MSM 11

Sania sangat kesal mendengar jawaban Raffael. Ternyata pria itu bersikap dingin padanya saat sedang berdua seperti ini. padahal kalau bersama keluarganya, Raffael tidak seperti sekarang ini. meskipun dia masih terkesan cuek.

Raffael masuk ke dalam mobilnya dengan membawa banyak mainan anak-anak. Sania yang sangat penasaran pun akhirnya diam-diam mengikuti mobil Raffael pergi. Tentunya dengan menggunakan taksi, agar Raffael tidak mencurigainya.

Beberapa saat kemudian Raffael sudah tiba di depan rumah Jelita. Rumah sederhana yang berada tidak jauh dari Café milik Bu Alin.

Raffael melihat lampu rumah Jelita yang menyala dan sayup-sayup terdengar suara tawa anak kecil. Itu tandanya Jelita sudah pulang bekerja, dan sekarang berada di rumah.

Memang Jelita memiliki jam kerja yang berbeda dengan karyawan lainnya. Semua itu karena keadaannya yang sedang memiliki anak kecil. Sedangkan karyawan lainnya juga tidak masalah. Semua karyawan Bu Alin bersikap baik pada Jelita.

Raffael keluar dari mobil dengan membawa banyak mainan yang sudah dibelinya tadi. setelah itu mengetuk pintu rumah Jelita.

Cklek

Jelita terkejut saat melihat pria menyebalkan itu kini sedang berdiri di hadapannya. untukapa lagi pria itu datang menemuinya.

“Ada perlu apa, Tuan ke sini? sepertinya saya tidak punya urusan dengan anda di jam seperti ini.” tanya Jelita dengan nada ketus.

Raffael masih diam. jujur saja ia sekarang sedang tersenyum dalam hati. Melihat wajah jutek dan mendengar suara ketus Jelita membuatnya semakin tertarik untuk meluluhkan hati wanita itu. padahal dirinya juga tidak melakukan banyak kesalahan, kenapa Jelita sampai bersikap seperti ini padanya.

“Lebih baik anda segera pulang! permisi!” ucap Jelita saat melihat Raffael hanya diam saja sejak tadi.

“Tunggu!” kaki Raffael berhasil mencekal pintu yang hendak ditutup oleh Jelita. Sontak saja wanita itu semakin bertambah kesal.

“Aku memang tidak ada urusan dengan kamu. Tapi dengan Ethan.” Jawab Raffael santai.

Jelita semakin tidak suka dengan Raffael. Apalagi sikap pria itu yang semakin lama semakin neglunjak. Sekarang saja merasa sok dekat dengan Ethan.

“Maaf, tidak bis-“

“Bundaaaa!”

Tiba-tiba saja Ethan berteriak dan berlari menghampiri Jelita. Raffael pun kali ini merasa menang. Setelah itu dia menyapa Ethan.

“Om?” panggil Ethan dengan melompat kegirangan lalu mendekati Raffael.

Jelita hendak mencegah Ethan yang mendekati Raffael tapi ia urungkan karena melihat wajah ceria anaknya ia menjadi tidak tega.

Raffael menunjukkan beberapa mainan yang ia beli tadi pada Ethan. Bocah itu semakin senang karena kini mainannya sangat banyak.

“Untuk apa anda membelikan anak saya mainan? Apa maksud anda?” tanya Jelita yang kini sudah menggendong Ethan dan menolak pemberian Raffael.

Ethan kini justru menangis dalam gendongan Jelita. Dia ingin memiliki semua mainan itu tapi mengerti kalau Bundanya sedang marah.

“Kamu jangan seperti itu. Nggak kasihan apa Ethan nangis seperti itu. aku nggak ada niat apa-apa. Hanya ingin membelikan dia mainan.” Ucap Raffael mencoba membujuk Jelita.

“Anda mau merendahkan saya seperti apa lagi? memang saya ini orang nggak mampu dan jarang sekali membelikan anak saya mainan. Tapi tidak seenaknya sendiri anda membelikan anak saya mainan mahal begitu banyak. Terlebih kita tidak saling mengenal.” ucap Jelita dengan suara tegas menahan amarah. Sedangkan Ethan masih menangis dalam gendongannya.

“Baiklah kalau begitu kita kenalan dulu, biar saling mengenal dan aku bisa dekat dengan kamu, eh dengan Ethan maksudnya.” Ucap Raffael.

“Aku Raffael. Kamu bisa memanggilku Raffa.” Lanjutnya enteng dan semakin membuat Jelita kesal.

“Tidak penting siapa nama anda. lebih baik anda pergi sekarang juga.” ujar Jelita langsung masuk ke dalam rumahnya.

Raffael pun dengan cepat ikut masuk ke dalam sebelum Jelita menutup pintunya. Jelas wanita itu sangat terkejut mendapati pria lain masuk ke dalam rumahnya. Bahkan raut wajah Jelita mendadak pucat akibat ulah Raffael yang masuk rumahnya dengan paksa.

“Jelita, ada apa denganmu?” tanya Raffael ikut takut melihat raut wajah Jelita yang sudah pucat dan melemah. Bahkan Ethan hampir saja jatuh dari gendongannya kalau Raffael tidak lekas menangkapnya.

“Pergi! Pergilah! Aku benci kamu, pergilah!” teriak Jelita dengan suara lirih sambil menutup kedua telinganya seperti sedang teringat dengan sesuatu yang sangat menyakitkan.

“Jelita, ini aku Raffa. Jangan takut! Aku tidak akan menyakitimu.” Ucap Raffael yang kini sedang menggendong Ethan.

“Pergi! Pergi! Pergi!” Jelita masih meneriakkan kata yang sama. Kemudian ia menarik Ethan dari gendongan Raffael.

“Pergi! Jangan ambil anakku!” Jelita memeluk erat Ethan saat Raffa sudah memberikannya.

Sebenarnya Raffael sangat khawatir dengan keadaan Jelita saat ini. dia seperti sedang mengalami trauma berat. Namun Raffael juga tidak bisa berbuat banyak selain memilih pergi seperti keinginan wanita itu.

Perlahan Raffael mundur, keluar dari rumah Jelita. Ia membiarkan mainan Ethan di sana. Karena ia yakin kalau Ethan sangat menyukai maianan itu.

“Maaf! Baiklah. Aku akan pergi sekarang.” ucap Raffael setelah itu menutup pintu.

Jelita bergegas mendekati pintu dan menguncinya dengan rapat. Dia takut akan ada seseorang masuk ke dalam rumahnya lagi. sedangkan Ethan sejak tadi diam saja. bocah itu seolah mengerti dengan suasana hati Bundanya. Jadi ia memilih untuk diam.

“Maafkan, Bunda ya Nak! Bunda sangat sayang Ethan. Bunda tidak mau kehilangan Ethan.

**

Setelah keluar dari rumah Jelita, Raffael tidak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan pergi ke Café. Dia ingin bertemu dengan pemilik café yang tak lain adalah Bu Alin. Raffael yakin pasti dia tahu sesuatu tentang masa lalu Jelita/

Kini Raffael sedang duduk sambil menikmati minumannya sambil menunggu kedatangan Bu Alin. Dia memilih tempat yang nyaman untuk bicara berdua dengan Bu Alin.

“Raffa? Ada apa? Apa ada sesuatu yang kurang berkenan atas kue kiriman Tante tadi siang?” tanya Bu Alin yang baru saja menghampiri Raffael.

“Oh tidak kok, Tante. Raffa sengaja ingin bicara hal lain di luar pekerkaan bersama Tante.” Jawab Raffael membuat Bu Alin mengerutkan keningnya.

“Bukankah Tante sudah mengenal lama dengan Jelita? Raffa ingin tahu tentang wanita itu.” ucap Raffael to do poin.

Bu Alin terdiam sesaat. Ternyata benar dugaannya kalau Raffael seperti menyimpan suatu perasaan pada Jelita. Tapi wanita itu takut, apalagi dia sangat tahu berasal dari keluarga mana Raffael itu. jelas sangat berbeda jauh dengan Jelita. Apalagi masa lalunya yang begitu pahit.

“Tante!” panggil Raffael saat melihat Bu Alin hanya diam saja sejak tadi.

“Lebih baik kamu tidak perlu mengenal jauh tentang Jelita, Raff! Maaf, Tante sangat menyayangi Jelita seperti anak Tante sendiri. Tante tidak ingin melihat Jelita menderita lagi setelah mengenal kamu.” Jawab Bu Alin.

“Apa maksud Tante? Raffa janji tidak akan menyakiti Jelita, karena Raffa ingin dekat dengan Jelita dan melindungi Jelita. Kumohon Tante!”

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Spti nya Raffa betul2 tulus mencintai Jelita ...

2023-04-10

1

Cahyani Sutopo

Cahyani Sutopo

apa yg terjadi dengan masa lalu jelita sampai jelita mengalami trauma seperti itu,,??

2023-02-23

2

Ana

Ana

apa maksudnya tante Alin ya 🤔🤔🤔
sebenarnya ada apa❓❓❓

2023-01-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!