"Apa itu hantunya Rina, ya??? amit...amit jabang bayi...masa sih Rina mati jadi hantu!!" sambil mandi Tyas sambil bergidik lalu mempercepat ritual mandinya.
"Waduhh...gini amat deh hidup gue...perasaan horor melulu...jadi parno gue!!" gerutu Tyas sendirian.
Dengan cepat Tyas menuju kamar Sasha untuk membangunkan sepupunya itu untuk makan malam walaupun sudah terlewat.
Di dalam kamar dia melihat Sasha sedang tidur meringkuk. Matanya tampak sembab dan bengkak sepertinya kakak sepupunya itu habis menangis sebelum tertidur.
"Mba...apalagi yang mba Sasha tangisi?? Ali si pengkhianatkah atau Rina si penikam dari belakangkah?? mereka itu tak pantas untuk ditangisi, mereka pantas mati, biarkan saja roh mereka berdua tergantung di antara langit dan bumi biar mampus kedua mahluk tak tau diri itu...sudah matipun masih mau berulah membuat kakakku menangis!!" geram.Tyas.
Tanpa Tyas sadari bahwa sosok Ali ada duduk di samping Sasha sedang berusaha membelai rambut pacarnya dan satu sosok lagi berdiri di luar jendela yaitu sosoknya Rina.
Kedua mahluk tak kasat mata itupun juga sedih mendengar ucapan Tyas.
*******
"Hai Yas....gimana kabarnya Sasha, apa dia sudah baikan??" tanya Yusuf saat mereka bertemu di dalam kelas sebelum pelajaran di mulai.
"Alhamdulillah...kondisinya sudah baikan!!" kata Tyas.
"Kenapa kamu mesti bertanya lewat aku?? kenapa ngga langsung bertanya keorangnya aja??" goda Tyas.
Yusuf hanya tersenyum aja lalu dia duduk di kursinya.
"Astagfirullahaladzim...!!" pekik Yusuf kaget karena sosok Ali tiba-tiba muncul di depan wajahnya.
"Hehehe...kaget ya Suf, maaf ya!!" kata arwah Ali tersenyum.
"Suf, ada yang ingin aku sampaikan padamu tapi sepertinya tidak di sini nanti kamu disangka orang gila bicara sendirian!!" ucap Ali.
"Kenapa ngga di rumahku aja??" tawar Yusuf.
"Ngga Suf...aura ayahmu begitu kuat, jangankan untuk ngobrol, untuk mendekat aja kami takut, karena tampaknya ayahmu tidak menyukaiku!!" lirih Ali.
"Ya sudah kita bicara di taman belakang sekolah aja...tapi nanti setelah jam istirahat aja, ya!!" kata Yusuf Darmawan.
Yusuf melirik sekilas pada sosok lain di kejauhan. Sosok Rina yang memandangnya.
*******
"Apa yang mau kamu bicarakan, Li??" kata Yusuf.
"Suf, bolehkah jika aku meminta pertolonganmu??" kata Ali. Dari raut wajahnya terlihat sangat sedih.
"Apa itu Li, selagi aku bisa maka akan aku bantu!!" kata Yusuf.
"Bisakah kamu jadi perantaraku untuk berbicara dengan Sasha?? aku takut jika waktuku semakin sedikit di dunia ini...aku tak akan pernah bisa pergi dengan tenang jika masih ada sangkutan di dunia ini." Ali berkata dengan lirih pertanda dia tengah menahan kesedihannya.
"Akan aku coba ya...tetapi aku sendiri ngga yakin, Sasha itu gadis yang amat tertutup dan pendiam!!" kata Yusuf lagi.
"Tolonglah Suf, kumohon!!" kata Ali.
*******
"Wah...sepupuku yang ganteng lagi nyariin siapa?? di kelasku ini ngga ada cewek cantik yang feminimnya, semuanya preman!!" kata Adit sepupu Yusuf menyambutnya di depan pintu kelas.
Yusuf hanya tersenyum sambil celingukan matanya mencari keberadaan Sasha.
Dilihatnya Sasha sedang duduk ditemani Ramlah dan Fauziah.
Saat melihat Yusuf mendekat kedua teman Sasha langsung pamit berdiri meninggalkan Sasha dan Yusuf.
"Assalamualaikum...bagaimana kabarmu, sudah baikan??" tanya Yusuf duduk di depan gadis manis itu.
"Waalaikum Salam...Alhamdulillah aku sudah baikan, Suf." Kata Sasha menjawab salam Yusuf.
Yusuf melirik sesaat pada ruang kosong di samping Sasha.
"Sekarang katakanlah apa yang ingin kamu katakan pada Sasha biar aku akan bantu menyampaikannya!!" gumam Yusuf yang dilirik oleh Sasha.
"Katakan padanya selamat ulang tahun, Suf!!" kata Ali.
"Selamat ulang tahun ya Sha...walaupun terlambat mengucapkannya." Kata Yusuf.
"Kamu tau dari mana aku ulang tahun, Suf??" tanya Sasha heran.
"Dari yang duduk di sebelahmu itu!!" kata Yusuf sambil menunjuk tempat kosong di samping Sasha.
Di luar perkiraan bukannya takut, Sasha malah berucap.
"Katakan padanya Suf, kalau hanya menemuiku untuk meminta maaf dariku bilang padanya aku sudah memaafkannya tapi entah ikhlas ataupun tidak, aku tidak tau!!" jawab Sasha.
Yusuf menarik napas panjang.
"Suf, katakan padanya waktuku di dunia hampir tidak lama lagi!!" kata Ali sedih.
"Sha, Ali bilang bahwa waktunya di dunia ini hanya tersisa dua hari lagi, dia tidak ingin pergi membawa beban apapun!!" kata Yusuf.
Giliran Sasha yang menarik napas panjang.
"Suf, bisakah temani aku sore nanti ke makam kedua orang itu??" kata Sasha kepada Yusuf.
Yusuf memandang dulu pada sosok di sebelah Sasha seolah meminta persetujuannya. Saat sosok itu mengangguk barulah Yusuf mengiyakan.
"Baiklah Sha, aku akan mengantarmu...tetapi aku jemput kamu dulu ya...ngga baik anak gadis ngelayap sendirian apalagi kekuburan!!" kata Yusuf.
"Baiklah aku akan menjemputmu sepulang sekolah ini baru kita langsung berangkat." Kata Yusuf.
Yusuf keluar dari kelas disertai dengan suitan-suitan dari mulut nakal teman-teman Sasha.
"Wihhh...tak di sangka anak Ipa cari pacar sampai ke kelas Ips..." seru mereka menggoda sang ketua osis tampan itu.
"Bang, bener abang cari gebetan cewek di kelas para gangster ini??" tanya Adit berbisik pada abàng sepupunya itu.
"Apaan sih, Dit!!" kata Yusuf datar lalu berlalu pergi.
"Serius kamu mau pergi lagi ke makam itu, Sasha??" tanya Fauziah dan Ramlah.
Sasha hanya mengangguk saja.
"Semoga kamu kuat ya, Sha...jangan nangis dan pingsan lagi ya...!!" kata Ramlah dan Fauziah.
Sasha termenung menatap keluar jendela.
Rasa sakit itu sampai kini masih terasa entah bisakah luka itu sembuh??
Tapi yang terpenting dari rasa sakit itu adalah mengikhlaskan sesuatu itu pergi.
"Ayo naik, kita langsung pergi aja!!" kata Yusuf.
"Eits...Suf, mau kamu culik kemana sepupu gue??" kata Tyas.
"Ngga kuculik, Yas...kalau kamu mau ikut boleh kok!!" kata Yusuf.
"Emang mau ikut kemana sih??" tanya Tyas.
"Ke makam Ali dan Rina!!" jawab Sasha pendek!!
"What??? ke kuburan?? no...no...lebih baik aku ngga usah ikut aja!!" lalu Tyas langsung cabut dengan memakai motor Sasha.
"Dasar preman kampung...baru dengar kata kuburan aja sudah langsung kabur...kayak situnya nanti ngga pulang ke kuburan juga!!" kata Yusuf sambil tersenyum.
Akhirnya dengan menggonceng Sasha, Yusuf memasuki area pemakaman yang walaupun masih siang tapi tetap saja terasa menyeramkan.
Kuburan Ali dan Rina letaknya tidak terlalu berjauhan.
Mereka duduk di samping makam Ali. Sasha tampak berusaha menguatkan hati untuk mengalahkan rasa egonya.
Tak jauh dari mereka si empunya makam sedang berdiri menatap Sasha dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Ali...aku tidak tau, apakah aku bisa memaafkan perbuatan kalian atau tidak...rasa sakit itu masih menusuk dalam hatiku!!" air mata Sasha berlinangan tertiup angin sore yang semakin dingin itu....
*
*
**** Bersambung....
Akankah pintu maaf akan terbuka?? karena tanpa maaf darimu akan menghambat semua perjalananku....
Beri dukungannya untuk novel ketigaku ini ya reader...tanpa dukungan kalian aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa🙏🙏😊😊
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Zenun
jangan menyimpan dendam
2023-06-15
0
💞Erra Tarmizi💞
tidak dendam, tapi tidak bisa melupakan
2023-04-07
0
Noviyanti
tidak baik menyimpan dendam, tapi kalau manusia normal pasti sulit melakukannya. apalagi dikhianati dari belakang
2023-03-08
0