi ataupun ikan salmon mentah yang membuat bulu kuduknya bergidik saat pertama kali mencicipinya. Ini adalah pengalaman pertama baginya membuat masakan luar negeri atau orang-orang biasa menyebutnya makanan atau masakan Western.
Bintang tak habis pikir, kenapa orang-orang kaya di negeri ini lebih suka menghidangkan dan menyantap masakan Western untuk makan malam penting ataupun acara-acara penting mereka dari pada masakan-masakan khas negaranya sendiri padahal rasanya juga tidak kalah enak dan nikmat, misalnya saja rendang, ketoprak atau nasi padang. Porsinya bahkan jauh lebih mengenyangkan. Apalagi untuk acara makan malam romantis bersama pasangan, makan di pinggir jalan sambil bergandengan tangan di bawah rembulan malam tentunya akan terasa lebih romantis. Memikirkan itu perut Bintang serasa keroncongan, ia lapar.
"Klik." Suara pintu kamar terbuka.
Lamunan Bintang tiba-tiba buyar. Mendengar bunyi pintu yang terbuka barusan, Bintang mengangkat kepalanya dan melihat Bumi baru saja keluar dari kamarnya. Ia jadi salah fokus melihat Bumi dengan tubuhnya yang atletis tapi badannya tercetak dengan jelas pada kemeja putihnya. Bumi terlihat mengenakan setelan jas berwarna hitam, rambutnya tersisir dengan rapih, matanya hitam dan tajam namun letika melihatnya terasa hangat, sepatunya terlihat mengkilat tentu saja itu baru saja habis di semir.
Sepertinya warna hitam dan putih adalah warna favorit Bumi, terbukti seisi ruangan ini berwarna hitam dan putih bahkan cara berpakainnyapun sepertinya laki-laki itu lebih sering mengenakan setelan berwarna hitam dan putih tapi kenapa mobilnya berwarna merah terang? Hahh memang aneh. Pikir Bintang.
"Ekhemmm." Bumi sedikit terbatuk karena salah tingkah diperhatikan Bintang seperti itu.
"Tadi elo ada manggil gue?."
"Iya tapi masnya gak denger, masnya budeg yah." Bintang berdecak kesal.
"Sory.. gue sibuk nyemirin sepatu hehee."
"Gimana masakannya?."
"Oiihhhh. Eh, iya mas ini udah mau jadi. "
"Gimana salmon nya, sausnya udah jadi belom?. "
"Iya ini mas udah . "
"Gimana steak sama dessertnya?. "
"Udah mas tenang aja tuh tinggal di kasih toping nanti. Ini steaknya tinggal di panggang aja bumbunya belum meresap kalau dessertnya ada di kulkas nanti tinggal di tuangin coklat sama vanila nya aja kalau udah mau di hidangkan. "
Bumi mengangguk mengerti ia merasa puas dengan pekerjaan Bintang. Tidak sia-sia ia membawa pulang gadis ini. Pikirnya.
"Coba gue mau nyicipin, mana tau kan elo ngeracunin gue sama pacar gue karena dendam." Ia berseru sambil melangkah ke arah Bintang dan mengambil sendok garpu untuk mencicipi salah satu hidangan yang sudah beres di masak Bintang.
"Cih dendam Nyi pelet kalikkk." Bintang berdecak kesal sekali lagi mendengar perkataan Bumi.
"Gimana gimana? enakkan?." Tanyanya penasaran sambil memegang tangan Bumi yang sedang memegang sendok garpu.
"Hmmmm." Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya Bumi bergumam.
"Lumayan sih tapi masih enakkan buatan koki di restoran bawah. " Ucap Bumi sambil melangkah melongos pergi meninggalkan Bintang di dapur sendirian.
Tanpa sadar Bumi tersenyum. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar.
"Ihhh dasarrrrrr bilang terimakasih kek dasar aneh." Bintang kesal mendengar ucapan Bumi barusan.
"Ahh capek banget." Bintang mengangkat kedua tangannya sambil berkacak pinggang. Badannya terasa sakit.
Hari ini rasanya sangat melelahkan bagi Bintang. Ingin rasanya ia langsung merebahkan dirinya pada kasurnya yang empuk. Sungguh hari yang panjang untuk Bintang.
###
Bersambung....
Terimakasih banyak telah membaca tulisan ini, tolong tinggalkan komentar dan masukkan yang membangun yah teman-teman.
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻➳༻❀Lea❀༺➳
Woahhh!! ada aja ya unik unik namanya😁😁 bintang dan bumi,, 🤭😇tetap semangat kak💪
2023-01-13
1