MSM 17

Sepanjang perjalanan menuju pantai, Ethan tampak senang sekali. Karena memang ini baaru pertama kalinya baagi anak itu bepergian jauh naik mobil seperti ini. biasanya Jelita hanya mengajak Ethan pergi ke playground yang tidak jauh dari café tempat ia bekerja.

Sementara itu Jelita sejak tadi terlihat diam saja. ia hanya meladeni Ethan saja jika bocah itu mengajaknya bicara atau meminta minum. Sedangkan Raffael sendiri juga sangat asyik menikmati momen kebersamaannya dengan Ethan.

Melihat interaksi antara Ethan dan Raffael, perasaan Jelita sangat kacau. Bagaimana jadinya jika nanti Ethan tidak bisa jauh dari Raffael. Atau bahkan dirinya yang semakin lama akan semakin terpikat oleh sosok pria yang sedang duduk di sampingnya ini.

Pantaskah dirinya mengharapkan cinta tulus dari seseorang? Mengingat masa lalunya yang sangat kelam, membuat Jelita kehilangan rasa percaya diri untuk dekat dengan pria manapun. Mungkin jika statusnya jelas-jelas janda, dia masih tidak mepermasalahkannya. Janda juga terhormat. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Bagaimana reaksi Raffael nanti jika mengetahui tentang semua masa lalunya? Apakah pria itu akan jijik dengannya. mungkin mulai dari sekarang, ia harus kuat menahan hatinya agar tidak sampai jatuh cinta paada Rafffael. Agar tidak ada yang saling tersakiti.

“Jelita? Apa kamu mau di sini saja?” tanya Raffael dari luar.

Ternyata mereka sudah tiba di pantai. Saking asyiknya melamun, Jelita sampai tidak sadar. Bahkan saat ini Raffael sudah menggendong Ethan yang sudah siap menuju pantai. Jelita pun segera keluar dari mobil dengan menenteng tas berisi baju ganti Ethan, tak lupa juga dengan kebutuhan Ethan yang lainnya.

Suasana pantai tidak begitu ramai. Raffael mencari tempat yang nyaman untuk Ethan bermain. Dia juga sempat menemani Ethan bermain bola sejenak sebelum akhirnya membiarkan bocah itu bermain pasir sendirian. Kemudian Raffael menghampiri Jelita yang sedang duduk di bawah pohon kelapa.

Jelita diam saja saat Raffael duduk di sampingnya. Ia justru menikmati momen dimana anaknya sangat senang bermain pasir. Dan tanpa sadar senyum manis terbit dari bibirnya. Raffael yang melihatnya dari samping benar-benar terpesona.

“Ehm, sejak kapan Tu,- eh Mas ada di sini?” tanya Jelita gugup.

“Sejak kamu tersenyum melihat Ethan bermain.” Jawab Raffael dengan mata yang masih memperhatikan Jelita.

Jelita semakin salah tingkah. Ia memilih membuang pandangan ke arah lain. Raffael yang paham pun akhirnya tidak lagi memaandang wajah cantik Jelita.

“Ehm, kalau boleh tahu, sejak kapan kamu bekerja di Café Tante Alin?” tanya Raffael.

“Hampir empat tahunan.” Jawabnya singkat.

“Lumayan lama, ya? Kenapa aku dulu tidak pernah bertemu kamu? Dulu, setiap kali aku pulang, aku selalu menyempatkan diri untuk datang ke Café Tante Alin. Tapi aku sama sekali tidak pernah melihat kamu.”

“Iya. aku dulu memang di bagian dapur. Baru dua tahun ini aku melayani pengunjung.” Jawab Jelita.

Memang saat itu kondisinya yang tengah hamil dan setelah melahirkan, Ethan masih membutuhkan pantauannya. Jadi Jelita memilih di bagian dapur. Dan saat Ethan sudah mulai besar, barulah ia pindah posisi.

“Ehm, maaf! Apa sebelumnya kamu juga tinggal dengan suami kamu di sana?”

Deg

Jelita menatap mata Raffael. Inilah hal yang paling tidak ia sukai, jika seseorang menanyakan tentang masa lalunya. Tentu saja akan mengingatkan dia pada masa kelam itu.

“Bisakah untuk tidak bertanya mengenai hal itu?”

“Kenapa? Bukankah aku sudah bilang, aku ingin mengenal kamu lebih dekat. Ok, kalau kamu tidak ingin cerita sekarang. lain kali saja. maaf, jika sudah membuat kamu sakit hati.” Jawab Raffael lalu ia segera beranjak menemani Ethan.

Jelita melihat aneh pada sikap Raffael yang tiba-tiba saja mengakhiri obrolan tadi. apakah pria itu tidak puas dengan jawabannya. Apakah dia salah jika tidak ingin membagi masa lalunya. Tapi, apa gunanya Raffael yang berniat ingin mengenal jauh tentang dirinya, tapi ia justru menutup rapat semuanya. Seolah tak membiarkan siapapun masuk ke dalam dunianya.

“Apa kamu marah?” tanya Jelita menghampiri Raffael yang tengah membuatkan istana pasir untuk Ethan.

“Tidak. Itu hak kamu.” Jawab Raffael dengan tangan masih sibuk membantu Ethan.

“Iya, benar. Itu hakku. Dan hak kamu juga harus tahu semuanya tentang aku.” ucap Jelita seketika membuat Raffael mengalihkan pandangannya terhadap Jelita.

“Baiklah. Jika kamu ingin mengenalku lebih jauh, lebih baik aku akan jujur tentang kehidupanku. Mumpung kita masih sebentar mengenal. dan setelah kamu tahu semuanya, aku harap kamu tidak membenci Ethan ataupun aku. cukup kamu pergi secara baik-baik saja, dan kita masih melanjutkan kerjasama itu.” ucap Jelita.

Raffael menganggukkan kepalanya. Ia yang sebelumnya sudah tahu dari Bu Alin, akan berpura-pura tidak tahu saja. dia hanya ingin mendengarnya secara langsung dari mulut Jelita sendiri.

“Aku tidak pernah menikah.” ucap Jelita dengan nafas berat seperti sedang menahan amarah.

Sedangkan Raffael sendiri bersikap pura-pura tidak mengerti. Walau sebenarnya hatinya ikut sakit mendengar kalimat yang terucap dari bibir Jelita baru saja.

“Maksud kamu?”

“Ethan anakku. Dia tidak memiliki Ayah. Aku hanya Ibu tunggal Ethan.” Jawab Jelita.

“Ck, kamu ini ada-ada saja kalau bicara. Lalu bagaimana mungkin ada Ethan kalau,_”

“Aku korban pemerko_saan.” Sahut Jelita dengan cepat.

Jelita merasakan sesak di dadanya saat mengatakan hal itu bersamaan dengan ingatannya saat hal buruk itu terjadi. Bahkan air mataya yang sudah mengalir deras pun ia biarkan saja. dan ini adalah air mata kedua kalinya yang dilihat oleh Raffael.

Raffael sendiri tidak mampu berkata-kata. Ia tetap merasakan sakit saat kata keji itu diucapkan langsung oleh Jelita. Sungguh jahat sekali pria yang telah melakukan itu pada Jelita.

Raffael menarik Jelita ke daam pelukannya. Seketika itu tangisnya pecah. Bahkan Ethan yang sedang sibuk bermain, dia sangat terkejut mendengar suara tangisan Bundanya.

“Bundaa… jangan nangis!!” ucap Ethan dengan Bahasa khas bocah tiga tahun.

Raffael bingung mengadapi situasi seperti ini. apalagi Ethan juga ikut menangis saat melihat Jelita menangis.

“Sayang, maafkan Bunda ya? Mata Bunda hanya sakit mata kok. Bunda tidak nangis.” Ucap Jelita lalu membawa anaknya ke dalam pelukannya.

Raffael kembali memeluk Jelita berharap bisa memberikan ketenangan pada perempuan itu. tapi sayangnya Jelita dengan cepat mengurai pelukannya.

“Sekarang kamu sudah tahu, bukan? Aku ini hanya wanita hina, atau bahkan Ethan ini disebut anak haram.”

“Stt… kamu jangan bilang seperti itu! tidak ada yang namanya anak haram. Ethan hanya korban. Begitu juga dengan kamu. Semua itu musibah. Kamu sendiri juga tidak akan tahu akan mengalami kejadian buruk itu.” Raffael mencoba menenangkan Jelita.

“Sekarang lebih baik kita bersikap seperti sebelumnya saja. kamu sudah cukup tahu tentang aku, dan ingat pesanku tadi.”

“Tidak! Aku akan tetap pada pendirianku. Aku mencintaimu dengan tulus, Jelita. Aku tidak peduli dengan masa lalu kamu itu.”

“Jangan pernah mencintaiku! Mencintaiku, sama saja dengan melukai perasaanmu sendiri.”

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

 

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO PURA2 NANYAK, PADAHAL LO UDH TAU CERITA MASA LALU JELITA DARI IBU ALIN..

2023-10-08

0

Cahyani Sutopo

Cahyani Sutopo

salut dengan sikap raffa,, 👍, kamu tenang aja jelita raffa bukan laki2 egois, raffa tulus suka sama kamu tanpa melihat masalalu kamu,,

2023-02-23

0

Ana

Ana

🥺🥺🥺🥺🥺

2023-01-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!