Bagian 6 : Kafe&Coffe

Hati Bintang lumayan berseri-seri pagi hari ini, mengingat sepulang bekerja nanti ia akan di jemput oleh pacarnya dan mereka akan menghabiskan malam untuk berjalan-jalan di pinggiran kota sambil mencari warung ayam lalapan yang enak di pinggir jalan raya. Ahh memikirkannya saja sudah membuat Bintang tersenyum-senyum sendiri.

###

Happy Reading and Enjoy yah Guys.

###

Waktu telah menunjukkan pukul 16.30, setengah jam lagi abintang akan berganti shift dengan teman kerjanya. Seharian ini ia sangat sibuk melayani pelanggan Cafe tidak ada waktu untuk sekedar mengecek Hpnya.

" 30 menit lagi." Gumamnya.

Matanya sesekali menatap kearah pintu masuk Cafe, berharap seseorang yang ia telah tunggu datang menjemputnya hari ini. Diluar sana langit terlihat sangat cerah jadi, ngedate nya hari ini harusnya lancar-lancar saja. Leo, pacar Bintang harusnya sudah sampai disini.

kringg...

Suara pintu Cafe yang terbuka diiringi dengan bunyi dari sesuatu yang di pasang pada belakang pintunya, agar ketika ada pelanggan yang datang para pelayan Cafe akan langsung tahu tanpa harus di panggil lagi.

Bintang yang tengah membersihkan salah satu kursi bekas pengunjung Cafe segera menoleh.

"Itu pasti Leo." Ucapnya pelan.

Namun, bukannya Leo malah laki-laki aneh itu yang datang. Laki-laki dengan setelah kemeja putih dan jas hitam dengan garis-garis yang tentunya berwarna putih. Bumi. Bintang bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa laki-laki itu bisa tau tempat kerjanya?.

"Ohh iya." Ucap Bintang sambil menepuk kepalanya.

Bintang mengingat kejadian kemarin saat dirinya pulang bekerja dan bertemu Bumi di jalan, ia mengenakan seragam kerjanya semalaman. Papan namanyapun masih bertengger di seragam kerjanya itu saat bersama Bumi di Apartement kemarin. Seragam kerja Bintang menunjukkan logo Cafe&Coffe pada papan namanya. Untung saja gadis itu memiliki seragam kerja yang lain untuk di gunakan bekerja hari ini.

###

Sore ini Bumi baru saja menyelesaikan pekerjaan kantornya, ia sebenarnya merasa sangat mengantuk dan malas untuk berangkat kerja, namun hari ini ada kontrak kerja penting dengan salah satu kliennya. Karena hari ini pekerjaannya sudah selesai Bumi berfikir untuk berjalan-jalan sebentar lalu pulang ke Apartement nya. Sebelum beranjak dari kursinya laki-laki itu memeriksa notifikasi dari HPnya. Belum ada chat ataupun telepon dari kekasihnya, padahal ia sudah mengirimkan pesan pagi-pagi sekali sebelum berangkat kek kantor agar Shanti, kekasihnya itu menelponnya.

"Mungkin hari ini dia sibuk." Tutur batin Bumi.

Biasanya saat sangat sibuk menjalankan usaha fashion milik keluarganya, Shanti akan sangat sulit di hubungi selama berhari-hari dan biasanya akan langsung menemui Bumi di Apartement nya jika pekerjaannya telah selesai.

Bumi tak ingin ambil pusing karena ini sudah biasa baginya, ia dan Shanti sudah menjalani hubungan selama 3 tahun lamanya, jadi wajar saja jika mereka berdua sudah saling mengetahui pekerjaan masing-masing dan jika salah satunya sedang sibuk tentu yang satunya lagi harus memberi pengertian dan memaklumi kesibukan tersebut.

Bumi sedang mengecek notifikasi lain pada HPnya dan mendapati salah satu chatnya ke kontak yang bernama Bintang.

"Di read doang." Ucapnya kemudian.

Bumi kemudian memiliki sebuah ide untuk pergi ke Cafe tempat Bintang bekerja. Sepertinya ia juga butuh untuk menyegarkan pikirannya dari rasa kantuk. Bumi kemudian beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kunci mobilnya. Hari ini ia akan berkendara seorang diri karena supir pribadinya sedang cuti.

###

Bintang sedikit menggigit bibir bawahnya, kali ini pelanggannya adalah Bumi. Ia mengambil salah satu kertas berisi menu makanan dan minuman yang tersedia di Cafe tempatnya bekerja lalu berjalan ke meja tempat Bumi berada saat ini.

"pasti hari ini ia datang untuk membuatku jengkel lagi." tutur batinnya.

Bintang menyodorkan kertas menu kepada Bumi.

"Mau pesan apa mas." Tanya Bintang.

"Baju gue mana." Bumi bertanya balik.

Bintang mengerntitkan alisnya.

"perasaan baru kemarin mereka bertemu dan baju kotornya itu baru di cuci pagi tadi." Bintang berbicara dengan dirinya sendiri. Ingin rasanya ia menjeplak kepala laki-laki yang ada di depannya ini seandainya saja ia tidak sedang menjaga image tempat kerjanya.

"Iya, mas mau pesan apa.?" Tanya Bintang sekali lagi.

Bumi menyunggingkan bibirnya tersenyim, ia berfikir untuk mengerjai Bintang. Bumi menyandarkan tubuhnya ke kursi dan membuka salah satu kancing baju kemejanya.

"Hari ini elo harius traktir gue." Ucap Bumi kemudian.

"Haaa." Bintang memekik ia tanpa sadar membuat pengunjung Cafe lain menoleh ka arahnya.

Bintang memperhatikan sekelilingnya dan meminta maaf kepada pengunjung Cafe yang lain.

"Katanya elo mau tanggung jawab?."

"Iya elo harus traktir gue kopi deh, elo kan harus tetep bertanggung jawab kalau enggak gue bakalan ngomong ke semua pengunjung Cafe disini kalau elo gak mau tanggung jawab udah nabrak gue kemaren." Cecar Bumi.

Bintang bena-benar di buat kesal sekali lagi olehnya, padahal ia menabraknya bukan dalam artian mencelakai laki-laki aneh itu mereka hanya saling bertubrukan. Bertubrukan? eh maksudnya Bintang tidak sengaja menubruknya.

Dengan cepat Bintang mengambil kembali kertas menu yang sudah ia letakkan di atas meja, lalu seolah-olah mencatat pesanan Bumi.

"Oh Kopi?." Bintang pura-pura bertanya.

Bumi merasa semakin senang karena rencananya sepertinya akan berhasil mengerjai Bintang.

"Hmm." Bumi hanya membalasnya dengan bergumam seolah mengejek Bintang.

Bintang menyipitkan matanya menatap Bumi yang terlihat sedang menahan senyum. Ingin rasanya ia segera meracau atau setidaknya melemparkan papan nomor meja bertuliskan nomor 1 ke kepala Bumi.

"Dasar." Bintang berdecak kesal lalu segera masuk ke dapur mini bar Cafe untuk membuat kopi pesanan Bumi.

kring....

Pintu Cafe kemudian berbunyi lagi menandakan ada pelanggan baru lainnya yang datang. Bintang mengangkat kepalanya, bibirnya tersenyum lebar melihat orang yang datang. Leo.

Laki-laki bertubuh tinggi, jangkung dan berkulit putih dengan senyuman yang manis. Laki-laki itu melambaikan tangannya ke arah dapur bar mini tempat bintang sekarang berada. Ia kemudian mempergakan tangannya lalu menyuruh Bintang untuk melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.45. Bintang harusnya sudah bersiap-siap untuk pulang.

Bintang membalas dengan menyuruh Leo untuk menunggunya sebentar lagi karna masih ada 1 pesanan yang harus ia buat. Bintang menyuruh Leo untuk duduk di kursi tunggu yang berada di dekat pintu.

Sepasang mata sedang memperhatikan mereka dari kursi dengan nomor meja 1. Bumi sedikit mengernyitkan dahinya melihat tingkah Bintang bersama seorang laki-laki yang baru masuk ke Cafe itu. Ia kemudian mengambil kesimpulan bahwa laki-laki jangkung itu adalah teman lelaki Bintang. Teman laki-laki?. Bumi kembali melihat ke arah Bintang yang terlihat tersenyum sabgat senang. Sekali lagi pikiran Bumi mengambil kesimpulan bahwa laki-laki bukan sekedar teman laki-laki biasa.

Kopi pesanan Bumi telah siap. Bintang segera meminta tolong kepada teman kerjanya yang baru datang menggantikan shiftnya untuk mengantarkan pesanan kopi milik Bumi di meja nomor 1.

"Un, ini kopi pesanan nomor 1 yah. Tolong soalnya aku udah ada janji tuh." Ucapnya kepada Uni sambil menunjuk Leo yang duduk di kursi tunggu sedang cengengesan memperhatikan layar HPnya.

"Oke deh Bintang. " Uni kemudian mengantarkan pesanan Bumi.

Bintang telah siap untuk pulang berjalan ke kasir untuk membayar minuman Bumi. Setelah itu Bintang berjalan ke arah meja Bumi untuk memberinya nota pembayaran agar nanti Bumi tidak di tagih lagi karena Bintang sudah membayar kopinya.

Bumi terlihat manyun dan melirik sinis ke arah Bintang yang meletakkan nota bukti pembayaran ke mejanya, ia lalu reflek memegang tangan Bintang yang akan segera melangkah pergi.

Bintang terkejut dengan perlakuan Bumi yang tiba-tiba itu. Ia menolehkan kepalanya ke arah Leo yang sedang menunggunya di dekat pintu Cafe.

"Udah ku bayar kok tenang aja." Turu Bintang.

"Enggak, baju gue mana?."

"Besok bakalan kukirim pake kurir, Mas tenang aja, saya tanggung jawab kok." Ucap Bintang sambil melepas pegangan tangan Bumi, ia melirik ke arah Leo kekasihnya yang wajahnya kini menunjukkan tanda tanya.

Leo kemudian berjalan ke arah mereka berdua dan menarik Bintang.

###

Bersambung...

Terima kasih telah membaca. Saya sangat menantikan dukungan dari kalian semua agar saya bisa lebih semangat lagi.

Author

#kimel#

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!