"Mohon maafmu, Sha...tapi aku juga cinta dan sayang sama Ali walaupun aku sekarang tau bahwa aku hanya dijadikan pacar taruhannya, tetapi justru kejujurannya itu yang membuatku tak bisa marah padanya dan semakin mencintainya." batin Rina.
Semakin hari Ali semakin lengket sama Rina, begitu pula pertemanan Rina, Tyas dan Sasha.
Sungguh pandai Ali dan Rina menyembunyikan tentang hubungan cinta segi tiga mereka kepada Sasha yang polos dan lugu itu yang tetap menganggap keduanya hanya pacaran sebatas taruhan, padahal sesungguhnya hubungan mereka berdua sudah menjadi pacar benaran.
Ali merasa asyik dengan Rina karena mereka berdua nyambung jika ngobrol sedangkan Ali merasa nyaman dengan Sasha karena kelembutan dan perhatian gadis lugu itu.
Ibarat rasa asyik dan rasa nyaman itu sudah menjadi bagian dari kehidupan Ali.
Tapi sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga, sepintar-pintarnya Ali dan Rina menyimpan perselingkuhan mereka akhirnya ketauan juga, pas Sasha sendiri yang menyaksikan siaran live Ali dan Rina berciuman dan berpelukan di dalam gudang belakang sekolah.
Sebenarnya itu semua ketahuan karena ulah dari Tyas. Dia sudah lelah menyembunyikan perselingkuhan Ali dan Rina dari sepupunya, sedangkan si sepupu ini selalu tidak percaya jika Tyas hanya bicara tanpa bukti.
Siang itu jam terakhir pelajaran kosong. Guru bahasa Indonesia sedang rapat dan murid-murid disuruh belajar sampai bel pulang berbunyi.
Tyas melihat Ali mengajak Rina keluar kelas. Karena curiga diikutilah kedua sejoli yang sedang di mabuk asmara ini oleh Tyas.
"Mereka berdua itu mau kemana ya?? ini kan jalan menuju kegudang tua di belakang sekolah.
Karena instingnya merasa ngga enak, dikirimlah pesan oleh Tyas pada Sasha agar datang ke gudang belakang sekolah, penting!! begitu kata Tyas.
Dan insting Tyas ternyata benar. Ali dan Rina masuk kedalam gudang tua dan bersembunyi di tumpukan kotak kardus.
Begitu masuk keduanya langsung berpagutan dan berciuman. Semakin lama ciuman semakin panas. Dari yang awalnya hanya sekedar ciuman pipi dan bibir lalu kegiatan berlanjut keadegan re*mas mere*mas.
Tyas dengan sigap memasang kamera dan memvideokan ulah mereka, tanpa ketiganya sadar bahwa Sasha sudah ada dibelakang Tyas dan ikut menyaksikan siaran langsung itu.
"Sasha!!!" pekik Tyas kaget.
Dan bukan hanya Tyas saja yang kaget, kedua sejoli yang sedang direkam oleh Tyas kelakuan bejat merekapun ikut kaget dan cepat-cepat merapikan baju mereka.
Si gadis imut dan polos itu berdiri terpaku dan membatu di tempatnya tak bisa bicara. Hanya air matanya yang turun deras membasahi kedua pipinya yang kemerahan menahan luapan emosinya.
"Dasar pengkhianat...." hanya itu ucapan yang keluar dari mulutnya lalu dia berlari meninggalkan tempat terkutuk itu.
Ali ingin mengejar Sasha tetapi dicegah oleh Tyas.
"Mau kemana kalian pasangan mesum??" tanya Tyas menyeringai.
"Apa maksudmu, Tyas??" bentak Ali tak terima dikatakan pasangan mesum.
"Jangan coba-coba kamu dan kamu mendekati Sasha lagi, jauhi dia dan jangan lagi kalian berbuat mesum di sekolah ini, terserah jika kalian ingin melakukannya di luar sana aku tak peduli, karena di sini ada sepupuku Sasha yang harus kujaga hatinya, jika kalian melanggarnya...video syur kalian ini akan kusebar kesatu sekolah...supaya kalian bisa merasakan sakit yang diderita oleh sepupuku akibat ulah manusia ular seperti kalian!!" kata Tyas menyeringai dingin.
"Dan mulai sekarang Ali, hubungan pertemanan kita putus...aku juga akan mengatakan semua yang kalian lakukan pada budeku, ibunya Sasha."
"Yas...." kata Ali gemetar begitu pula dengan Rina karena dia sama sekali tak mengetahui bahwa Tyas dan Sasha itu bersepupu berarti banyak sudah yang diceritakan Tyas pada Sasha tentang kecurangan mereka yang mengatakan pada Sasha bahwa mereka hanya sekedar pacar taruhan.
Lalu Tyas melangkah meninggalkan Ali yang terduduk di antara kotak kardus menyesali perbuatan yang telah dia lakukan.
Dia memang sudah lupa pada niatnya semula hanya menjadikan Rina pacar bohongan.
Pesona gadis blasteran itu begitu membius jiwa dan raganya.
Pemuda seusianya yang sedang mengalami masa puber selalu berusaha mencari hal yang baru dan menantang.
Bukan hanya sekali ini dia dan Rina melakukan hal seperti tadi, mereka sudah sering melakukannya walau hanya sebatas itu, tidak lebih.
"Ayo Li, kita kembali ke kelas." Kata Rina lemas.
Di dalam kelas masih sama anak-anak pada ngobrol sendiri.
"Santi, bangku di sebelah lu itukan kosong...gue pindah kesebelah lu ya...jijik gue ada ulat bulu di bangku gue!!" kata Tyas lalu mengambil tasnya dan pindah jauh ke sampimg Santi.
Awalnya Rina dan Tyas satu meja tetapi karena Tyas sudah terlanjur membenci Rina, Tyas pindah kebangku yang lain.
Ali dan Rina termangu melihat Tyas menjauhi tempat duduk mereka seolah memang benar-benar jijik pada keduanya.
Tyas gadis yang cerdas dan gaul...tak sulit baginya untuk berteman dan pindah duduk kemana yang dia inginkan.
Berbeda dengan Rina, dia tergolong cewek yang hanya menang tampang dan juga kantong...tetapi otaknya kosong!! selama ini Tyas lah yang banyak membantunya dalam segala hal.
Seperti biasa sepulang sekolah Sasha menunggu Tyas di parkiran. Karena Tyas suka ngebut-ngebutan, ayahnya melarang keras dia membawa motor sendiri hanya boleh ikut dengan Sasha saja.
Ali melewati Sasha yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Ingin rasanya dia bersimpuh di kaki kekasih yang selalu dia sakiti hatinya dengan segala kebohongannya itu.
Tetapi begitu melihat Ali, Sasha melangkah kearah lain sambil menerima telepon seolah menghindari Ali.
"Sha, maafkan aku!!" bisik Ali lirih. lalu menuju ke motornya.
Sasha berusaha untuk baik-baik saja walaupun kadang kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Di situlah awal kebenciannya pada Ali dan Rina.
Sasha Hafiza memiliki hati yang sangat lembut dan penyayang itulah yang membuat Ali merasa nyaman ada di dekatnya, berbeda dengan Rina yang meletup-letup seperti bara api.
Tetapi siapa sangka di balik sisi lembut itu ada sisi pembenci dan pendendam di dalam dirinya. Sisi itu tak akan keluar jika tidak ada yang mengusiknya.
Ternyata Ali dan Rina sudah mengusik sisi itu dari dalam hati Sasha. Bagi orang seperti Sasha, sekali salah tetap salah....sekali pengkhianat tetaplah akan menjadi seorang pengkhianat, dan hukuman bagi seorang pengkhianat hanya satu, "MATI."
Sekarang kebencian bukan hanya dari Sasha tapi juga dari Tyas.
Ali memandang Sasha dari kejauhan yang sedang mengobrol dengan Tyas. Ingin rasanya dia mendatangi mereka memohon maaf atas kesalahan yang telah dia lakukan.
*
*
****Bersambung....
Sekali berbohong maka akan melahirkan kebohongan-kebohongan selanjutnya.
Jangan lupa dukungannya di novel baruku ini ya reader tercinta...terima kasih🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
bung@ter@t@i
ikutan sakit sha
2023-11-07
0
teti kurniawati
maaf baru bisa mampir. Satu iklan mendarat😊
2023-07-11
0
Zenun
dasar kau Ali...
2023-05-11
0