“Memang suaminya kemana, Tante?” tanya Raffael penasaran.
Mendapati pertanyaan sepertiitu dari Raffael, sejenak Bu Alin diam. terlebih ingat dengan Jelita yang selama ini hanya hidup berdua dengan Ethan saja.
“Tidak ada.” Jawab Bu Alin dengan menggeleng lemah.
“Maksudnya, tidak ada?” Raffael semakin penasaran.
“Dia,-“
“Bu Alin? Untuk apa Ibu datang ke sini?” tiba-tiba saja terdengar suara Jelita.
Jelita yang kebetulan akan ikut perawat yang akan membawa Ethan menuju ruang rawat inap tak sengaja bertemu dengan Bu Alin. Pemilik café tempat ia bekerja, sekaligus orang yang sudah banyak membantunya.
Jelita berjalan ke arah Bu Alin. Namun dia sama sekali tidak ingin melihat Raffael yang berdiri tak jauh dari Bu Alin.
“Bagaimana keadaan cucuku, Lita?” tanya Bu Alin terlihat sangat khawatir.
“Ethan harus dirawat inap, Bu. Demamnya sangat tinggi.” Jawab Jelita dengan wajah tertunduk sedih.
“Sudah, kamu jangan memikirkan pekerjaan dulu. Yang penting kamu fokus dengan kesehatan Ethan.” Sahut Bu Alin menenangkan Jelita.
Raffael hanya diam dan menyaksikan interaksi dua wanita di hadapannya itu. entah kenapa dia sangat kasihan melihat Jelita yang seorang diri mengurus anaknya. ternyata Jelita seorang janda. Padahal masih sangat muda, tapi hidupnya sudah menyedihkan seperti itu.
Raffael mengikuti Jelita dan Bu Alin yang sedang berjalan menuju ruang perawatan Ethan. Entah apa yang dia inginkan sampai rela mengikuti wanita yang belum ia kenal sama sekali.
Sesampainya di depan ruang rawat Ethan, Jelita meminta Bu Alin untuk masuk terlebih dulu. Karena dia tahu kalau sejak tadi Raffael mengikutinya. Dia ingin menanyakan apa tujuan Raffael mengikutinya.
“Kenapa anda masih di sini, Tuan?” tanya Jelita dengan nada dingin.
“Ehm, aku hanya ingin minta maaf atas ucapanku tadi yang tanpa sengaja melukai perasaan kamu, Nona.” Jawab Raffael.
“Saya sudah biasa dengan hal-hal seperti itu. lebih baik anda segera pergi dari sini. terima kasih banyak atas bantuannya tadi.” pungkas Jelita lalu masuk ke ruang rawat Ethan.
Raffael diam termenung setelah mendapat usiran dari perempuan yang bernama Jelita. Menurut penilaian Raffael, sebenarnya Jelita adalah perempuan baik-baik. Hanya karena keadaan saja yang membuatnya seperti itu. apalagi setelah tadi mendapat ucapan yang kurang berkenan darinya. Tapi jauh dari lubuk hati Raffael, dia tertarik dengan Jelita. Entah tertarik dengan ketangguhan wanita itu yang hidup berdua dengan anaknya, atau tertarik karena hal lainnya.
***
Setelah dari rumah sakit, Raffael langsung pulang. dan kini dia sudah masuk ke dalam rumah, ketika tanpa sengaja mendengar suara ramai di ruang tengah.
“Kak kamu dari mana saja sih? Jam segini baru pulang?” gerutu Livy.
“Memangnya kenapa kalau aku baru pulang? ingat ya, Vy! Kamu hanya sekretarisku saat di kantor. selebihnya kamu tidak berhakikut campur dengan urusanku.” Jawab Raffael penuh penekanan.
“Sudah, sudah, kalian ini nggak bosan apa berantem terus. Apa nggak malu sama Sania yang sejak tadi menunggu kamu pulang, Raf?” sahut Abi menengahi perdebatan kecil kedua anaknya.
Raffael melirik seorang perempuan cantik yang sejak tadi duduk di sebelah Mamanya. Dia ingat dengan perempuan yang bernama Sani aitu. Perempuan yang sejak dulu selalu mengejar-ngejarnya, sekaligus anak dari teman Mamanya. Tapi sayangnya Raffael tidak tertarik.
“Raffa masuk dulu.” Pamit Raffael dengan melirik Sania sekilas.
Tak lama kemudian Livy juga ikut pergi. Adik Raffael itu memutuskan untuk masuki ke dalam kamarnya. Karena sejak tadi ia sangat bosan menemani Sania yang tidak sabar ingin bertemu dengan kakaknya. Jujur saja Livy tidak begitu suka dengan Sania. Entahlah, seperti tidak rela jika nanti kakaknya menjalin hubungan dengan Sania.
Usai mandi, Raffael langsung menuju ruang makan. Memang sejak tadi ia belum makan malam, karena mengantar Jelita ke rumah sakit.
Raffael makan seorang diri, jadi lebih cepat selesai daripada makan bersama keluarganya. Setelah itu dia ikut bergabung dengan Mamanya di ruang tengah. Tentunya masih ada Sania di sana. Sedangkan sang Papa kelihatannya sangat sibuk di ruang kerjanya.
“Bagaimana kabar Kak Raffa?” tanya Sania basa-basi.
“Baik.” Jawab Raffael singkat.
Abi memilih meninggalkan ruang tengah untuk memberi waktu pada Raffael dan sania berdua. Terlebih pada Sania yang sudah lama menunggu kepulangan Raffael.
“Aku senang akhirnya Kak Raffa pulang dan tinggal menetap di sini lagi.” ucap Sania dengan mata berbinar.
“Hmm… karena memang sudah saatnya aku membantu Papa.” Jawab Raffael benar adanya.
“Iya aku juga sudah tahu. Apalagi kedua orang tua kita sudah lama menjalin kerjasama, tentunya aku sangat senang bisa bertemu Kak Raffa setiap hari.”
Raffael benar-benar tidak suka arah pembicaraan Sania. Karena sudah bisa ditebak kalau ujung-ujungnya perempuan itu akan terus mendekatinya. Benar kata Livy kemarin. Dia akan menghalau siapa saja yang mendekatinya, khususnya wanita. jadi mungkin nanti dia akan memanfaatkan adiknya agar Sania tidak terlalu dekat dengannya.
“Kak Raffa apa nggak kangen aku?” tanya Sania yang tiba-tiba sudah bergelayut di lengan Raffael.
Raffael yang terkejut berusaha melepas genggaman tangan Sania. Dia benar-benar tidak nyaman dengan sikap Sania seperti ini.
“Jangan seperti ini, Sania!” Raffael berpindah tempat duduk sedikit menjauh dari Sania.
“Maaf. Aku sangat merindukan Kak Raffa.” Ucap Sania dengan raut sedih. Padahal dalam hatinya sangat kesal atas penolakan Raffael.
“Nggak apa-apa.” Raffael bingung mau bicara apa lagi. terlebih melihat sikap Sania yang tiba-tiba diam seolah kesalahan tertuju padanya. Namun tiba-tiba saja Livy datang menuruni tangga. Raffael bernafas lega karena ada dewi penolong.
Livy ikut duduk bergabung dengan Raffael dan Sania. Bahkan saat ini Livy duduk diantara Raffael dan Sania. Dan hal itu semakin membuat Sania kesal.
Livy bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Dia justru terus mengajak Raffael bicara sampai benar-benar membuat Sania bosan. akhirnya perempuan itu tidak tahan dan memilih untuk pulang.
“Ya sudah aku pulang dulu kalau begitu Kak Raffa.” Pamit Sania.
“Ehm iya.” jawab Raffael.
“Hati-hati ya Sania! Apa kamu sudah memesan taksi?” sahut Livy.
“Belum. Aku tunggu di depan saja sambil pesan.” Jawab Sania beralasan berharap Raffael mau mengantarnya pulang.
Sania berjalan dengan langkah gontai berharap mendengar suara Raffael yang memanggilnya dan berniat mengantarnya pulang. tapi sayangnya saat kakinya sudah sampai depan pintu, Raffael tak kunjung memanggilnya. Sania jelas makin kesal.
“Oh iya, Kak bagaimana tentang cewek yang aku kenalkan kemarin?” ucap Livy tiba-tiba dengan suara yang keras sengaja agar didengar oleh Sania.
Sedangkan Raffael sama sekali tidak mengerti dengan yang dimaksud adikinya. Sementara itu Sania semakin kesal mendengar ucapan Livy. Perempuan itu berjalan keluar dengan menghentakkan kakinya dengan kasar.
“Aku tidak akan membiarkan Kak Raffa jatuh ke pelukan wanita manapun. Kak Raffa hanya akan menjadi milikku.” Gerutu Sania.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
CERITA OTHOR PASTI SELALU ADA WANITA ULAT BULU....ATAU PRIA KADAL BRACUN...
2023-10-08
0
Etik Etik
filingku sih si Lita bukan janda ya mungkin si Ethan anaknya siapa gitu bukan anaknya Lita maksutku,,,lanjut
2023-03-10
3
Cahyani Sutopo
selamat berjuang menghadapi livy Sania,,
2023-02-23
2