“Tunggu! Biar aku bantu.” Ucap Raffael spontan, sontak membuat semua orang yang ada di ruangan itu dibuat heran.
Raffael melenggang pergi begitu saja mengikuti Jelita yang akan mengambil minuman. Dia tidak mempedulikan tatapan aneh dari beberapa karyawannya.
“Meeting hari ini selesai. tapi kalian jangan meninggalkan ruangan ini dulu!” ucap Raffael menghentikan sejenak langkahnya.
Livy ikut keluar mengejar kakaknya. Dia benar-benar heran dengan sikap kakaknya yang seperti ini. khawatir jika akan terjadi sesuatu diantara kakaknya dengan wanita pengantar kue tadi.
“Kak, tunggu!”
“Ada apa sih?”
“Kamu ini apa-apaan sih pakai acar bantu wanita itu? biarlah itu menjadi tugasnya. Lagipula dia sudah dibayar untuk mengirim pesanan Kakak ke sini.” protes Livy tak terima.
“Daripada kamu banyak bicara, lebih bai kayo ikut aku membantu Jelita mengambil minumannya. Kasihan karyawan kita menunggu lama di ruang meeting.” Jawab Raffael dan berlalu begitu saja.
Mau tidak mau akhirnya Livy menuruti perintah kakaknya. Dia juga sangat penasaran dengan wanita pengantar kue itu. bahkan kakaknya juga terlihat sangat akrab.
Kini Jelita sudah berada di basement. Lebih tepatnya mengeluarkan beberapa minuman dari box. Dia pikir tadi ucapan Raffa hanya basa-basi saja saat pria itu akan membantunya. Pasalnya sejak dia keluar dari lift, sama sekali tidak melihat Raffael. Dan sekarang, dia sangat terkejut saat melihat Raffael sudah berdiri di belakangnya dengan seorang perempuan cantik yang wajahnya mirip sekali dengan Raffael.
“Biar aku saja yang membawanya ke dalam. Kamu bisa langsung pulang. Vy, kamu bawa dulu ke ruang meeting.” Ujar Raffael lalu menyuruh adiknya.
Livy membelalakkan matanya terkejut saat semua minuman yang berada dalam dua kantong besar itu disuruh membawanya sendiri. Dia hendak menolak pun sudah mendapat tatapan tajam dari sang kakak.
“Biar saya bantu saja, Nona!” ucap Jelita.
“Tidak usah. Sekretarisku itu serba bisa. Kamu jangan khawatir. Silakan dibawa masuk, Nona Livy!” ucap Raffael dengan nada penuh intimidasi pada adiknya.
Setelah Livy membawa semua minuman itu, kini tinggallah Raffael dan Jelita. Jelita yang merasa pekerjaannya sudah selesai, ia bergegas kembali ke café. Namun tiba-tiba saja Raffael mendekati Jelita dengan memberikan beberapa lembar uang.
“Apa ini maksudnya, Tuan?” tanya Jelita heran.
“Ini uang tips buat kamu. Terima kasih sudah membawakan semua pesananku ke kantor.” jawab Raffael.
Apakah Jelita senang dan menerima uang pemberian Raffael yang katanya itu adalah uang tips. Jelas tidak. Apalagi uang tips sebanyak itu. selain Jelita melakukan pekerjaan ini sebagai pembayar hutang pada Raffael, ia juga pastinya sudah mendapat gaji sendiri dari Bu Alin. Lalu dengan Raffael tiba-tiba memberikan uang sebanyak itu, Jelita menganggap kalau Raffael memanfaatkannya.
“Maaf, saya tidak bisa menerimanya, Tuan. Saya permisi.” Ujar Jelita dengan sopan.
“Tolong terimalah! Aku yakin kamu pasti sangat membutuhkan uang ini.” Raffael tetap memaksa memberikan uang itu pada Jelita.
“Apa maksud anda bicara seperti ini, Tuan? Jujur saja kalau memang saya membutuhkan uang. Tapi tidak dengan mudahnya menerima pemberian anda. bukankah kita sudah sepakat, sebagai pembayara hutang saya pada anda, cukup dengan mengantar kue dan minuman pesanan anda. jadi, anda tidak perlu membayar saya. Bu Alin yang sudah menggaji saya. Permisi.” Tutur Jelita panjang lebar. Setelah itu dia segera menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Raffael yang masih diam mematung.
Rupanya Jelita benar-benar wanita yang sangat sulit ditakhlukan. Dengan uang sekalipun. Tapi hal itu semakin membuat Raffael semangat dan tidak menyerah untuk terus mendekati Jelita. Dia tidak peduli siapa Jelita. Berasal dari mana dan masa lalunya seperti apa. Kalau Raffael sudah tertarik dengan seseorang dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya.
“Kenapa kamu di sini, Raf?” tanya Reno yang tiba-tiba muncul di belakang Raffael.
“Papa? Nggak apa-apa kok, Pa.” jawab Raffael kikuk. Dia bingung mau mengatakan apa pada Papanya. Akhirnya ia berpamitan pada Papanya untuk kembali ke ruangannya terlebih dulu.
Sedangkan Reno menatap aneh pada anak laki-lakinya baru saja. sebenarnya sejak tadi Reno sedang berada di dalam mobilnya. Dia melihat Raffael tampak sedang berinteraksi dengan seorang perempuan berseragam café milik salah satu mantan karyawannya dulu. Yang membuat Reno heran, ada hubungan apa antara Raffael dengan perempuan itu. apalagi terlihat Raffael memberikan uang dan ditolak oleh perempuan itu.
**
Beberapa karyawan Raffael khususnya peserta meeting tadi siang dibuat kenyang dengan meetingnya siang tadi. pasalnya bos mereka sebelumnya tidak pernah memberikan kotak konsumsi untuk meeting. Biasanya mereka langsung diminta makan siang sendiri di kantin perusahaan. Tentunya tanpa bayar. Namun siang tadi tidak. Sudah mendapatkan kotak konsumsi berisi kue Black Forest dan minuman dingin dengan berbagai varian ras, mereka juga masih diperkenankan untuk makan di kantin seperti yang dilakukan usai meeting biasanya.
Dan saat ini seseorang yang dibuat kesal oleh tingkah Raffael adalah Livy. Perempuan itu sejak tadi kehilangan mood untuk bekerja. Lebih tepatnya setelah mendapat perintah dari kakaknya untuk membawa beberapa minuman pesanan sang kakak.
Cklek
Raffael masuk ke dalam ruangan Livy saat perempuan itu sedang duduk malas dan meletakkan kepalanya di atas meja.
“Ck, untung saja adik sendiri. Kalau bukan, aku sudah tidak betah mempunyai sekretasris seperti kamu.” Kesal Raffael tertuju pada Livy.
“Apa lagi sih, Kak? Mau nyuruh apa lagi?” tanya Livy yang sudah menegakkan badannya.
“Apa kamu nggak pulang? atau memang ingin menginap di sini?” tanya Raffael dengan tenang.
Livy sangat terkejut. Sepertinya dia sejak tadi tidak melakukan pekerjaan apapun tapi jam pulang tiba dia tidak tahu. Dengan semangat Livy membereskan pekerjaannya dan bersiap pulang.
“Ini nanti tolong kamu berikan pada Papa! Aku pergi dulu.” Ucap Raffael dengan memberikan sebuah map pada Livy.
“Maksudnya apa sih, Kak? Kak Raffa mau kemana?”
“Aku pergi dulu, ada urusan penting. Dan kamu pulangnya naik taksi saja. bye!” jawab Raffael dan berlalu begitu saja sebelum mendengar omelan adiknya.
Benar saja Livy langsung murka menatap kepergian kakaknya. Namun tidak ada cara lagi selain pulang naik taksi.
Sedangkan Raffael tidak langsung pulang. pria itu pergi ke toko mainan dan memebli beberapa mainan di sana. Kebetulan di samping toko mainan itu ada sebuah restaurant. Dan tanpa sengaja Raffael bertemu dengan Sania yang baru saja keluar dari restaurant itu.
“Kak Raffa mau kemana?” tanya Sania sambil melihat sesuatu yang dibawa oleh Raffael.
“Nggak kemana-mana. Ya sudah, aku duluan ya Sania!” Jawab Raffael dengan malas.
“Tunggu, Kak! Kak Raffa beli mainan anak-anak untuk siapa?” tanya Sania setelah berhasil mengejar Raffael.
“Sepertinya ini bukan urusan kamu!” jawabnya dingin dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
mulai ada yg terbakar perasaan nya...he...he..he...
2023-04-09
1
Yanti PamaGado
Sania anaknya siapa Thor... Chiko/Chelsea kah,,,????
2023-04-01
1
Cahyani Sutopo
mulai PDKT dr anaknya dulu ya bang Rafa,,
2023-02-23
0