Tetapi sayang nyawanya juga tidak tertolong dia menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit setelah beberapa jam sempat dirawat.
Dan dari teman yang sempat mendengar dia bicara dalam pingsannya sebelum dia meninggal, Ali hanya menyebutkan satu nama!!
"Ma..af..kan a..ku...Sa...sha!!"
Berita kecelakaan itu telah menggegerkan seluruh sekolah.
Sasha mendengar dari mulut kemulut tetapi yang dia dengar hanya anak kelas 12 Ipa 1 kecelakaan sama pacarnya dan lansung meninggal tetapi dia tidak tau kalau itu pasangan selingkuh Rina dan Ali yang sangat dia benci kini!!
Tyaspun tidak banyak bicara siang sepulang sekolah itu.
"Yas, di kelasmu ada siswa dan siswi yang meninggal kecelakaan ya...kudengar dari anak-anak mereka itu pacaran...kasihan ya!!" kata Sasha.
"Sha...!!" kata Tyas pelan seakan berat untuk mengatakan kejadian yang sesungguhnya pada sepupunya itu.
"Sebenarnya yang meninggal itu..." Tyas berhenti sesaat menjeda kata-katanya.
Melihat sikap Tyas yang seperti itu Sasha mulai tak enak hati melihatnya.
"Yang meninggal itu...Ali dan Rina!!"
JEDARRR...
Bagai tertimbun batu gunung secontainer Sasha jatuh terduduk di parkiran mendengarnya.
Mau dia bilang benci dia memang sangat membenci keduanya, tetapi bukan perpisahan seperti ini yang dia inginkan.
Sebenarnya beberapa hari lalu sebelum kejadian naas itu Ali sempat menemuinya di rumah.
Pemuda itu nekad mendatangi rumah Sasha karena sudah tak kuat menahan kerinduannya pada gadis itu.
Dia sengaja memilih datang kesana di saat Tyas sedang latihan, jika dia datang pas ada Tyas di rumah, bisa bonyok semua dia punya muka dan badan dipukul oleh Tyas.
Awalnya Sasha tidak mau bertemu sama sekali dengan Ali, dia muak melihat wajah orang yang dulu sangat dia cintai tetapi kini berbalik jadi dia benci.
"Sha...ada Ali di teras rumah...temuan sana...seberapa berat masalah kalian, bicarakanlah dengan baik-baik!!" akhirnya ibu Ratna yang ikut campur untuk membujuk Sasha agar mau menemui Ali di luar.
Dengan malas Sasha keluar kamar, rasanya dia enggan bertatapan muka lagi dengan orang yang sangat dibencinya itu.
"Mau apa lagi kamu?? masih kurang puas kamu berbohong di belakangku??? dasar mesum...dasar pengkhianat...!!" ucap Sasha dingin.
Ali tertegun tak menyangka mendapatkan kata-kata seperti itu dari seorang Sasha yang baik dan lembut.
Tapi Ali sadar, dia dan Rina lah yang membuat riak di hati Sasha yang tenang, kini berubah menjadi seperti merapi yang siap menumpahkan lahar panasnya kapan saja.
Tatapan mata Sasha yang dingin terus menusuk hingga ke relung hatinya membuatnya menundukan wajah tak berani bersitatap dengan pemilik mata itu.
"Apa yang mau kamu katakan, cepatlah saya tidak punyak banyak waktu untuk melayani manusia tukang bohong sepertimu karena bagi saya kejujuranmu adalah untuk menutupi semua kebohonganmu."
"Seandainya ibu tadi tidak memaksa...malas saya melihat wajahmu lagi!!" ucap Sasha jujur.
"Aku kini sudah berubah menjadi saya??" batin hati Ali berucap dengan rasa nyeri.
"Harga semahal inikah yang harus aku bayar untuk sebuah pengkhianatan??" hati Ali bergumam lirih.
"Aku terima salah Sha, aku kesini bukan lagi mau meminta maaf padamu...karena aku tau akulah yang telah membuat hatimu jadi membatu, aku kesini pertama karena aku kangen sama kamu, kedua aku mau pamit sekalian sama kamu, aku mau pindah sekolah ke Surabaya meneruskan setengah semester di sana...karena aku tau kehadiranku di sekolah membuatmu terus menerus tersiksa...jadi aku memutuskan untuk mengalah pergi dan menghilang dari pandangan matamu, selamanya!!"
Ali menjeda ucapannya sesaat. Ada rasa yang menyesak di dadanya mengucapkan semua itu. Baru sasha lah yang dia beri tau tentang rencana kepindahannya, bahkan Rinapun tak tau.
Dia berniat untuk bicara baik-baik pada Rina untuk memutuskan hubungan mereka.
Dilihatnya Sasha nampak termenung sesaat tetapi si gunung es itu tetap tak bergeming jadi Ali memutuskan untuk melanjutkan ucapannya.
"Dengan pindahnya aku, maka kamu akan merasa lebih tenang, Sha...tetapi di manapun aku berada, aku akan tetap selalu mendoakanmu, semoga Sasha yang aku cintai selalu bahagia."
Ali tak mampu meneruskan lagi ucapannya, hatinya terasa sesak karena sedari tadi berusaha menahan air yang akan jatuh dari matanya.
"Aku pulang Sha, jaga dirimu baik-baik ya baby...aku pasti akan selalu merindukanmu di tempatku yang baru nanti...sampaikan juga permohonan maafku pada tante dan om...aku juga mengucapkan terima kasih karena kamu masih mau menemuiku yang penuh kedustaan ini...aku pulang ya, salam buat tante dan om...Assalamualaikum.
Lalu Ali berbalik, di situlah Sasha melihat bahu Ali bergetar sesaat kemudian dia naik keatas motornya lalu tanpa menoleh lagi berlalu pergi.
Padahal sepanjang perjalanan itu air mata yang sudah dia tahan sejak tadi, bongkahan sebesar gunung yang tadi menyesakan dadanya, luruh sudah.
Air mata perpisahan dengan gadis yang masih sangat dia cintai terus menerus mengalir dari matanya kemudian mengering sendiri tertiup angin.
"Inikah rasa sakit yang dialami Sasha saat melihatku dengan Rina waktu itu?? inikah juga rasa sakit akibat di acuhkan dan di benci?"
****Flashback off******
Yusuf berjalan keluar kelas. Di luar kelas dia berselisihan dengan Ramlah dan Fauziah.
"Kalian berdua temannya Sasha waktu itu kan??" tanya Yusuf Darmawan menatap pada keduanya.
"Ooh, Yusuf...iya kami berdua yang waktu itu menemani Sasha.!!" jawab Fauziah sementara Ramlah hanya diam saja.
Yusuf menatap keduanya lalu dia menoleh kearah Sasha yang kembali melanjutkan lamunannya di pojok jelas.
"Aku bisa minta tolong pada kalian berdua??" tanya Yusuf pada keduanya.
"Jangan biarkan teman kalian itu sendirian...jiwanya sangat labil ditakutkan karena jiwanya yang kosong akan memudahkan sesuatu masuk kedalam tubuhnya, kalian mengerti maksudku kan??" kata Yusuf Darmawan pada Fauziah dan Ramlah.
"Aku tadi datang kemari karena mengkhawatirkan keadaannya, tapi syukurlah dia sudah baik-baik aja!!" kata Yusuf.
Lalu Yusuf Darmawan berlalu setelah sebelumnya dia melihat gadis manis itu dan sang body quard tak kasat mata yang selalu dengan setia duduk menemani di sampingnya.
"Sha...kami bawakan kue untukmu!!" kata Ramlah menyodorkan beberapa potong kue basah lalu nyosor duduk di bangku yang masih diduduki oleh Ali.
"Apa sih cewek ini...ganggu acara gue memandang wajah Sasha aja!!" Ali berdiri lalu menoyor kepala Ramlah kesal.
Ramlah memandang sekeliling agak merinding.
"Kamu kenapa Lah??" tanya Fauziah melihat temannya yang mengedarkan matanya berkeliling.
"Anu...seperti ada yang menoyor kepalaku tadi!!" kata Ramlah.
"Ah...paling juga angin...kamu tuh kekenyangan kebanyakan makan soto di kantin tadi!!" kata Fauziah.
*
*
****Bersambung....
Apakah roh Ali sekarang sudah bisa menyentuh sesuatu??
Jangan lupa mampir di novelku yang baru ini ya reader...dan ikuti terus petualangan demi memperoleh permohonan maaf oleh Ali Wardhana pada sang pujaan hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
💞Erra Tarmizi💞
jadi ikutan mewek😭😭😭
2023-04-07
0
Spyro
Selamanyaa..... beneran selamanya yaa..
2023-03-20
0
Nasir
Duhhh sedih juga saat Ali mendatangi Sasha.
2023-03-15
1