Yusuf Darmawan sedikit maju mendekat untuk melihat makam siapa yang sedang ditangisi oleh wanita yang berjongkok di depannya.
Karena tampaknya makam itu masih baru, tanah kuburannya saja masih merah dan basah.
"Mbak..." tegur Yusuf Darmawan sedikit meninggikan suaranya supaya bisa mengalahkan suara hembusan angin yang cukup kencang.
Panggilan pertama tidak menoleh, lalu panggilan kedua pun di abaikan, saat Yusuf akan melakukan panggilan ketiga perempuan yang berjongkok itu menoleh.
"Astagfirullahaladzim..."
Yusuf Darmawan melompat mundur melihat siapa yang tengah berjongkok di depannya.
Sosok berbaju putih itu menoleh. Tampak wajahnya penuh darah yang terus mengucur dari luka di dahinya yang robek besar.
Pipinya lebam-lebam penuh goresan dan kulit kepala di atas telinga kirinya tampak terkelupas juga mengeluarkan banyak darah...belum lagi tangan kirinya yang hampir terlepas dari persendiannya.
"Rina Amalia?? kamu kah itu??" desis Yusuf.
Dia sama sekali tidak takut dengan sosok penuh darah itu karena dia juga sudah pernah melihat sosok penuh darah dari Ali Wardhana tempo hari.
Mengapa kamu menangisi makammu sendiri, Rina??" suara Yusuf yang lembut membuat Rina berhenti terisak.
Pakai saja wajahmu seperti semasa kamu hidup dulu, Rina...tidak usah menampakan wajah penuh darahmu begitu!!" kata Yusuf.
Tak lama Rina berubah persis seperti dia saat memakai seragam sekolah.
"Kamu bisa melihatku, Suf??" kata Rina sedih.
"Aku bisa melihatmu dan juga bisa melihat Ali..." kata Yusuf.
"Aku sedih Suf, Ali meninggalkankan aku sendirian di sini, aku takut juga kesepian...mamiku setelah aku meninggal langsung pulang ke Australia karena mami teramat sedih saat aku pergi."
"Ali sibuk mengikuti Sasha dan dia tidak mau aku mengikutinya lagi!!" kata gadis blasteran Australia Indonesia itu.
"Mengapa kamu belum pergi??" tanya Yusuf.
"Aku sama halnya dengan Ali, aku tidak bisa pergi sebelum mendapat maaf dari seseorang yaitu Sasha."
"Dia begitu membenci kami berdua, Suf!!! aku tau aku memang pantas dibenci, aku tau dia memcintai Ali tapi aku terus menggoda Ali bahkan berbuat yang tidak semestinya kami lakukan." Kata Rina pelan.
"Suf...Yusuf....ayo kita pulang!! teriak ayah Yusuf dari makam dua blok di sebelahnya.
Yusuf menoleh kearah ayahnya, begitu dia menoleh kearah arwah Rina, arwah itu sudah hilang dari pandangan Yusuf.
Yusuf segera bergegas pergi menemui ayahnya lalu mereka kembali pulang ke rumah mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh dari makam itu.
"Kamu melihatnya??" tanya pak Wiryo ayah Yusuf.
"Melihat apa, yah??" tanya Yusuf pura-pura tidak tau.
"Ayah tau gadis yang bersimpuh di depan makamnya sendiri tadi itu teman kamu kan??" kata pak Wiryo.
Yusuf hanya terdiam mendengar perkataan ayahnya.
"Jika kita bisa membantu, bantulah...agar mereka bisa memuluskan perjalanannya." Kata pak Wiryo.
Sebenarnya pak Wiryo dan Yusuf sama-sama bisa melihat setiap mahluk tak kasat mata yang ada di sekitar mereka, sangking seringnya melihat mereka terkadang Yusuf dan pak Wiryo sampai tidak bisa membedakan mana yang manusia dan mana yang bukan.
"Masalah mereka itu masalah rumit, yah!!" kata Yusuf pelan.
"Pasti masalah cinta kan??" kata pak Wiryo lagi.
"Nah itu ayah tau!!" jawab Yusuf Darmawan.
"Apa ada hubungannya dengan salah satu dari tiga gadis teman sekolahmu tempo hari??" kata pak Wiryo lagi.
"Iya yah...bagaimana ayah bisa tau??" tanya Yusuf.
"Sosok pemuda seusiamu yang berbaju putih penuh noda darah itu terus menerus menatap sedih pada gadis yang pingsan tempo hari." Kata pak Wiryo.
"Iya yah, dia pacar gadis itu yang telah berselingkuh lalu meninggal kecelakaan bersama selingkuhannya dan sekarang mereka berdua belum bisa pergi dengan tenang karena belum mendapat maaf dari gadis yang pingsan itu!!" jawab Yusuf Darmawan.
Pak Wiryo tampak menarik napas panjang.
"Terkadang gaya berpacaran anak muda zaman sekarang ini sungguh memprihatinkan!!" jawab pak Wiryo.
"Itulah sebabnya ayah ingin kamu tidak usah berpacaran...ta'aruf saja begitu mendapatkan pasangan yang cocok maka menikahlah agar jauh dari perbuatan zinah dan perbuatan dosa." Kata pak Wiryo.
"Iya ayah...!!" kata Yusuf dengan patuhnya.
*******
"Sha....ibu bisa minta tolongkah??" tanya ibu Ratna.
"Tolong apa bu, kata Sasha sambil meringkasi buku-buku pelajarannya.
"Ibu minta belikan bumbu penyedap di warung bu Kirno, tanggung masakannya ibu tinggal sedikit lagi selesai, seandainya ada Tyas ibu bisa minta tolong dia untuk membelinya, ini Tyas belum pulang latihan."
"Ngga apa-apa bu, Sasha aja lagian ini juga baru pukul 7 malam kok belum malam banget." Kata Sasha.
"Makasih ya nak, itu uangnya ada di atas kulkas!!" kata ibu Ratna sambil terus mengaduk masakannya.
Saat dilihatnya Sasha mau berjalan kaki, ibu Ratna langsung bertanya, "kamu tidak naik motor saja?? di tikungan dekat rumah kita itu agak gelap lho..." kata ibu Ratna.
"Ngga apa-apa bu, tenang aja..." kata Sasha.
Sasha berjalan sambil bershalawat. Awalnya dia tidak merasakan perasaan apapun. Tetapi tepat di samping pohon randu besar dekat persimpangan, netranya menangkap ada bayangan putih yang melintas dan hilang di ujung semak-semak. Tapi Sasha tetap berpikir positif saja dan meneruskan langkahnya karena pada dasarnya Sasha itu bukan gadis yang penakut.
Dia tetap berjalan menuju warung untuk membeli bumbu penyedap masakan ibunya.
Setelah selesai dia melangkah pulang menuju rumah.
Tetapi persis seperti tadi, tepat di dekat pohon randu besar itu dia bukan lagi melihat bayangan putih melintas tetapi dia benar-benar ada seorang gadis berbaju putih berambut ombak sebahu sedang duduk di akar pohon randu yang besar.
Sasha memperhatikan sosok itu tak berkedip, kebetulan cahaya bulan menyelusup diantara celah dedaunan pohon randu yang rimbun.
Dia tidak bisa maju dan tidak bisa mundur kembali, maka Sasha berinisiatif untuk menghadapinya. Mau itu manusia atau itu hantu maka Sasha mencoba untuk menguatkan diri.
Sosok itu duduk sambil menangis di atas akar pohon randu sambil menutup wajahnya.
"Siapa kamu??? menyingkir dari hadapanku!!" kata Sasha.
Tiba-tiba si gadis berbaju putih berambut ombak sebahu itu membuka tangan dari wajahnya.
Seperti yang dilihat Yusuf tadi sore, sosok itu memperlihatkan wujud aslinya yang penuh dengan darah.
Awalnya Sasha terkejut. Dan bohong jika dia tidak merasa takut pada sosok itu tetapi lama ditatapnya sosok itu yang makin lama membentuk satu wajah yang teramat dibencinya, langsung bentakan Sasha menggelegar memecah keheningan di sekitar tempat itu.
"Mau apa lagi kamu, Rina??? belum puas semasa hidup kamu dan Ali menyakiti hatiku?? dan sekarang setelah matipun aku mau menakut-nakuti aku??" bentak Shasa.
*
*
**** Bersambung....
Hayo siapa yang punya keberanian membentak hantu seperti Shasa😁😁
Jangan lupa mampir, baca, like, komen, vote, favorit dan rate nya ya reader tercinta...terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Zenun
hantu di bentak
2023-06-15
0
Spyro
Keren , hantu dibentak2 😂
2023-03-20
0
Noviyanti
wkwk.. aku mah pingsan sha
2023-03-01
0