Tentu saja Tyas yang mendengar semua itu seperti orang kebakaran jenggot.
"Ali...sini kamu!!" teriak Tyas di siang itu.
Tyas menarik paksa tangan Ali menuju taman belakang.
"Keterlaluan kamu Ali...apa yang kamu rencanakan sebenarnya??" teriak Tyas berapi-api.
"Tyas...Tyas please jangan marah dulu...kami cuma taruhan saja kok, gue sayang sama Sasha lue ngga usah khawatir gue ngianati Sasha..."
"Tolong jangan bilang apa-apa sama Sasha...gue janji jika gue menang taruhan itu gue bakal keluar dari taruhan ini."
Tyas menatap Ali tajam. Sorot mata Tyas seakan ingin memutilasi teman sekelasnya itu.
"Tyas please...jangan memandang gue seperti seorang psikopat gitu!!" kata Ali Wardhana bergidik.
"Awas lue ye...gue pegang kata-kata lue sampai lue ketahuan gue mengkhianati sepupu gue, selesai lue sama gue!!" tunjuk Tyas kedada Ali lalu melangkah pergi.
Ali Wardhana menarik napas sebentar. Siapa seantero sekolah yang tidak mengenal Tyas?? juara karateka pemegang sabuk hitam tingkat propvinsi.
"Aduh...kenapa gue jatuh cinta dengan sepupu si premanwati itu sih?? bisa-bisa ngga selamet hidup gue!!" desah Ali.
"Tapi mau gimana?? gue sudah terlanjur cinta sama Sasha, jangankan hanya tingkat provinsi...mau tingkat duniapun gue hadepin!!" ringis Ali.
Tetapi rupanya ancaman Tyas gampang terlewat di telinga Ali.
Semakin hari karena tuntutan taruhan yang semakin mendekati tanggalnya membuatnya fokus supaya Puji Rina Amalia jatuh hati padanya.
Siang itu Ali yang jadi satu kelompok sama Rina pulang terlambat.
"Rin, kamu belum dijemput??" tanya Ali lembut.
Gadis cantik itu menggeleng sambil matanya sesekali melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Belum Li!!" katanya.
"Bagaimana kalau aku antar saja??" kata Ali.
"Ngga usah nanti ngerepotin kamu!!" kata Rina lagi.
"Kalau untuk gadis secantik kamu, kemanapun kamu mau pergi aku akan mengantarmu!!" kata Ali sambil melancarkan gombalan mautnya.
Rina nampak tersipu-sipu...kentara dari wajahnya yang memerah dadu.
"Ayo!!" kata Ali menarik tangan Rina karena dilihatnya Rina diam tak bergerak.
Sampai di parkiran netra Ali memandang liar kesana kemari takut kepergok Tyas terlebih lagi kepergok Sasha jika dia bergoncengan dengan gadis lain.
Akhirnya mereka berdua pulang berboncengan sore itu menuju rumah Rina.
Hari demi hari hubungan Ali da Rina semakin akrab hingga tiga hari sebelum habis perjanjian taruhan.
"Li, waktu taruhan tinggal tiga hari lagi...kalau kamu tidak bisa juga nembak Rina maka akan maju kandidat penantang selanjutnya!!" kata mereka.
Ali semakin bersemangat untuk menang. Dia bertekad menang taruhan uang sepuluh juta rupiah itu.
Dia ingin membelikan sesuatu untuk Sasha jika dia menang taruhan nanti, pikirnya kelak.
Tetapi Ali tidak memikirkan apa akibatnya dari menang taruhan itu nanti. Sesuatu yang akan membuatnya menyesal hingga keakhir hayatnya kelak.
****
"Ada apa kamu membawaku jalan-jalan ke danau begini, Li??" tanya Rina saat sore sepulang mengerjakan tugas kelompok.
"Aku ada yang mau kusampaikan padamu, Rin!! aku...
Drrttt...ddrrtttt
Belum sempat Ali Wardhana menyelesaikan kata-katanya, suara dering ponsel mengagetkannya.
"Sebentar ya Rin, aku angkat telepon dulu...penting sebabnya." kata Ali lalu agak menjauh dari Rina.
📱"Assalamualaikum..."
Terdengar suara lembut menyejukan hati yang mendengarnya.
📱"Iya sayang, ada apa?"
📱"Jadikah nanti sore kamu menemani aku pergi ketoko bukunya?? kalau tidak bisa aku juga ngga maksa, biar nanti aku pergi sendiri!!"
Ali Wardhana menepuk kepalanya sendiri.
"Aduhhh, aku kan masih di sini rencananya mau nembak Rina, gimana ini ya??" pikirnya.
📱"Sayang...ngga bisakah ke toko bukunya besok aja, besok pasti aku akan mengantarmu!!"
📱"Ya sudah...ngga apa-apa!!"
Terdengar suara kecewa yang ditahan dari seberang sana.
📱"Kamu urus saja dulu masalahmu, ya!! Assalamualaikum!!"
📱"Waalaikum Salam!!"
Ali tau Sasha kecewa padanya...karena dia sendiri yang telah menjanjikan untuk pergi ke toko buku itu tapi dia juga yang mengingkarinya.
"Maafkan aku, Sha...tapi aku janji setelah taruhan ini selesai dan aku keluar sebagai pemenangnya maka aku akan menyudahi perselingkuhan ini.
Ali kembali kepinggir danau. Rina masih menunggu sambil memainkan air danau dengan kakinya.
"Maaf ya Rin, jika kamu lama menunggu." Kata Ali Wardhana.
"Tadi kamu mau ngomong apa ya, Li??" tanya Rina kemudian.
Ali mengatur napasnya dulu. Waktu dia nembak Sasha dia tidak segugup ini karena dia nembak penuh dengan rasa kasih dan cinta di dalam hatinya, tetapi ini berbeda...dia menembak Rina karena demi menang taruhan.
"Aku suka sama kamu, Rin!!" ucap Ali pelan.
Hening...
Tampak Rina sedikit terkejut sampai dia terdiam mendengar perkataan Ali.
"Rin!!" kata Ali memecah keheningan.
"Aku tidak memaksa kamu harus menjawabmya sekarang kok, Rin!!" kata Ali berbasa basi padahal dia sangat butuh jawaban itu agar segera memenangkan taruhan ini.
"Ayolah Rina...jawablah...katakan kamu mau menerima cintaku, please!!" batin Ali penuh harap. Sambil tangannya memegang ponsel yang sudah dia pegang sejak menerima telepon Sasha tadi untuk merekam setiap pembicaraannya dengan Rina yang akan dijadikan bukti kalau dia sudah benar-benar menembak Rina.
Rina tertunduk malu lalu dia menjawab...
"Aku juga suka sama kamu kok, Li!!" kata Rina malu-malu.
"Yes...yes...yes!!" bisik hati Ali bersorak kegirangan.
"Aku menang...aku menang!!" kata hatinya.
"Sungguh Rin??? berarti mulai hari ini kita pacaran??" kata Ali membuat dirinya sesenang mungkin dihadapan Rina.
Rina mengangguk dan tersenyum malu.
*****
"Gimana bro...bro semua?? kalian percayakan bahwa aku dan Rina sudah jadian??" kata Ali saat malam ini berkumpul dengan teman-teman sesama bertaruh.
"Sekarang mana uang taruhan gue??" kata Ali.
"Eits...sabar bosku...kita suda tau pemenangnya adalah eloe tapi kita perlu satu bulan untuk meyakinkan kamu jalan berdua, kencan pokoknya layaknya orang pacaran!!" kata Faisal yang memegang uang taruhan.
"Gile lu...lu pade ye...terus pacar gue mau gue kemanain?? habis bonyok badan gue ditonjok sama sepupunya!!" kata Ali kesal walaupun dia tahu kesepakatan awal yang dibuat memang begitu.
"Kan pacar elu ngga sekolah di sini juga kan??" kata Faisal enteng.
"Ya ngga apa-apalah selingkuh tipis-tipis..." katanya sambil tersenyum.
"Kampret loe...pacar gue sekolah di sini juga hanya beda kelas dengan kita!!" kata Ali.
"Siapa pacar eloe dan kelas berapa??" tanya teman yang lain mulai kepo.
"Namanya rahasia tapi dia di kelas 12 Ips 2." Kata Ali kesal.
"Siapa ya??? mereka mulai heboh.
"Setauku kelas 12 Ips 2 itu tempat kumpulan para preman deh...ngaco loe!!" kata Faisal.
"Terserah loe pade deh...hanya saja setelah sebulan jalan dengan Rina, gue mau uang bagian gue!!" kata Ali Wardhana.
"Beres Li...begitu tugasmu selesai, maka uang langsung kamu terima, CASH..." kata Faisal dan yang lainnya.
*
*
****Bersambung....
Maaf jarang update karena fokus ke novel satunya, guys🙏🙏🙏 tetapi tetap mohon dukungan kalian ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Dina⏤͟͟͞R
ya ampun demi taruhan tega hianati pacar sendiri. laki2 gak ada akhlak
2023-03-22
1
Spyro
Ya ampun demi uang 10jt,, Ali Alii gemes banget deh ah
2023-03-20
0
Spyro
Aduh Ali!! Gombalmu yaa
2023-03-20
0