Menikahi Single Mother

Menikahi Single Mother

MSM 1

Seorang pria tampan baru saja turun dari pesawat yang ia tumpangi. Perjalanan belasan jam yang ia lalui akhirnya kini telah membawanya pulang ke tanah air. Ada hawa lega dalam dirinya setelah kurang lebih tujuh tahun tinggal di luar negeri.

Raffael mendengar deringan ponsel pada saku celananya. Ponsel yang baru saja ia aktifkan setelah turun dari pesawat tadi.

Melihat nama kontak yang menghubunginya Raffael memilih memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Bahkan ia langsung menon aktifkan lagi ponsel itu.

Tidak banyak barang yang dibawah Raffael. Dia hanya membawa tas ransel kecil, jadi tidak perlu susah-susah menarik kopernya.

“Antarkan saya ke Alin’s Cake ‘n Café!” ucap Raffael pada sopir taksi yang baru saja ia naiki.

“Baik, Tuan!”

Raffael kini sedang dalam peerjalanan menuju sebuah café langganannya. Pria berusia dua puluh tujuh tahun yang mempunyai garis wajah campuran itu baru saja melepas kacamata hitam yang sejak tadi bertenger di hidung mancungnya.

Inilah yang menjadi kebiasaan Raffael jika pulang ke rumah orang tuanya. Dia akan lebih dulu singgah di café favoritnya itu daripada langsung pulang ke rumah orang tuanya. Apalagi mulai hari ini ia akan tinggal menetap bersama keluarganya di kota ini, sudah dipastikan Raffael akan sering datang ke Alin’s Café ‘n Cake.

“Terima kasih, kembaliannya buat Bapak saja.” ucap Raffael setelah taksi yang ditumpanginya sampai di depan café.

“Terima kasih banyak, Tuan. Semoga rejeki anda semakin lancar dan selalu diberi kesehatan.” Jawab sopir taksi itu yang tampak kegirangan.

Raffael hanya mengangguk samar dengan tersenyum tipis. Setelah itu dia masuk ke dalam café yang lumayan rame itu. meskipun banyak sekali pilihan café yang juga menyediakan macam-macam cake, tetap saja Raffael tidak akan pindah ke lain hati. Karena sejak dia masih kecil dulu sangat suka sekali dengan cake yang dijual di kedai itu. dulu yang hanya sebuah kedai kecil yang menjual beberapa jenis kue, kini semakin besar dengan diperluas menjadi sebuah café.

“Selamat sore, Tuan! Silakan mau pesan apa?” tanya seorang pelayan café.

“Black Forest sama Pastery Milk Shake saja.” jawab Raffael setelah melihat isi buku menu itu.

“Terima kasih, mohon ditunggu sebentar!” ucap pelayan itu lalu meninggalkan Raffael.

Sambil menunggu pesannya datang, Raffael mengambil ponselnya dan mengaktifkannya lagi. baru saja ponsel itu menyala, sudah ada seseorang yang menghubunginya. Sepertinya memang orang itu sejak tadi berusaha menghubunginya. Akhirnya mau tak mau Raffael menerima panggilan itu.

“Hmm?”

“…..”

“Sudah bawel!”

“…..”

“Nggak perlu! Aku bisa pulang sendiri. Sudah, aku tutup saja!” pungkasnya lalu memutus panggilan itu secara sepihak tanpa mempedulikan gerutuan orang yang baru saja meneleponnya.

Bruk

Tiba-tiba saja ada seorang anak kecil berlari dan menabrak Raffael yang tengah duduk. Anak kecil kisaran usia tiga tahun itu tidak peduli dengan siapa orang yang ada di hadaannya itu. bahkan dia terlihat tertawa kecil dan berusaha bersembunyi di balik punggung Raffael. Dan jangan lupakan mulut anak itu yang belepotan penuh dengan krim kue, jelas saja mengenai baju Raffael saat anak itu menabraknya tadi.

“Hei, ganteng! Kenapa kamu di sini? dimana orang tua kamu?” tanya Raffael berusaha menjangkau anak kecil itu yang makin kegirangan bersembunyi di belakang Raffael.

Raffael yang paham dengan anak seusia itu pasti masih sulit diajak komunikasi. Dia pun akhirnya melihat sekeliling untuk mencari seseorang yang mungkin orang tua dari bocah itu.

“Ini Tuan pesanannya! Selamat menikmati!” ucap seorang pelayan yang baru saja datang membawakan pesanan Raffael.

“Ethan! Kenapa kamu di situ? Ayo, Mama kamu sejak tadi mencarimu!” ucappelayan itu yang tampak terkejut saat melihat anak dari temannya sedang berlari ke arah pengunjung café.

Pelayan café yang bernama Manda itu semakin terkejut saat melihat baju Raffael terkenal noda krim kue yang sudah dipastikan akibat ulah Ethan.

“Tuan, maafkan anak ini ya sampai baju anda kotor!”

“Nggak apa-apa, namanya juga anak kecil.” Raffael juga masih berusaha menraih anak kecil itu yang masih rusuh di belakang punggungnya. Da sudah dipastikan kalau baju Raffael bagian belakang juga kotor.

Tak lama kemudianj tampak seorang wanita sedang berjalan terengah-engah seperti sedang mencari seseorang. Wanita yang juga memakai seragam café tersebut memang sedang mencari anak kecil yang sejak tadi tidak bisa diam.

“Lit, Ethan ada di sini!”

Mendapat panggilan dari temannya, wanita itu langsung menuju sumber suara. Dan bocah kecil yang sejak tadi dicarinya sedang bersembunyi di balik punggung seorang pengunjung café.

Jelita langsung membawa Ethan. Menggendongnya secara paksa dan segera keluar dari café itu. bahkan wanita itu tidak mengucapkan sesuatu pada Raffael yang jelas-jelas dirugikan akibat ulah Ethan.

“Maafkan anak teman saya, Tuan! Silakan dinikmati.” Ucap Manda dan segera pergi meninggalkan Raffael.

Raffael hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian dia menikmati kue favoritnya. Kue yang memiliki rasa khas dan berbeda dari kue Black Forest lainnya.

Cukup lama Raffael menghabiskan waktunya di café itu. bukannya ingin cepat-cepat pulang. hanya saja dia sudah tidak tahan karena sejak tadi adiknya tak henti-hentinya menelepon. Apalagi adiknya mengirim pesan dan mengatakan kalau Mamanya sakit, akhirnya Raffael harus segera beranjak dari café itu.

Usai membayar kue dan minuman yang dibeli, Raffael segera café. Namun saat baru saja sampai di halaman café, ada seseorang yang sepertinya sedang memanggilnya. Bukan memanggil namanya, hanya panggilan Tuan saja. tapi Raffael yakin kalau itu panggilan untuk dirinya.

Raffael menoleh, lalu melihat seorang wanita yang ia temui di dalam café tadi. wanita itu berjalan menuju ke arahnya.

“Anda memanggil saya, Nona?” tanya Raffael memastikan sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Iya. saya hanya ingin minta maaf pada anda atas perbuatan anak saya tadi.” ucap wanita yang bernama Jelita itu.

“Oh itu. nggak apa-apa, Nona. Saya memakluminya, karena masih anak kecil dan belum mengerti.” Jawab Raffael cukup logis.

“Tapi akibat ulah anak saya, baju anda sampai kotor. Ehm, boleh saya meminta nomor ponsel anda? Saya akan mengganti baju kotor anda itu.” ucap Jelita.

Raffael memperhatikan wanita yang sedang bicara dengannya itu. sebenarnya tidak masalah dengan baju kotor akibat ulah bocah tadi. tapi mendengar Jelita meminta nomor ponsel, Raffael langsung mengambil dompetnya dan menarik sebuah kartu nama dan diberikan pada Jelita.

“Terima kasih, Tuan! Nanti saya akan menghubungi anda untuk mengganti baju kotor anda itu. sekali lagi saya minta maaf. Kalau begitu saya pamit kembali bekerja.” Pungkas Jelita lalu pergi meninggalkan Raffael.

Tak lama kemudian Raffael baru tersadar dari lamunannya.

“Ah, ngapain juga tadi aku kasih kartu namaku? Harusnya wanita itu tidak perlu mengganti baju yang baru. Cukup dicuci saja pasti sudah bersih.” Sesal Raffael.

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

Terpopuler

Comments

Lala Kusumah

Lala Kusumah

hadir juga 😁😁

2023-06-19

1

Cahyani Sutopo

Cahyani Sutopo

hadirrrr thor,, langsung 👍,,

2023-02-23

1

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

Raffaele baik ya, nggak kek kebanyakan cowok lain yg dingin kek eskrim..
Sekuntum mawar buat Rafael🌹

2023-02-13

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!