Episode sebelumnya...
"Ya udah aku mau balik dulu, sebaiknya kita nggak komunikasi sampai aku benar-benar bisa maafin kamu lagi. " Leo berlalu pergi, Lagi-lagi meninggalkan Bintang sendirian. Meninggalkan Bintang dengan puluhan pertanyaan yang membayangi pikirannya. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa Leo terlalu berlalu pergi dari hadapannya. Meninggalkannya.
###
Happy Reading & Enjoy Guys.
###
Bintang terbangun dari tidurnya, semalaman gadis itu menangisi kekasihnya, Leo. Segala tanya yang belum terjawab dalam pikirannya tentang siapa yang menelepon kekasihnya itu belum terjawab. Namun, Bintang tetap mencoba berpikir positif. Hari ini Bintang berangkat bekerja dengan wajah lesu.
"Bintang....?. " Panggil seseorang yang ternyata adalah bosnya.
Melihat bosnya rasa bersalahnya kembali lagi, kemarin ia sudah berbohong dan karena bertengkar dengan Leo kebohongannya itu semakin besar karena Bintang tidak jadi pergi ke rumah kerabatnya yang sedang melangsungkan acara pernikahan.
"Eh ah iya bos. " Bintang sedikit terkejut. Ia sedang melamun sementara tangannya memegang kanebo untuk membersihkan meja pelanggan yang baru saja pergi.
"Kamu kenapa? kok melamun?. " Tanya bosnya memperhatikan Bintang yang terlihat lesu tidak seperti biasanya.
"Gapapa kok bos, tadi cuman belom sarapan. maaf bos. " Balas Bintang.
"Yaudah abis itu kamu sarapan dulu, nanti kamu pingsan lagi. " Ucap bosnya perhatian lalu berbalik melangkah pergi.
"Terima kasih bos. " Bintang terduduk di kursi yang berada di dekatnya.
"Huuuuhhhhh." Bintang mengeluarkan nafasnya secara kasar. Lalu kembali menyelesaikan tugasnya.
###
Bumi mengernyitkan satu alisnya memperhatikan ponsel genggamnya.
"Kenapa gak di balas yah?. " Laki-laki itu berbicara sendirian.
"Apa mungkin dia sibuk?. "
Bumi kemudian mengetikkan sesuatu pada layar Hpnya, ia akan mengirimkan pesan chat lagi kepada Bintang. Sudah 2 hari gadis itu sama sekali tidak merespon panggilannya bahkan chatnya yang dikirim pada hari sabtu tidak di baca juga. Bumi ingin menanyakan apakah Bintang hari ini ingin di jemput atau Bintang yang akan datang sendiri ke Apartementnya.
"Dimana kamu? kerja? nanti aku jemput yah kita harus belanja lagi buat resep masakan yang kedua? . " Bumi kembali mengernyitkan kedua alisnya memperhatikan cara ketiknya yang agak aneh kepada Bintang, namun belum sempat dikirim ia menghapusnya
"Kamu? ah ini terlalu berlebihan. Biasa-biasa ajalah. Ngapain juga gue mesti ngetik kayak, si Bintang bisa-bisa kelaperan lagi sama gue. " Batin Bumi.
Bumi mengetik ulang pesannya.
"Dimana lo? nanti jadikan? awas aja elo ngelanggar kontrak kerja sama gue, elo udah gue bayar di muka loh.. "
Terkirim. Ceklis 1.
"Sialan!. " Gerutu Bumi.
"Gak aktif?? Ini anak kenapa sih? Awas aja kalau dia ngelanggar kontrak gue datengin kos-kosannya. " Bumi terlihat kesal ia berbicara sendirian.
"Awas ya Bintang. " Bumi berbicara sambil menunjuk-nunjuk Hpnya yang menampilkan photo profil Bintang pada kotak WhatsUpnya.
Beberapa pasang mata memperhatikan gelagat Bumi yang tidak seperti biasanya. Bumi yang menyadari itu segera melihat ke arah orang-orang yang sedang memperhatikan dirinya.
Bumi saat ini sedang berada di kantin kantornya untuk sarapan. Hal biasa baginya untuk sarapan pagi di kantor bersama para pegawainya yang lain. Namun, biasanya Bumi terlihat sangat tenang bahkan terkesan cuek. Beberapa pegawainya saat tak sengaja berpapasan atau bertatapan dengan mata laki-laki itu biasanya akan segeran menundukkan kepala karena segan tidak ada yang berani menatap mata yang tajam dan dingin itu.
"Makan, makan, makan silahkan jangan pedulikan, saya sedang mencoba menghubungi salah satu klien, silahkan kalian silahkan fokus sarapan dan kembali bekerja. " Ucap Bumi kepada para pegawai kantornya.
Para pegawainya yang tertangkap basah sedang memperhatikan bosnya itu segera saling pandang karena tidak biasanya bosnya itu berbicara kepada mereka dengan formal. Mereka kembali melakukan aktifitasnya, tidak ingin bosnya itu merasa tidak nyaman karena mereka. Beberapa pegawai yang lain terlihat mesem-mesem, tersenyum-sentum tipis melihat kelakuan bosnya yang tidak biasa itu.
###
17.41.
Bumi berjalan mondar mandir di depan pintu kamarnya, menunggu seseorang.
Bintang benar-benar tidak datang ke Apartement Bumi. Pesan yang Bumi kirim tidak ada yang di balas, bahkan Hp Bintang tidak aktif. Bumi merasa sedikit khawatir, apakah sesuatu terjadi kepada Bintang?. Jangan-jangan gadis itu di culik? di mutilasii? kemudian organnya di jual? pikiran-pikiran itu kemudian bermunculan di dalam otak Bumi.
"Ahhh gak mungkin. " Bumi menepis pemikiran anhenya barusan.
"Apa jangan-jangan dia beneran mau kabur? awas aja. Tunggu aja lo Bintang. " Bumi menyipitkan matanya dan mendapatkan ide untuk pergi ke tempat Bintang tinggal.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, harusnya Bintang sudah berada di Apartement Bumi sejak setengah jam yang lalu karena untuk ke Apartement Bumi dari tempat kerja Bintang hanya membutuhkan 20 menit saja, kecuali jika orang itu berjalan kaki.
Bumi sudah membeli buku resep baru, minggu ini rencananya ia ingin belajar membuat kue, mengingat Shanti sangat suka memakan Dessert buatan Bintang yang dikiranya adalah buatan dari tangan Bumi. Shanti bahkan berkali-kali memujinya dan meminta Bumi untuk membuatkannya lain kali.
Bumi sudah merasa sangat tidak sabar untuk bertemu Bintang, Laki-laki itu segera berganti pakaian mengenakan pakaian santai dengan kaos berwarna putih dan cenala panjang berwarna hitam tak lupa Bumi memakai jam tangan Rolex kesayangannya. Pandangannya teralihkan pada sebuah paket berupa kantung yang berisi baju warna warni yang seperti sengaja di warnai dengan tidak beraturan, laki-laki itu tersenyum lebar mengingat kelakuan orang yang mengiriminya paket tersebut.
Bumi menghubungi supir pribadinya untuk segera menyalakan mobil karena ia sebentar lagi akan sampai ke lobi Apartement. Bumi akan pergi ke kossan tempat Bintang tinggal.
###
...Tok... Tok.. Tokk...
Bintang yang sedang berada di dalam kamar kosannya kaget mendengar ada suara ketukkan di pintu. Tubuhnya yang lesu reflek bangun dari kasurnya.
"Apakah itu Leo? Ahhh pasti dia sudah tidak marah lagi dan ingin berbaikan. " Batin Bintang.
Bintang lalu berjalan menuju pintu, namun sebelum itu ia berkaca terlebih dahulu, merapikan rambutnya dan memakai sedikit pewarna bibir agar tidak terlihat terlalu pucat, tidak lupa Bintang menyemprotkan parfum pada tubuhnya. Bintang lalu bergegas membuka pintu kamar kosannya.
"Aduuuhhh nakkkk uhuk uhukkkk.. " Ibu Bintang yang terbatuk-batuk karena menghirup aroma parfum Bintang yang tadi di semprot kan ke segala penjuru ruangan kamarnya.
"Ibuuuuu, ayaaaahhh????. " Bintang terkejut dan sedikit merasa kecewa di dalam hatinya karena bukan Leo yang datang. Namun, harusnya ia memperlihatkan ekspresi senang karena orang tuanya datang jauh-jauh bukan ekspresi kecewa. Bintang kemudian tersenyum lebar dan mempersilahkan orang tuanya masuk.
"Ibu, ayah kok gak bilang-bikang kalau mau datang?. " Tanya Bintang.
"Emangnya mesti laporan dulu kalau mau liat anak sendiri. " balas Ayah Bintang.
"Parfum kamu wangi banget Bintang. " Ujar Ibu Bintang menimpali.
"Kamu mau kemana cantik-cantikk gituu? tadi kamu nunggu jemputan cowokmu yahh?. " Ayahnya bertanya sambil penuh selidik.
"Ah nggak kok ih ayah ini, ibu udah makan. Aku belum masak, baru aja Bintang ini pulang kerja. Mau makan apa nanti Bintang beliin. " Balas Bintang mengelak perkataan ayahnya.
"Udah Ibu sama Ayah udah makan, kan tadi dari rumah tantemu yang anaknya nikah Ibu kesini karena khawatir HP kamu gak aktif, kan beberapa hari yang lalu kamu bilang bakalan temuin ibu sama Ayah kesana. " Jelas Ibu Bintang, merasa khawatir anaknya sakit atau kenapa-kenapa karena sudah 2 hari HPnya tidak pernah aktif.
Bintang semakin merasa bersalah, karena terlalu fokus pada Leo ia melupakan orang tuanya sendiri. Bintang semakin merasa sedih karena ulahnya sendiri.
"Eh tapi kok kamu emang keliatan rapih-rapih gitu beneran gak mau keluar sama seseorang? hmmm?. " Cecar Ibu Bintang.
"Enggak Ih Ibu, aku juga baik-baik aja kok lagi sibuk kerja makanya kemarin gak sempat pergi ke acara. Maaf ya Bu, Ayah kalian jadi capek-capek kesini. " Ujar Bintang mengalihkan pembicaraan.
Bintang kemudian asik bercerita bersama Ayah dan Ibunya, melepas rindu karena sudah berbulan-bulan tidak bertemu. Libur semester kali ini pun Bintang tidak pulang karena lebih memilih bekerja. Ayah Bintang asik menggodanya karena melihat anak gadisnya itu terlihat sangat senang pada saat membuka pintu.
"Kamu udah gak berhubungan lagi kan sama si pengangguran itu?. " Ayahnya tiba-tiba saja bertanya, membuat Bintang bingung ingin menjawab apa. Menyadari bahwa Bintang masih berhubungan dengan Leo ayahnya tidak ingin terlalu menenkan putrinya itu, ia memilih untuk membiarkannya saja, namun ia akan tetap mengawasi.
Bintang sudah pernah hampir memperkenalkan Leo kepada Ayahnya, tapi Ayah Bintang sudah terlanjur tidak suka kepada Leo, karena pertemuan pertama mereka yang kurang berkesan.
Saat awal semester, Bintang yang baru saja selesai menghadiri mata kuliahnya, ia di antarkan pulang oleh Leo dari kampusnya, sesampainya di depan kamar kos Bintang ternyata ada Ayahnya yang sudah menunggu di dalam. Ayahnya yang tadinya ingin mengejutkan Bintang justru mendengar percakapan mereka yang dimana Leo meminta uang bensin kepada Bintang dan saat disuruh masuk untuk sekedar menyapa, Leo justru cepat-cepat pamit dengan alasan akan mengantar orang tuanya ke suatu tempat. Ayah Bintang sangat tidak suka kepada Leo.
"Lain kenalin pacarmu itu ke Ayah, biar Ayah gaplok kepalanya kalau dia ada macam-macam atau nyakitin kamu. "
"Ayahhhh gak boleh gitu, mau kalau anaknya jadi perawan tua kalau Ayahnya terlalu galak. " Ibunya membela Bintang.
"Ayah kan mencoba melindungi putri kita satu-satunya, kalau pacarmu ada macam-macam langsung telpon Ayah, Ayah bakalan datangi rumahnya. "
Bintang menggigit bibir bawahnya, bagaimana bisa ia memperkenalkan Leo kepada orang tuanya. Hubungan mereka saja akhir-akhir ini tidak pernah akur, setiap bertemu berujung pertengkaran. Ditambah lagi Leo akhir-akhir ini sering membuatnya menangis. Bintang takut, Ayahnya benar-benar menggeplak kepala Leo. Memikirkannya saja sudah membuat Bintang bergidik. Ayah Bintang memang lumayan protektif kepada anak-anaknya apalagi Bintang hanya satu-satunya anak perempuan di keluarganya, 2 kakak Bintang yang lainnya adalah laki-laki dan mereka berdua sudah berkeluarga.
Ayah Bintang terus-terussan memberikan wejangan kepada Bintang. Berkuliah dan tinggal di kota yang berbeda membuat Ayah Bintang sangat khawatir pada saat gadis itu mengatakan bahwa ia akan berkuliah di kota ini, Ayahnya sempat menentang dan mengatakan akan mengikutinya tinggal di kota tempat Bintang berkuliah bila gadis itu bersikeras
Namun, karena Ibu Bintang membantunya untuk meluluhkan hati Ayahnya itu akhirnya Bintang diberikan izin. Meskipun begitu, kadang Ayahnya akan meneleponnya setiap hari bahkan pada saat awal-awal semester perkuliahan hampir tiap minggu Ayahnya datang menjenguknya.
###
...Tok.. Tok.. Tokk......
...Tok.. Tok.. Tokk......
...Tok.. Tok.. Tokk......
Suara pintu yang di ketuk berkali-kali kembali terdengar, mengalihkan perhatian satu keluarga yang sedang melepas rindu itu. Bintang merasa was-was , takut bila yang datang kali ini benar-benar Leo. Matilah ia. Ini bukan waktu yang tepat.
###
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca, klik like, tinggalkan komentar. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik kedepannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments